Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

DISKUSI
Pasien Ny. H 34 tahun merupakan pasien pasca operasi trepanasi dan evakuasi SDH.
Pasien saat ini dalam keadaan koma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS: 1 1 1, tidak
ditemukan tanda hipotermi dan hipotensi. Pasien menggunakan alat bantu pernafasan berupa
ventilator. Selain itu berdasarkan pemeriksaan penunjang pasien tidak didapatkan tanda tanda
infeksi maupu gangguan metabolik. Pasien bebas dari obat-obatan sedative sejak selesai operasi
tanggal 25 september 2016. Pemeriksaan radiologis tidak dapat dilakukan karena keterbatasan
alat mobilisasi pasien. Keadaan klinis pasien memenuhi keadaan mati batang otak yaitu
hilangnya kesadaran yang ireversibel, dan hilangnya respon refleks batang otak dan fungsi
pernapasan pusat secara ireversibel, atau berhentinya aliran darah intrakranial secara ireversibel.
Pertimbangan utama dalam mendiagnosis kematian otak adalah hilangnya fungsi serebral,
hilangnya fungsi batang otak termasuk respirasi spontan, dan bersifat ireversibel.18 Berdasarkan
keadaan klinis dan pemeriksaan penunjang pasien memenuhi kriteria prekondisi untuk
pemeriksaan fungsi batang otak.
Pada

pasien

tidak

didapatkan

respon

nyeri

perifer

pada

supraorbital

dan

temporomandibular joint. Tidak terdapat respon pupil terhadap cahaya dengan diameter pupil 5
mm. Tidak ada respon berkedip ketika menyentuh kornea dengan kapas. Pemeriksaan gerakan
ocular negatif, mata bergerak bersamaan dengan saat kepala diputar 90o. Evaluasi penyimpangan
atau deviasi gerakan bola mata pada pemeriksaan okulovestibular tidak dapat dilakukan karena
tampak serumen dan bekuan darah pada meatus akustikus. Tidak terdapat respon terhadap
rangsangan di faring dan reflek batuk pada laring pada pemasangan endotracheal tube dan saat
tracheobronchial suction. Namun untuk pemeriksaan tes apneu tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan alat pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai