Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Masalah-masalah serius yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan nilai, moral,
dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif
lainnya sehingga perlu dikedepankan pendidikan agama dan moral karena dengan adanya
panutan, nilai, bimbingan, dan moral dalam diri manusia akan sangat menentukan
kepribadian individu atau jati diri manusia, lingkungan sosial dan kehidupan setiap insan.
Pendidikan nilai yang mengarah kepada pembentukan moral yang sesuai dengan norma
kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia yang utuh dalam
konteks sosial.
Pendidikan moral tidak hanya terbatas pada lingkungan akademis, tetapi dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat
kondusif untuk melaksanakan pendidikan moral yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Peran keluarga dalam pendidikan mendukung
terjadinya proses identifikasi, internalisasi, panutan dan reproduksi langsung dari nilainilai moral yang hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga. Halhal yang juga perlu diperhatikan dalam pendidikan moral di lingkungan keluarga adalah
penanaman nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan tanggung jawab dalam segenap aspek.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dari manusia, nilai, moral dan hukum
2. Hakikat fungsi perwujudan nilai moral dan hukum
3. Keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan.
C. Tujuan
1. Membahas mengenai manusia, nilai, moral dan hukum
2. Mengetahui hakikat fungsi dari perwujudan nilai moral dan hukum
3. Mempelajari tentang keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam
hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living
organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal
(genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala
seorang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena
itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan.
Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense)
untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat
hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari
lingkungan.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia
belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat
sesuatu dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa.

B. Nilai
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Defenisi nilai dari berbagai sudut pandang :
1. Menurut Cheng (1955) : nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


2

menyempurnakan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang


seharusnya dimiliki (dalam lasyo, 1999, halm.1)
2. Menurut Lasyo (1999, halm.9) sebagai berikut : nilai bagi manusia merupakan
landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.
3. Menurut Dardi Darmodihardjo (1986, halm. 36) : nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia, jasmani dan rohani.
2. Ciri-Ciri Nilai
Menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
2. Nilai memiliki sifat normative, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal (das sollen).
3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah
pendukung nilai.
3. Macam-Macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
1. Nilai logika adalah nilai benar salah
2. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
3. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk
Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi aktivitas manusia.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Terdiri
dari nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan, dan nilai religius.
4. Jenis Nilai
Nilai terbagi atas 2, yaitu :
1. Nilai Estetika. Estetika berhubungan dengan keindahan.
2. Nilai Etika. Berhubungan dengan kajian baik buruk dan benar salah.
Menurut Bertens (2001, hal 6) menyebutkan ada tiga jenis etika, yaitu :
1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


3

2. Etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini adalah
kode etik.
3. Etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika disini
sama artinya filsafat moral.
Menurut Max Schelle (dalam Kaelan, 2002, hal 175), hierarki nilai terdiri dari :
1. Nilai Kenikmatan, nilai yang mengenakkan atau tidak mengenakkan berkaitan
dengan indra manusia yang menyebabkan manusia senang atau menderita.
2. Nilai Kehidupan, yaitu nilai yang penting bagi kehidupan.
3. Nilai Kejiwaan, yaitu nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun
lingkungan.
4. Nilai Kerohanian, yaitu moralitas nilai yang suci atau tidak suci.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu
adalah sebagai berikut :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia
atau kebutuhan ragawi manusia. Contoh : mobil, rumah, televisi, dan lain-lain.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas. Contoh : air, makanan, minuman, pakaian,
dan lain-lain.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian meliputi :
a) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
Contoh: adat istiadat.
b) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
(emotion) manusia. Contoh: seni tari, seni musik, dan seni gambar.
c) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa,Will) manusia. Contoh: etika makan, etika berbicara, etika duduk, dan
lain-lain.
5. Fungsi Nilai
Fungsi nilai bagi kehidupan manusia, yaitu :
1. Sebagai faktor pendorong : nilai berhubungan dengan cita-cita dan harapan.
2. Sebagai petunjuk arah : nilai berkaitan dengan cara berpikir, berperasaan,
bertindak serta menjadi panduan dalam menentukan pilihan.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


4

3. Nilai sebagai pengawas : nilai mendorong, menuntun, bahkan menekan atau


memaksa individu berbuat dan bertindak sesuai dengan nilai yang bersangkutan.
4. Nilai sebagai alat solidaritas : Nilai dapat menjaga solidaritas di kalangan
kelompok atau masyarakat.
5. Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
6. Nilai sebagai benteng perlindungan : nilai berfungsi menjaga stabilitas budaya
dalam dalam suatu kelompok/masyarakat.
6. Proses Terbentuknya Nilai
1. Pengaruh kehidupan keluarga dalam pembinaan nilai moral
Keluarga bagian dari masyarakat, terpengaruh oleh tunututan kemajuan yang
terjadi, namun masih banyak orang meyakini bahwa nilai moral itu hidup dan
dibangun dalam lingkungan keluarga.
2. Pengaruh teman sebaya terhadap pembinaan nilai moral
Sebagai makhluk sosial, anak pasti punya teman, dan pergaulan dengan teman
akan menambah pembendaharaan informasi yang akhirnya akan mempengaruhi
berbagai jenis kepercayaan yang dimilikinya. Keluarga sering dikagetkan oleh
penolakan anak ketika memberikan nasihat, dengan alasan bahwa apa yang
disampaikan orang tua berbeda atau bertentangan dengan aturan yang
disampaikan oleh temannya.
3. Pengaruh figur otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu
Masalah hampir tidak ada seorangpun yang memandang pentingnya membantu
anak untuk menghilangkan kebingungan yang ada pada pikiran atau kepala
mereka. Hampir tidak ada seorang pun yang memandang penting membantu anak
untuk memecahkan dan menyelesaikan pemikiran yang memusingkan tersebut.
4. Pengaruh media komunikasi terhadap perkembangan nilai moral
Komunikasi mutakhir tentu fokus akan mengembangkan suatu pandangan hidup
yang terfokus sehingga memberikan stabilitas nilai pada anak. Namun mediamedia tersebut justru meyuguhkan berbagai pandangan hidup yang sangat variatif
pada anak.
5. Pengaruh otak atau berfikir terhadap perkembangan nilai moral
Pengalaman itu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap proses
pematangan, dengan demikian guru/pendidik dapat dan harus membimbing anak

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


5

melaui proses yang kontinu melalui pengembangan situasi bermasalah yang


memperkaya kesempatan berfikir.

6. Pengaruh informasi terhadap perkembangan nilai moral


Setiap hari manusia mendapatkan informasi, informasi ini berpengaruh terhadap
system keyakinan yang dimiliki oleh individu, baik infomasi itu diterima secara
keseluruhan, diterima sebagian atau ditolak semuanya, namun bagaimanapun
informasi itu ditolak akan menguatkan keyakinan yang telah ada pada individu
tersebut.

C. Moral
1. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mores
ini mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam
bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa arab) atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.
Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap
dan tingkah lakunya. Bisa dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat.
2. Jenis moral
Ada dua macam moral dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia,
yaitu:
a) Moral deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Hal ini memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.
b) Moral normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Moral normatif
memberikan penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
Ilmu Sosial Budaya Dasar |
6

3. Fungsi moral
Fungsi moral bagi kehidupan manusia, yaitu :
1. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan sesama
sebagai bagian masyarakat.
2. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
3. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional

D. Hukum
1. Pengertian hukum
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka
manusia, masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam kaitan dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama dapat di reduksi untuk
ketertiban.
Ada beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian hukum, yaitu:
1. Mayers menjelaskan bahwa hukum itu adalah semua aturan yang menyangkut
kesusilaan dan ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam masyarakat serta
sebagai pedoman bagi penguasa Negara dalam melaksanakan tugasnya.
2. Utrecht berpendapat bahwa hukum adalah himpunan perintah dan larangan untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat dan oleh karenanya masyarakat harus
mematuhinya.
3. Simorangkir mengatakan bahwa hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa
dan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh
lembaga berwenang serta bagi siapa saja yang melanggarnya akan mendapat
hukuman.
4. Sudikno Mertokusuro menyatakan bahwa hukum adalah sekumpulan peraturanperaturan atau kaidah-kaidah dalam suatu kehidupan bersama, keseluruhan
peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam kehidupan bersama yang dapat
dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
5. Achmad Ali menyatakan hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang
benar dan apa yang salah, yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah
yang dituangkan baik dalam aturan tertulis (peraturan) maupun yang tidak tertulis
Ilmu Sosial Budaya Dasar |
7

yang mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan


dan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan tersebut.
2. Jenis hukum
Jenis hukum berdasarkan sumber, yaitu:
1. Hukum adat
Sistem hukum yang dikenal dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan
negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Sumbernya
adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang
dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena peraturanperaturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dan elastis. Contoh: hukum adat Minangkabau.
2. Hukum undang-undang
Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua jenis
undang-undang yakni dalam arti material (setiap peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang isinya mengikat secara umum bagi semua warga negara) dan
dalam arti formal (setiap peraturan yang karena bentuknya dapat disebut UU).
Contoh: UU pemilu.
3. Hukum yurisprudensi
Yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur oleh
UU dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam memutuskan perkara yang
serupa. Contoh: KUHP.
4. Hukum traktat
Yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalanpersoalan tertentu yang menjadi kepentingan negara bersangkutan. Contoh:
hukum batas negara.
5. Hukum doktrin
Yaitu pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas
penting dalam hukum dan penerapannya.
Jenis hukum berdasarkan isinya, yaitu:
1. Hukum public
Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan warga negaranya. Atau
hukum yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan tentang masyarakat dan

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


8

menjadi Hukum Perlindungan Publik. Contoh: hukum tata negara, hukum acara
pidana.
2. Hukum privat
Hukum yang mengatur kepentingan pribadi, atau hukum yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya dengan
menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan. Contoh: hukum waris, hukum
dagang, hukum perdata.
Jenis hukum berdasarkan masa berlakunya, yaitu:
1. Hukum Positif atau ius constitutum
Adalah hukum yang berlaku saat ini di suatu negara. Misalnya, di Indonesia
persoalan perdata diatur dalam KUH Perdata, persoalan pidana diatur melalui
KUH Pidana, dll. Dalam hukum positif atau ius constitutum di indonesia, berlaku
tata hukum sebagai berikut :
a) Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang mengatur organisasai
negara dari tingkat atas sampai bawah, sturktur, tugas dan wewenang alat
perlengkapan negara.
b) Hukum Perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan
antara individu-individu dalam masyarakat. Dalam tradisi hukum di daratan
Eropa (civil law) dikenal pembagian hukum menjadi dua yakni hukum publik
dan hukum privat atau hukum perdata. Dalam sistem Anglo Sakson (common
law) tidak dikenal pembagian semacam ini.
c) Hukum Pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta
menentukan

hukuman

apa

yang

dapat

dijatuhkan

terhadap

yang

melakukannya.
Menurut Prof. Moeljatno, S.H Hukum Pidana adalah bagian daripada
keseluruhan yang berlaku di suatu negara, yang mengadakan dasar-dasar dan
aturan-aturan untuk :
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan dan
yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang berupa pidana
tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


9

2. Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
sebagaimana yang telah diancamkan.
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan
tersebut.
d) Hukum Tata Usaha (Administrasi) negara adalah hukum yang mengatur
kegiatan administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan
pemerintah dalam menjalankan tugasnya.
e) Hukum Acara atau hukum formal adalah hukum yang mengatur tentang cara
bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan hukum material. Tata
hukum ini terbagi atas:
1. Hukum Acara Pidana Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang
tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum
pidana. Hukum Acara Pidana di Indonesia diatur dalam UU nomor 8
tahun 1981.
2. Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yang mengatur tentang
bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materil dengan
perantara hakim. Dan ketentuan-ketentuan dari Hukum Acara Perdata pada
dasarnya sama sekali tidak memberatkan hak dan kewajiban yang sering
kita jumpai dalam hukum materil perdata, akan tetapi pada intinya aturanaturan hukum perdata materil adalah melindungi hak-hak perseorangan
dan itu merupakan sifat dasar dari Hukum Acara Perdata.
2. Hukum yang akan datang atau ius costituendum
Hukum yang dicita-citakan, diharapkan, atau direncanakan akan berlaku masa
yang akan datang. Contoh: hukum pidana nasional yang hingga saat ini masih
disusun.
Jenis hukum berdasarkan tempat berlakunya, yaitu:
1. Hukum Internasional
Adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.
Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antar negara namun dalam perkembangan pola hubungan
internasional yang semakin kompleks pengertian ini kemudian meluas
Ilmu Sosial Budaya Dasar |
10

sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi


internasional. Contoh: Hukum Perang Perdata Internasional dan sebagainya.
2. Hukum Lokal (Local Law)
Adalah hukum yang hanya berlaku disuatu daerah tertentu (Hukum Adat
Batak, Minangkabau, Jawa dan sebagainya). Atau suatu sistem hukum yang
tampak seiring dengan peningkatan pentingnya hukum negara dan aparatur
administrasinya, dimana pengembangan dan kewenangannya, maksud dan
tujuannya kesemuanya ditentukan oleh aparat pemerintah. Pemberlakuan,
dalam praktek sehari-hari berada dalam suatu kewenangan daerah yang
terdesentralisasi.
Perbedaannya dengan hukum nasional adalah bahwa proses pembentukan
hukum lokal yang dibangun tersebut perumusannya didasarkan pada spirit
berpikir hukum masyarakat pribumi.
3.

Fungsi hukum
Fungsi hukum bagi kehidupan manusia, yaitu :
1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat
Hukum sebagai norma merupakan petunjuk untuk kehidupan. Manusia dalam
masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, hukum
juga memberi petunjuk, sehingga segala sesuatunya berjalan tertib dan teratur.
Begitu pula hukum dapat memaksa agar hukum itu ditaati anggota masyarakat.
2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin.
3. Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang.
4. Hukum mempunyai sifat memaksa.
Hukum mempunyai daya yang mengikat fisik dan psikologis, karena hukum
mempunyai ciri, sifat dan daya mengikat, maka hukum dapat memberi keadilan
ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar.
5. Sebagai penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau di daya gunakan
untuk menggeraakkan pembangunan. Disini hukum dijadikan alat untuk
membawa masyarakat ke arah yang lebih maju.
6. Sebagai fungsi kritis hukum
Dr. Soedjono Dirdjosisworo, S.H dalam bukunya pengantar ilmu hukum, hal 155
mengatakan : Dewasa ini sedang berkembang suatu pandangan bahwa hukum
Ilmu Sosial Budaya Dasar |

11

mempunyai fungsi kritis, yaitu daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan
pengawasan pada aparatur pemerintah (petugas) saja melainkan aparatur
penegak hukum termasuk didalamnya.
4.

Proses terbentuknya hukum


Terjadinya hukum di Inggris pada awalnya dan terus berkembang adalah
hukum berasal dari kebiasaan dalam masyarakat dan dikembangkan oleh keputusankeputusan pengadilan. Hukum Inggris yang demikian ini dinamakan common law,
yang pertumbuhannya dimulai pada tahun 1066, saat berkuasanya William The
Conqueror.
Pandangan-pandangan ekstrim tentang terjadinya hukum secara umum
dikatakan oleh J.P Glastra Van Loon adanya dua pandangan ekstrim, yaitu :
1. Pandangan legisme, (yang berkembang dan berpengaruh sampai pertengahan abad
ke 19). Menurut pandangan ini hukum terbentuk hanya oleh perundang-undangan.
Dan hakim secara tegar terikat pada undang-undang, peradilan adalah hal
menerpakan secara mekanis dari ketentuan undang-undang pada kejadiankejadian yang konkrit.
2. Pandangan Freirechtslehre (abad 19/20). Menurut pandangan ini hukum terbentuk
hanya oleh peradilan, undang-undang, kebiasaan, dan sebagainya hanyalah
sarana-sarana pembantu bagi hukum dalam menenemukan hukum pada kasuskasus konkrit.

E. Perwujudan Nilai, Moral, dan Hukum Dalam Masyarakat dan Negara


Pada umumnya kesadaran hukum dikaitkan dengan ketaatan hukum atau efektifitas
hukum untuk mengambarkan keterkaitan antara kesadaran hukum dengan ketaatan
hukum terdapat suatu hipotesis yang dikemukakan oleh Berl Kutchinsky, yaitu a strong
legal consciousness is sometimes considered the cause of adherence to law (sometimes it
is just another word for that) while a weak lrgal conciousness is consideredto cause of
crime and evil. Kuatnya kesadaran tentang undang undang (hukum) kadang - kadang
dipertimbangkan menjadi penyebab kesetiaan dan ketaatan hukum (meskipun hanya
sekedar kata kata saja).
Sedangkan lemahnya kesadaran tentang undang undang (hukum) dipertimbangkan
menjadi penyebab terjadinya kejahatan dan malapetaka.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


12

Kesadaran hukum memiliki perbedaan dengan perasaan hukum. Perasaan hukum


diartikan sebagai penilaian hukum yang timbul secara serta merta dari masyarakat dalam
kaitannya dengan masalah keadilan tentang faktor faktor yang menyebabkan masyarakat
mematuhi hukum antara lain adalah :
1. Compliance.
Diartikan sebagai suatu kepatuhan berdasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan
usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman atau sanksi yang mungkin dikenakan
apabila seorang melanggar ketentuan hukum, baik hukum formal ataupun berdasarkan
norma norma masyarakat.
2. Identification.
Terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah kaidah hukum bukna ada karena nilai
instrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan kelompok serta hubungan baik dengan
merka yang diberi wewenang untuk menerapkan hukum tersebut tetap terjaga.
3. Internalization.
Seseorang mematuhi hukum dikarenakan secara instrinsik kepatuhan tadi mempunyai
imbalan.
4. Society Interest.
Maksunya ialah kepentingan kepentingan para warga masyarakat terjamin oleh
wadah hukum yang ada.
Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai nilai yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat, dengan demikian masyarakat menaati hukum bukan karena paksaan.
Terdapat 4 indikator kesadaran hukum, yaitu:
1. Pengetahuan hukum
2. Pemahaman hukum
3. Sikap hukum
4. Pola perilaku hukum.
Pengetahuan hukum adalah pengetahuan seseorang mengenai beberapa perilaku
tertentu yang sudah diatur oleh hukum, yang dimaksud disini adalah hukum tertulis dan
hukum tidak tertulis (normanorma atau aturan-aturan dalam masyarakat).
Pemahaman hukum dalam adalah sejumlah informasi yang dimiliki seseorang
mengenai isi peraturan dari suatu hukum tertentu.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


13

Sikap hukum adalah suatu kecenderungan untuk menerima hukum karena adanya
penghargaan terhadap hukum sebagai suatu yang bermanfaat atau menguntungkan bila di
taati.
Pola perilaku hukum merupakan hal yang utama dalam kesadaran hukum, karena
disini dapat dilihat apakah suatu peraturan berlaku atau tidak di dalam masyarakat
dengan demikian seberapa jauh kesadaran hukum dalam masyarakat dapat dilihat dari
pola perilaku hukum suatu masyarakat.
F. Keadilan, Ketertiban Dan Kesejahteraan Masyarakat Sebagai Wujud Masyarakat
Bermoral Dan Mentaati Hukum
Keadilan berasal dari bahasa Arab adil yang artinya tengah. Keadilan berarti
menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah, atau dengan kata lain
keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Beberapa pendapat mengenai makna keadilan :
a)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan berarti (sifat perbuatan,
perlakuan) yang adil. Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang dalam
pelaksanaannya memberikan kepada pihak lain sesuatu yang semestinya harus
diterima oleh pihak lain.

b)

Menurut W.J.S. Poerwodarminto, keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatutnya,


tidak sewenang-wenang. Jadi dalam pengertian adil termasuk di dalamnya tidak
terdapat kesewenang-wenangan. Orang yang bertindak sewenang-wenang berarti
bertindak tidak adil.

c)

Menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika Politik menyatakan bahwa
keadilan sebagai suatu keadaan dimana semua orang dalam situasi yang sama
diperlakukan secara sama.
Aristoteles membedakan dua macam keadilan, yaitu keadilan komutatif dan keadilan

distributif. Sedangkan menurut Plato ada tiga macam, yaitu :


a)

Keadilan Komutatif adalah keadilan yang memberikan kepada setiap orang yang sama
banyaknya, tanpa mengingat berapa besar jasa-jasa yang telah diberikan (dari kata
commute = mengganti, menukarkan, memindahkan).

b)

Keadilan Distributif adalah keadilan yang memberikan hak atau jatah kepada setiap
orang menurut jasa-jasa yang telah diberikan (keadilan menurut haknya masing-

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


14

masing pihak). Disini keadilan tidak menuntut pembagian yang sama bagi setiap
orang, tetapi pembagian yang sama berdasarkan perbandingan.
c)

Keadilan legal atau keadilan moral adalah keadilan yang mengikuti penyesuaian atau
pemberian tempat seseorang dalam masyarakat sesuai dengan kemampuannya, dan
yang dianggap sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan.
Keadilan merupakan hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Charles

E. Merriam dalam Miriam Boediarjo (1982) melatakan keadilan ini sebagai salah satu
prinsip dalam tujuan suatu negara, yaitu keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan,
kesejahteraan umum, dan kebebasan.
Adalah menjadi tugas penyelenggara negara untuk menciptakan keadilan. Tujuan
bernegara Indonesia adalah terpenuhinya keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Hal
ini dapat diketatahui baik dalam pembukaan UUD 1945 maupun Pancasila.
Sesuai dengan pembukaan UUD 1945 maka negara yang hendak didirikan adalah
negara Indonesia yang adil dan bertujuan menciptakan keadilan sosial. Pesan yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu hendaknyamenjadi pedoman dan semangat
bagi para penyelenggara negara bahwa tugas utama pemerintah adalah menciptakan
keadilan.
Berdasarkan pada Pancasila sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab maka
adil yang dimaksud adalah perlakuan secara adil kepada warga negara tanpa pandang
bulu. Manusia pada hakikatnya sama harkat dan martabatnya, termasuk pula manusia
sebagai warga negara. Karena itu, hendaknya penyelenggara negara menjamin perlakuan
yang adil terhadap wrganya. Hal ini tercermin dalam pasal 27 ayat (1) UUD 1945 bahwa
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjungjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung makna adil
dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Hasil pembangunan dan kekayaan
bangsa hendaknya dapat dinikmati secara adil oleh seluruh lapisan masyarakat. Hasil
pembangunan dan kekayaan alam tidak boleh dinikmati segelintir orang sebab hal
tersebut akan menimbulkan perasaan iri, kesenjangan, dan kemiskinan. Tugas
penyelenggara negara adalah mengusahakan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat
Indonesia.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


15

Sesuai dengan sila kelima tersebut maka keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bangsa ialah :
a) Keadilan distributif, yaitu hubungan yang adil antara negara dengan warganya. Dalam
arti, negara wajib memberi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, keadilan dalam
bentuk kesejahteraan, subsidi, bantuan, serta kesempatan hidup bersama berdasarkan
hak dan kewajiban.
b) Keadilan legal (bertaat), yaitu hubungan yang adil antara negara dengan warganya.
Dalam arti, warga negara wajib mentaati peraturan perundangan yang berlaku.
c) Keadilan komutatif, yaitu hubungan yang adil dan sama antar warga negara secara
timbal balik.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling
menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan
dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni
kehidupan.
B. Saran
Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian
hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan
(justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality before
the law).
Penegakan hukum-pun harus dilakukan dalam proporsi yang baik dengan penegakan
hak asasi manusia. Dalam arti, jangan lagi ada penegakan hukum yang bersifat
diskriminatif, menyuguhkan kekerasan dan tidak sensitif jender. Penegakan hukum
jangan dipertentangkan dengan penegakan HAM. Karena, sesungguhnya keduanya dapat
berjalan seiring ketika para penegak hukum memahami betul hak-hak warga negara
dalam konteks hubungan antara negara hukum dengan masyarakat sipil.

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


17

DAFTAR PUSTAKA

http://asri-blog.blogspot.com/
http://google.com
http://hanifahmadi.blogspot.com/
http://www.membuatblog.web.id/
http://www.wikipedia.com

Ilmu Sosial Budaya Dasar |


18

Anda mungkin juga menyukai