BAB 1234 Gabung R Sidang
BAB 1234 Gabung R Sidang
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Memasuki usia tua akan membuat perubahan secara fisiologis maupun
patologis berupa kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan
kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai rapuh dan patah, pendengaran
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur
tubuh yang tidak proporsional. Penyakit degeneratif sering timbul pada kaum
lanjut usia seperti osteoartritis, hipertensi, arteriosklerosis, diabetes militus dan
kanker.1
Berdasarkan penilaian WHO 9.6% pria dan 18% wanita menderita penyakit
osteoartritis (OA) di dunia. Sendi lutut menduduki urutan kedua tersering
mengalami osteoartritis. Di regio Asia-Pasifik prevalensi OA lutut sebesar 7.5% di
China, 5.78% di daerah pedesaandan India dan 10.20% di Bangladesh. Pada tahun
2009, di antara penderita artritis yang mengunjungi Departemen Rehabilitasi
Medik RS Dr Cipto Mangunkusumo ditemukan sebanyak 62,8% penderita OA
lutut. 2,3
Osteoartris lutut merupakan penyakit yang bersifat kronik dan tergolong
penyakit degenerative, penyakit tersebut mempunyai karakteristik hilangnya
karilago sendi, terdapat inflamasi sinovial, menyebabkan kekakuan sendi,
bengkak, nyeri, dan kehilangan mobilitas pada sendi lutut. Keluhan utama yang
biasanya membawa pasien ke rumah sakit adalah nyeri pada sendi lutut.4
Secara biomekanika, pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui
medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral sehingga
resultan gaya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Sedangkan pada keadaan
obesitas resultan tersebut akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima
sendi lutut akan tidak seimbang Hal ini dapat menyebabkan tulang rawan menipis
karena bergeser pada titik tumpu badan.5,6
Untuk memantau status berat badan orang dewasa yang merupakan faktor
resiko OA digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT didapatkan dari berat
dalam kilogram dibagi dengan kuardrat dari tinggi dalam meter (kg/m 2). IMT
merupakan parameter yang paling banyak digunakan dalam menentukan kriteria
proporsi tubuh.2
Beberapa penelitian epidemiologi di Western dan Negara Oriental telah
meneliti faktor resiko OA lutut, dari hasil penelitian tersebut didapatkan hasil
terdapat hubungan yang konsisten antara insiden progressivitas OA lutut dan usia,
obesitas, riwayat trauma lutut, beban kerja fisik, dan kegiatan olahraga yang
rutin.7
Pada hasil penelitian yang di laporkan oleh Coggon tahun 2001, dari 95
pasien OA lutut terdapat 54 pasien (56.8%) memiliki IMT > 30 kg/m2. Pasien OA
lutut dengan nilai IMT > 30kg/m2 mengalami peningkatan resiko 6,8 kali lebih
besar jika dibandingkan dengan orang yang memiliki niali IMT normal atau
populasi kontrol. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Triyadi pada
tahun 2015 di klinik Rematologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
menyatakan tidak ada hubungan antara obesitas dengan OA lutut dengan p sig. =
0.549 menyatakan bahwa obesitas bukan merupakan faktor resiko walaupun nilai
odd ratio (OR) 1.32 yaitu lebih dari satu (>1) dengan 95% confidence interval
(CI) 0.53 -3.32. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan dari hasil kedua penelitian
ini. 6
Perbedaan hasil dari penelitian-penelitian diatas, maka akan diteliti
hubungan IMT dengan kejadian Osteoartritis Genu di Poliklinik Rehabilitasi
Medik RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang.
1.2.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan kejadian
Manfaat Penelitian
pentingnya menjaga berat badan ideal karena obesitas merupakan faktor resiko
yang masih bisa di ubah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.2.1
Sendi lutut
Anatomi Articulatio genus
Di regio lutut, tulang femur, tibia, dan patella membentuk sendi lutut
(articulatio genu). Sendi lutut terdiri dari sendi femorotibialis dan sendi
femoropatellaris.
Femur
berartikulasi
dengan
tibia
membentuk
sendi
Gambar 3.
Lutut digerkkan oleh banyak otot. Saat melakukan gerak fleksi, otot yang
berfungsi adalah m. biceps femoris, m. Semitendinosus, m. semimembranous,
dibantu oleh m. gracilis, m. sartorius, dan m. popliteus. Sedangkan otot yang
berperan dalam melakukan ekstensi adalah m. quadriceps femoris. Gerakan rotasi
medial dilakukan oleh m. Sartorius, m. gracilis, dan m. semitendinosus. Rotasi
lateral dilakukan oleh m. biceps femoris. Sendi lutut dipersarafi oleh n. femoralis,
n. obturatorius, n. peroneus communis, dan n. tibialis.10
2.1.2
Pergerakan sendi lutut ditinjau dari dua sisi yaitu osteokinematika yang
10
11
2.2.
Osteoartritis Genu
2.2.1. Definisi
Osteoartritis genu adalah penyakit kerusakan sendi lutut, yang mana
seluruh struktur sendi telah mengalami perubahan patologi. Masalahnya terdapat
pada hilangnya kartilago hialin sendi lutut. Hal ini disertai dengan bertambahnya
ketebalan dan sklerosis dari tulang subkondral, disebabkan oleh pertumbuhan
berlebihan osteofit pada bagian tepi sendi, peregangan kapsul sendi, sinovitis
ringan, dan kelemahan otot yang menghubungkan sendi. Pada lutut, degenerasi
meniskus adalah bagian dari penyakit. Terdapat banyak penyebab dari kerusakan
sendi, tapi langkah awal yang sering menginisialisasi terjadinya kerusakan sendi
ini adalah cedera yang menyebabkan gagalnya mekanisme protektif.13
2.2.2. Epidemiologi
Berdasarkan penilaian WHO 9.6% pria dan 18% wanita menderita
penyakit OA di dunia. Di Amerika, osteoartritis adalah penyakit sendi tersering.
OA lutut simptomatik terjadi pada 10% pria dan 13% wanita di atas 60 tahun.
Jumlah kejadian penyakit ini terus meningkat seiring dengan populasi yang
bertambah tua dan obesitas. Di regio Asia-Pasifik prevalensi OA lutut sebesar
7.5% di China, 5.78% di daerah pedesaandan India dan 10.20% di Bangladesh.
Sendi lutut menduduki urutan kedua tersering mengalami osteoartritis. Pada tahun
2009, di antara penderita artritis yang mengunjungi Departemen Rehabilitasi
Medik RS Dr Cipto Mangunkusumo ditemukan sebanyak 62,8% penderita OA
lutut. 4,5,13,14,15
2.2.3. Faktor Risiko
Umur merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh. Penyakit
osteoartritis jarang terjadi pada umur di bawah 40 tahun, dan banyak ditemui pada
umur di atas 60 tahun. Penuaan menyebabkan bertambahnya kerentanan sendi.
Selain itu, pada wanita di atas 60 tahun, kejadian OA lebih rentan akibat
hilangnya hormon saat menopause.13
Obesitas menyebabkan bertambahnya beban sendi dehingga meningkatkan
risiko terjadianya OA, baik OA lutut maupun panggul. Penambahan 1 kg
meningkatkan risiko terjadinya OA sebesar 10%. Bagi orang yang obes, setiap
penurunan berat walau hanya 5 kg akan mengurangi fakor risiko OA di kemudian
12
hari sebesar 50%. Penambahan beban lainnya disebabkan oleh penggunaan sendi
yang berlebihan sehingga beban pada sendi pun bertambah.13
Pemberian beban pada sendi merangsang pembentukan matriks kartilago
oleh kondrosit pada usia muda. Namun pada usia tua, mekanisme ini menjadi
kurang memberikan respon terhadap stimuli. Ligamen pun semakin merenggang
seiring pertambahan usia, menyebabkan kurangnya daya absorbsi terhadap
tekanan. Begitu pula otot dan kerja saraf sensoris yang semakin melemah dan
mereson lambat impuls menyebabkan mekanisme pertahanan terhadap tekanan
dan posisi melemah.13
OA merupakan penyakit herediter. Pada OA panggul dan tangan,
kebanyakan penyakit juga dimiliki oleh anggota keluarga pasien. Namun pada OA
lutut hanya sekitar 30% yang diturunkan.13
2.2.4. Patogenesis
Kartilago mempunyai dua peran utama yaitu memberikan permukaan yang
licin dimana memungkinkan terjadinya gerakan dengan gesekan minimal antar
tulang pada sendi, dan meneruskan beban, yang dapat mencegah stress yang
berlebihan pada sendi. Perubahan awal pada osteoartritis genu berawal dari
perubahan susunan dan ukuran serat kolagen pada kartilago. Sintesis proteoglikan
memacu kompensasi peningkatan namun akhirnya turun dan menyebabkan
kartilago kehilangan ketebalannya. Protease menyebabkan hilangnya matriks
kartilago.13
Secara biomekanika, pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui
medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot - otot paha bagian lateral
sehingga resultannya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Sedangkan pada
keadaan obesitas resultan tersebut akan bergeser ke medial sehingga beban yang
diterima sendi lutut akan tidak seimbang Hal ini dapat menyebabkan ausnya
tulang rawan karena bergesernya titik tumpu badan.5,6,16
Proses degenerasi berperan besar dalam terjadinya Osteoartritis genu.
Dalam proses degenerasi, terjadi perusakan rawan sendi yang progresif. Tulang
rawan yang menipis akan menyebabkan terjadinya gesekan pada permukaan sendi
13
saat lutut digerakkan. Gesekan ini akan mengiritasi ujung syaraf permukaan sendi
sehingga terjadila nyeri.13
Perlunakan dan perusakan rawan sendi akibat proses degenerasi tadi juga
diikuti oleh pemadatan tulang subkodral, sehingga terbentuklah osteofit. Osteofit
merupakan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan atau pada tepi
persendian. Adanya osteofit menyebabkan kekakuan sendi.
Kerusakan pada
rawan sendi akibat hilangnya matriks kartilago menghasilkan struktur sendi yang
tidak beraturan dan terbentuklah osteofit. Akibat pembengkakan ini, rongga
dalam kapsul sendi menyempit. Tiap gerakan akan menyebabkan gesekan sendi
dan timbul iritasi. Iritasi akan merangsang nosiseptor dan menimbulkan nyeri.13
2.2.5. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis osteoartritis genu umumnya adalah berupa nyeri. Nyeri
ini berkurang jika pasien bersitirahat, dan bertambah bila sendi digerakkan atau
bila memikul beban tubuh. Dapat pula terjadi kekakuan sendi jika sendi tersebut
lama tidak digerakkan. Kekuan dapat terjadi pada pagi hari, namun hanya
bertahan beberapa menit. Spasme otot atau tekanan pada saraf di daerah sendi
yang terganggu adalah sumber nyeri. Gambaran lainnya adalah keterbatasan
dalam gerakan (terutama tidak dapat berekstensi penuh), nyeri tekan lokal,
pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi, dan krepitasi.13
Nyeri sendi pada osteoartritis genu berkaitan dengan aktifitas. Nyeri datang
selama dan hanya setelah sendi digunakan dan berangsur membaik. Salah satu
contoh nyeri pada pasien osteoartritis genu adalah ketika menaiki atau menuruni
tangga dan nyeri sendi saat menyokong berat tubuh saat berjalan. Pada awal
penyakit, nyeri bersifat episodik, terkadang dipicu oleh pemakaian sendi yang
berlebihan 1 atau 2 hari sebelumnya. Seiring dengan progresivitas menyakit, nyeri
terjadi terus-menerus atau kontinyu, bahkan mulai mengganggu saat malam hari.
Kekakuan sendi yang terpengaruh bisa jadi sangat mencolok, namun kekakuan
pada pagi hari biasanya hanya berlangsung sebentar (<30 menit).13
Pada lutut, sering terjadi buckling. Buckling atau tekukan lutut ini dapat
terjadi akibat kelemahan dari otot yang menjembatani sendi. Gejala mekanik
lainnya adalah catching atau locking, juga dapat menandakan perubahan letak
interna dari lutut yang perlu dievaluasi. 13
14
2.2.6. Diagnosis
Diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi seperti tercantum
pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Osteoartritis Lutut17
Klinis
Nyeri lutut + minimal 3
menit
3. Krepitus + Osteofit
menit
3. Krepitus
Krepitus
4. Nyeri tekan
Nyeri tekan
5. Pembesaran tulang
Pembesaran tulang
perabaan
perabaan
g
RF < 1 : 40
Analisis cairan
sendi normal
92% sensitive
91% sensitive
95% sensitive
75% spesifik
86% spesifik
69% spesifik
Klasifikasi
Normal
Gambaran Radiografis
Tidak ada gambaran radiografis yang abnormal
15
Meragukan
Minimal
Sedang
Berat
Penatalaksanaan
Berdasarkan Soeroso dkk (2007) pengelolaan osteoartritis didasarkan atas
distribusinya (sendi mana yang terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena.
Osteoartritis genu merupakan penyakit degeneratif. Oleh karena itu, terapi pada
pasien osteoartritis genu berfungsi untuk memaksimalkan fungsi yang ada.
Pengelolaannya terdiri dari 3 hal:
1. Terapi non farmakologis
Terapi ini terdiri dari:
1) Edukasi atau penerangan.
Maksud dari penerangan adalah agar pasien mengetahui tentang penyakitnya,
bagaimana menjaga penyakitnya agar tidak bertambah parah serta persendiannya
tetap dapat dipakai.
2) Terapi fisik dan rehabilitasi
Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan
melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. Terapi rehabilitasi medik
banyak jenisnya. Berikut adalah terapi rehabilitasi yang dapat digunakan:
a.
Terapi diatermi
Terdapat terapi diatermi dengan gelombang pendek atau Shortwave
Diathermy (SWD) dan terapi diatermi gelombang mikro atau Microwave
Diathermy (MWD).
16
Terapi ultrasound
Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan edema, meningkatkan
aliran darah, mengurangi nyeri, memobilisasi jaringan kolagen, dan
17
dengan benar.
Untuk kontraksi otot dengan tahanan bisa dari pasien atau
harus dihitung.
Latihan dilakukan setiap hari.
3) Penurunan berat badan
Berat badan yang berlebihan merupakan faktor yang akan memperberat
osteoartritis, oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar tidak
berlebihan. 22
2. Terapi farmakologis
1) Analgesik oral non opiat
Obat ini digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
2) Analgesik topikal
Merupakan penghilang rasa nyeri yang digunakan secara topikal.
3) Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
Obat golongan ini disamping mempunyai efek analgetik juga mempunyai
efek anti inflamasi.
4) Chondroprotective agent
Chondroprotective agent adalah obat obatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan tulang rawan sendi pada pasien osteoartritis.
3. Terapi bedah
Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
deformitas sendi yang mengganggu aktivitas sehari hari. Terapi bedah yang
18
2.3.
2.3.1. Definisi
Indeks Massa Tubuh (IMT) ialah formula matematis yang berhubungan
dengan lemak tubuh orang dewasa, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi
badan (m2). Formula ini hanya cocok diterapkan pada mereka yang berusia 19-70
tahun, dan pada orang yang mempunyai struktur tulang punggung normal, bukan
bekerja sebagai atlet atau binaragawan, juga bukan wanita yang sedang hamil atau
menyusui.23 Untuk mengetahui nilai IMT ini diukur berat badan dan tinggi
badannya kemudian hasilnya di masukkan kedalam rumus:
IMT=
Berat Badan(kg)
2
Tinggi Badan (meter )
IMT
< 18.5
18.5 - 22.9
23.0 24.9
Obesitas I
25.0 29.9
Obesitas II
30.0
19
2.4.
Kerangka Teori
Biomekanika : Resultan
gaya bergeser ke medial
sehingga beban yang
diterima sendi lutut tidak
seimbang
Perubahan struktur
rawan sendi
Nyeri dan
kaku Sendi
Osteoartritis Genu
Keterangan :
: Variabel Tambahan
: Variabel Bebas
: Variabel Terikat
20
2.5.
Kerangka Konsep
IMT 23 (BB
Lebih - Obesitas)
Usia
Jenis kelamin
Riwayat
keluarga
Osteoartritis
genu (+)
Usia
Jenis kelamin
Riwayat
keluarga
Osteoartritis
genu (-)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien di Poliklinik
Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Mohammad Hosein Palembang.
3.3.2. Sampel
Pada studi case control dipilih dua kelompok manusia, yaitu kelompok
kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kasus merupakan populasi yang
mempunyai penyakit dan kelompok kontrol merupakan populasi yang tidak
mempunyai penyakit tersebut. Proporsi kasus dan kontrol mempunyai latar
belakang karakteristik tertentu atau telah terpapar oleh faktor resiko yang
mungkin berkaitan dengan kasus, dalam hal ini diambil faktor resiko berupa usia.
21
22
Kasus
b
Kelompok kasus terdiri atas seluruh pasien yang OA lutut atau
a.2.
1.
2.
3.
4.
5.
b.
Kontrol
h
23
kuota sampling dan memilih sampel dari populasi berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan selama periode waktu yang telah
ditentukan (September - Oktober 2016).
m
Besar sampel minimal dihitung dengan rumus. 24
n
(P1 - P2)2
= ( 1.96 11.63 x 0.61 x 0.39+0.842 0.64 x 0.36+ 0.14 x 0.86 )2
(0.64 0.14 )2
= 12.25
0.25
t
u
0.39
0.61
5. Tingkat kemaknaan,
6. Z 1/2 = Nilai pada distrubusi normal standart yang sama dengan tingkat
= 0.05
24
ad
1)
Variabel dependen
: Osteoartritis genu (OA lutut).
2) Variabel independen : Indeks Massa Tubuh (IMT).
3) Variabel pendukung : Usia, jenis kelamin, riwayat keluarga.
ae
e. Definisi Oprasional
1) Osteoartritis genu
af Definisi
:
ah Alat
Ukur :
aj Cara
Ukur :
al Hasil
Ukur :
ap Skala
ag
1.
2.
3.
4.
5.
6.
an
Ukur :
ar
as
at
2) Indeks Massa Tubuh (IMT)
au Definisi
av
:
aw Alat
Ukur :
ay Cara
Ukur :
Sampel
IMT
25
bb Hasil
Ukur :
be Skala
Berat Badan(kg)
Tinggi Badan2( meter)
bf Ordinal
Ukur :
bg
3) Usia
bh Definisi
bi
:
bj Alat
sejak lahir.
bk Kartu Tanda
Ukur :
bl Cara
Ukur :
bn Hasil
Ukur :
bo Skala
(KTP),
akte
kelahiran,
35-50
>50
bp Ordinal
Ukur :
bq
4) Jenis kelamin
br Definisi
:
bt Alat
Ukur :
bv Cara
Ukur :
bx Hasil
Ukur :
ca Skala
bs
Ukur :
cc
5) Genetik (Riwayat Keluarga)
cd Definisi
:
ce
26
cf
Alat
Ukur :
ch Cara
ci
Ukur :
cj Hasil
Ukur :
cm Skala
Ukur :
co
f.
Parameter Keberhasilan
cp
cq
cr 3.4.
Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data primer.
27
IMT, usia, jenis kelamin, riwayat keluarga. Distribusi frekuensi tersebut disajikan
dalam bentuk tabel dengan format tabel sebagai berikut:
a. Indeks Masa Tubuh
cy Tabel 4. Dummy Table Distribusi Frekuensi Indeks Masa Tubuh
cz Jenjang Kelas
da
Jumlah (Orang)
dd Kasus
de Kontrol
dh
dk
dg a. IMT 23 (Berat
badan lebih obesitas)
dmb. IMT <23 (Berat
di
dj
dn
dp
dq
dv
dw
do
db Persentase
(%)
dl
dt
du
dx
b. Usia
dy Tabel 5. Dummy Table Distribusi Frekuensi Usia
dz Usia (Tahun)
eh
ei 35-50
ej
ep
eq >50
er
ex
ey Total
ea Jumlah (Orang)
eb
ee Kasus
ef Kontrol
ek
en
el
em
es
ev
et
eu
ez
fc
fa
fb
fe
ff
fg
fh
fi
fj
c. Jenis Kelamin
fk Tabel 6. Dummy Table Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
ec Persentase
(%)
eg
eo
ew
fd
28
fl Jenis Kelamin
fs
ft Laki-laki
fz
ga Perempuan
gg
gh Total
fm Jumlah (Orang)
fp Kasus
fq Kontrol
fu
fx
fv
fw
gb
ge
gc
gd
gi
gl
gj
gk
fn Persentase
(%)
fy
gf
gm
gn
d. Riwayat Keluarga
go Tabel 7. Dummy Table Distribusi riwayat keluarga
gp Riwayat
Keluarga
gw
gx Ada
gq Jumlah (Orang)
gt Kasus
gu Kontrol
gz
hb
ha
gr Persentase
(%)
hc
gy
hd
he Tidak ada
hf
hk
hl Total
hg
hh
hi
hj
hm
hn
ho
hp
hq
3.5.2. Analisis Bivariat
hr
analitik, secara deskriptif akan ditampilkan dalam bentuk tabel silang untuk
mengetahui, frekuensi, prevalensi dan odd Ratio (OR). Sedangkan secara analitik
(induktif) digunakan chi-square untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel
IMT dan OA genu.Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
sehingga dapat diketahui signifikan hubungan antara variabel bebas (independen)
dan variabel terikat (dependen) dengan menggunakan statistik uji chi- square.
Namun, apabila syarat uji chi-square tidak terpenuhi maka dipakai uji statistik
alternatif yaitu fisher exact test. Hasil uji statistik akan disajikan dalam bentuk
tabel. Selain itu analisis bivariat juga dapat digunakan untuk mengetahui resiko
IMT terhadap OA genu dengan menggunakan OR.
29
hs Hasil interpretasi nilai OR menurut Sastroamoro dan Ismed pada tahun 2008
adalah:
1. OR = 1 menunjukkan bahwa variabel yang diteliti bukan faktor risiko.
2. Jika OR > 1 dan signifikan ( P value < ( =5 maka variabel yang diteliti
merupakan faktor risiko.
3. Jika OR > 1 dan tidak signifikan ( P value > ( =5 maka variabel yang
diteliti, maka variabel yang diteliti bukan merupakan faktor risiko.
4. Jika OR < 1 dan tidak signifikan ( P value < ( =5 , maka variabel yang
diteliti merupakan faktor protektif.
ht Tabel akan disajikan dalam format tabel sebagai berikut:
hu Tabel 8. Dummy Table Hubungan IMT dan OA genu
hv IMT
ip a. IMT 23.
(Berat badan
lebih
obesitas)
iy b. IMT <23
(Berat badan
normal
kurang)
ji Total
hw Osteoartritis lutut
ib +
ic
ih N ii
ij
ik
hx Total
il
N im %
hy p
hz OR
value
iq
%
ir
N
is
%
it
iu
iv
iw
ix
iz
jb
jc
jd
je
jf
jg
jh
jk
jl
jm
jn
jo
jp
jq
ja
jj
30
jr 3.6.
Alur Penelitian
js
jy
jz
ka
kb
kc
kd
ke
kf
kg
kh
ki
kj
kk
kl
km
kn
31
a
b
Juni
Rencana
m n
1 2 3
am Proposal:
- Penyusunan
d Juli
o p q r
w x
g Okt
h Nov
i Des
aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak
Agst
Sept
an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn
proposal
bp bq
- Ujian proposal
- Revisi proposal cr cs
dt du
- ACC proposal
ev Pelaksanaan Penelitian
ew ex
- Perizinan
penelitian
- Pengumpulan
data
- Pengolahan dan
analisis data
ic Skripsi
- Penyusunan
skripsi
- Ujian skripsi
- Revisi skripsi
- ACC skripsi
br bs bt bu bv bw bx by bz ca cb cc cd ce cf cg ch ci cj ck cl cm cn co cp
ct cu cv cw cx cy cz da db dc dd de df dg dh di dj dk dl dm dn do dp dq dr
dv dw dx dy dz ea eb ec ed ee ef eg eh ei ej ek el em en eo ep eq er es et
ey ez fa fb fc fd fe ff
fg fh fi
fj
fk fl
fm fn fo fp fq fr
fs ft
fu fv fw
fy fz ga gb gc gd ge gf gg gh gi gj gk gl gm gn go gp gq gr gs gt gu gv gw gx gy
ha hb hc hd he hf hg hh hi hj hk hl hm hn ho hp hq hr hs ht hu hv hw hx hy hz ia
id ie if
ig ih ii
ij
ik il
im in io ip iq ir
is
it
iu iv iw ix iy iz ja jb jc jd
jf jg jh ji jj jk jl jm jn jo jp jq jr js jt ju jv jw jx jy jz ka kb kc kd ke kf
kh ki kj kk kl km kn ko kp kq kr ks kt ku kv kw kx ky kz la lb lc ld le lf lg lh
lj lk ll lm ln lo lp lq lr ls lt lu lv lw lx ly lz ma mb mc md me mf mg mh mi mj
3.7.
ko
Rencana/Jadwal Kegiatan
32
3.8.
Anggaran Dana
kp Uraian
kq Banyaknya
kr Harga Satuan
ks Jumlah
kt Alat tulis
ku 2 set
kv Rp 15.000,00
kw Rp 30.000,00
kx Kertas A4 70
ky 3 rim
kz Rp 35.000,00
la Rp 105.000,00
printer
lc 2 buah
ld Rp 25.000,00
le Rp 50.000,00
hitam
Tinta printer
lg 1 buah
lh Rp 50.000,00
li
Keperluan
gram
lb Tinta
lf
Rp 50.000,00
warna
lj
Jilid
lk
ll
Rp 50.000,00
lm Rp 50.000,00
ln Fotokopi
lo
lp Rp 100.000,00
lq Rp 100.000,00
lr Total
lt
lu
ls Rp 385.000,00
lv BAB IV
lw JUSTIFIKASI ETIK
lx
4.1.
33
34
mf 4.4.
Kesimpulan
mg
berdasarkan landasan scientific yang kuat, bermanfaat dan akan dilakukan sesuai
prosedur kerja yang telah ditetapkan serta akan dilaksanakan sepenuhnya dengan
memegang etika penelitian. Maka penelitian ini layak etik untuk dapat
dilaksanakan.
mh
mi
35
mj DAFTAR PUSTAKA
mk
1. Nugroho, Wahyudi. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. 3 rd ed. Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran EGC;2008. 259 p.
2. Triyadi Ade, Pramudiyo Riardi, Iwan Januarsih. Association of obesity, Parity
2016
Jun
13];16:
6093-112.
Avaible
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4394521/.
6. Felson, DT. Osteoartritis. In: Fauci K, Longo H, Loscalzo J. Harrison's
Principles of Internal Medicine. 19th ed. London: Mc Graw Hills; 2015.
[citied
Jul
16].
p.
2226-30.
Avaliable
from:
http://www.mhprofessional.com/mediacenter/hpim19.
7. King K Lauren, March Lyn, Anandacomarasamy Ananthila. Obesity and
Osteoartrhitis. 2013. Mar : 13. [internet]. Indian J Med Res; 2013 Aug. [cited
2016
Jun
13];138:
185-93.
Avaible
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3788203/.
8. Sobotta J. Anatomi umum dan Ekstrimitas Atas. In: F Paulsen, J Waschke.
Sobotta Atlas anatomi manusia: Anatomi umum dan sistem muskuloskeletal.
23th ed. Vol 1. Jakarta: EGC; 2013. p. 4-36,130-239.
9. Charter M A. Anatomi dan Fisiologi Tulang Sendi. In : Hartanto, dkk editor.
Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 4
Buku Kedokteran ECG;2012. p. 1357-362.
th
36
Jul
16].
p.
2226-30.
Avaliable
from:
http://www.mhprofessional.com/mediacenter/hpim19.
12. Casazza BA. Young JL. Rossner KK. Musculosceletal Disorders of the lower
limbs. In : Randall L. Braddom, editors. Physical
Medicine and
2010
[cited
Jul
16];
26(3):355-69.Avaible
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2920533/.
15. Nainggolan O. Prevalensi dan determinan penyakit rematik di Indonesia.
Majalah Kedokteran Indonesia [Internet] 2009 [citied Jul 16];59(12):588.
Available
from
indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/894/894.
16. Arismunandar Roby. The Relationship between obesity and Osteoartritis knee
in elderly patiens.[ internet] J Majority; 2015 [cited Jul 16];4(5):110-16.
Avaibe
from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/617/62
1.
ml
mm
17. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. View - reumatologi
[Internet].
Available
from:
reumatologi.or.id/var/rekomendasi/Rekomendasi_IRA_Osteoartritis_2014.
18. Tulaar, AB. Sudut FTA dan nyeri pada osteoartritis lutut. Majalah Kedokteran
Indonesia [Internet]. 2009 Oct [citied 2016 Jul 18];59(10):459. Available
37
from:
indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/download/688/688
19. AI Pratiwi. Diagnosis and treatment Osteoartritis. J Majority [Internet]. 2015
[citied
2016
Jul
16];4(4):10-7.
Available
from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/572.
20. Moskowitz RW, Altman RD, et al. Osteoartritis Diagnosis
and
2016
Jun
13];27:
323-26.
Avaible
from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17701267.
22. Lee, JM. Prosedur Terapi Listrik dan Manipulatif Osteoartritis. In: Satmoko,
Hartono editor. Segi Praktis Fisioterapi. 2nd ed. Jakarta: Binarupa Aksara.
1990. p. 22-40.
23. Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi: Obesitas, Diabetes Melitus, dan Dislipidemial.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG: 2010. 253 p.
24. Tjekyan Suryadi. Case Control. In :Liberty Iche Andriyani, editor. 1st ed.
Palembang: Unsri Press; 2015. 115 p.
mn
mo
mp
38
mq
mr
LAMPIRAN 1
39
msLAMPIRAN 2
mt Lembar Informed Consent
mu
mvSaya sebagai peneliti,
mw
Nama
mxStatus
: Dhanty Mukhlisa
:
Mahasiswa
Kedokteran
Umum
universitas
Sriwijaya
myJudul Penelitian: Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan
kejadian Osteoartritis genu di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUP
Dr. Mohammad Hosein Palembang.
mzMeminta persetujuan Bapak/Ibu untuk menjadi Responden dalam
Penelitian ini. Apakah Bapak/Ibu bersedia ?
a Ya
b Tidak
na
nb
nc
nd
ne
nf
ng
40
nh LAMPIRAN 3
ni STATUS PENELITIAN
nj Nama
nmDiagnosis
: OA lutut/nonOA lutut
nn Riwayat Keluarga
no
IMT =
Berat Badan(kg)
2
Tinggi Badan (meter )
nq
nr
ns
nt
nu
nv
nw
nx
ny
41
nz BIODATA
oa
ob
oc
od
oe Nama
of
og
: Dhanty Mukhlisa
Alamat
:
Jln. Lunjuk Jaya
Perumahan grand hill 3 blok D no 2
oh
oi
oj
ok HP
:
ol
om Email
on
oo Agama
op
oq Nama Orang Tua
or
os
Ayah
:
ot
ou
Ibu
:
ov
ow Jumlah Saudara :
ox
oy Anak Ke
:
oz
pa Riwayat Pendidikan
pb
pc
pd
pe
pf
pg
ph
pi
pj
pk
pl
pm
pn
po
pp
Muslim
Nelly
2 (dua)
2 (dua)
: TK Pertiwi Kayuagung
SD Negeri 14 Kayuagung
SMP Kusuma Bangsa Palembang
SMA Negeri 17 Palembang
Fakultas Kedokteran Unsri (2013-sekarang)
Palembang, ........................................
(Dhanty Mukhlisa)