Anda di halaman 1dari 1

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai akurasi transthoracic ultrasonografi
untuk diagnosis pneumonia dan emboli paru. Sonografi juga menilai lesi kedua
penyakit.
Pasien dan Metode
Penelitian menggunakan sampel 17 pasien dengan pneumonia dan 14 pasien
dengan emboli paru yang dirawat di dada Departemen, Rumah Sakit Assiut
University selama periode dari Oktober 2013-Mei 2014. Protokol penelitian telah
disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran, Universitas Assiut dan semua pasien
telah menyetujui inform consent.
Menurut pedoman American Thoracic Society [16], kriteria klinis yang menunjukkan
pneumonia adalah batuk, demam atau dyspnea, produksi sputum, dan nyeri dada
pleuritik. Diagnosis emboli paru didasarkan pada kecurigaan klinis berdasarkan
faktor risiko tromboemboli vena (5 kasus imobilisasi pasca operasi, 2 kasus
keganasan, 6 kasus DVT sebelumnya, dan 1 kasus sindrom nefritis), gejala dan
tanda-tanda emboli paru, seperti dyspnea tidak bisa dijelaskan, nyeri dada,
takipnea , gejala yang mucul baik secara tunggal atau kombinasi. Diagnosis deep
vein thrombosis (DVT) di konfirmasi oleh sonografi duplex dari tungkai bawah dan
atau positive computed tomografi angiografi paru menemukan filling defek yang
tergambar oleh bahan kontras [17]
Semua pasien telah melalui sebagai berikut :
Anamnesa and pemeriksaan fisik
Rongten X-ray dada polos
BGA and pemeriksaan laboratrium.
Either high-resolution CT (HRCT) dada atau CTPA dilakukan sesuai dengan dugaan
diagnosis dan dianalisis oleh ahli radiologi independen, yang tidak menyadari
temuan klinis.
Duplex lower limbs pada suspek kasus deep venous
Transthoracic Transthoracic ultrasonografi (TUS): TUS dilakukan pada semua pasien
yang menggunakan Aloka ultrasound peralatan diagnostik Prosound SSD-3500
(Tokyo, Jepang)
TUS menggunakan convex probe (2.55 MHz) dan linear probe (7.510 MHz) untuk pemeriksaan paru
dn pleura.

Anda mungkin juga menyukai