Anda di halaman 1dari 6

Sirah Nabawiyah

: Kode Materi 73

Urgensi Mempelajari Sirah


Nabawiyah
Rasulullah SAW adalah seorang nabi dan rasul yang diutus untuk seluruh manusia.
Beliau menjadi Al-Quran yang berjalan, sebab semua perintah Allah SWT kepada
umat manusia yang ada di dalam Al-Quran telah dipersonifikasikan dalam pribadi
Rasulullah SAW.
Bahkan Al-Quran diturunkan seayat demi seayat seusai dengan sepak terjang
kehidupan Rasulullah. Maka tiap ayat Al-Quran itu mewakili titik-titik episode dalam
kehidupannya.
Bisa dikatakan tidak mungkin ada seorang yang mengaku memahami Al-Quran kalau
tidak melihat peri hidup beliau. Sebab Al-Quran memang turun untuk mengiringi jalan
hidup beliau. Ketika beliau wafat, maka wahyu dari langit pun berhenti turun untuk
selama-lamanya.
Mustahil ada orang yang mengaku telah mengetahui semua apa yang dimaui oleh
Allah SWT manakala dia belum lagi mengenal sosok beliau.
Ustaz Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, seorang ulama besar Syiria dalam kitabnya Fiqhus
Sirah menyebutkan ada 5 hal utama yang terkait dengan urgensi mempelajari
sirahnya. Kelimanya itu perlu diperhatikan oleh siapapun yang sedang belajar sejarah
nabi yang agung itu. Agar mengerti dan tahu tujuan dari usahanya dalam mendalami
sejarah.
I. Memahami Kepribadian Rosul
Urgensi yang utama dalam membedah sirah nabawiyah adalah agar kita bisa
mengenal lebih dekat dengan sosok dan pribadi Rasul mulia ini. Sebab dengan
pendekatan sejarah pribadinya, kita bisa ikut tenggelam merasakan suka duka apa
yang beliau alami.
Seolah kita masuk ke sebuah mesin waktu dan berpindah ke masa 15 abad yang lalu
hadir bersama para shahabat duduk bersimpuh di sekeliling sosok manusia termulia di
dunia. Apalagi ternyata yang namanya sirah itu disusun berdasarkan urutan waktu,
sehingga tahap demi tahap dari episode kehidupan beliau bisa kita hadirkan dalam
ingata kita.
Apa yang kita lihat dari sosok seorang Muhammad Rasulullah SAW itu bila kita
proyeksikan pada diri kita sekarang ini akan menjadi pemandu hidup yang tidak ada
tandingannya.
Sebuah pribadi yang muliai, pemurah, penyayang, mengasihi sesama, berani, optimis,
siap sedia untuk berkorban dan tidak pernah merasa putus asa dari rahmat Allah.
Beliau yang sejak lahir dalam keadaan yatim, hidup dari hasil keringat sendiri dengan
menggembalakan kambing atau pergi berdagang, namun berkepribadian yang sejak
dini teramat mulia, amanah dan peduli kepada siapapun.
Ketika beliau diangkat menjadi rasul, betapa berat ujian yang beliau terima, seolah
tidak ada sedikit pun rasa iba dari kaumnya yang sebelumnya menggelarinya Al-Amien
itu. Lemparan batu bahkan kotoran unta tak jarang mendarat di wajah yang mulia itu.
Tak terhidung caci maki dan hinaan bahkan tuduhan gila beliau terima dengan lapang
dada. Tak pernah beliau merasa dendam atau ingin membalas pelakunya. Ketika ada
kesempatan untuk melakukan balasan pun beliau malah memafkannya. Baginya,
orang mau ikut apa yang dibawanya jauh lebih indah dari pada sekedar memuaskan

amarah.
Ciri yang paling khas dari pribadi belilau adalah akhlaq yang mulia yang telah
ditetapkan ayat Al-quran al-Kariem
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.(QS. Al-Qalam : 4)
Semua sifat mulia itu tidak akan bisa kita rasakan bila kita tidak tenggelam dalam
sirah nabawiyah.
II. Mendapatkan Gambaran Sosok Panutan dalam Seluruh Aspek Kehidupan
Allah telah mentakdirkan bahwa pribadi Rasulullah SAW itu pribadi yang multi dimensi.
Beliau bisa berperan menjadi banyak sosok sekaligus. Beliau adalah seorang peimpin
umat, sekaligus menjadi seorang tentara yang gagah berani. Di rumah, beliau adalah
seorang ayah yang mengasihi dan seorang suami yang amat mencintai istrinya. Beliau
pandai mengatur ekonomi, dekat kepada orang lemah dan tidak takut menghadapi
para raja.
Beliau bisa berbicara dengan sekian banyak jenis elemen masyarakat, mulai dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi. Bahkan para jin yang dimensi kehidupannya
jauh berbeda dari manusia pun memerlukan berguru kepada beliau.
Katakanlah : "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah
mendengarkan sekumpulan jin , lalu mereka berkata:
Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang
mena'jubkan,(QS. Al-Jin : 1)
Siapapun ilmuwan yang ingin menulis tentang beragam disiplin ilmu, bisa menengok
sosok nabi SAW. KArena pada pribadi itu ada sumber ilmu yang tidak pernah kering.
Seolah-olah Allah telah menjadikannya sosok yang merupakan gabungan dari sekian
banyak ilmuwan, ahli, cendikiawan dan negarawan sekaligus. Bahkan para seniman
dan sastrawan pun tidak pernah bisa melepaskan diri dari sosok beliau.
Hal itu dikuatkan oleh kesaksian dari Al-Quran bahwa memang benar dalam diri beliau
ada suri tauladan utama yang bisa dijadikan sosok panutan semua kalangan.
Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.(QS. Al-Ahzab : 21)
III. Memahami Al-Quran, merasakan Ruh dan Menjelaskan Maksudnya
Sebagaimana kami sebutkan bahwa Al-Quran itu diturunkan ayat per ayat sesuai
dengan episode kehidupan Rasulullah. Maka setiap kita masuk ke dalam sirah
nabawiyah, otomatis kita pun akan merasakan bagaimana jiwa Al-Quran itu
diturunkan. Seolah-olah ayat demi ayat itu turun kepada kita juga manakala kita
merasakan kebersamaan dengan sosok beliau di dalam lembar-lembar sejarah.
Akan sulit kita merasakan bagaimana agungnya kitab suci al-quran manakala kita
tidak ikut hanyut dalam suasana ketika ayat demi ayat itu mengalir turun. Dan
suasana itu adanya hanya di dalam sirah nabawiyah.
Disinilah letak titik perbedaan antara kita dengan para shahabat Rasulullah dalam
interaksi mereka terhadap Al-Quran. Mereka saat itu mengalami langsung bagaimana
Al-Quran membimbing mereka dalam setiap kesempatan. Mereka mengalami kesan
yang sangat kuat terhadap setiap potong ayat yang turun kepada mereka juga.
Sehingga wajar bila mereka begitu menghafalnya, menghayatinya dan benar paham

apa maksud dari tiap ayat itu.


Sedangkan kita yang hidup di masa sekarang ini, melihat Al-Quran tiba-tiba sudah
berbentuk sebuah buku yang tebal, berbahasa arab, terdiri dari 30 juzu' dan tidak
paham makna dan isinya. Maka wajar pula bila apresiasi kita saat ini dengan Al-Quran
menjadi jauh di bawah para shahabat. Bahkan lebih parah lagi, kita tidak tahu
mengapa dan pada situasi bagaimana tiap ayat itu turun.
Untuk menjembatani semua hal itu, menenggelamkan diri ke dasar sirah nabawiyah
bisa membantu kita mendapatkan ruh dari Al-quran pada saat-saat turun. Sebab
dengan menetahuinya suasana dan konteksnya, kita pun akan semakin paham apa
makna dan latar belakang dari tiap ayat itu. Maka seorang yang menguasai sirah
nabawiyah tentunya punya rasa yang sedikit berbeda dengan mereka yang tidak
menguasainya. Perasaan bersama dengan ruh Al-quran, semangat dan
kehangatannya.
Sebab atmosfir sirah nabawiyah memang masih menyimpang suasana romantisme
bersama Al-quran serrta meninggalkan jejak-jejak yang teramat jelas tentang ilmuilmu yang dikandung Al-Quran.
IV.Memperluas Cakrawala Keilmuan dan Tsaqofah Islamiyah
Sirah nabawiyah juga menyimpang berjuta ilmu pengetahuan ajaran Islam, sebab
sirah merupakan sumber ajaran Islam dalam konteks sebuah kehidupan masyarakat
yang utuh.
Rasulullah adalah nabi yang mendapatkan wahyu langsung dari Allah. Tiap detik
kehidupannya menyimpan berjuta ilmu pengetauan dan tsaqafah yang tidak pernah
kering untuk terus ditimba.
Semakin mendalam seseorang meresapi sirah nabawiyah, maka akan semakin banyak
dia bisa menambang ilmu tsaqafah Islamiyah.
Dan untuk itu, para ulama, cendekia, tokoh dan ilmuwan muslim tidak bisa
melepaskan diri dari sirah nabawiyah, agar tidak kehilangan sumber ilmu pengetahuan
yang amat padat itu.
V. Contoh Perjalanan Dakwah, Tarbiyah dan Taklim bagi Aktifis Dakwah
Pergerakan dakwah di dunia saat ini sedang mengalami masa surut, setelah dahulu
mengalami masa jaya. Rezim Barat sebagai musuh bebuyutan pergerakan Islam saat
ini sudah berhasil menguasai berbagai sendiri kehidupan di negeri Islam.
Maka tidak ada jalan bagi para tokoh pergerakan kecuali kembali membuka lembarlembar sejarah Rasulullah SAW untuk menemukan formula dan manhaj pergerakan
yang bisa mengembalikan mereka kepada kejayaan masa lalu.
Sebab tiap episode dakwah Rasulullah memang menyimpang banyak kita dan metode
serta pengalaman emas yang amat bermanfaat bagi para tokoh pergerakan, aktifis
dakwah dan juga seluruh elemen umat Islam.
www.kampussyariah.com

Sirah Nabawiyah

: Kode Materi 74

Sumber-sumber Sirah Nabawiyah


Sumber-sumber utama yang dipakai dalam menyusun Biografi Nabi Saw dapat
disimpulkan kedalam empat sumber :

I. Al-Quran Al-Karim
Alqur`an adalah sumber pokok yang memuat tonggak-tonggak Sejarah Hidup Nabi
Muhammad Saw .Al-qur`an ada menyinggung perihal kehidupan Rosulullah sewaktu
masih kecil, dalam ayat berikut ini.
Bukankah Dia dapati engkau dalam keadaan yatim lalu engkau
dipelihara . dan Dia dapati engkau dalam kebingungan lalu
engkau dibimbing ? `.(Ad-Dhuha:6-7)
Mengenai ahlaknya Al-quran menyatakan
Sesungguhnya engkau berahlak mulia `.(Al-Qalam:4)
Disamping itu diceritakan pula kepedihan-kepedihan dan pemderitaan-penderitaan
yang dialami Rosulullah dalam melaksanakan dakwahnya. Begitu pula tuduhanttuduhan negatif dan destruktif yang digembar-gemborkan orang-orang kafir dan
ingkar. Dalam Qur`an terdapat pula keterangan tetang hijrah Nabi dan peperanganpeperangan penting yang terjadi setelah hijrah itu seperti perang Badar, Uhud,
Ahzab, Perjajian Hudaibiyah, Perang Hinain, dan takluknya kota Mekkah. Ada juga
disebut salah satu Mukjizatnya, yaitu Isra` dan Mi`raj.
Secara global dapatlah dikatakan, bahwa Qur`an menyinggung sebahagian besar
fakta-fakta Rosulullah Saw. Oleh karena kitab suci ini merupakan kitab yang
keterangan-keterangannya paling terpercaya dan diakui secara historis, maka
penjelasannya mengenai sejarah Nabi Muhammad mutlak harus dijadikan sumber
data.
Memang Al-Qur`an hanya menyinggung peristiwa-peristiwa dimaksud secara global.
Disuatu ketika ia ( qur`an ) berbicara mengenai suatu peperangan, tetapi dengan
tidak menerangkan sebab-sebabnya, jumlah kekuatan umat Islam dan musuh, dan
tidak pula mengatakan bilangan prajurit muslim yang gugur ataupun jumlah orang
kafir yang tertawan. Sebaiknya Qur`an hanya mengatakan/berbicara mengenai
pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari masing-masing peristiwa peperangan
tersebut. Beginilah pula halnya ketika ia membicarakan kisah Nabi-nabi dan ummatummat sebelum Muhammad.
Oleh karenanya keterangan Qur`an belum cukup untuk dapat menyusun sebuah
biografi Nabi Muhammad dalam bentuk yang lengkap dan utuh.
II. Sunnah Nabawiyah
Sunnah Nabi yang diakui kebenarannya ( sahih ) didunia Islam adalah hadist-hadist
yang terkodivikasi dalam enam buah buku ( Al-Kutub as-sittah ).
Buku-buku dimaksud adalah Shahih Al Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud,
Sunan Nasa`i, Sunan Turmudzi dan Sunan Ibnu Majah. Termasuk dalam kategori ini
dua buah buku hadist lagi yaitu Al-Muat-tha` Imam Malik dan Musnad Imam Ahmad.
Shahih Bukhari dan Shahih Muslim menempati kedudukan teratas ditilik dari segi
keshahihannya. Sedangkan selainnya mengandung tidak saja hadits-hadits, tetapi
juga memuat hadits Hasan dan hadits Dho`if.
Dari kitab-kitab tersebut yang mencatat sebahagian besar ihwal kehidupan Nabi
Saw, peperangan, sikap dan tingkah lakunya dapatlah disusun konsep yang
menyeluruh bagi penyusunan biografi beliau. Sumber kedua ini ( hadits ) menjadi
lebih terpercaya karena hadits-hadits itu diriwayatkan secara kronologis sampai
kepada para sahabat Nabi, sehingga isinya merupakan kebenaran historis yang tidak
diragukan.

Para orientalis dan orang-orang Islam yang lemah agamanya terpengaruh oleh ahliahli barat, selalu berusaha menanamkan rasa syak akan kebenaran isi kitab-kitab
hadits yang tersebut diatas. Maksud mereka tidak lain untuk menghancurkan
agama/ajaran dan membuat orang ragu terhadap fakta- dan telah fakta sejarah.
Akan tetapi dalam pada itu ternyata masih ada ulama-ulama yang mampu memutar
balik tuduhan-tuduhan mereka itu. Pengarang sendiri dalam buku yang berjudul : `
Sunnah dan Kedudukannya dalam Hukum Islam `, telah menyanggah apa yang
mereka tuduhkan dan telah melacak keraguan mereka dengan keteranganketerangan ilmiah.
III. Syair-syair Yang Sezaman Dengan Kerasulan.
Pada masa Nabi, orang-orang musyrik menyerang pribadi dan dakwah beliau melalui
lisan para penyair. Hal ini memaksa penyair-penyair muslim seperti Hasan bin Tsabit
dan Abdullah bin Rawwahah dll memberikan pembelaan secara puitis pula.
Pembelaan penyair-penyair muslim ini termaktub dalam buku-buku kesusastraan dan
biografi yang dikarang kemudian.
Dan syair-syair itu dapat disarikan atau diketahui fakta-fakta yang berkenaan
dengan situasi pada masa Rasulullah hidup dan pada saat dakwah islamiyah untuk
pertama kalinya tumbuh subur.
IV. Buku Biografi
Data sejarah Nabi merupakan riwayat lisan, yang oleh para sahabat disampaikan
kepada generasi berikutnya. Sebagian sahabat ada yang mengkhususkan diri
menyeleksi data itu secara teliti dan terperinci, kemudian data itu diterima oleh para
tabi`in dan seterusnya untuk ditulis.
Diantara kalangan tabi`in yang banyak mencurahkan perhatian kapada biografi Nabi
adalah : Abban bin Utsman bin Affan ( 32-105 H ), Urwah bin Zuber bin Awwam
( 23-93 ), Abdullah bin Abu Bakar Al-Anshary ( wafat 135 H ), Muhammad bin
Muslim bin Syihab Az-Zuhry ( 50-124 H ) dan Asyim bin Amar bin Qatadah ALAnshary ( wafat 129 H ).
Beralih kegenerasi seterusnya dan mereka mulai menyusun buku masing-masing.
Yang masyhur diantara mereka adalah ; Muhammad bin Ishaq bin Yassar ( wafat 125
H ). Buku beliau ini merupakan buku yang dipercaya kebenarannya oleh para ulama
dan ahli-ahli hadits, terkecuali data yang diriwayatkannya dari malik dan Hisyam bin
Urwah bin Zuber. Data yang diambil dari dua orang yang disebut terakhir ini
dianggap invalid ( tak dapat dipercaya ), karena antara keduanya dengan
Muhammad bin Ishaq terdapat sentimen pribadi.
Dalam mengarang bukunya `Al-Maghazi ` Muhammad bin Ishaq mengumpulkan
data yang terdiri dari hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang didapatnya langsung
dari masyarakat ketika dia tinggal di Mesir dan Madinah. Sayang sekali buku ini tidak
sampai ketangan kita, hal mana merupakan kerugian. Namun demikian isinya
sempat terpelihara lewat Ibnu Hisyam yang mengarang biografi Nabi dengan
menimbang bahannya dari Al- Bakkai,seorang murid muhammad bin Ishaq ternam.
V. Buku As-Sirah ( karangan Ibnu Hisyam )
Dia adalah Abdul Malik bin Ayyub al- Anshary, dibesarkan dikota Basyrah dan wafat
pada tahun 213 H.
Ibnu Hisyam mengarang buku berjudul AS-SIRATU AN-NABAWIYAH.sumber datanya
sama dengan sumber data yang dipakai oleh Muhammad bin Ishaq, yaitu melalui
muridnya Al-Bakkai seperti disebutkan diatas tadi, tetapi ia punya sumber data
sendiri, yakni guru-gurunya. Apa-apa yang belum ditulis oleh Muhammad bin Ishaq

ditulisnya dalam bukunya itu, seringkali beliau menampilkan pandangan yang


berbeda dengan Muhammad bin Ishaq atau menyanggah pandangannya manakala
bertentangan dengan tinjauan ilmiah dan daya kritiknya.
Oleh beliau disusun buku biografi Nabi yang dinilai paling lengkap, paling terpercaya
dan mendetail. Buku ini dijadikan referensi oleh banyak ahli dan telah pula di beri
komentar oleh As-Suhaily ( 508-581 H ) dan AL-Khasyni ( 535-604 H ). Dua tokoh
yang terakhir ini adalah ulama-ulama Islam yang hidup di Spanyol.
VI. Buku Tabaqat ( Karangan Ibnu Saad )
Beliau adalah Muhammad bin Mani` Az-Zuhry. Lahir di Basra pada tahun 168 H wafat
di Baghdad pada tahun 230 H. ia adalah sekretaris pribadi Muhammad bin Umar Alwaqidi, seorang ahli sejarah kenamaan dengan spesialisasi dibidang Sejarah
peperangan dan Biografi.( 230-207 H ).
Dalam buku Tabaqat ini diuraikan sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. Kemudian
ditambahnya pula dengan uraian mengenai tingkatan, suku dan tempat tinggal para
sahabat dan tabi`in. itulah sebabnya buku ini dianggap sebagai sumber data yang
utama dalam segi Biografi Nabi dan sejarah hidup para sahabat dan tabi`in.
VII. Buku Tarikh ( Karangan At-Thabary )
Ia adalah Muhammad bin Jarir At-Tabary ( 224-310 H ). Beliau juga seorang
Imam,ahli hukum Islam dan ahli Hadits. Dalam fiqih ia pernah membangun mazhab
tersendiri,tetapi tidak menyebar luas buku-buku sejarah yang dikarang nya tidak
hanya mengenai biografi Nabi,tetapi juga Sejarah Pemerintahan Islam sejak mula
sampai dengan pemerintahan pada masanya. Sungguhpun riwayat-riwayat yang
dikeluarkannya dianggap dapat dipercaya, namun seringkali beliau mengetengahkan
riwayat-riwayat yang invalid yang diambilnya dari tokoh-tokoh yang memiliki
beberapa kelemahan kwantitatif dan kwalitatif dan itu semua justru diketahui oleh
umum. Contoh yang dapat kita catatkan disini misalnya Abu Muhnif , seorang
penganut mahzab Syi`ah yang sangat fanatik.
Sejak masa-masa ini penulisan biografi Nabi mengalami perkembangan pesat dan
timbullah buku-buku yang khusus membicarakan aspek tertentu dengan tema
tertentu pula. Diantara buku-buku tersebut dapat dicatat : DALAIL ANNUBUWWAH ,karangan Al-Isfahany, AS-SYAMAILUL MUHAMMADIYAH karangan AtTurmuzi, ZAADUL MAAD, oleh Ibnul Qayyim Al Jauzy,AS-SYIFA` oleh Qadhi Iyadh
dan AL- MAWAHIBUL LADUNNIYAH oleh al Qusthulany. Buku terakhir ini telah
dikomentari oleh As-zarqany ( wafat 1122 H)

Anda mungkin juga menyukai