Anda di halaman 1dari 8

DHANA EKA SAPUTRA

11116911
1KA23.
BAB 7 MASYARAKAT PERDESAAN DAN
MASYARAKAT PERKOTAAN

1. MASYARAKAT
PERKOTAAN,
ASPEK-ASPEK
POSITIF DAN
NEGATIF

A) PENGERTIAN MASYARAKAT
Definisi adalah uraian ringkas untuk
memberikan
batasan-batasan
mengenai
sesuatu persoalan, dalam hal ini beberapa
sarjana mendefinisikan masyarakat, seperti :

BAB 7
MASYARAKAT
PERDESAAN
DAN
MASYARAKAT
PERKOTAAN

Kelompok manusia
yang dimaksud
adalah yang belum
terorganisasikan
mengalami proses
yang fundamental,
yaitu :

R. Linton : Masyarakat adalah


setiap kelompok manusia yang
telah cukup lama hidup dan
bekerjasama.
M. J. Herkovits : Masyarakat adalah
kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti
satu cara hidup tertentu.
Hasan Shadily : Masyarakat adalah
golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia, yang dengan
pengaruh bertalian secara
bergolong

a.Adaptasi dan organisasi dari tingkah


para anggota.
b. Timbul perasaan berkelompok
secara lambat laun atau L Esprit De
Cerpa.

Menurut
definisi-definisi
masyarakat maka dapat
diambil suatu kesimpulan,
bahwa masyarakat harus
mempunyai syarat-syarat
sebagai berikut :

a.Harus ada kumpulan


manusia,dan harus banyak,
bukan kumpulan
binatang.
b.Telah bertempat tinggal
dalamwaktu yang lama di
suatu daerah tertentu
c.Adanya aturan-aturan atau
undang-undang yang
mengatur mereka untuk
menuju kepada kepentingan
dan tujuan bersama.

a.Masyarakat paksaan, misalnya


Negara, masyarakat tawanan dan
lain-lain.

b. Masyarakat merdeka, yang


terbagi dalam :

Dipandang dari cara


terbentuknya,
masyarakat dapat
dibagi dalam :

Ada dua type


manusia yaitu :

1)Masyarakat natur, yaitu


masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya, seperti gerombolan,
suku dan keturunan.
2)Masyarakat kultur, yaitu
masyarakat yang terjadi karena
kepentingan keduniawian, atau
kepercayaan, misalnya : koperasi,
kongsi perekonomian, gereja dan
sebagainya.

a.Masyarakat kecil yang belum begitu


kompleks, yang belum mengenal
pembagian kerja, belum mengenal struktur
danaspek-aspeknya.
b.Masyarakat yang sudah kompleks, yang
sudah jauh menjalankan spesialisasi
dalam bidang, karena ilmu pengetahuan
modern sudah maju.

B. MASYARAKAT
PERKOTAAN

Masyarakat
perkotaan
sering
juga disebut urban
community.
Ada beberapa ciri
yang menonjol pada
masyarakat
kota,
yaitu :

1.Kehidupan keagamaan berkurang

2. Orang kota pada umumnya dapat


mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain
3.Pembagian kerja di antara warga
warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang
nyata.
4. Perubahan-perubahan sosial
tampak dengan nyata di kotakota.

B
2

2. Jumlah dan kepadatan


penduduk.

B
C. PERBEDAAN
DESA DAN KOTA

Perbedaan yang paling


menonjol adalah pada
mata pencaharian :

HUBUNGAN DESA
DENGAN KOTA

ASPEK POSITIF
DAN NEGATIF

Ada beberapa
ciri yang dapat
dipergunakan
sebagai
petunjuk, yaitu :

1. Lingkungan hidup
3. Mata pencarian
4. Corak kehidupan sosial

1.Kegiatan penduduk desa berada di sektor


ekonomi primer yaitu bidang agraris.
2.Kota merupakan pusat kegiatan sektor
ekonomi sekunder yng meliputi bidang
industri, disamping sektor ekonomi tertier
yaitu bidang pelayanan jasa.
3. Di desa jumlah ataupun jenis barang yang
tersedia dipasaran sangat terbatas. Di kota
tersedia berbagai macam barang yang
jumlahnya pun melimpah.
a.Masyarakat perdesaan bukanlah dua
komunitas yang terpisah.
b.Terdapat hubungan yang erat, bersifat
ketergantungan.
c.Kota tergantung desa dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan-bahan
pangan.
d. Desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis
jenis pekerjaan tertentu di kota
e. Para pekerja dari pedesaan adalah pekerja
pekerja musiman.
f. Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang
juga diperlukan oleh orang desa.
Untuk menunjang warganya serta untuk memberikan
suasana aman, tentram dan nyaman , kota dihadapakan
pada keharusan menyediakan berbagai fasilitas
kehidupan dan keharusan untuk mengatasi berbagai
masalah akibat aktivitas warganya. Secara umum dapat
dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, pada
dasarnya mengandung 5 unsur yang meliputi : (1)
Wisma; (2) Karya; (3) Marga; (4) Suka; (5)
Penyempurnaan

C
3

C
fungsi tugas
aparatur
pemerintah
kota harus
ditingkatkan:

Rumusan
pengembangan kota
seperti itu tergambar
dalam pendekatan
penanganan masalah
kota sebagai berikut :

MASYARAKAT
PERDESAAN

1.Aparatur kota harus dapat


menanganiberbagai masalah yang timbul
di kota.
2. Kelancaran dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengaturan tata kota
harus di kerjakan .
3. Masalah keamanan kota harus dapat di
tangani dengan baik sebab kalau tidak,
maka kegelisahan penduduk akan
menimbulkan masalah baru.
1. Menekan angka kelahiran.
2. Mengalihkan pusat pembangunan pabrik
(industri) ke pinggiran kota.
3. Membendung urbanisasi.
4. Mendirikan kota satelit dimana pembukaan
usaha relatif rendah.
5. Meningkatkan fungsi dan peranan kota-kota
kecil atau desa-desa yang telah ada di sekitar
kota besar.
6. Transmigrasi bagi warga yang miskin dan
A. PENGERTIAN
DESA/PERDESAAN
tidak mempunyai
pekerjaan.
1.Menurut Sutardjo Kartohadikusuma, desa adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
2.Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau
kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan
kultural yang terdapat suatu daerah dalam
hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik
dengan daerah lain.
3.Menurut Paul H. Landis : desa adalah penduduknya
kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri-cirinya sebagai berikut :
a.Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal
mengenal antara ribuan jiwa.
b.Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukaan terhadap kekuasaan.
c.Cara berusaha adalah agraris yang paling umum
yang sangat dipengaruhi alam, seperti : iklim,
keadaan alam, dan lain-lain.

Ciri-ciri masyarakat perdesaan yaitu :


a.Didalam masyarakat perdesaan diantara warganya
mempunyai hubungan yang sangat erat.
b.Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan
dasar kekeluargaan
c.Sebagian besar warga masyarakat perdesaan
hidup dari pertanian.
d. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal
mata pencarian, agama, adatistiadat.

Sistem nilai budaya petani Indonesia, sebagai berikut :

a.Para petani di Indonesia terutama di Jawa pada dasarnya


menganggap bahwa hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang
buruk, penuh dosa, kesengsaraan.
b.Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup,
dan kadang-kadang untuk mencapai kedudukannya.
c.Dan untuk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup
Bergotong royong, mereka sadar bahwa dalam hidup itu
pada hakikatnya tergantung pada sesama.

SISTEM NILAI
BUDAYA
PETANI DI
INDONESIA

Sebenarnya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara


kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya,
yang berwujud di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial ekonomi, politik dan
kultural.

UNSUR-UNSUR DESA

Faktor
lingkungan
geografis memberikan
pengaruh
juga
terhadap
kegotong royongan ini,
misalnya :
Fungsi desa

a.Daerah dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang


tidak beserta penggunaanya, termasuk juga unsur
lokasi,luas atau batas yang merupakanlingkungan
geografis setempat.
b.Penduduk adalah hal yang meliputi jumlah
pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata
pencaharian penduduk desa setempat.
c.Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan
kekeluargaan yang erat.
d. Masyaakat merupakan sesuatu gemeinschaft yang
memiliki unsur gotong royong yang kuat.
1.Faktor topologi
2.Faktor iklim
3.Faktor cuaca

Ada tiga fungsi desa yaitu :


(1) Fungsi desa dalam hubungannya dengan kota.
(2) Sebagai lumbung bahan mentah atau tenaga kerja
yang tidak kecil artinya.
(3) Dan segi kegiatan, kerja desa dapat merupakan desa
agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan.
Menurut Sutopo Yuwono : salah satu peranan desa terletak
di bidang ekonomi, keberhasilan dalam menggali atau
mengembangkan potensi daerah perdesaan yang
bermacam-macam itu akan memperkuat ketahanan
secara nasional.

E
ciri-ciri masyarakat
perdesaan di Indonesia
umumnya dapat
disimpulkan sebagai
berikut :

URBANISASI DAN
URBANISME

(1) Homogenitas Sosial.


(2) Hubungan Primer.
(3) Kontrol Sosial Yang Ketat.
(4) Gotong-royong.
(5) Ikatan Sosial.
(6) Magenis Religius.
(7) Pola Kehidupan.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dapat pula
dikatakan bahwa urbanisasi merupakan
proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses tersebut terjadi dengan menyangkut
dua aspek, yaitu :
1. Perubahannya masyarakat desa menjadi
masyarakat kota.
2. Bertambahnya penduduk kota yang
disebabkan oleh mengalirnya penduduk
yang berasal dari desa-desa.
ada beberapa sebab yang mengakibatkan
suatu daerah tempat tinggal mempunyai
penduduk yang baik. dikatakan bahwa sebabsebabnya adalah sebagai berikut :
(1)Daerah yang termasuk menjadi pusat
pemerintahan atau menjadi Ibukota.
(2) Tempat tersebut letaknya sangat strategis
sekali untuk usaha-usaha perdagangan /
perniagaan, seperti sebuah kota
pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya
dekat pada sumber-sumber bahan mentah.
(3)Timbulnya industri di daerah itu, yang
memproduksikan barang-barang maupun
jasa-jasa.

Menurut
Koentjaraningrat ada
dua prinsip yaitu :

(1) Prinsip hubungan kekerabatan (geneologis).


(2) Prinsip hubungan tinggal dekat / teritorial.
Prinsip ini tidak lengkap apabila yang mengikat
adanya aktivitas
tidak diikut sertakan, yaitu :
(a)Tujuan khusus yang ditentukan oleh faktor
ekologis.
(b) Prinsip yang datang dari atas oleh aturan
dan undang-undang.

F
6

F
PERBEDAAN
MASYARAKAT
PERDESAAN DENGAN
MASYARAKAT
PERKOTAAN

Masyarakat perdesaan kehidupannya berbeda


dengan masyarakat perkotaan, hal ini akibat
adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan
lingkungan
1. LINGKUNGAN UMUM DAN ORIENTASI
TERHADAP ALAM
Masyarakat perdesaan berhubungan kuat
dengan alam, karena lokasi geografisnya di
daerah desa.
2. PEKERJAAN ATAU MATA PENCAHARIAN
Pada umumnya mata pencaharian di daerah
perdesaan adalah bertani
tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian
3.
UKURANsebab
KOMUNITAS
berdagang,
Komunitas
biasanya
lebih
kecildari
dari
beberapa perdesaan
daerah pertanian
tidak
lepas
komunitas
perkotaan.
kegiatan usaha.
4. KEPADATAN PENDUDUK
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila
dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota
kepadatan penduduk suatu komunitas
kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi
dari kota itu sendiri.
5. HOMOGENITAS DAN HETEROGENITAS
Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan
psikologis, bahasa, kepercayaan,adat-istiadat,
dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan
bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan
6. DIFERENSIASI SOSIAL
Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yang tinggi
di dalam diferensiasi sosial.
7. PELAPISAN SOSIAL
Kelas sosial didalam masyarakat sering nampak
dalam bentuk piramida terbalik yaitu kelaskelas yang tinggi berada pada posisi atas
piramida, kelas menengahada di antara ke dua
tingkat kelas eksterm dari masyarakat.

F
7

F
Ada beberapa perbedaan
pelapisan sosial yang tak
resmi ini antara
masyarakat desa dan
masyarakat kota :
Beberapa
contoh
di
masyarakat
pelapisan
sosial banyak ditentukan
atas dasar pemilikan
tanah misalnya, oleh :

(a)Pada masyarakat kota aspek kehidupannya lebih


banyak sistem pelapisannya dibandingkan dengan
di desa;
(b)Pada masyarakat desa kesenjangan antara kelas
eskterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar
dan sebaliknya;
(c)Masyarakat perdesaan cenderung pada kelas
menengah;
(d)Ketentuan kasta dan contoh perilaku.
a. Ter Haar
b. M. Jaspan
c. Koentjaraningrat
d. J.M. Van der Kroef dan C.B. Tripathi
.

MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas berkaitan dengan
perpindahan yang disebabkan
oleh pendidikan kota yang
heterogen,
terkonsentrasinya
kelembagaan-kelembagaan.
Dan segi-segi penting dari
mobilitas yaitu :

a.Banyak penduduk yang pindah kamar atau


rumah;
b.Waktu yang tersedia bagi penduduk kota untuk
bepergian per satuan;
c.Bepergian setiap hari di dalam atau di luar;
d.Waktu luang di kota lebih sedikit dibandingkan
di daerah

INTERAKSI SOSIAL
Perbedaan interaksi sosial di
daerah
perdesaan
dan
perkotaan :

1.Masyarakat perdesaan lebih sedikit jumlahnya;


2.Dalam kontak sosial berbeda secara kuantitatif
maupun secara kualitatif

PENGAWASAN SOSIAL
POLA KEPEMIMPINAN

STANDAR KEHIDUPAN

KESETIAKAWANAN
SOSIAL

NILAI DAN SISTEM NILAI

Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal,


pribadi dan peraturan lebih menyangkut masalah
pelanggaran.
Menentukan kepemimpinan di daerah perdesaan
cenderung banyak ditentukan oleh kualitas
pribadi dari individu.
Di kota dengan konsentrasi dan jumlah penduduk
yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam
menyediakan kebutuhan tersebut.

Kesetiakawanan sosial dan kesatuan pada


masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan
banyak ditentukan oleh masing- masing faktor
yang berbeda.
Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kota
berbeda dan dapatdiamati dalam kebiasaan.

Anda mungkin juga menyukai