Anda di halaman 1dari 22

Puskesmas Patani

Puskesmas Perawatan Patani adalah salah satu Puskesmas terkemuka di Kabupaten


Halmahera Tengah yang terletak di desa Yondeliu Kecamatan Patani
Jumat, 02 Desember 2011

MANAJEMEN PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL


MODUL MANAJEMEN KEPERAWATAN
(MPKP)

PENDAHULUAN
Sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin meningkat pula.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan
kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.
Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau administrator yang
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada semua aspek manajemen. Perawat
menejer siap terhadap perubahan dan mampu menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu
berubah dan menggalang system pendukung untuk yang lain.
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu
profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model
praktik keperawatan profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih
berorientasi pada pelaksanaan tugas. Pilar-pilar profesional diaplikasikan dalam bentuk aktivitasaktivitas pelayanan profesional yang terdiri dari pilar manajemen keperawatan, compensatory reward,
profsional relationship, dan pasien care delivery, yang kesemua pilar ini memiliki kegiatan dasar MPKP
dengan model MPKP yang berbeda. Namun pada buku saku ini penulis hanya memaparkan satu pilar
saja yaitu pilar manajemen keperawatan.
MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Manajemen Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu
menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan,
pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989) dalam (Nursalam, 2007)
Model prakrik keperawatan professional (MPKP)nadalah suatu system (sturktur, proses, dan
nilai-nilai professional)nyang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menompang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods,1996) dalam (sitorus, 2006). Sebagai suatu model berarti ruang rawat tersebut menjadi
contoh teladan dalam praktik keperawatan professional. Oleh karena itu proses manajemen harus
dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau
keluarga merupakan praktik yang profesional.
B. PENDEKATAN MANAJEMEN DI MPKP
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang
terdiri dari tahapan proses:
1. PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang
akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 19990)
Kegiatan perencanaan dalam praktik keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat
dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi
penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu sendiri.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari:
Rencana jangka panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3-10 tahun. Perencanaan
jangka menengah dibuat dan berlaku 1-5 tahun sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat 1
jam sampai dengan 1 tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi,
filosofi, kebijakan, dan prosedur (marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusa, visi, filosofi dan
kebijakan.
a. Visi Di Ruang MPKP
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
b. Misi Di Ruang MPKP
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan.
c. Filosofi Di Ruang MPKP
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam
organisasi dalam menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilainilai dalam filosofi dapat lebih dari satu
d. Kebijakan Di Ruang MPKP
Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambil keputusan.
Jenis perencanaan yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari:

1) Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing yang dibuat dalam setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan fungsi dan peran
perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan
pre conference
a) Rencana harian kepala ruangan, meliputi:
Asuhan keperawatan
Supervisi katim dan perawat pelaksana
Supervisi tenaga selain perawat dan kerjasama dengan unit lain yang terkait
b) Rencana harian ketua tim
Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien kepada tim yang menjadi tanggung
jawabnya
Melakukan supervisi perawat pelaksana
Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan yang lain
Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas
c) Rencana harian perawat pelaksana
Isi rencana harian pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang
dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak
berbeda jika hanya 1 orang dalam 1 tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim
dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
d) Penilaian rencana harian perawat
Setiap ketua tim mempunyai instrumen rencana harian perawat setiap harinya. Pada akhir
bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
Rumus pembuatan rencana harian (RH) perawat:
2) Rencana bulanan
a) Rencana bulanan Karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP
dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak
lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan
Karu adalah:
Membuat jadwal dan memimpin case conference
Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Membuat jadwal dinas
Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat
Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
b) Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
Mempresentasikan kasus dalam case conference

Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga


Melakukan supervisi perawat pelaksana

3) Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang
dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup :
a) Menyusun lapotan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
(aktivitas yang sudah dilaksanakan dari empat pilar praktek profesional) serta evaluasi
mutu pelayanan.
b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim
c)

Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah

pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan
meningkatkannya di masa mendatang.
d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem
penugasan modifikasi: keperawatan Tim-Primer. Secara vertical ada kepala ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di
ruang MPKP terdiri dari :
a. Struktur organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-Primer keperawatan.
Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua
tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur
organisasi tersebut digambarkan dalam bagan:
b. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruangan Rawat
1) Pendekatan Manajemen
a) Perencanaan
Mengembangkan visi dan misi
Mempunyai filosofi
Menetapkan rencana jangka pendek
Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di ruangan
Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas
kebutuhan di ruangan
Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan (bersama
dengan CCM)
Membuat peta risiko di ruang rawat
b) Pengorganisasian

Membuat struktur organisasi


Mengatur pembagian tugas jaga rawat (jadwal dinas) bersama ketua tim
Membuat daftar pasien bersama ketua tim

c) Pengarahan
Memimpin operan
Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference
Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan jelas
Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat didelegasikan kepada PA senior
(wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap di bawah pengawasan kepala ruang
rawat dan CCM
Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan
Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien
melalui komunikasi langsung
Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui
supervisi dan mendengarkan laporan langsung dari perawat primer
Melakukan pengawasan tidak langsung:
Mengecek daftar hadir ketua tim, perawat pelaksana, pekarya, dan petugas TU
Mengecek kedisiplinan
Membimbing siswa atau mahasiswa (bekerja sama dengan pembimbing klinik)
dalam pemberian asuhan keperawatan di ruangan, dengan mengikuti sitem MPKP
yang sudah ada

Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan

klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain, kepala ruang rawat
mengingatkan kembali klien/keluarga tentang perawat/tim yang bertanggung
jawab terhadap mereka di ruangan
Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal implementasi MPKP
termasuk sikap dan tingkah laku professional
d) Pengendalian
Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah di ruangan
Menetapkan indikator mutu
Melakukan audit dokumen
Melakukan survey kepuasaan terhadap keluarga, perawat, dokter
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal 5 set setiap hari
Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada di
ruangan, membuat DP3, dan usulan kenaikan pangkat
2) Compensatory Reward
a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat

b) Melakukan seleksi tenaga perawat


c) Melakukan orientasi
d) Melakukan penilaian kinerja
e) Melakukan pengembangan tenaga perawat
3) Hubungan Profesional
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus
c) Mengikuti rapat tim kesehatan
d) Mengawasi pelaksanaan visite dokter
4) Asuhan Keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan
c. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Primer (Pp)
1) Pendekatan manajemen
a) Perencanaan
Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah
dilakukan PP pada sore, malam, atau hari libur
Menetapkan renpra berdasarkan analisis standar renpra sesuai dengan hasil
pengkajian
Bekerja sama dengan CCM dengan mengindentifikasikan issue yang memerlukan
pembuktian sehingga tercipta evidence based practice (EBP)
Membuat perencanaan pulang
b) Pengorganisasiaan
Membuat jadwal dinas bersama kepala ruangan
Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan
Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap kali giliran jaga (
shift). Pemabgian klien berdasarkan pada jumlah klien, tingkat ketergantungan
klien, dan tempat tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP
didampingi oleh 2 orang PA, maka semua klien dibagi pada kedua PA sebagai
penganggungjawabnya.

PP

akan

membimbing

dan

membantu

PA

dalam

memberikan Askep. Bila PP hanya didampingi 1 orang PA pada satu tugas jaga maka
jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20 % dank lien
tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya
menjadi tanggung jawab PA. Pnenetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu
untuk membimbing dan membantu PA di bawah tanggung jawabnya dalam
memberikan Askep
Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah tanggung jawabnya
sesuai klien yang dirawat (pre conference)
c) Pengarahan
Memimpin kegiatan ronde keparawatan, konfrensi kasus, pre dan post conference
Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara individual
Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat dalam timnya)
Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelas

2) Compensatory reward
a) Melakukan orientasi kepada perawat baru
b) Melaukan penilaian kinerja
3) Hubungan professional
a) Memimpin konfrensi kasus
b) Mendampingi dokter visite klien di bawah tanggung jawabnya. Bila PP tidak ada, visite
didampingi oleh PA sesuai timnya
4) Asuhan keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan
a) Melakukan kontrak dengan klien/ keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada klien/keluarga. Panduan orientasi ini sebaiknya delaminating dan
digantung di kamar klien sehingga setip saat klien/keluarga dapat membaca kembali.
b) Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan tindakan keperawatan, apakah
sesuai dengan SOP
c) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA
d) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
e) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan dan tindakan keperawata
yang tidak dapat dilakukan oleh PA
f) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
g) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama dengan perawat
pelaksana
h) Melakukan evaluasi ASKEP dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari
i) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas kondisi
keperawatan klien (bergantung pada kondisi klien)
j) Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil PP)
dengan bimbingan kepala ruangan atau CCM
k) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/keluarga
d. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Associate (Pa)
1) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
2) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah
dilakukan PP
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
4) Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikanya pada
format yang tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat
7) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf
9) Mengkomunikasikan kepada PP/Pj dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
11) Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan

oleh PP
12) Melakukan inventarisasi fasilitas ang terkait dengan timnya.
13) Membantu tim lain yang membutuhkan
14) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya
dan berkoordinasi dengan PP.
e. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang MPKP
1) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai masingmasing oleh seorang ketua tim yang terpilih melalui test
2) Kepala ruangan bekerjasama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
3) Kepala ruangan membagi klien untuk masing-masing tim
4) Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karena kondisi tertentu kepala
ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim ke tim yang mengalami kekurangan
anggota
5) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena
sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang
paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan adalah ketua tim,
sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat
pelaksana) yang paling kompeten diantara anggota tim
6) Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien
7) Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim karena
suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling
ekspert yang ada dalam tim
9) Masing-masing tim memiliki buku komunikasi
10) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan asuhan keperawatan kepada klien
yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Uraian tugas (job deskripsi) personil di MPKP


1) Kepala ruangan
a) Management approach
Perencanaan
Menyusun visi
Menyusun misi
Menyusun filosofi
Menyusun rencana jangka pendek: harian, bulanan, tahunan
Pengorganisasian
Menyusun struktur organisasi
Menyusun jadwal dinas
Membuat daftar alokasi pasien

Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b) Compensatory reward
Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
c) Professional relationship
Memimpin rapat keperawatan
Memimpin konferensi kasus
Melakukan rapat tim kesehatan
Melakukan kolaborasi dengan dokter

d) Pasien care delivery


Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering
ditemukan di ruang rawat
2) Ketua tim
a) Management approach
Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian, rencana bulanan)
Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama kepala ruangan
Membagi alokasi pasien kepada perawat pelaksana
Pengarahan
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan
oleh perawat pelaksana
Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana
b) Compensatory reward
Menilai kinerja perawat pelaksana

Professional relationship
Melaksana konferensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
Patient care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering
ditemukan di ruang rawat
Perawat pelaksana
Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)
Patient care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering
ditemukan di ruang rawat
g. Daftar dinas ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas
perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas
pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan ketua tim. Setiap tim mempunyai anggota
yang berdinas pada pagi, sore, dan malam dan yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah
berdinas pada malam hari.
h. Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap tim selama 24
jam. Setiap pasien yang mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama
dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar dinas tidak perlu mencantumkan diagnosa
dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga
terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi
kolega kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan
pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh ketua tim sebelum operan dengan dinas berikutnya
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi,
sore, atau malam dilakukan oleh ketua tim berdasarkan jadwal dinas.
3. PENGARAHAN (DIRECTING)
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu dikelola, jika perlu
dilakukan pendelegasian. Diruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Menciptakan budaya motivasi
b. Manajemen waktu: rencana harian
c. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
d. Manajemen konflik
1) Operan per shift
2) Pre conference tim
3) Post conference
e. Pendelegasian dan supervisi
Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan

upaya-upaya (Marquis&Houston, 1998) sebagai berikut:


1) Menciptakan iklim motivasi
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui (Marquis&Houston, 1998):
a) Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan
tersebut secara efektif
b) Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c) Membuat keputusan yang bijaksana
d) Mengembangkan konsep kerja kelompok
e) Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan
organisasi
f) Mengenai staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan
mengetahui keunikan dirinya
g) Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
h) Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
i) Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j) Memastikan bahwa staf mengetahui alasan dibelakang semua keputusan dan
tindakan
k) Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
l) Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
m) Memberikan kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n) Menjadi role model bagi staf
o) Memberikan reinforcement sesering mungkin
Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a) Budaya pemberian iklim reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan
reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masingmasing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus diantara mereka terhadap
kinerja dan penampilan
b) Doa bersama sebelum memulai kegiatan
Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf
berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual.
c) Memanggil staf secara peridik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam
dan membantu penyelesaiannya.
Kepala ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik ketua tim
mapun perawat pelaksana untuk memperat hubungan dengan semua staf, memahami
problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf diseduaikan dengan
kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang
bekerja di MPKP.
d) Manajemen SDM melalui penerapan dan pengembangan jenjang karier dan kompetensi
e) Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja
2) Mengelola waktu secara efisien
Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
a) Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas

b) Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum


memulai tugas yang lain
c) Membuat prioritas uleng berdasarkan informasi yang diterima
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu
dalam bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang
disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
3) Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan.
Komunikasi adalah proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi
antara dua manusia atau lebih yang bekerjasama.
a) Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi , sore, dan malam. Operan
dari dinas malam ke dinas pagi dan dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala
ruangan, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung
jawab shift sore. Operan/Timbang Terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien.
Tujuan :
o Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien
o Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
o Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat :
Bagi Perawat
o Meningkatkan kemampuan kumunikasi antar perawat
o Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar perawat
o Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
o Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
bagi pasien
o Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap
Langkah-langkah :
o Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
o Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang disampaikan
o Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab shift
yang selanjutnya meliputi :
Kondisi atau keadaan klien secara umum
Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
o Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak terburuburu
o Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan kien.
Prosedur timbang terima :

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :


Persiapan
o Kedua kelompok dalam keadaan siap
o Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
o Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
o Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan
klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
o Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya
o Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
Identitas klien termasuk KU & TTV, serta diagnosa medik
Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
Intervensi kolaborasi dan dependensi
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya,
misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara
rutin.
o Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
o Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
o Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi khusus
dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
o Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat.
o Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operan
Dilaksanakan tepat pada pergantian sihft.
Dipimpin oleh kepalah ruangan atau penenggung jawab pasien (PP)
Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
Informasi yang disampaikan harus akurat, sistematis, singkat, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta mengjaga kerahasian pasien
Timbang terima harus beorientasi pada permasalahan pasien.
Pada saaat timbang terima di kamar pasien menggunakan volume suara yang
cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengan sesuatu yang rahasia bagi
klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung
dekat dengan klien
o Catatan :

Operan diruangan masing-masing tim (Nurse Station) lalu dilanjutkan di ruang


pasien untuk validasi (2-3 menit)
Dilanjutkan dengan pre comfrence (kurang lebih 10 menit)
Pada saat pre comprens, langsung saja ke intinya, tidak perlu kata2 pembukaan, tetapi
dimulai dengan baca doa
Operan dilaksanakan pada 30 menit sebelum pergantian dinas
Contoh :
Dinas pagi
v Jam 07.30 - 08.00 wita Operan & Validasi
v Jam 08.00 - 08.15 wita Pre Comprence
v Jam 08.15 - 12.00 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam 12.00 - 12.30 wita Istirahat/Ishoma
v Jam 12.30 - 13.00 wita Pendokumentasian
v Jam 13.00 - 13.30 wita Post Comprence
v Jam 13.30 - 14.00 wita Operan & Validasi
Dinas Sore
v Jam 14.00 - 14.15 wita Pre Comprence
v Jam 14.15 - 17.30 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam 17.30 - 18.15 wita Istirahat/Ishoma
v Jam 18.15 - 20.00 wita Pendokumentasian
v Jam 20.00 - 20.30 wita Post Comprence
v Jam 20.30 - 21.00 wita Operan & Validasi
Dinas Malam
v Jam 21.00 - 21.15 wita Pre Comprence
v Jam 21.15 - 00.30 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam 00.30 - 01.30 wita Istirahat/Ishoma
v Jam 01.30 - 05.00 wita Pelayanan Keperawatan
v Jam 05.00 - 05.30 wita Ishoma
v Jam 05.30 - 06.30 wita Pendokumentasian
v Jam 06.30 - 07.30 wita Post Comprence

Tabel I. 17. Pedoman Operan Antar Shift


PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/kantor perawat
Penanggung jawab : Kepala Ruangan/PJ shift
Kegiatan:
1. Karu/PJ shift membuka acara dengan salam

2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:


a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, tujuan yang telah tercapai,
tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan.
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman

Pre conference yaitu evaluasi Katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau penanggungjawab tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau penanggung jawab
tim
Post conference yaitu komunikasi Katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift
dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawat dan
hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau
penanggungjawab tim.
Tujuan Konfrensi
Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat oleh PP
Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-masing PA
Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap klien pada hari itu, Rencana
tindakan didasarkan pada renpra yang ditetapkan oleh PP
Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Tabel I. 18. Pedoman Pre Conference
PEDOMAN PRE DAN POST CONFERENCE
Waktu Kegiatan : setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : Ketua Tim/PJ tim
Kegiatan:
1. Konferensi dihadiri oleh PP dan PA dalam timnya masing-masing.
2. Penyampaian perkembangan dan permasalahan klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas per siff.. Hal-hal
yang disampaikan oleh PP meliputi :
a. Keadaan umum klien.
b. Keluhan klien.
c. Tanda-tandan vital dan kesadaran.
d. Hasil pemeriksaan laboraturium/diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan.
f. Rencana keperawatan hari ini.
g. Perubahan terapi medis.

h. Rencana medis.
3. PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang terkait dengan
keperawatan klien meliputi :
a. Keluhan klien yang terkait dengan pelayanan, seperti keterlambatan,
kesalahan pemberian makanan, kebisingan pengunjung lain,
ketidakhadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan haluaran cairan (I/O)
d. Ketepatan pemberian obat oral atau injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
f. Ketepatan dokumentasi.
4. Mengingatkan kembali standar prosedur (SOP) yang ditetapkan.
5. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan
kemajuan masing-masing PA.
6. Membantu PA menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Ronde Keperawatan adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh
penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik
Klien dilibatkan secara langsung
Klien merupakan fokus kegiatan
PA, PP dan CCM melakukan diskusi bersama
CCM memfasilitasi kreatifitas
CCM membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.
Tujuan
Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
Meningkatkan vadilitas data klien
Menilai kemampuan justifikasi
Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.
Peran
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
o Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
o Menjelaskan masalah keperawatan utama
o Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
o Menjelaskan tindakan selanjutnya

o Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil


Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
o Memberikan justifikasi
o Memberikan reinforcement
o Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional
o Mengarahkan dan koreksi
o Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
Pesiapan
o Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
o Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
Pelaksanaan Ronde
o Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan
o Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
o Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
o Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menerapkan
tindakan yang perlu dilakukan.

PEDOMAN RONDE KEPERAWATAN


Waktu Kegiatan : Satu hari setelah Informed Konsent
Tempat : Ruag Perawatan Klien
Penanggung jawab : PP dan PA
Kegiatan:

1. PP menentukan 2-3 klien yang akan di ronde


2. Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah
yang relative lebih kompleks.
3. Ronde dilakukan setiap hari, terutama pada waktu ketika intensitas kegiatan di
ruang perawatan relative tenang.
4. Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde kurang lebih satu
jam.
5. PA mempresentasikan kondisi klien dan tindakan yang telah dilakukan.
6. PP memberikan masukan kepada PA dan memberikan pujian pada hal-hal
tertentu.
7. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak di diskusikan di hadapan klien.

Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali
tiap bulan.
4) Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
Konflik adalah pebedaaan pendangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda
konflik mudah terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu diberdayakan upayaupaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :
a) Bersaing
Bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu kelompok berupaya
memuaskan kepentingan sendiri tanpa memperdulikan dampaknya pada orang lain atau
kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi
konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.

b) Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Berbagai pihak
yang melibatkan konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan
mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan.
c) Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau
menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak
dianjurkan dalam upaya penyelesaian karena masalah mendasar tidak diselesaikan,
penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu.
d) Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih
tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain.
e) Berkompromi

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik dimana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan kedua belah
pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah.
5) Penerapan manajemen konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya berkolaborasi. Pendekatan
penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem
solving) yang meliputi :
a) Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak
yang berkonflik
b) Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
c) Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
d) Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e) Menerapkan solusi pilihan
f) Mengevaluasi peredaan konflik
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk meyelesaikan konflik yang terjadi belum
berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau
konsultan.
Evaluasi penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP.
6) Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada
ketua tim, ketua tim kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme
pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang.
Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu: pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi
sistem penugasan yang diterapkan diruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:
a) Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan tugas sementara
karena alasan tertentu
b) Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shift
c) Pengdelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir. Dalam
hal ini yang mengatur pengdelegasian adalah kepala seksi keperawatan, kepala ruangan, ketua
tim atau penanggung jawab shift tergantung kepada personil yang berhalangan. Mekanismenya
sebagai berikut:

Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk
menggantikan tugas kepala ruangan

Bila ketua tim berhalangan hadir maka kepala ruangan menunjuk salah satu anggota tim
(perawat pelaksana) yang menjalankan tugas ketua tim
Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil
maka kepala ruangan/penanggung jawab shift berwenang memindahkan perawat pelaksana
dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau katim melimpahkan pasien
kepada perawat pelaksana yang hadir
7) Prinsip-prinsip pengdelegasian tugas tugas di MPKP yaitu:

a) Pengdelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas


b) Personil yang menerima pengdelegasian tugas adalah personil yang berkompeten setara
dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
c) Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan
maupun tertulis
d) Pejabat yang mengatur pengdelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan
menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
e) Setelah selesai pengdelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan
dan hasilnya
Pengdelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen yang diisi oleh
seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap
bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan
atau mencari kesalahan, tetapilebih kepada pengawasan partisipatif yaitu dalam proses
pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan
jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar meningkat.
8) Penerapan supervisi di MPKP
Di MPKP, kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di
MPKP sesuai dengan standar mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh
perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta
menguasai pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang
dilakukan sebagai berikut :
a) Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan
b) Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
c) Ketua Tim melakukan Pengawasan terhadap Perawat Pelaksana
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf
perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan, materi supervisi adalah kemampuan
managerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan
kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat
pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu
disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami
oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi.
Contoh jadwal supervisi
No

Waktu

Supervisor

Yang disupervisi

Materi Supervisi

1.

6/5/09

Karu

Katim 1

Memimpin pre

2.

12/5/09

Karu

Katim 2

conference

3.

20/5/09

Katim 1

Perawat asosiet : Nn.

Memimpin pre

4.

25/5/09

Katim 2

conference

Perawat asosiet : Tn,

Askep : diare

Askep : Gastritis

Aktivitas supervisi dievaluasi oleh kepala ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self
evaluasi.
Catatan :
1. Ronde dilakukan tiap kali dalam dua minggu
2. Kontrak waktu dengan klien
3. Inform Consent dilakukan satu hari sebelum ronde

DAFTRA PUSTAKA
Nursalam, 2006, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional, Ed 2, SM,
Jakarta.
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan
Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,.EGC, Jakarta

Puskesmas Patani di 06.11


Berbagi

1 komentar:
PAK SUGI 13 Mei 2016 19.28
Anda bisa memiliki uang balik sebanyak minimal 5 lembar,maksimal sebanyak 50 lembar,uang
balik pesanan anda akan dikirim sekaligus, proses pembuatan uang balik atau KLIK DI SINIKLIK
DI SINI : atau hub di nmor 085145297167
Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai:

Unknown (Google)
Keluar

Publikasikan

Beri tahu saya

Pratinjau

Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

Puskesmas Patani
Patani, Maluku Utara, Indonesia
Saya adalah seorang ners jebolan universitas hasanuddin makassar, saya adalah seorang
aktivis keperawatan
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai