PENDAHULUAN
Sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak makin meningkat pula.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan
kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.
Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau administrator yang
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada semua aspek manajemen. Perawat
menejer siap terhadap perubahan dan mampu menghadapi tantangan dari lingkungan yang selalu
berubah dan menggalang system pendukung untuk yang lain.
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu
profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model
praktik keperawatan profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih
berorientasi pada pelaksanaan tugas. Pilar-pilar profesional diaplikasikan dalam bentuk aktivitasaktivitas pelayanan profesional yang terdiri dari pilar manajemen keperawatan, compensatory reward,
profsional relationship, dan pasien care delivery, yang kesemua pilar ini memiliki kegiatan dasar MPKP
dengan model MPKP yang berbeda. Namun pada buku saku ini penulis hanya memaparkan satu pilar
saja yaitu pilar manajemen keperawatan.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Manajemen Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu
menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan,
pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989) dalam (Nursalam, 2007)
Model prakrik keperawatan professional (MPKP)nadalah suatu system (sturktur, proses, dan
nilai-nilai professional)nyang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menompang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods,1996) dalam (sitorus, 2006). Sebagai suatu model berarti ruang rawat tersebut menjadi
contoh teladan dalam praktik keperawatan professional. Oleh karena itu proses manajemen harus
dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau
keluarga merupakan praktik yang profesional.
B. PENDEKATAN MANAJEMEN DI MPKP
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses manajemen yang
terdiri dari tahapan proses:
1. PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang
akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
(Siagian, 19990)
Kegiatan perencanaan dalam praktik keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat
dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi
penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu sendiri.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari:
Rencana jangka panjang, rencana jangka menengah, dan rencana jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3-10 tahun. Perencanaan
jangka menengah dibuat dan berlaku 1-5 tahun sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat 1
jam sampai dengan 1 tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi,
filosofi, kebijakan, dan prosedur (marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusa, visi, filosofi dan
kebijakan.
a. Visi Di Ruang MPKP
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
b. Misi Di Ruang MPKP
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan.
c. Filosofi Di Ruang MPKP
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam
organisasi dalam menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilainilai dalam filosofi dapat lebih dari satu
d. Kebijakan Di Ruang MPKP
Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambil keputusan.
Jenis perencanaan yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari:
1) Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing yang dibuat dalam setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan fungsi dan peran
perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan
pre conference
a) Rencana harian kepala ruangan, meliputi:
Asuhan keperawatan
Supervisi katim dan perawat pelaksana
Supervisi tenaga selain perawat dan kerjasama dengan unit lain yang terkait
b) Rencana harian ketua tim
Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien kepada tim yang menjadi tanggung
jawabnya
Melakukan supervisi perawat pelaksana
Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan yang lain
Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas
c) Rencana harian perawat pelaksana
Isi rencana harian pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang
dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak
berbeda jika hanya 1 orang dalam 1 tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim
dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
d) Penilaian rencana harian perawat
Setiap ketua tim mempunyai instrumen rencana harian perawat setiap harinya. Pada akhir
bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
Rumus pembuatan rencana harian (RH) perawat:
2) Rencana bulanan
a) Rencana bulanan Karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP
dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak
lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan
Karu adalah:
Membuat jadwal dan memimpin case conference
Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Membuat jadwal dinas
Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat
Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
b) Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
Mempresentasikan kasus dalam case conference
3) Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang
dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya.
Rencana kegiatan tahunan mencakup :
a) Menyusun lapotan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
(aktivitas yang sudah dilaksanakan dari empat pilar praktek profesional) serta evaluasi
mutu pelayanan.
b) Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim
c)
Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah
pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan
meningkatkannya di masa mendatang.
d) Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadwal untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem
penugasan modifikasi: keperawatan Tim-Primer. Secara vertical ada kepala ruangan, ketua tim, dan
perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di
ruang MPKP terdiri dari :
a. Struktur organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-Primer keperawatan.
Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua
tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat pelaksana yang
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur
organisasi tersebut digambarkan dalam bagan:
b. Tugas Dan Tanggung Jawab Kepala Ruangan Rawat
1) Pendekatan Manajemen
a) Perencanaan
Mengembangkan visi dan misi
Mempunyai filosofi
Menetapkan rencana jangka pendek
Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di ruangan
Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas
kebutuhan di ruangan
Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan (bersama
dengan CCM)
Membuat peta risiko di ruang rawat
b) Pengorganisasian
klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain, kepala ruang rawat
mengingatkan kembali klien/keluarga tentang perawat/tim yang bertanggung
jawab terhadap mereka di ruangan
Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal implementasi MPKP
termasuk sikap dan tingkah laku professional
d) Pengendalian
Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah di ruangan
Menetapkan indikator mutu
Melakukan audit dokumen
Melakukan survey kepuasaan terhadap keluarga, perawat, dokter
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal 5 set setiap hari
Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada di
ruangan, membuat DP3, dan usulan kenaikan pangkat
2) Compensatory Reward
a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat
PP
akan
membimbing
dan
membantu
PA
dalam
memberikan Askep. Bila PP hanya didampingi 1 orang PA pada satu tugas jaga maka
jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20 % dank lien
tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan minimal serta klien lainnya
menjadi tanggung jawab PA. Pnenetapan ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu
untuk membimbing dan membantu PA di bawah tanggung jawabnya dalam
memberikan Askep
Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah tanggung jawabnya
sesuai klien yang dirawat (pre conference)
c) Pengarahan
Memimpin kegiatan ronde keparawatan, konfrensi kasus, pre dan post conference
Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara individual
Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat dalam timnya)
Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelas
2) Compensatory reward
a) Melakukan orientasi kepada perawat baru
b) Melaukan penilaian kinerja
3) Hubungan professional
a) Memimpin konfrensi kasus
b) Mendampingi dokter visite klien di bawah tanggung jawabnya. Bila PP tidak ada, visite
didampingi oleh PA sesuai timnya
4) Asuhan keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan
a) Melakukan kontrak dengan klien/ keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada klien/keluarga. Panduan orientasi ini sebaiknya delaminating dan
digantung di kamar klien sehingga setip saat klien/keluarga dapat membaca kembali.
b) Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan tindakan keperawatan, apakah
sesuai dengan SOP
c) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA
d) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
e) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan dan tindakan keperawata
yang tidak dapat dilakukan oleh PA
f) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
g) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya bersama dengan perawat
pelaksana
h) Melakukan evaluasi ASKEP dan membuat catatan perkembangan klien setiap hari
i) Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas kondisi
keperawatan klien (bergantung pada kondisi klien)
j) Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang telah ditunjuk (wakil PP)
dengan bimbingan kepala ruangan atau CCM
k) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/keluarga
d. Tugas Dan Tanggung Jawab Perawat Associate (Pa)
1) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
2) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah
dilakukan PP
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
4) Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renpra
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikanya pada
format yang tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP tidak di tempat
7) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai diparaf
9) Mengkomunikasikan kepada PP/Pj dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostic, laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
11) Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang dilakukan
oleh PP
12) Melakukan inventarisasi fasilitas ang terkait dengan timnya.
13) Membantu tim lain yang membutuhkan
14) Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung jawabnya
dan berkoordinasi dengan PP.
e. Mekanisme pelaksanaan pengorganisasian di ruang MPKP
1) Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai masingmasing oleh seorang ketua tim yang terpilih melalui test
2) Kepala ruangan bekerjasama dengan ketua tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam)
3) Kepala ruangan membagi klien untuk masing-masing tim
4) Apabila suatu ketika satu tim kekurangan perawat pelaksana karena kondisi tertentu kepala
ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim ke tim yang mengalami kekurangan
anggota
5) Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena
sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang
paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti kepala ruangan adalah ketua tim,
sedangkan jika ketua tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat
pelaksana) yang paling kompeten diantara anggota tim
6) Ketua tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien
7) Ketua tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun oleh perawat pelaksana anggota timnya
8) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang dilakukan oleh ketua tim. Bila ketua tim karena
suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling
ekspert yang ada dalam tim
9) Masing-masing tim memiliki buku komunikasi
10) Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan asuhan keperawatan kepada klien
yang menjadi tanggung jawabnya.
Pengarahan
Memimpin operan
Menciptakan iklim motivasi
Mengatur pendelegasian
Melakukan supervisi
Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b) Compensatory reward
Melakukan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
c) Professional relationship
Memimpin rapat keperawatan
Memimpin konferensi kasus
Melakukan rapat tim kesehatan
Melakukan kolaborasi dengan dokter
Professional relationship
Melaksana konferensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
Patient care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering
ditemukan di ruang rawat
Perawat pelaksana
Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)
Patient care delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit tersering
ditemukan di ruang rawat
g. Daftar dinas ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadwal dinas
perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas
pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan ketua tim. Setiap tim mempunyai anggota
yang berdinas pada pagi, sore, dan malam dan yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah
berdinas pada malam hari.
h. Daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap tim selama 24
jam. Setiap pasien yang mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama
dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar dinas tidak perlu mencantumkan diagnosa
dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga
terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi
kolega kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan
pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh ketua tim sebelum operan dengan dinas berikutnya
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi,
sore, atau malam dilakukan oleh ketua tim berdasarkan jadwal dinas.
3. PENGARAHAN (DIRECTING)
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu dikelola, jika perlu
dilakukan pendelegasian. Diruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Menciptakan budaya motivasi
b. Manajemen waktu: rencana harian
c. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
d. Manajemen konflik
1) Operan per shift
2) Pre conference tim
3) Post conference
e. Pendelegasian dan supervisi
Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan
Pre conference yaitu evaluasi Katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana
kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau penanggungjawab tim. Jika yang dinas
pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau penanggung jawab
tim
Post conference yaitu komunikasi Katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift
dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawat dan
hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau
penanggungjawab tim.
Tujuan Konfrensi
Membahas masalah setiap klien berdasarkan renpra yang telah dibuat oleh PP
Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-masing PA
Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiap klien pada hari itu, Rencana
tindakan didasarkan pada renpra yang ditetapkan oleh PP
Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Tabel I. 18. Pedoman Pre Conference
PEDOMAN PRE DAN POST CONFERENCE
Waktu Kegiatan : setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : Ketua Tim/PJ tim
Kegiatan:
1. Konferensi dihadiri oleh PP dan PA dalam timnya masing-masing.
2. Penyampaian perkembangan dan permasalahan klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas per siff.. Hal-hal
yang disampaikan oleh PP meliputi :
a. Keadaan umum klien.
b. Keluhan klien.
c. Tanda-tandan vital dan kesadaran.
d. Hasil pemeriksaan laboraturium/diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan.
f. Rencana keperawatan hari ini.
g. Perubahan terapi medis.
h. Rencana medis.
3. PP mendiskusikan dan mengarahkan PA tentang masalah yang terkait dengan
keperawatan klien meliputi :
a. Keluhan klien yang terkait dengan pelayanan, seperti keterlambatan,
kesalahan pemberian makanan, kebisingan pengunjung lain,
ketidakhadiran dokter yang dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan haluaran cairan (I/O)
d. Ketepatan pemberian obat oral atau injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
f. Ketepatan dokumentasi.
4. Mengingatkan kembali standar prosedur (SOP) yang ditetapkan.
5. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan
kemajuan masing-masing PA.
6. Membantu PA menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Ronde Keperawatan adalah Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk mermbahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus terntentu harus dilakukan oleh
penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim.
Karakteristik
Klien dilibatkan secara langsung
Klien merupakan fokus kegiatan
PA, PP dan CCM melakukan diskusi bersama
CCM memfasilitasi kreatifitas
CCM membantu mengembangkan kemampuan PA, PP untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.
Tujuan
Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
Menumbuhkan pemikran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
Meningkatkan vadilitas data klien
Menilai kemampuan justifikasi
Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
Meningkatkan kemampuan untuk emodifikasi rencana perawatan.
Peran
Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
o Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
o Menjelaskan masalah keperawatan utama
o Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
o Menjelaskan tindakan selanjutnya
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali
tiap bulan.
4) Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
Konflik adalah pebedaaan pendangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda
konflik mudah terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu diberdayakan upayaupaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :
a) Bersaing
Bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu kelompok berupaya
memuaskan kepentingan sendiri tanpa memperdulikan dampaknya pada orang lain atau
kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi
konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan.
b) Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Berbagai pihak
yang melibatkan konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan
mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan.
c) Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau
menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak
dianjurkan dalam upaya penyelesaian karena masalah mendasar tidak diselesaikan,
penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu.
d) Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih
tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain.
e) Berkompromi
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik dimana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan kedua belah
pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah.
5) Penerapan manajemen konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya berkolaborasi. Pendekatan
penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem
solving) yang meliputi :
a) Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak
yang berkonflik
b) Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
c) Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
d) Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e) Menerapkan solusi pilihan
f) Mengevaluasi peredaan konflik
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk meyelesaikan konflik yang terjadi belum
berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau
konsultan.
Evaluasi penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP.
6) Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada
ketua tim, ketua tim kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme
pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang.
Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu: pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi
sistem penugasan yang diterapkan diruang MPKP. Bentuknya dapat berupa:
a) Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim untuk menggantikan tugas sementara
karena alasan tertentu
b) Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shift
c) Pengdelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir. Dalam
hal ini yang mengatur pengdelegasian adalah kepala seksi keperawatan, kepala ruangan, ketua
tim atau penanggung jawab shift tergantung kepada personil yang berhalangan. Mekanismenya
sebagai berikut:
Bila kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk salah satu ketua tim untuk
menggantikan tugas kepala ruangan
Bila ketua tim berhalangan hadir maka kepala ruangan menunjuk salah satu anggota tim
(perawat pelaksana) yang menjalankan tugas ketua tim
Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil
maka kepala ruangan/penanggung jawab shift berwenang memindahkan perawat pelaksana
dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau katim melimpahkan pasien
kepada perawat pelaksana yang hadir
7) Prinsip-prinsip pengdelegasian tugas tugas di MPKP yaitu:
Waktu
Supervisor
Yang disupervisi
Materi Supervisi
1.
6/5/09
Karu
Katim 1
Memimpin pre
2.
12/5/09
Karu
Katim 2
conference
3.
20/5/09
Katim 1
Memimpin pre
4.
25/5/09
Katim 2
conference
Askep : diare
Askep : Gastritis
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh kepala ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self
evaluasi.
Catatan :
1. Ronde dilakukan tiap kali dalam dua minggu
2. Kontrak waktu dengan klien
3. Inform Consent dilakukan satu hari sebelum ronde
DAFTRA PUSTAKA
Nursalam, 2006, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional, Ed 2, SM,
Jakarta.
Sitorus Ratna, Yulia, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit Panduan
Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,.EGC, Jakarta
1 komentar:
PAK SUGI 13 Mei 2016 19.28
Anda bisa memiliki uang balik sebanyak minimal 5 lembar,maksimal sebanyak 50 lembar,uang
balik pesanan anda akan dikirim sekaligus, proses pembuatan uang balik atau KLIK DI SINIKLIK
DI SINI : atau hub di nmor 085145297167
Balas
Unknown (Google)
Keluar
Publikasikan
Pratinjau
Beranda
Puskesmas Patani
Patani, Maluku Utara, Indonesia
Saya adalah seorang ners jebolan universitas hasanuddin makassar, saya adalah seorang
aktivis keperawatan
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.