Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat
berpengaruh diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta perkembangan.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Hygiene Personal
adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa fungsi seperti mandi, toileting,
hygiene tubuh umum dan berhias.
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi tindakan
hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu dalam
lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien. Dengan
mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam meningkatkan
kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan (dalam Perry & Potter,
2005). Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.Hal initerjadi
karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (dalam Tarwoto & Wartonah
2006).
Pemenuhan personal hygiene yang baik sangat bermanfaat bagi seseorang. Manfaat yang
bisa dirasakan antara lain, meningkatkan derajat kesehatan orang, memelihara kebersihan diri
seseorang, pencegahan penyakit, meningkatkan kepercayaan diri seseorang, menciptakan
keindahan. Pemenuhan kebersihan di dalam negara Indonesia masih 75% karena masih
banyak yang belum melakukan personal hygiene tersebut dalam penerapan kesehatannya.
Hygiene meliputi perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, rongga mulut, dan hidung, mata,
telinga, dan area genetalia. Sangat penting bagi perawat untuk mengetahui dengan tepat
berapa banyak bantuan yang diperlukan oleh klien dalam melakukan perawatan hygienes.
1

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/ lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bagaimanakah konsep personal Hygiene ?


Bagaimanakah perawatan Rambut ?
Bagaimanakah perawatan mulut (oral Hygiene) ?
Bagaimanakah perawatan perawatan pasien memandikan ?
Bagaimanakah perawatan kuku ?
Bagaimanakah menyiapkan tempat tidur ?

1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui pengertian konsep personal hygiene


Mengetahui bagaimana perawatan Rambut
Mengetahui bagaimana Perawatan Mulut (Oral Hygiene)
Mengetahui bagaimana perawatan pasien memandikan
Mengetahui bagaiamana perawatan kuku
Mengetahui bagaimana menyiapkan tempat tidur

BAB II
PEMBAHASAN
2

2.1 Konsep Personal Hygiene


A. Pengertian personal hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut beberapa ahli :
1. Efendy
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006)
2. Depkes
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
3. Nurjannah
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias,makberhias,makan,toileting)
4. Poter. Perry
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah Suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 ) Jika seseorang sakit, biasanya
masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
3

mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang selalu berusaha
supayapersonal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan. Kebersihan dan kerapian sangat
penting dan diperlukan agar seseorang disenangidan diterima dalam pergaulan, tetapi juga
karena kebersihan diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.

B. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene


1. Body Image
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh
ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika
seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan
tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah
akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harusmembuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
2. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik
hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan
air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.
3. Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan
yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus
menentukan jika penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social
yang dipraktikkan oleh kelompok social klien.
4. Pengetahuan

Pengtahuan

tentang

pentingnya

hygiene

dan

implikasinya

bagi

kesehatan

mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.
Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran
tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran
praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mengurangi resiko kesehatan
dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang perlu.
5. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda
pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi,bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.
Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

7. kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene
pribadi.

C. Macam-macam Tipe personal hygiene


1. Kepala
Botak/alopesia
Ketombe
Berkutu
Adakah eritema
Kebersihan
2. Mata
Apakah sclera ikterik
Apakah konjungtiva pucat
5

Kebersihan mata
Apakah gatal/mata merah
3. Hidung
Adakah pilek
Adakah alergi
Adakah pendarahan
Adakah perubahan penciuman
Kebersihan hidung
Bagaimana membrane mukosa
Adakah septum devisi
4. Mulut

Keadaan mukosa mulut


Kelembapannya
Adakah lesi
Kebersihan

5. Gigi

Adakah karang gigi


Adakah karies
Kelengkapan gigi
Pertumbuhan
Kebersihan

6. Telinga
Adakah kotoran
Adakah lesi
Bagaimana bentuk telinga
Adakah infeksi
7. Kulit

Kebersihan
Adakah lesi
Keadaan turgor
Warna kulit
Suhu
Teksturnya
Pertumbuhan bulu

8. Kuku tangan dan kaki


Bentuknya bagaimana
Warnanya
Adakah lesi
Pertumbuhannya
9. Genetalia
6

Kebersihan
Pertumbuhan rambut pubis
Keadaan kulit
Keadaan lubang uretra
Keadaan skrotum, testis pada pria
Cairan yang dikeluarkan

10. Tubuh secara umum


Kebersihan
Normal
Keadaan postur

D. Tujuan perawatan Personal Hygiene


a) Memandikan Derajat seseorang
b) Memelihara kebersihan diri seseorang
c) Memperbaiki Personal Hygiene yang kurang
d) Pencegahan penyakit
e) Meningkatkan percaya diri seseorang
f) Menciptakan keindahan

2.2 Perawatan Rambut


A. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan menyisir rambut.
Rambut perlu disikat atau disisir setiap hari untuk tetap sehat. Banyak pasien mampu
bangun dari tempat tidur dan menyisir rambut mereka, atau menyisirnya di tempat tidur. Bila
pasien tidak dapat menyisir atau menyikat rambutnya, perawat atau anggota keluarga perlu
melakukannya, sedikitnya sekali sehari.
Pencucian rambut umumnya bergantng pada bermnyaknya rambut dan kebiasaan
pasien. Pasien yang lama dirumah sakit, perlu melakukan pencucian rambut. Pasien yang
mampu mandi sendiri dapat juga mencuci rambut mereka. Pasien lain mungkin mampu
duduk di kursi di depan bak cuci. Perawat atau kerabat pasien kemudian dapat mencucikan
rambut mereka.

Beberapa pasien tidak mampu bangun ataupun mencuci rambut sehingga perawat
melakukannya di tempat tidur. Mintak pasien untuk bergerak memdekatin tepi tempat tidur,
dan disediakan sampo dan dua baskom air. Tempatkan sayu handuk di bawah kepala dan
bahu pasien untuk mencegah tempa tidur basah. Basahi rambut, berikan sampo dan cuci,
mesase kulit kepala dengan jari- jemari anda, kemudian bilas rambut, keringkan dengan
rambut bersih, dan sisir untuk mencegah kekusutan.
Mempertahankan kebersihan dan kerapihan rambut, yang meliputi menyisir dan
mencuci rambut serta memasang kap ku
B. Tujuan
1. Menghilangkan Mikroorganisme kulit kepala
2. Menambah rasa nyaman
3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
4. Memperlancar system peredaran darah di bawah kulit
C. Alat dan Bahan
1. Handuk
2. Perlak dan pengalas
3. Baskom berisi air hangat
4. Sampo atau sabun dalam tempatnya
5. Kasa dan kapas
6. Sisir
7. Bengkok
8. Gayung
9. Ember kosong
10. Sampiran
11. Celemek untuk petugas
12. Alat pengering rambut
13. Sarung tangan bersih
14. Talang untuk mengalirkan air
D. Prosedur Kerja
1. Fase Orientasi
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
Menjelaskan langkah prosedur
Melakukan kontrak waktu dan menanyakan persetujuan klien
Menjaga privasi klien
2. Fase Kerja
Memakai celemek dan handscoen
Menyiapkan pasien; menutup badan klien dengan selimut mandi
Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur
Mengangkat bantal dari kepala klien
Meletakkan perlak dan handuk dibawah kepala klien
8

memasang plastic talang dari bawah kepala, kesamping bawah menuju ember

dan meletakkan ember diatas kain pel


Menutup dada dengan handuk sampai leher
Menutup mata klien dengan kassa lembab dan lubang telinga dengan kapas
Menuangkan air pelan-pelan dari pangkal sampai keseluruh rambut
Memberi shampoo sampai ke seluruh rambut
Memijit kulit kepala dan menggosok sampai berbusa
Memutar kepala pada sisi yang lain agar semua kulit kepala bersih, dan

menambah air bila perlu


Menuangkan air hangat secukupnya diatas rambut untuk membilas rambut
dan kulit kepala
Menggesek rambut diantara jari-jari untuk memastikan bahwa rambut benar

benar bersih
Memperhatikan kelelahan klien
Melepas talang
Mengeringkan rambut, telinga, leher dan wajah dengan handuk
Membungkus kepala dengan handuk
Jika handuk dibawah kepala klien basah/lembab, diganti dengan yang kering
Melepas perlak dan selimut mandi
Membantu klien duduk jika memungkinkan
Menyirir rambut, mengeringkan rambut dengan alat pengering rambut (jika

ada)
Membereskan alat, memasang kembali selimut dan membantu klien ke posisi
yang nyaman.
3. Fase Terminasi
Evaluasi respons klien terhadap tindakan
Cuci tangan
Dokumentasikan intervensi yang telah dilakukan, termasuk shampoo,
keadaan rambut, kulit kepala serta reaksi klien.
2.3 Perawatan Mulut (Oral Hygiene)
Mulut yang sehat meliputi kebersihannya, kenyamanan dan kelembabannya. Perawatan
mulut bertujuan untuk mencegah mulut dari penyakit dan kerusakan gigi. Klien yang dirawat
lama dirumah sakit jarang sekali mendapat perawatan kebersihan mulut yang optimal.
Idealnya klien merawa mulut secara rutin setiap kali sesudan makan, mandi dan bangun tidur
Merawat gigi dan mulut meupakan tindakan keperawatan yang dilakukan klien yang
dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau

dengan bantuan perawat. untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut
dan gigi secara mandiri harus di bantu sepunuhnya oleh perawat.
A. Pengertian
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran/sisa makanan dengan
menggunakan kain kassa atau kapas yang dibasahi air bersih.
B. Tujuan
1. Mencegah timbulnya infeksi baik setempat maupun penularan melalui mulut
2. Menghindarkan bau mulut
3. Menghindarkan perasaan segar dan senang pada pasien
4. Melaksanakan kebersihan perorangan
5. Mempertinggi daya tahan tubuh
C. Alat dan Bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi
a) Air masak/ NaCl
b) Obat kumur
c) Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikt gigi dan pasta gigi
D. Prosedur Kerja
Lihat catatan keperawatan
Persiapkan alat
Cuci tangan
1. Fase orientasi
Ucapkan salam
Jelaskan tujuan prosedur dilakukan tindakan serta kontrak waktu
2. Fase kerja
Atur posisi dengan cara miringkan kepala pasien dan bentangkan perlak serta
alasnya dibawah dagu
Letakkan bengkok besar didekat pipi pasien
a. Berikan air kepada pasien untuk berkumur
b. Tampung air bekas kumur-kumur pada bengkok
a. Berikan kesempatan pada klien untuk menyikat giginya sampai bersih, jika telah
selesai berikan air bersih untuk berkumur kembali
b. Letakkan sikat gigi pada gelas yang telah kosong
10

c.Pada pasien dengan penurunan kesadaran (tidak mampu menggosok gigi).


Buka mulut pasien, tangan kiri menekan lidah pasien denga tongue spatel/sudip
lidah, kemudian dengan tangan kanan menjepit deppers dengan pinset, lalu
dicelupkan kedalam NaCL dan diperas sedikit
Bersihkan rongga mulut seluruhnya sampai bersih mulut dari langit-langit, gigi
bagian dalam kebagian luar, gusi, lidah
Apabila pasien mengalami stomatitis oleskan beraks gliserin pada bagian yang sakit
dengan menggunakan lidi kapas
Bersihkan bibir dengan deppers yang telah dicelupkan kedalam NaCl
Oleskan boraks gliserin secukupnya pada bibir dengan menggunakan lidi kapas
Angkat bengkok yang berisi, deppers, lidi kapas, tisu dan pinset yang kotor
Bersihkan daerah sekitar mulut dengan tisu
Angkat peralak dan alasnya dan letakkan di rak
Rapikan pasien

3. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
a. Rapikan alat-alat (membawa ke tempat cucian untuk dibersihkan dan di
kembalikan ke tempat masing-masing)
b. Cuci tangan
Dokumentasikan

2.4 Memandikan Pasien Di Tempat Tidur


A. Pengertian
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara
dengan cara memandikan di tempat tidur.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Menjaga kebersihan tubuh.


Mengurangi infeksi akibat kulit kotor.
Memperlancar sistem peredaran darah.
Menambah kenyamanan pasien.

C . Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Baskom mandi dua buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat.
Pakaian pengganti.
Kain penutup.
Handuk besar.
Handuk kecil untuk mengeringkan badan.
Sarung tangan pengusap/waslap.
11

7. Tempat untuk pakaian kotor.


8. Sampiran.
9. Sabun.
D. Prosedur Kerja
1. Fase Pre Interaksi
Lihat kembali rencana memandikan.
Cuci tangan.
Siapkan alat.
2. Fase Orientase
Ucapkan salam dan jelaskan tujuan dan prosedur dilakukan tindakan, serta
kontrak waktu.
3. Fase Kerja
Tinggikan tempat tidur jika perlu.
Tutup pintu dan sampiran.
Ganti selimut dengan selimut mandi.
Tinggalkan baju klien.
a. Cuci bagian muka, telinga, leher.
b. Letakkan handuk dibawah kepala klien.
c. Bersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar menggunakan waslap, dan
tidak diberi saabun.
d. Penggunaan sabun muka disesuaikan dengan kebiasaan klien, kemudian
dibilas dan dikeringkan.
e. Bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan sabun.
f. Bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun.
Cuci lengan klien :
a. Letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh dari perawat dan
meninggikan lengan dengan cara memegang bagian siku, kemudian mencucii
lengan dari pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air bersih lalu
dikeringkan.
b. Ulangi lagi untuk tangan yang lain.
c. Mencuci dada dan perut klien.
d. Miringkan klien kea rah membelakangi perawat, lalu letakkan handuk besar

a.
b.
c.

melintang di bawah punggung klien.


e. Kembalikan klien pada posisi supine.
f. Turunkan selimut mandi hingga batas atas pubis.
g. Cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan sabun.
h. Bilas dada dan perut dengan air bersih, setelah selesai dikeringkan.
Mencuci punggung
Miringkan pasien membelakangi perawat.
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung sampai pantat.
Message punggung dapat dilakukan pada tahap ini.
a. Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian tulang.
b. Jika terdapat luka decubitus, oleskan antiseptic.
12

Mencuci kaki
a. Membuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari bagian kaki yang terjauh dari
b.
c.
d.

a.
b.
c.
d.

perawat)
Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuci.
Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan.
Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama.
Mencuci genitalia
Buka selimut mandi hingga di daerah pubis.
Atur klien pada posisi litotomi
Cuci organ genital dengan sabun, bilas dengan air bersih dan keringkan.
Kembalikan pada posisi supinasi.
Bantu klien memakai baju bersih

4. Fase Terminasi
Rapikan alat
Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Ucapkan salam
Cuci tangan
Dokumentasikan
2.5 Perawatan Kuku
A. Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku sendiri.
B. Tujuan
1. Menjaga kuku.
2. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
C. Alat dan bahan
1. Alat pemotong kuku/gunting kuku.
2. Handuk.
3. Baskom berisi air hangat.
4. Bengkok/nierbekken.
5. Sabun.
6. Kapas.
7. Sikat kuku.
D. Prosedur Kerja
1. Fase Pre Interaksi
Lihat catatan keperawatan.
Persiapkan alat.
Cuci tangan.
2. Fase Orientasi
Ucapkan salam.
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan serta kontrak waktu.
Dekatkan alat.
13

3. Fase kerja
Atur posisi pasien.
Pasang perlak dan alas.
Bila ada cat kuku bersihkan dengan kapas aceton.
Rendam dalam air hangat
a. Jari tangan 1-2 menit
b. Jari kaki 2-3 menit
Jika kuku kotor bersihkan dengan sabun dan sikat kuku.
Angkat jari tangan/kaki, lalu keringkan dengan handuk.
Letakkan jari tangan/kaki diatas bengkok.
Kuku dipotong menurut lengkung kuku.
Masukkan alat yang sudah dipakai kedalam bengkok berisi lisol
Rapikan pasien
4. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan.
Rapikan alat.
Cuci tangan.
Dokumentasikan tindakan.
2.6 Menyiapkan Tempat Tidur
A. Pengertian
Mempertahankan kebersihan dan kerapihan tempat tidur dan perlengkapannya dengan
cara membersihkannya setiap hari dan pada waktu-waktu yang ditentukan.
B. Tujuan
1. Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan bersih dan siap pakai.
2. Mencegah terjadinya infeksi silang.
3. Mencegah tempat tidur agar tidak cepat rusak.
4. Mempercepat penyembuhan
5. Memperkecil bahaya penularan
C. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur, kasur dan bantal
2. Seprai besar
3. Seprai kecil
4. Sarung bantal
5. Perlak
6. Selimut
7. Tempat alat tenun.
8. Sikat kasur atau bantal.
9. Lap kerja bersih sekurang-kurangnya tiga helai.
10. Vim dalam tempatnya.
11. Ember berisi larutan sabun hangat.
12. Ember berisi air bersih.
14

Pemeliharaan Kegiatan:
1. Menyiapkan tempat tidur
2. Merapihkan tempat tidur
3. Membersihkan tempat tidur
2.6.1

Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka dan Tertutup


Menyiapkan tempat tidur merupakan proses pemenuhan kebuuhan diri dan lingkugan

dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan kebuuhan klien. Dikatakan tempat tidur
terbuka apabilaa temapt tidur dalam keadaan terbuka atau tidak tertutup dengan seprai ber
setalah dipasang seprai, perlak, selimut dan sarn bantatal yang tidak ditutup secara keseluhan
oleh seprai besar ( dalam kondisi terbuka) . tempat tidur tertutp adalah tempat tidur yang telah
dibasah seperangkat alat, seperti seprai, perlak, dan selimut kemudian ditutup secara
keseluruhan dengan seprai besar sehingga semuanya dalam kondisi tertutup.
a. Tujuan
Pemenuhan kebutuhan ini untuk member kenyaman pada pasien dalam memenuhi
kebutuhan dirinya.
b. Alat dan Bahan
1. Tempat tidur, kasur dan bantal
2. Seprai besar
3. Seprai kecil
4. Sarung bantal
5. Perlak
6. Selimut
c. Prosedur Kerja
1. Cuci tangan
2. Atur tempat tidur, kasur dan bantal
3. Pasang seprai besar dengan garis tengah lipatan tempat ditengah kasur/ tempt tidur,
bagian atas seprai dimasukan dibawah kasur kemudian bagiana bawahnya
4. Atur sisi kedua samping seprai atau tempat tidur dengan sudut 90 derajat, lalu
masukan kebawah kasur.
5. Pasang perlak tempat tidur
6. Pasang seprai kecil diatas perlak
7. Lipatkan selimut menjadi empat secara terbalik dan pasang bagian bawah, ujung
selimut masukan kedalam bawh kasur
8. Pasang sarung bantal
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

15

2.6.2

Merapihkan Tempat Tidur


Merapihkan tempat tidur pada waktu tertentu dan sewaktu-waktu diperlukan,

khususnya selama pasien masih dirawat.


a. Tujuan
Mempertahankan kebersihan dan kerapihan tempat tidur dan, sehingga membersihkan
rasa nyaman.
b. Alat dan Bahan
1. Sprei besar
2. Sprei kecil
3. Sarung bantal
4. Selimut
c. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan, dan dianjurkan supaya
turun dari tempat tidur. Pasien yang belum kuat berjalan, dibantu oleh petugas untuk pindah
tempat duduk ke kursi.
d. Prosedur Kerja
1. Bantal dan barang-barang lain diletakkan diatas kursi atau meja.
2. Semua alat tenun dikeluarkan dari bawah kasur, lalu dibersihkan dan dilipat
terbalik satu persatu (tidak boleh dikebutkan), selanjutnya di letakkan diatas
kursi.
3. Kasur dibalik dengan melipat bagian kepala ke bagian kaki selanjutnya ditarik ke
tengah dan dibentangkan.
4. Perlak, sprei kecil dan selimut dipasang dengan cara seperti pada perasat
menyiapkan tempat tidur.
5. Setelah selesai, pasien dikembalikan ke tempat tidur.
6. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula.
2.6.3 Membersihkan Tempat Tidur
a. Pengertian
Mempertahankan kebersihan tempat tidur, termasuk kasur, bantal dan alat-alat
tenunnnya dari segala kotoran dengan cara membersihkannya.
b. Tujuan
1. Menumbuhkan rasa nyaman dalam diri pasien.
2. Mencegah terjadinya infeksi silang.
16

Dilakukan :
1. Pada waktu mengganti alat tenun, bila pasien masih dirawat.
2. Setelah pasien pulang, pindah ruangan atau meninggal dunia.
c. Alat dan Bahan
1. Tempat alat tenun.
2. Sikat kasur atau bantal.
3. Lap kerja bersih sekurang-kurangnya tiga helai.
4. Vim dalam tempatnya.
5. Ember berisi larutan sabun hangat.
6. Ember berisi air bersih.
d. Prosedur kerja
1. Bantal diangkat dan dikeluarkan sarungnya.
2. Alat tenun dilepaskan dari bawah kasur, digulung satu persatu, kemudian
dimasukkan ke dalam tempatnya. Demikian juga sarung bantal.
3. Kasur dan bantal dibawa ke luar ruang untuk dibersihkan dengan sikat lembab,
kemudian dijemur kedua permukaannya selama masing-masing dua jam. Jika
tempat tidur masih digunakan pasien kasur yang basah diganti.
4. Alas tempat tidur dibersihkan dengan sikat lembab. Bila tempat tidur memakai
alas papan, maka papannya dibersihkan dengan lap lembab,kemudian dijemur.
5. Kerangka tempat tidur dibersihkan dengan lap larutan sabun. Bila ada noda
gosoklah dengan Vim, kemudian dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan.
6. Alat tenun kotor dikirim ke tempat pencucian.
7. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

BAB III
17

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihanseseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
Pemenuhan personal hygiene yang baik sangat bermanfaat bagi seseorang.
Manfaat yang bisa dirasakan antara lain, meningkatkan derajat kesehatan orang,
memelihara kebersihan diri seseorang, pencegahan penyakit, meningkatkan
kepercayaan diri seseorang, menciptakan keindahan
3.2 Saran
adapun saran dari penulis adalah mengingat pentingnya personal Hygiene bagi
kita, maka kita harus menjaga agar setiap
Saran bagi perawat agar tidak menyepelekan masalah personal hygiene pasien,
jika masalah personal hygiene ini dibiarkan maka akan terjadi dampak yang lebih
fatal pada kondisi pasien.
Saran untuk keluarga pasien, setidaknya mereka juga membantu perawat
untuk menjaga kebersihan personal keluarga mereka yang sedang dirawat.

18

DAFTAR PUSTAKA
Potter, PA & Perry, AG 2005. Fundamental of nursing;Conceps process practice.
St.Lois:Mosby-Year Book.
Kozier, BG & Oliveri.R 2005. Fundamental of nursing;Conceps process practice
Addison-wesley publishing CO. California.
Perry & Potter. 2005. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar, Edisi 5. EGC.
Jakarta.
Tarwoto Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan proses Keperawatan,
Edisi 3. Salemba medika. Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai