Documents - Tips Sk-Laboratorium
Documents - Tips Sk-Laboratorium
I.Menimbang
II.
Mengingat
MEMUTUSKAN
LABORATORIUM
KESATU
KEDUA
sejak
tanggal
ditetapkan
hari
terdapat
kekeliruan
akan
diadakan
I.
Menimbang
II.
Mengingat
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
Menimbang
II.
Mengingat
KESATU
MEMUTUSKAN
JENIS REGENSIA ESENSIAL DAN BAHAN LAIN YANG
KEDUA
HARUS TERSEDIA.
Jenis Regensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia di
KETIGA
KEEMPAT
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
Menimbang
Mengingat
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
II.
Mengingat
Waepana.
1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang KesehataN
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
RUJUKAN
HASIL
KEDUA
KETIGA
Ditetapkan
Di Waepana pada tanggal Februari 2015
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Margareta U. Kromen,Amd.Keb
NIP: 19690628 198903 2 005
II.
Mengingat
Puskesmas Waepana.
: 1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman Pelayanan
Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 411/
MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang Laboratorium Klinik.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
Puskesmas Waepana;
6. Keputusan Menteri kseshatan Republik Indonesia Nomor
831/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart Reagen Ziehl
Neelsen.
7. .Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
II.Mengingat
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
II.Mengingat
Puskesmas Waepana.
1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:002/Menkes/SK/I/2009 tentang pedoman Pelayanan
Publik unit Pelaksanan Teknis di Lingkungan Depkes;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
411/ MENKES/ Per/ X/ 2010 tentang Laboratorium Klinik.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1691/ Menkes/ Per/ VIII/2011 tentang keselamatan pasien
Puskesmas Waepana;
6. Keputusan Menteri kseshatan Republik Indonesia Nomor
831/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standart Reagen Ziehl
Neelsen.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
KESATU
MEMUTUSKAN
PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN
BERBAHAYA.
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
I.
Menimbang
II.
Mengingat
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
tentang
Standart
Reagen
Ziehl
Neelsen.
7.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
MEMUTUSKAN
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Lampiran Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
Nomor:Ksr 032.1/11/WPN/
/02/2015
TENTANG
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG TERSEDIA DI
PUSKESMAS WAEPANA
NO
1.
HAEMOGLOBIN (HB)
2.
MALARIA
3.
SPUTUM BTA
4.
GOLONGAN DARAH
5.
SGPT
6.
SGOT
7.
8.
UREA
BILIRUBIN TOTAL
9.
GULA DARAH
10.
ASAM URAT
11.
CHOLESTEROL
12.
CREATININE
13.
VIH
14.
HBSAG
15.
PROTEIN URINE
16.
GLUKOSA URINE
17.
DARAH LENGKAP
III.
Menimbang
IV.
Mengingat
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN LABORATORIUM
DI PUSKESMAS WAEPANA
I.
Latar Belakang
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja,Khususnya keselamatan
dan keamanan Laboratorium.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
proses
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dan standar bagi petugas laboratorium Puskesmas
dalam menjaga keselamatan dan keamanan kerja.
2. Tujuan Khusus
a) Mencegah terjadinya kecelakaan Kerja.
b) Mencegah Penularan Penyakit baik kepada Petugas,pasien
Maupun Masyarakat.
c) Menigkatkan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan
Keselamatan dan keamanan kegiatan Unit laboratorium
III. Manfaat
Pembiayaan
Biaya Kesehatan dan Keselamata Kerja di bebankan pada APBD Ngada.
V1. Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk memberikan pedoman dalam
program
Keselamatan dan keamanan kerja di Laboratorium Kesehatan yang bertujuan
agar petugas, masyarakat dan lingkungan laboratorium kesehatan saat bekerja
selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk
dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama
yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen
Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-jawab terhadap kesehatan
masyarakat, memfasilitasi pembentukan berbagai peraturan, petunjuk teknis
dan
pedoman K3 di laboratorium kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program
maupun lintas sektor terkait dalam pembinaan K3 tersebut.
Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau
pengelola laboratorium kesehatan mempunyai peran sentral dalam pelaksanaan
program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan dan non kesehatan
yang menjadi sasaran program K3 ini harus berpartisipasi secara aktif, bukan
hanya sebagai obyek tetapi juga berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini.
Melalui kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas
kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di laboratorium kesehatan dapat
bekerja dengan lebih produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan
kepada masyarakat dapat ditingkatkan mutunya.
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Waepana
= Margareta U.Kromen=
NIP: 196906281989032005
keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses
pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan
elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
Puskesamas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di Puskesmas. Kebijakan dan/atau prosedur
juga mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit
konsentrat, seperti di UGD atau kamar Bersalini, serta pemberian label secara
benar pada elektrolit dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut,
sehingga membatasi akses, untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja/kurang hati-hati.
Penilaian Sasaran III
1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan
elektrolit konsentrat.
2. Implementasi kebijakan dan prosedur.
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
4. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus
diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted)
1V . kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien bedah Minor.
Puskesmas Waepana mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
tepat lokasi,tepat-prosedur, dan tepat- pasien.
Maksud dan Tujuan Sasaran IV
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada tindakan bedah minor, adalah
sesuatu
yang mengkhawatirkan dan tidak mungkin dapat terjadi di Puskesmas
Waepana. Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
yang tidak adekuat
antara anggota tim kerja, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam
penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk verifikasi
lokasi bedah minor. Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat,
penelaahan ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak
mendukung komunikasi terbuka antar anggota tim, permasalahan
yang berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible
handwritting) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor kontribusi yang
sering terjadi.
Puskesmas Waepana perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi masalah
yang mengkhawatirkan ini.
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penanganan bedah minor di
Puskesmas maka perlu di lakukan:
1. Puskesmas Waepana menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untuk
identifikasi lokasi bedah minor dan melibatkan pasien di dalam proses
penandaan.
2. Puskesmas Waepana menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional.
3. Tim yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum
insisi/time-out tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
bedah minor.
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan di luar
ruang tindakan..
V. pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Puskesmas Waepana mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi
risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Maksud dan Tujuan Sasaran V
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan besar
bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk
infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood
stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis).
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca
di Standart Operasional yang tersedia.
Puskesmas Waepana mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan
kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk
mencuci tangan yang benar dan wajib dilakukan semua staf.
.
Elemen Penilaian Sasaran V
1. Puskesmas Waepana mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO
Patient Safety)
2. Puskesmas Waepana menerapkan program mencuci tangan yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
VI. Pengurangan risiko pasien jatuh
Puskesmas Waepana mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi
risiko
pasien dari cedera karena jatuh di ruang rawat inap
Maksud dan Tujuan Sasaran VI
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien
rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan
B. Untuk Unit/Tim :
1) Semua tenaga pelayanan klinis di libatakan dalam mengembangkan berbagai
cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman.
2) Penanngung jawab ruang perawatan berkewajiban memeriksa dokumen
perawatan yang di buat staf.
.
3) Pastikan bahwa penanggug jawab keselamatan pasien menerima umpan balik
atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
PENUTUP
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas Waepana merupakan panduan
yang
komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah
tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap orang yang bekerja
diI puskesmas waepana.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan
tidak harus serentak. Pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling
mudah dilaksanakan di Puskesmas Waepana. Bila langkah-langkah ini berhasil
maka kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan. Bila tujuh
langkah ini telah dilaksanakan dengan baik Puskesmas Waepana dapat
menambah
penggunaan metoda-metoda lainnya sesuai Tenaga dan sarana Prasarana yang
tersedia.
Demikian pedoman Keselamatan pasien di Puskesmas Waepana ini di buat
untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan kepada Pasien.
= Margareta U.Kromen=
NIP:19890628189032005
UPTDPuskesmas Waepana PELAPORAN PROGRAM KESELAMATAN
Standart Operasional
Prosedur
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Prosedur kerja
laboratorium.
5.Melakukan evaluasi terhadap upaya keselamtan
pasien yang telah dilakukan.
6.Melakukan perbaikan jika ada yang masih harus
di perbaikai.
7.Mendokumentsaikan tindakan perbaikan dalam
buku bukti pelaksanaan perbaikan.
5.Unit Terkait
6 Sumber.
UPTDPuskesmas Waepana
Standart Operasional
Prosedur
PELAPORAN INSIDEN
No Dokumen :
032.1/WPN/11/
02/2015
Tanggal Terbit :
12 Pebruari 2015
Halaman :1/1
Ditetapkan Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas WAEPANA
=MARGARETA U.KROMEN,Amd.Keb=
NIP : 196906281989032005
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Prosedur Kerja
5.Unit Terkait
6.Sumber
UPTD PUSKESMAS
WAEPANA
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR.
No Dokumen : ksr
032.1/WPN/11/ /02/2015
Tanggal Terbit : 12
2015
Ditetapkan
Pebruari
Oleh Kepala UPTD
Puskesmas Waepana
=Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan.
4.Prosedur Kerja
5.Unit terkait
6.Sumber
PERBAIKAN
UPTD PUSKESMAS
WAEPANA
STANDART
OPERASIONAL
PROSEDUR.
No Dokumen : ksr
032.1/WPN/11/ /02/2015
Tanggal Terbit : 12
2015
Pebruari
=Margareta U.Kromen=
NIP:196906281989032005
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Prosedur Kerja
5.Unit Terkait
6.Sumber
Perawatan gedung dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas ,tapi jika tidak memungkinkan dapat
dilakukan juga oleh pihak lain atas permintaan Puskesmas.
Jika tidak memungkinkan maka perawatan gedung dan peralatan dapat di usulkan kedinas kesehatan
untuk dianggarkan
2. Tujuan:
Tujuan umum : mencegah timbulnmya masalah keamanan lingkungan yang dapat
mengancam keselamatan pasien.
Tujuan Khusus;
1. Menjaga Keamanan Lingkungan.
2. Menjaga gedung dan peralatan dalam keadaan baik.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3.Jenis-jenis Perawatan
3.1.LANTAI (FLOOR)
1). Pemeliharaan.
a) Pembersihan lantai yang kotor, dibersihkan dengan sapu serta dipel dengan kain pel.
Pembersihan dilakukan dengan setiap hari.
b) Bidang yang terdapat bercak noda dibersihkan dengan air yang dicampur dengan deterjen,
kemudian dikeringkan dengan lap. Pembersihan bercak noda dilakukan segera mungkin.
2). Perbaikan kecil.
Bagian permukaan yang rusak diperbaiki, kemudian di plester halus.
Kegiatan dilakukan jika ada lantai yang rusak.
3.2 KERAMIK
1)Pemeliharaan.
a) Pembersihan.
(1) Terutama untuk menjaga kebersihan dari debu dan kotoran di permukaan keramik di gunakan sapu
dan kemudian di Pel.
Kegiatan dilakukan setiap hari.
(2) Untuk pembersihan kotoran yang menempel,seperti noda bercak tanah liat, diseka dengan
kain basah dan disikat.
Pembersihan dilakukan segera mungkin.
b) Pencucian.
Pencucian dengan dete jen atau bahan semacam porstek dilakukan sebulan sekali.
2) Perbaikan kecil.
Yang termasuk dalam ingkup perbaikan adalah : pembongkaran keramik yang rusak
pecah dan pemasangan yang baru, pelapisan nat dengan bahan kedap air.
MATRIK PEMELIHARAAN LANTAI
NO
KOMPONEN/UNIT
KEGIATAN
ALAT
1.
Pemeliharaan
a.Sapu
b.Kain Pel
c.Ember
BAHAN
PEMELIHARAAN
a.Air
b.Deterjen
c.Cairan Pembersih
WAKTU
Setiap hari
Perbaikan
2.
Keramik
Pemeliharaan
a.Pahat
b.palu
cSendok Semen
d.Ember
a.sapu
b.Kain Pel
c.Ember
a.semen
b.pasir
c.Air
sesewaktu
a.Air
b.Cairan Pembersih
d deterjen
Setiap hari
a.Pahat Beton
b.Palu
c.Sendok Semen
d.Ember
e.Gergaji
Keramik.
f.Benang
g.Garisan Kayu.
h.Ember.
a.Semen
b.pasir
c.air
sesewaktu
1) Pemeliharaan.
a) Pembersihan.
Pembersihan debu dan kotoran menggunakan sapu dan sikat.
b) Pencucian.
Basahi dengan air bersih, kemudian sapukan campuran bubuk kimia. Untuk dinding yang kotor sekali
dapat digunakan bubuk abrasive, kemudian dibilas dengan air bersih untuk
Menghilangkan/membersihkan garam alkalinya.
c) Pemolesan.
Pemolesan dilakukan untuk melindungi komponen dari debu dan memudahkan untuk pembersihan.
Prosesnya, komponen yang akan dipoles harus dibersihkan dari segala kotoran.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memoles, komponen cenderung berubah warna, oleh karena itu
pemolesan dilakukan sekali setahun, jika diperlukan.
menghilangkan noda dapat digunakan bahan kimia, tergantung jenis nodanya.
2) Perbaikan kecil.
Yang termasuk dalam lingkup perbaikan:
a) Pembongkaran.
Pembongkaran dilakukan pada bagian yang rusak atau Iembab saja.
b) Pemasangan
Pemasannga hanya di lakukan pada bagian yang rusak saja.
c) Penambalan
Penambalan dilakukan pada bagian yang dianggap rusak
3.4.DINDINGKERAMIK
1) Pemeliharaan.
a) Pembersihan
Pembersihan meliputi Pembersihan dari debu dankotoran dengan menggunakan
Sapu dan kain lembab.
Untuk pembersihan nat digunakan sikat yang bulunya agak kaku, terutama pada bagian luar.
b) Pencucian.
Pencucian menggunakan deterjen , dan dilakukan sebulan sekali.
2) Perbaikan kecil.
Pembongkaran keramik yang rusak, diganti dengan yang baru dan pelapisan nat dengan bahan kedap
air.
3.5KAYU
Kayu dilapisi finishing yangdimaksudadalah : parket, formika,triplek, ramin yang telah difinishing
dan telah diberi lapisan cat, plitur, teak oil &n duco.
Pelapisan kayu, adalah untuk melindungi terhadap serat serat maupunsel-sel dari pengaruh zat kimia,
jamur, serangga,debu, kotoran dan laimya.
1) Kayu dilapis plitur dan teak oil.
a) Pemeliharaan.
(1) Pencucian.
Meliputi pencucian bercak noda yang melekat pada permukaan cat, dengan menggunakan air
dicampur bahan kimia kemudian dilap sampai kering.Perawatan di lakukan enam bulan sekali.
( 2)Pembersihan debu dan kotoran dilakukan setiap hari, dengan rnenggunakan lap, sapu,
b) Perbaikan kecil.
(1)Meliputi penggatian cat yang kusam,
perbaikan lapisan cat dilakukan setelah bidang bidang yang akan dilapis cat di gosok dengan amplas
halus sampai bersih.
(2) pergantian kayu yang lapuk kemudian dilapisi dengan cat sesuai denagan warna yang telah ada
menggunakan Kuas.
2) Kayu dilapisi cat dan duco.
a.Pemeliharaan
1.Pembersihan dan debu menggunakan lap dilakukan setiap hari.
2.Pencucian:Pencucian noda atau bercak pada permukaan cat menggunakan air di campur bahan
kimia kemudian dilap sampai kering.dilakukan setiap 6 bulan sekali.
b.Perbaikan kecil
(1) Pergantian cat yang terkelupas dilakukan setelah bagian cat yang terkelupas di gosok dengan
amplas halus sampai bersih kemudiaan di cat ulang menggunakn cat halus.
(2) Pembongkaran komponen atau bagian kayu yang lapuk,diganti dengan kayu yang baru kemdudian
dilapisi cat,sesuai yang telah ada dengan menggunakan kuas.
.
3.6. ALUMINIUM DAN STAINLESS STEEL.
1) Pemeliharaan.
Pembersihan.
a) Dibersihkan dengan kain halus, cuci dengan deterjen dan air hangat, bilas dan kemudian keringkan.
b) Untuk pembersihan noda, gunakan cairan atau bubuk pembersih, danlap dengan kain halus sampai
kering.
2) Perbaikan kecil.
Penggantian bagian yang rusak.
3.7. KACA DAN FLEXIGLASS.
1) Pemeliharaan.
Pembersihan Debu dan kotoran yang menempel, menggunakan alat pembersih kaca dan deterjen,
dilakukansetiap hari. Untuk bagian yang sulit menggunakan alat bantu (seperti stager),dilakukan tiga
bulan sekali.
KOMPONEN/UNIT
KEGIATAN
ALAT
1.
Pemeliharaan
a.Sapu
b.sikat
c.Ember
d.Lap
Perbaikan
a.Sendok Semen
b..skop
Pemeliharaan
a.sapu
b.Kain Pel
c.Ember
2.
3.
Keramik
Kayu
Pembersihan
Pengecatan
Perbaikan
4.
Almunium
Pembersihan
5.
Kaca
Pembersihan
BAHAN
PEMELIHARAAN
a.Air
b.Deterjen
c.Cairan Pembersih
WAKTU
a.semen
b.pasir
c.Air
a.Air
b.Cairan Pembersih
d deterjen
sesewaktu
a.Pahat Beton
b.Palu
c.Sendok Semen
d.Ember
e.Gergaji
Keramik.
f.Benang
g.Garisan Kayu.
h.Ember.
a.Lap
b.Sapu
c.Sikat halus
a.Kuas.
b.Ampalas
a.Semen
b.pasir
c.air
sesewaktu
a.Air.
b.bahan kimia.
Setiap
minggu.
a.Meni
b.Cat
Setahun
sekali.
a.Paku
b.Gergaji
c.Amplas
d.Mortir
a.Lap.
b.Bulu ayam.
c.sikat halus
a.Lap
b.bulu ayam
a.Jenis kayu
b.Lem
d.Obat anti rayap
Sesewaktu
a.air
b.bahan kimia
Setiap
hari/seninggu
sekali.
Setiap hari
a.Air
b.Bahan Kimia.
Setiap bulan
Setiap hari
e.Panel Listrik.
Pada Panel in i pemeliharaannya lebih teliti,untuk mematikan tegangan perlu melakukan koordinasi
dengan ruang perawatan.perawatan panel dilakukan setiap enam bulan sekali.
f.UPS (Uninterutible Power Supply)
UPS perlu di perhatikan pada baterai yang dilakukan setiap 2 bulan sekali.
potong kemudian di sambung dengan seng yang abru dengan cara pensolderan.seluruh talang
yang dilakukan pensolderan dilakukan pengecatan ulang kemudian dilapisi bahan anti karat.
MATRIK PEMELIHARAAN Plafon,atap,Talang.
NO
KOMPONEN/UNIT
KEGIATAN
ALAT
1.
Plafon tripleks
Pemeliharaan
a.Sapu
b.Lap
Pengecatan
a.sapu
b.Lap
c.Kuas
a.gergaji
b.mortil
c.Paku
d.Pensil kayu
a.sapu Lidi
b.Sapu ijuk
a.Meni
b.Cat
d.tiner
a.Trippleks
b.jenis Kayu
3 tahun sekali.
a.Air
b.Cairan Pembersih
d deterjen
Setiap bulan
a.gunting seng
b.Palu
c.paku
d.lem seng
e.kuas
a.seng
b.meni
c.cat
sesewaktu
Pembersihan
a.sapu lidi
b.Sapu ijuk
c.Sikat halus
a.Kuas.
b.Ampalas
c.gunting seng
d.paku
epalu
a.Air.
b.bahan kimia.
Setiap bulan.
a.Meni
b.Cat
d seng plat
Setahun
sekali.
Perbaikan
2.
3.
Atap Seng
Plafon rata
Pemeliharaan
perbaikan
BAHAN
PEMELIHARAAN
WAKTU
Setiap bulan
sesewaktu
4.PENUTUP
Demikian kerangkan acuan ini dibuat untuk menjadi pedoman bagi semua petugas Puskesmas
Waepana untuk dapat melaksanakan kegiatan Pemantaun fisik bangunan sesuai pedoman yang
tersedia.
Semoga Tuhan menyertai kita.Selamat bertugas.
NIP:196908281989032005