Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI TUGAS AKHIR

oleh :

PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2010

LATAR BELAKANG
SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah satu SMA di wilayah Rungkut yang
mengadakan perbaikan infrastruktur gedung guna meningkatkan mutu pendidikan,
dengan perbaikan infrastruktur gedung pada setiap jenjang pendidikan sehingga di
harapkan mampu menampung jumlah siswa yang cukup banyak dengan lahan yang
sempit. Karena itulah, kami memilih gedung SMA Negeri 17 Surabaya ini sebagai objek
dalam proposal Tugas Akhir untuk di rencanakan ulang dengan sistem rangka pemikul
momen menengah (SRPMM).
Gedung ini berada di wilayah Surabaya yang berada di zona kegempaan 2, agar
gedung ini dapat di rencanakan ulang dengan metode SRPMM maka kami
meningkatkan zona kegempaan wilyah Surabaya di zona 3.

SMA NEGERI 17 SURABAYA

METODOLOGI
START
Pengumpulan Data
Preliminari Desain
Analisa Pembebanan
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Gempa
Beban Angin
Beban Hujan

Analisa Struktur

Struktur Sekunder

Struktur Pondasi

Struktur Primer

Analisa Gaya Dalam


M, D, N

Perhitungan Penulangan

Tidak
Memenuhi

Cek
Persyaratan

Gambar Rencana
Memenuhi

FINISH

PRE ELIMINARY DESAIN


START

Bentang balok & kolom


BALOK
SNI 03-2847-2002 pasal 11.5.3, Tabel 8
Balok Dua Tumpuan h l
12

l
Balok Ujung Menerus h 21
KOLOM
I kolom
Lkolom

I balok
Lbalok

FINISH

Dari perhitungan pre eliminary desain di


peroleh hasil sebagai berikut:
Untuk bentang bangunan di bagi menjadi 2
yaitu arah X = 6m dan arah Y = 8m:
Bentang 8m:
Balok induk 50/70
Balok anak 30/40
Sloof 40/60
Bentang 6m:
Balok induk 35/50
Balok anak 20/30
Sloof 40/60
Untuk kolom:
K1 = 50 x 50
K2 = 20 x 30
K3 = 20 x 20
K4 = 30 x 30

PERENCANAAN DIMENSI
PELAT LANTAI
START
Tentukan f c , f y
Rencanakan tebal

pelat

Hitung :

b b
- L n = sisi terpanjang - +
2 2

b b
- S n = sisi terpendek - +
2 2
Ln
- =
Sn

ung :
0,2 m < 2,0, maka
fy

ln 0 .8

hf =
1500

36 5 ( m 0 , 2 )
dan
tidak kurang dari 120 mm
m 2,0 , maka

Hitung :
- Balok bentuk L :
bel = b w + 4 h f
be 2 = b w + h w

fy

ln 0.8

hf =
1500

36 9

- Balok T

bel = b w + 8 h f
be 2 = b w + 2 h w

dan tidak kurang dari 90 mm

Hitung :
k =

hf
b
1 + e - 1 x
h
bw

4 - 6 f
h

b
1 + e
bw

+ 4 f
h

+ be - 1 x f
h
b

h
- 1 x h
h

b .h 3
3
Ib = k . b w . h ; I p = p f
12

?1 = Ib ; ? m
I

12
= a1 + a 2 + a 3 +
n

an

FINISH

Dari perencanaan tersebut diperoleh


tebal plat untuk lantai 1,2 dan dek
atap adalah 12 cm dengan
fc = 25Mpa
fy = 240Mpa
= 0,85

PERENCANAAN DIMENSI
PELAT TANGGA
STARTT

START

Tebal
Plat tangga

Tinggi,bentang,lebar
tangga

Syarat tanjakan dan injakan :


60 cm 2t + i 65 cm
Dimana : t = Tinggi tanjakan
i = Lebar injakan
Kemiringan tangga = arc tan
Syarat kemiringan tangga :
25 40

t
i

Menghitung tebal efektif:


luas 1 = i x t
luas 2 = (i + t) x d
persamaan : luas 1/ luas 2
tebal efektif plat tangga :
tebal plat tangga +
persamaan

FINISH

Mutu Beton (fc')


= 25Mpa
Mutu Baja (fy)
= 400Mpa
Elevasi lantai
= 360 cm
Elevasi lantai bordes = 180 cm
Bentang tangga
= 270 cm
Lebar bordes
= 130 cm
Lebar tangga
= 145 cm
Lebar injakan
= 30 cm
Tinggi tanjakan
= 17.5 cm
Jumlah tanjakan
= 10 buah
Tebal Plat tangga
= 20 cm
Tebal plat bordes
= 15 cm

Kombinasi pembebanan
yang digunakan
[ SNI 0303-28472847-2002 ]

Pemodelan sap

PENULANGAN PELAT LANTAI


START

A
Diketahui m Rata-Rata
Tentukan type perletakkan pelat
m 0,375 (Pelat tanpa balok tepi)
1,875 > m 0,375 (Pelat terjepit elastis)
m 1,875 (Pelat terjepit penuh)
Pembebanan Pelat
Perhitungan Gaya Gaya Dalam
Mtx, Mty, Mlx, Mly (PBBI71 pasal 13.3 )
Terjepit Penuh (Tabel 13.3.1)
Terjepit Elastis ( Tabel 13.3.2)
Direncanakan fc,fy, tulangan

Hitung:
b 0.85 fc'

fy

600 Mn Mu

0,8
600 fy

Rn Mn
b . d2
1
2xmxRn

perlu 1 1

m
fy

As . b . d

max = 0.75 . b

min =

1.4
fy

fy
0,85. fc'

Hitung Spasi Tulangan


Batasan Spasi Tulangan ;
S 2h

Hitung Kebutuhan tulangan


susut + suhu
susut = 0,0018
As = susut x b x t
Jarak spasi tulangan
S < 5 x h atau 450mm

FINISH

Hasil dari setiap lantai


adalah :
fc = 25Mpa
fy = 240Mpa
= 0,85
tul. lentur = 10 mm
Tul. Susut = 8 mm

PENULANGAN PELAT TANGGA


A

START
Dimensi Tangga

Penulangan Tangga

Rencanakan fc, fy, tulangan

Tul. Pelat bordes

Penentuan Tebal Pelat Tangga dan


Bordes

5Pembebanan

Pembebanan Bordes

Tangga

Analisa Gaya-Gaya Dalam

Hitung:
balance 0.85* fc'* 600

fy

600 fy

max = 0.75* balance


min=

Mu
Mn
0,8

Rn Mn
2

bxd
1
2xmxRn

1 1

perlu

m
fy

1.4
fy

As xbxd

fy
0,85. fc'

Dipasang tulangan :
Tul. Pelat tangga
= 13 -150 mm

Kontrol Jarak Spasi Tulangan

Kontrol Perlu Tulangan Susut dan


Suhu Suhu
Kontrol Lendutan
Kontrol Retak

FINISH

= 13 -100 mm

PERENCANAAN GORDING
START
Menghitung
yang Terjadi
Rencanakan
Profil Gording

Pembebanan Gording

5
q L4 1 Px L3


384 E I 48 E
I

KEMBALI

Analisis Gaya-gaya Dalam


yang Terjadi

Menghitung
Mn

Menghitung

Penampang
Kompak

Mn
<
p

Menghitung
yang Terjadi

Penampang
tak Kompak
= p
Mn = Mp = (fy fs).S

TIDAK

b.Mn >
Mu

p < < r

ijin >
YA
KEMBALI
FINISH

Mn = Mp = Z.fy

KEMBALI

PERENCANAAN BATANG TARIK


START

Gaya gaya dalam


yang terjadi

Pilih profil

=L/r

.Tn

TIDAK

Tu < .Tn
YA

FINISH

PERENCANAAN SAMBUNGAN BAUT


START

Gaya gaya dalam yang terjadi

Tipe baut, tebal pelat dan jenis


sambungan
3.db

< S < 15.tp atau 200 mm

1,5.db < S1 < (4.tp + 100 mm) atau 200 mm

.Rn

TIDAK

Ru < .Rn
YA
FINISH

PERENCANAAN SAMBUNGAN LAS


.Rnw

START

Gaya gaya dalam


yang terjadi

SNI 03-1729-2002 pasal 13.5


Las tumpul

Mutu las, tebal pelat


dan jenis las

Akibat gaya aksial


.Rnw = 0,9.te.fy
Akibat gaya geser

Ukuran las, tebal efektif las, luasan las,


statis momen las dan inersia las

.Rnw = 0,8.te.(0,6.fuw)
Las sudut
.Rnw = 0,75.te.(0,6.fuw)

.Rnw

TIDAK

Las baji dan pasak


.Rnw = 0,75.Aw.(0,6.fuw)

Ru <
.Rnw
YA
FINISH

KEMBALI

PENULANGAN LENTUR BALOK

Di peroleh Tulangan Lentur Balok antara lain:


Bentang 8m:
Balok induk 50/70 D = 22 mm
Balok anak 30/40 D= 16 mm
Sloof 40/60

D= 22 mm

Balok anak 20/30 D= 16 mm


Bentang 6m:
Balok induk 35/50 D = 22 mm
Balok anak 20/30 D = 16 mm
Sloof 40/60

D = 19 mm

PENULANGAN TORSI MEMANJANG


START

Diketahui Tu
Acp
Pcp
Aoh
Ph

=b.h
= 2 . (b + h)
= (b-s-0,5.sngkng).(h-s-0,5.sngkng)
= 2.(b-s-0,5.sngkng)+(h-s-0,5.sngkng)

YA

Torsi
diabaikan

TIDAK

FINISH

Tulangan torsi pada balok:


Bentang 8m:
Balok induk 50/70 = 16 mm
Balok anak 30/40 = 13 mm
Sloof 40/60
= 16 mm
Balok anak 20/30 = 13 mm
Bentang 6m:
Balok induk 35/50 = 16 mm
Balok anak 20/30 = 13 mm
Sloof 40/60
= 16 mm

PENULANGAN GESER BALOK


START
Data Balok, dimensi penampang, fc, fy,
tulangan

A
B

Vu Hasil Analisa Struktur


Comb;1,2DL + 1,0LL

Cek Kondisi Geser

Tentukan Jarak Tulangan

Diketahui Momen Torsi (Tu)


Acp
Pcp
Aoh
Ph

=b.h
= 2 . (b + h)
= (b-s-0,5.sngkng).(h-s-0,5.sngkng)
= 2.(b-s-0,5.sngkng)+(h-s-0,5.sngkng)
YA

FINISH

Torsi
diabaikan

TIDAK
A

Di peroleh Tulangan Geser Balok antara lain:


Bentang 8m:
Balok induk 50/70 = 12 mm
Balok anak 30/40 = 10 mm
Sloof 40/60

= 12 mm

Balok anak 20/30 = 10 mm


Bentang 6m:
Balok induk 35/50 = 12 mm
Balok anak 20/30 = 10 mm
Sloof 40/60

= 10 mm

PENULANGAN LENTUR KOLOM


Skema penulangan kolom :
START

2
Pc = .EI
(k .u ) 2

A
Rencanakan fc,fy, Tulangan, b, h,
Pu, Momen-momen yang dibutuhkan

Cm = 1
b =
Kelangsingan
Diabaikan

momen beban tetap berfaktor


d =
momen beban total berfaktor

Cm > 1
Pu
1
Pc

s =

Ms

Pu
1
Pc

1
Perbesaran
Momen

M1 = M1ns + sM1s
M2 = M2ns + sM2s

Ec = 4700 fc
EI =

0,4 xEcxIg
1 d

Hitung gaya aksial yang bekerja dgn


sb. Eksentrisitas

EI /

EI /

ey =

kolom

M ny
M nx
dan ex =
Pn
Pn

balok

Tentukan : r = 0,3 x h

untuk kolom segi empat


Cari

Kontrol Kelangsingan Kolom


Tidak
Syarat :

Kelangsingan
Diabaikan

M
k x u
34 12 1
r
M2

Ya

Pu
Dengan Diagram Interaksi
Ag

Kontrol P aksial
Pn < Pu

k x u
22
r

OK
Check Momen Yang Terjadi
Menggunakan PCA COL
M pasang > M beban

Perbesaran
Momen

OK

TIDAK
OK

C
FINISH

Tidak OK

PERENCANAAN PENULANGAN
GESER KOLOM
START

Diberikan Vu (Dari Kemampuan Pikul Nominal Kolom), dan Nu


dari Output SAP

Tentukan Vc =

Nu fc '
bw x d
1

14
6
Ag


Check kondisi

1.

Vu 0.5* * V

tidak memerlukan tulangan geser

2. 0.5* * V < Vu

* Vc
3. * V < Vu ( Vc + Vs min )
c
4. ( Vc + Vs min ) < Vu ( Vc +
c

Vs perlu

= Vs min

Vs perlu

= Vs min

Vs max )

Vc +

Vs max ) <Vu (

Av

Vc +2 Vs max )

Vs..S
fy.d

S max = d/2

FINISH

Av * fy * d
s
Vsperlu = Vu- * Vc
Av * fy * d
Vsada =
s

5. (

Vsperlu = Vu- * V
Vsada =

PERENCANAAN PONDASI
B

START
Hitung tebal poer berdasarkan geser pons

Diberikan Data Tanah Sondir,


fc, fy, Dimensi TP,
Tulangan, b, hrencana, Pu, Mux,
Muy

Vc = 1 2 1

Tentukan kadalaman tiang pancang


Hitung daya dukung tanah :

Pt

Atp C n
SF1

( satu arah )
Vc = 1 fc' xboxd
6
( dua arah)

Vc = s xd 2
bo

kelltp JHP
SF2

Vc = 1
3

fc' xboxd

fc' xboxd
12

Cek Tegangan Yang Terjadi

Tentukan Pbahan
dimana Pbahan > Ptanah

Psatu TP

Tentukan Jumlah Tiang Pancang dan posisi tiang


P
n
Pijin
2,5 D < S < 3 D
1,5 D < S1 < 2 D

P My. X max Mx.Y max


n
x
y
2

PMAX PIJIN
PMIN PIJIN
PGROUP > PMAX

Tidak

Ya

Efisiensi Tiang 1 (n 1)m (m 1)n

Hitung:

90.m.n
Pgroup tiang .Pijin

fc' xboxd

c 6

1.4
min =
fy

Rn Mn
2

fy
m
0,85. fc'

Mu
Mn
0,8

bxd

perlu

1
2 xmxRn
1 1

m
fy

Cek max < perlu < max


As xbxd

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan, dipakai dimensi komponen
struktur sebagai berikut:
1. Pelat
Didapat tebal pelat lantai untuk lantai 2 dan 3 yaitu 12 cm.
2. Tangga
Injakan tangga 30 cm
Tanjakan tangga 17,5 cm
Tebal pelat tangga dan bordes 15 cm serta tebal efektif 20
cm.
3. Atap
Gording C 100 50 20 3,2
Kuda-kuda WF 200 100 4,5 7
Kolom WF 200 100 4,5 7

KESIMPULAN
4. Balok
Dimensi 50 x 70 dan 35 x 50 untuk balok induk
Dimensi 30 x 40 dan 20 x 30 untuk balok anak
Dimensi 20 x 30 untuk balok bordes
5. Kolom
Dimensi kolom (K1) 50 x 50 cm
Dimensi kolom (K2) 20 x 30 cm
Dimensi kolom (K3) 20 x 20 cm
Dimensi kolom (K4) 30 x 30 cm
6. Poer
Dimensi poer tipe 1 = 2,0 m x 2 m x 0,4 m
Dimensi poer tipe 2 = 1,2 m x 2,2 m x 0,5 m
Dimensi tiang pancang 30 cm x 30 cm
7. Sloof
Dimensi sloof 40 x 60 cm

Sekian
dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai