Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Material mungkin telah lama hadir dalam kehidupan manusia lebih
dari yang telah manusia sadari. Transportasi, perumahan, komunikasi,
rekreasi, dan produksi makanan

merupakan gambaran dari bagian

kehidupan manusia setiap harinya. Sejarahnya, perkembangan dan


pergerakan

masyarakat

telah

membuat

masyarakat

mempunyai

kemampuan untuk memproduksi dan memanipulasi material untuk


memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia terdahulu mempunyai akses
terhadap jumlah material yang sangat terbatas yang telah tersedia
dialam, seperti batu, kayu, cakar, kulit sebagai contohnya. Akan tetapi,
dengan perkembangan zaman membuat penemuan-penemuan baru
mengenai bagaimana caranya untuk

memproduksi material yang

mempunyai sifat yang lebih baik daripada

yang telah disediakan oleh

alam (Callister, 2007).


Dalam waktu yang sangat lama, ilmuwan mulai mengerti tentang
hubungan antara elemen dasar dari material dan sifat-sifat dari material
tersebut. Sehingga, banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam
bidang

yang mengkaji tentang material. Banyak sekali material baru

bermunculan dengan berbagai jenis cara untuk membuatnya. Sejak


dahulu kala NaCl ditemukan pda permukaan bebatuan setelah mengalami
pemanasan matahari. Contoh proses kristalisasi yang lain dalam industry
meliputi produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain.
Teknologi kristalisasi berkembang dengan cepat akhir-akhir ini, melalui
tangki sederhana dimana pendinginan, penguapan, dan mungkin melalui
pengaturan

pH,

Kristal

terbentuk

pada

proses

kristalisasi

larutan

dipekatkan dan didinginkan sampai konsentrasi zat terlarut melewati


kelarutannya (supersaturation)pada suhu yang bersangkutan. Zat terlarut
akan keluar dari larutan dan membentuk zat padat (Kristal/hablur) dalam
keadaan yang hampir murni.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah :
1. Apa yang dimaksud dengan kristalisasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Draft Tube Baffle Crystallizers?
3. Bagaimana prinsip kerja dari alat Draft Tube Baffle Crystallizers?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. Memberikan penjelasan tentang kristalisasi.
2. Memberikan penjelasan tentang Draft Tube Baffle Crystallizers.
3. Mengetahui prinsioop kerja dari Draft Tube Baffle Crystallizers.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kristalisasi
Kristalisasi merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padatcair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suatu zat
terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat. Pemisahan
secara kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat dari larutannya
dengan jalan menguapkan pelarutnya. Kristalisasi (dalam bahasa inggris
crystallization) dari beberapa sumber yang telah didapat memiliki
beberapa pengertian, akan tetapi dengan inti yang saman. Kristalisasi
dapat diartikan sebagai suatu teknik yang digunakan dalam kimia untuk
memurnikan senyawa
berdasarkan

pada

dalam bentuk padatan. Kristalisasi dilakukan

prinsip

kelarutan,

yakni

suatu

senyawa

akan

cenderung lebih cepat larut di dalam cairan panas apabila dibandingkan


senyawa tersebut berada dalam cairan dingin. Ketika senyawa berada
pada kondisi panas serta keadaannya jenuh kemudian dibiarkan untuk
mendingin, maka zat terlarut tidak akan lagi larut dalam pelarut dan
akan membentuk kristal dengan senyawa murni.
Selain itu, kristalisasi juga dapat diartikan sebagai proses alamiah
dalam pembentukan

awal padatan kristal dari larutan, lelehan, atau

keadaan jarang deposisi secara langsung dari gas.

Kristalisasi

juga

merupakan teknik pemisahan cairan dan padatan, yangmana perpindahan


masa dari suatu zat berbentuk terlarut dari cairan larutan menjadi fase
kristal padat murni.

Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah


terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih
dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan
panas dan kemudian didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang
kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk kristal yang murni dan
bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan oleh pertumbuahan
kristal zat telarut, sehingga za-zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya.
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau
kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena
pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat
terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa
agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya,
sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Proses pengurangan pelarut
dapat dilakukan dengan empat cara yaitu, penguapan, pendinginan,
penambahan senyawa lain dan reaksi kimia.
Pabrik gula juga melakukan proses kristalisasi, tebu digiling dan
dihasilkan nira, nira tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat
vacuum evaporator, Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga
kandungan air di dalam nira menguap, dan uap tersebut dikeluarkan
dengan melalui pompa, sehingga nira kehilangan air berubah menjadi
Kristal gula.
Ketiga teknik yang lain pendinginan, penambahan senyawa lain dan
reaksi kimia pada prinsipnya adalah sama yaitu mengurangi kadar pelarut
didalam campuran homogen. Kristal merupakan suatu benda mati yang
terorganisasi dan dibentuk oleh partikel-partikel (yang bisa berupa atom,
molekul atau ion) tersusun dalam suatu susunan tiga dimensi yang
beraturan.
Bentuk kristal dapat berupa polyhedron yang mempunyai sudutsudut tajam dan sisi yang rata, bentuk ini dapat terbentuk jika kristal
dibiarkan sehingga permukaannya tidak mendapat gangguan dari kristal
lain atau benda luar.
Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk mendapatkan produk
(hasil) dengan derajat kemurnian yang tinggi, selain itu bentuk serta
4

ukurannya juga turut menentukan kualitas kristal hasil. Ini semata-mata


diperlukan untuk:

Kemudahan filtrasi (penyaringan) pencucian.


Pelaksanaan reaksi dengan bahan kimia lain.
Kemudahan dalam proses pengangkutan dan penyimpanan.

Selain itu ciri-ciri suatu Kristal yang baik yaitu :

Kuat
Tidak menggumpal
Memiliki ukuran yang seragam
Tidak melekat pada kemasan

Sehingga CSD (crystal size distribution) distribusi ukuran kristal harus


dikendalikan dengan ketat.
B. Struktur Kristal
Kristal adalah suatu benda mati yang sangat terorganisasi. Kristal
dicirikan oleh partikel-partikel pembentuknya ( dapat berupa atom,
molekul, atau ion) yang tersusun dalam suatu susunan tiga-dimensi yang
beraturan yang disebut kisi (lattice). Akibat susunan itu, bila dibiarkan
terbentuk tanpa gangguan dari kristal lain atau benda luar, kristal itu akan
mempunyai bentuk berupa polihedron dengan sudut-sudut yang tajam
dan sisi yang rata, yang
disebut muka (face). Walaupun ukuran muka berbagai kristal dari bahan
yang sama kemungkinannya berbeda satu sama lain, namun sudut-sudut
yang dibentuk sama yang merupakan karakteristik (ciri) dari bahan itu.
Sistem Kristalografi
Oleh karena semua kristal dari setiap bahan tertentu mempunyai
sudut antar muka yang sama, walaupun terdapat perbedaan besar dalam
tingkat perkembangannya, bentuk kristal diklasifikasikan menurut sudutsudut ini. Terdapat tujuh bentuk kristal, yaitu: kubus, heksagonal, tigonal,
tetragonal, ortorombik; monoklin, dan triklin. Satu bahan tertentu dapat
terkristalisasi di dalam dua kelas yang berbeda atau lebih, bergantung
pada kondisi kristalisasi. Kalsium karbonat, misalnya paling umum

terdapat di alam dalam bentuk heksagonal (sebagai kalsit) tetapi juga


terdapat bentuk ortorombik (aragonit).
C. Jenis-Jenis Alat Kristalisasi
Alat-alat yang digunakan pada proses kristalisasi sangat beragam.

Hal ini disebabkan oleh sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang
sangat bervariasi, Disamping itu, juga karena kristalisasi dilaksanakan
untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan,
pemberian bentuk).
Alat-alat

kristalisasi

disebut

juga

kristallisator.

Alat-alat

ini

digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alatalat yang digunakan dalam proses kristalisasi sangat beragam macam,
hal ini disebabkan oleh sifat-sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal
yang

sangat

dilaksanakan

bervariasi.
untuk

tujuan

Disamping
yang

itu

juga

berbeda-beda

karena

kristallisasi

(pemisahan

bahan,

pemurnian bahan, pemberian bentuk).


Penggunaan alat kristalisasi harus memenuhi persyaratan misalnya
konsentrasi, suhu, dan gerakan untuk menunjang pertumbuhan inti atau
benih

kristal.

kristalisator
(pemanasan,

Dengan
untuk

melengkapi

memungkinkan

pendinginan,

dan

perlengkapan-perlengkapan
terjadinya
penguapan)

perpindahan
dan

juga

pada
panas

gerakan

(pengadukan, penggulingan, pengankutan).

Kristallisator biasanya dilengkapi dengan alat pemisah (filtrasi) yang


dipasang dibelakang alat kristalisasi dan alat pengering. Faktor-faktor
yang menjadi dasarpemilihan sebuah alat kristalisasi ialah misalnya:

Unjuk kerja kristalisasi yang diingikan


Cara operasi (tak kontinu, kontinu)
Kondisi bahan baku (larutan , lelehan)
Ukuran Kristal yang diinginkan
Bentuk Kristal yang diinginkan
Kemurnian kristalisat yang diinginkan
Kecendrungan produk untuk menbentuk kerak

Jenis-jenis kristalisator antara lain :

Draft Tube Baffle Crystallizer


Cooling Crystallizers
Evaporative crystallizers
Forced Circulation Crystallizer
Induced Circulation Crystallizer
Oslo Type Crystallizer
Vacum Crystallizer
Agitated Batch Crystallizer
Swenson Walker Crystallizer
Crystal Vacum Crystallizer
Oslo Surface Cooled Crystalizer

BAB III
DRAFT TUBE BAFFLE CRYSTALLIZERS
A. Pengertian Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizers
7

Draft tube baffle (DTB) crystallizers atau plat buang/tabung isap


kristalisasi merupakan salah satu dari beberapa jenis alat kristalisator
yang didasarkan pada pemisahan debu/uap dari bahan melalui fase lewat
- jenuh yang ditingkatkan sehingga diperoleh kristal kristal yang besar.
Alat

ini

dilengkapi

dengan

tabung

junjut

fungsi

sekat

untuk

mengendalikan sirkulasi magma dan dilengkapi pula oleh alat penggerak


(argitator). Fungsi sirkulasi terkontrol terhadap aliran magma.
B. Prinsip Kerja Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizers

Secara sederhana proses kerja Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizers


dapat dibedakan menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah proses
kristalisasi dan bagian kedua adalah proses klarifikasi. Pada bagian
kristalisasi, bahan sample dan cairan induk (mother liquit) dimasukkan
kedalam tangki DTB Crystallizers melalui sebuah pipa, komponen ini akan
mendorong bahan naik ke atas dalam suatu tabung isap. Didalam tabung
isap bahan akan tercampur dan mengalami sirkulasi dengan bantuan
Agitator (pemutar/pengaduk) yang berada di dalam tangki bagian bawah,
Kedua bahan ini akan membentuk magma melalui fase lewat-jenuh yang
ditingkatkan. Magma yang terbentuk akan mengalami perubahan density
8

sehingga uap yang terkandung di dalamnya akan terlepas kepermukaan


magma menuju ke Vapors Separation (pemisahan uap). Magma yang
mengalami

perubahan

density

akan

mengalami

proses

nukleasi

(pembentukan inti kristal), kristal yang terbentuk akibat proses nukleasi


akan mengendap kadasar larutan dan sebagian akan naik ke permukaan.
Kristal yang mengendap akan mengalami pemisahan antara kristal halus
dan kristal kasar, pada

zona

penyelesaian sebagian Kristal akan

dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya dijadikan umpan bersama


cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi guna melarutkan partikelpartikel halus yang masih mengendap. Pada bagian klarifikasi akan terjadi
pemisahan pada bentuk kristal, Kristal yang sesuai dengan keinginan akan
diambil dan kristal yang belum sesuai (ukurannya besar/kasar) akan
dikembalikan ke zona kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
C. Produk Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizers
Dengan menggunakan alat pengkristal Draft Tube Baffle (DTB)
Crystallizers diperoleh produk :

Natrium Karbonat (Sodium Carbonate)

Sodium Sulfat (Sodium Sulfate)

Natrium Nitrat (Sodium Nitrate)

Tembaga Sulfat (Copper Sulfate)

Sodium Sulfit (Sodium Sulfite)

Kalsium Klorida (Calcium Chloride)

Amonium Sulfat (Ammonium Sulfate)

Kalium Klorida (Potassium Chloride)

D. Keuntungan Menggunakan Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizers


9

Adapun

Keuntungan

menggunakan

Draft

Tube

Baffle

(DTB)

Crystallizers antara lain :

Mampu memproduksi kristal kristal dalam bentuk tunggal.

Siklus operasionalnya lebih panjang.

Biaya operasi lebih rendah.

Kebutuhan ruang minimum

Instrument dapat dikendalikan dengan mudah

Kesederhanaan operasi, memulai dan penyelesaian.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun yang dapat kami simpulkan adalah :

Proses

kristalisasi

merupakan

suatu

metode

pemisahan

bahan/pemurnian bahan untuk medapatkan produk (kristal) dalam


bentuk padat dengan kualitas yang tinggi. Kristal yang terbentuk
melewati

fase

lewat-jenuh

sehingga

didapat

kristal

dengan

permukaan keras dan pertumbuhan yang singkat.


Keunikan dari menggunakan alat ini ialah produk (kristal) yang
terbentuk tidak semuanya diambil tetapi sebagian kristal diproses
ulang sehingga diperoleh kristal dengan nilai kwalitas yang tinggi

dalam jumlah yang besar.


Draft tube baffle (DTB) crystallizers atau plat buang/tabung isap
kristalisasi

merupakan

salah

satu

dari

beberapa

jenis

alat

kristalisator yang didasarkan pada pemisahan debu/uap dari bahan


melalui fase lewat - jenuh yang ditingkatkan sehingga diperoleh
kristal kristal yang besar.

10

11

Anda mungkin juga menyukai