PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi
yang ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari
subtansiorganic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan
kerusakan jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah
interproksimal) meluaskearah pulpa.Ada beberapa cara untuk mengelompokkan
karies gigi. Walaupun apayang terlihat berbeda, faktor-faktor risiko dan
perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies
dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang
coklat. Walaupun karies mungkin dapat sajadilihat dengan mata telanjang,
kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerahdaerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itumerusak
gigi.Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil
asamyang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk
sukrosa,fruktosa,
dan
glukosa.
Asam
yang
diproduksi
tersebut
BAB II
ISI
A. Pengertian Karies Gigi
Pengertian Karies Gigi Karies gigi adalah suatu proses penghancuran
setempat jaringan kalsifikasi yang dimulai pada bagian permukaan gigi melalui
proses dekalsifikasi lapisan email gigi yang diikuti oleh lisis struktur organik
secara enzimatis sehingga terbentuk kavitas (lubang) yang bila didiamkan akan
menembus email serta dentin dan dapat mengenai bangian pulpa (Dorland,
2010). Karies gigi merupakan proses kerusakan gigi yang dimulai dari enamel
terus ke dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah faktor (multiple factors)
di dalam rongga mulut yang berinteraksi satu dengan yang lain. Faktor-faktor
tersebut meliputi faktor gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu (Chemiawan,
2004).
B. Etiologi Terjadinya Karies Gigi
Ada yang membedakan faktor etiologi dengan faktor risiko karies yaitu
etiologi adalah faktor penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm
(lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor
risiko karies adalah faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm
dan dapat mempermudah terjadinya karies. Karies terjadi bukan disebabkan
karena satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan
serangkaian
proses
yang
terjadi
selama
beberapa
kurun
waktu.
Karies
melekat
merupakan
dan
jaringan
membantu
tubuh
perkembangan
dengan
susunan
karies
kimia
gigi.
Enamel
kompleks
yang
mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan
organik 2%. Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna
dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan
kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak
enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan
enamel akan semakin resisten. Gigi pada anak-anak lebih mudah terserang
karies dari pada gigi orang dewasa. Hal ini disebabkan karena enamel gigi
mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah
mineralnya lebih sedikit. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi
pada anak-anak tidak sepadat gigi orang dewasa. Mungkin alasan ini menjadi
salah
satu
penyebab
tingginya
prevalensi
karies
pada
anak-anak
(Chemiawan, 2004).
b. Faktor Agen Atau Mikroorganisme Plak gigi memegang peranan peranan
penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan
karies
gigi.
Hal
ini
penting
untuk
menunjukkan
bahwa
Universitas
Harvard
dan
Colombia
membuat
klasifikasi
pelayanan
promotion)
protection).
Upaya
dan
memberikan
promosi
perlindungan
kesehatan
meliputi
khusus
pemberian
(spesific
informasi
mengenai cara menyingkirkan plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan
menggunakan benang gigi (flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk
pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan penyakit
dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme (Rethman,
2000).
b. Pencegahan
patogenesis
Sekunder
Pelayanan
merupakan
yang
pelayanan
ditujukan
pada
pencegahan
tahap
sekunder,
awal
untuk
yang
dikenal
sebagai
pencegahan
tersier
bertujuan
untuk
BAB III
METODE
A. Metode Audio Visual
Pengertian Media Audio Visual
Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti kata media
itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai
perantara atau alat menyampaikan sesuatu (Salahudin,1986: 3)
Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication Technology) dalam
Arsyad mendefinisikan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan
pesan
informasi
(Arsyad,2002:11).
Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 9798).
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya
melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
2.
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman
dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar
siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.
Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
1.
Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada
umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2.
Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan
suara.
3.
Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4.
Media
5.
Media
sebagainya
6.
Media
7.
Media
8.
Media
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu
alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media
sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio visual. Ketiga jenis
sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan
tentu
saja
dengan
guru
itu
sendiri.
3.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Penggunaan
Media
Audio
Visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain tujuan
pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan
perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan
yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan
pemilihan
media
pengajaran
sebagai
berikut:
1.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat
digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa
seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran
prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsepkonsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang
melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
2.
Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang
generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras
dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan
tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3.
Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media
sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada
hasil pengajaran siswa.
4.
Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri
media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5.
Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu
sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat
untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6.
Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang
ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar
belakang (Arsyad, 2002 : 72)
B. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
pelajaran
geografi,
misalnya
bagaiamana
cara
membuat
peta