Anda di halaman 1dari 4

BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan millenium development Goalds adalah meningkatkan kesehatan ibu
dengan mengurangi resiko kematian ibu hingga 75% atau 102 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015. Menurut SDKI jumlah AKI (Angka Kemataian Ibu) di Indonesia meningkat
kembali dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 meningkat menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 . dilampung jumlah AKI pada tahun 2013
berjumlah 228 per 100.000 kelahiran hidup. Tentunya angka tersebut masih jauh dari target
MDGS.
Berdasarkan seluruh target MDGS (millennium development

goalds) kinerja

penurunan angka kematian maternal secara global masih rendah. Di Indonesia angka
kematian maternal pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran dan diupayakan untuk
terus mengalami penurunan hingga mencapai target MDGS sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target
tersebut.
Perdarahan postpartum adalah salah satu penyebab kematian maternal terbanyak.
Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah janin
lahir pervagina atau 1000 ml setelah janin lahir perabdominal atau setelah selesainya skala III
Penyebab perdarahan antepartum antara lain plasenta previa (penyebab terbanyak),,
solusio plasenta dan vasa previa. Penyebab tida langsung perdarahan antepartum adalah
paritas, kelainan uterus, usia, riwayat seksio sesarea.

Berdasrkan pada data WHO (World Health Organization) , 25% dari 100.000
kematian maternal di dunia setiap tahunnya disebabkan oleg perdarahan postpartum.
Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua setelah melewati
trimester iii disebut dengan perdarahan antepartum.Perdarahan antepartum merupa-kan suatu
kasus gawat darurat yang berkisar 3-5% dari seluruh persalinan.Penyebab utama perdarahan
antepartum yaitu plasenta previa dan solusio plasenta ; penyebab lainnya biasanya pada
lesilokal vagina atau serviks.
Perdarahan postpartum dikaitkan dengan 19,1% dari seluruh kematian dirumah sakit
setelah melahirkan.Diseluruh dunia diperkirakan 140.000 perempuan meninggal karena
perdarahan postpartu setiap tahun-satu setiap 4 menit.Peningkatan kejadian perdarahan
postpartum 1,5% pada tahun 1999 menjadi 4,1% pada tahun 2009 dan pada perdarahan
postpartum yang disebabkan oleh atonia uteri meningkat dari 1% pada tahun 1999 menjadi
3,4% pada tahun 2009.Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih
dari 500 mL setelah persalinan vagina atau lebih dari 1.000 mL setelah persalinan
abdominal.Perdarahan dalam jumlah ini dalam waktu kurang dari 24 jam disebut sebagi
perdarahan postpartum primer, dan apabila perdarahan ini terjadi lebih dari 24 jam disebut
sebagai perdarahan post partum sekunder.
Angka kematian maternal Diprovinsi Sumatera barat pada tahun 2007 berkisar 211,9
per 100.000 kelahiran hidup, didapatkan perdarahan postpartum merupakan salah satu
penyebab kematian utama ibu.
Insiden kejadian perdarhan post partum di RSUD Dr.M. Djamil padang didapatkan
sebesar 4,40% dari semua persalinan. Perdarhan postpartum menempati urutan kedua dari
sepuluh kasus obstetriterbanyak di RSUD Dr. M. Djamil Padang merupakan salah satu rumah

sakit rujukan terbesar di Sumatra barat sehingga sebagian besar kasus patologis dirujuk
kerumah sakit untuk mendapatkan pertolongan segera.
Di seluruh rumah sakit di Indonesia tahun 2005 terdapat 2.346 kasus perdarahan
antepartum atau sebesar 1,37% sedangkan kasus perdarahan postpartum sebanyak 8.212
dengan presentasi 4,81%.
Berdasarkan hal tersebut, dalam rangka menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah
sarjana kedokteran, maka penulis ingin meneliti karakteristik perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum di BLU RSUP Prof DR. R.D Kondou Manado tahun 2011.
Berdasarkan fenomena masih tingginya angka kejadian perdarahan antepartum maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan antara usia dan paritas ibu
hamil dengan kejadian perdarahan antepartum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
moeloek Provinsi Lampung tahun 2013.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan kasus yang ditemukan di RSUD Curup, dapat
di rumusan masalah Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Hemoragic
antepartum di Ruang Teratai RSUD Curup, tahun 2016
B. Tujuan Penulisan
1. Umum
Tujuan penulisan secara umum adalah untuk memperoleh gambaran
penerapan Asuhan Penerapan pada pasien Hemoragic Antepartum (HAP).
2. Khusus
Tujuan penulisan secara khusus adalah :
a. Mampu melakukan pengkajian data pada pasien Hemoragic Antepartum
(HAP).
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Hemoragic Antepartum
(HAP)

c. Mampu menerapkan implementasi keperawatan hemoragic antepartum


(HAP)
d. Mampu melakukan pembahasan antara penerapan asuhan keperawatan di
RSUD curup pada pasien Hemoragic Antepartum (HAP).

Anda mungkin juga menyukai