Husniyatur PDF
Husniyatur PDF
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi, disebut
masa transisi karena masa remaja merupakan
tahapan tumbuh kembang dari anak menuju dewasa
(Kristo, 2010). Munculnya kemampuan bereproduksi
yang disebut dengan pubertas menjadi batas antara
dua tahap perkembangan ini. Pubertas yang terjadi
pada remaja selanjutnya mengarahkan remaja pada
pencarian identitas dirinya dan membuat remaja
merasa telah dewasa, sehingga harus mendapatkan
peran yang sama sebagaimana orang dewasa dalam
membuat keputusan dan tingkah laku (Djiwandono,
2008).
Remaja dihadapkan dengan dua tugas
perkembangan utama yang penting untuk dicapai.
Pertama mencapai kebebasan atau kemandirian,
dan yang kedua yaitu mampu membentuk identitas
untuk tercapainya kualitas diri dan kematangan
pribadi (Soetjingsih, 2004). Selain dua tugas
perkembangan tersebut menurut William Kay yang
dikutip Dahlan (2011) tugas perkembangan yang lain
adalah menerima fisiknya sendiri, kemampuan
mengendalikan diri, meninggalkan sikap kekanakkanakan, dan menemukan manusia model yang
dijadikan identitasnya.
Dalam melakukan tugas tugas
perkembangnnya, remaja banyak dipengaruhi oleh
peranan oran tua. Peranan orang tua memberikan
lingkungan yang memungkingkan remaja dapat
menyelesaikan tugas tugas perkembangannya.
Tidak sedikit remaja yang melakukan perbuatan
antisosial maupun asusila karena tugas tugas
perkembangan penting kurang berkembang dengan
baik (Ali dan Asrori, 2005). Oleh karena itu
diperlukan
pola asuh yang suportif untuk
mengantarkan remaja dalam perjuangannya
mencapai keberhasilan menyelesaikan tugas
perkembangan yang dilalui (Soetjiningsih, 2004).
Dalam kehidupan para remaja, terdapat
banyak faktor yang turut membentuk kepribadian dan
karakter mereka salah satunya pola asuh otoritarian
yang diterapkan dalam keluarga (Antawati, 2012).
Faktor keluarga merupakan hal paling kuat
pengaruhnya terhadap kepribadian seorang remaja,
karena keluarga adalah lingkungan pertama seorang
remaja tumbuh dan berkembang membentuk proses
kepribadian dengan mengikuti pola asuh yang
diterapkan keluarganya (Surbakti, 2009).
Gaya pengasuhan otoritarian adalah dimana
orang tua cenderung menuntut anak untuk
melakukan sesuatu yang disesuaikan dengan
standart orang tua, tanpa membuka kritik, alasan dan
pertanyaan (Nilam, 2009). Penerapan pola asuh
otoritarian yang diterapkan pada remaja yang masih
labil emosinya, hasilnya tentu saja akan membuat
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analisis
korelasi tentang hubungan pola asuh otoritarian
dengan perilaku kenakalan remaja dengan
menggunakan pendekatan cross sectional, dimana
data untuk variabel independen pola asuh otoritarian
dengan variabel dependen perilaku kenakalan
remaja dikumpulkan dalam waktu bersamaan
(Nursalam, 2008).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 Februari
sampai dengan 9 Februari 2013 di SMK Nasional
Malang.
Besar Sampel
Penelitian ini menggunakan sampel dengan
rumus sampel minimal dengan jumlah 76 responden.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan Proportionate Stratified Random
Sampling dimana populasi yang berjumlah 94 orang
diberikan kode responden pada masing masing
strata, kemudian dilakukan pengundian secara acak
sesuai keinginan yang diharapkan sampai
didapatkan sampel yang termasuk dalam kriteria
inklusi dan bebas dari kriteria ekslusi berjumlah 76
orang, proses pengambilan dilakukan dengan
mengambil 25 orang pada masing masing strata,
yaitu kelas X, kelas XI, dan 26 kelas XII. Peneliti
kemudian melakukan penelitian di SMK Nasional
Malang selama 3 hari. Pada hari pertama tanggal 7
februari 2013 didapatkan responden kelas X
berjumlah 25 orang, pada hari kedua tanggal 8
februari 2013 didapatkan responden kelas XI
berjumlah 25 orang, dan hari ketiga tanggal 9
februari 2013 didapatkan responden kelas XII
berjumlah 26 orang. Setelah mendapatkan
responden berjumlah 76 orang peneliti mengakhiri
sampel.
Analisa Data
Dalam analisis pola asuh otoritarian
nantinya akan dihasilkan data berupa distribusi
frekuensi dan persentase dari variabel yang
dianalisis. Data yang diambil untuk analisis univariat
adalah data rata rata, standart deviasi, minimum,
maximum.
Dalam analisis perilaku kenakalan
remaja nantinya akan dihasilkan data berupa
distribusi frekuensi dan persentase dari variabel yang
dianalisis. Data yang diambil untuk analisis univariat
adalah data rata rata, standart deviasi, minimum,
maximum.
Untuk mengetahui hubungan antara pola
asuh otoritarian dengan perilaku kenakalan remaja
dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji chi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Otoritarian Pada Tanggal 7 9 Februari 2013.
Pola asuh otoritarian
Otoritarian
Tidak Otoritarian
Total
Jumlah
44
32
76
Persentase
57.9
42.1
100
kenakalan biasa, sebanyak 7.9% atau 6 orang dari
76 total responden, 14 responden (18.4%) termasuk
dalam kategori kenakalan yang menjurus pada
pelanggaran dan kejahatan, dan 19 responden
(25%) termasuk dalam kategori tidak nakal.
Kepatuhan
Tidak Nakal
Kenakalan biasa
Kenakalan menjurus pelanggaran
Kenakalan khusus
Total
Jumlah
19
6
14
37
76
Persentase
25
7.9
18.4
48.7
100
Tabel 5.4. Tabulasi Silang Antara Hubungan Antara Pola Asuh Otoritarian Dengan Perilaku Kenakalan
Remaja.
Pola asuh Otoritarian
Otoritarian
Tidak
Jumlah
Tidak nakal
19
25
19
25
Kenakalan biasa
1.3
6.6
7.9
58.517
7.9
10.5
14
18.4
Kenakalan khusus
Jumlah
37
44
48.7
57.9
0
32
0
42.1
37
76
48.7
100
p-v
0.000
Keterangan:
n
= Banyaknya Responden
%
= Prosentase
Hasil Uji Chi-Square Untuk Pola Asuh Otoritarian
Dan Perilaku Kenakalan
Dari tabel di atas kemudian dicari apakah
terdapat hubungan (korelasi) antara pola asuh
otoritarian kenakalan remaja di SMK Nasional
Malang menggunakan uji Chi-Square. Diperoleh nilai
sebesar 58.517 dengan signifikansi sebesar
0.000 (signifikansi <0.05). Selain itu dapat diketahui
nilai 2tabel dengan = 0,05 adalah sebesar 7.815.
Kemudian dilakukan perbandingan, dimana dapat
diketahui bahwa 2hitung (58.517) lebih besar daripada
2tabel(7.815), selain itu juga signifikansi (0.000) lebih
kecil daripada (0.05) sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa pada selang kepercayaan 95%
didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara
pola asuh otoritarian dengan perilaku kenakalan
remaja di SMK Nasional Malang.
PEMBAHASAN
Pola Asuh Otoritarian Pada Remaja
Pada penelitian ini, dibahas mengenai pola
asuh otoritarian dan pola asuh tidak otoritarian.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa
frekuensi tertinggi pada kategori otoritarian, hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
Tegganing dan Fortuna (2008) yang membahas
tentang hubungan pola asuh otoriter dengan perilaku
agresif pada remaja. Pada hasil analisis disebutkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada
Laki.
psychology.uii.ac.id/
images/stories/.../naskah-publikasi04320092.pdf