Anda di halaman 1dari 20

Tipe-tipe Gunung & gunung Api

Erupsi adalah proses keluarnya material-material dari dalam bumi dan fragmen- fragmen batuan
yang diakibatkan oleh letusan gunung berapi. Erupsi gunung api merupakan bagian dari proses
vulkanisme. Berikut merupakan istilah yang akan sering dijumpai pada artikel ini:
Magma, merupakan cairan pijar yang terdapat di dalam bumi;
Lava, merupakan magma yang keluar ke permukaan bumi;
Litosfer, merupakan lapisan batuan. Berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphere
yang berarti lapisan.
Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material pasir, batu, dan air. Lahar
dibedakan menjadi dua yaitu, lahar panas dan lahar dingin. Lahar panas adalah lahar yang baru
keluar dari lubang kepundan. Lahar dingin adalah lahar yang telah mengalami proses
pendinginan dan telah bercampur dengan air hujan.
Umumnya, terdapat tanda- tanda gunung api yang akan meletus, antara lain:
Naiknya suhu pada daerah sekitar gunung berapi;
Seringnya terjadi gempa vulkanik dengan pusatnya berada pada daerah sekitar gunung berapi;
Kerap kali terdengar suara gemuruh;
Tumbuhan-tumbuhan pada badan gunung dan daerah sekitar gunung berapi menjadi kering;
Turunnya hewan-hewan gunung.
Proses Terjadinya Erupsi (Proses Meletusnya Gunung Berapi)
Umumnya, hal ini disebabkan oleh tekanan gas yang kuat yang berasal dari dalam bumi yang
terus-menerus mendorong magma. Magma yang terdorong tadi sedikit demi sedikit terus
bergerak naik karena massanya yang lebih ringan dibandingkan batuan padat disekitarnya.
Dalam perjalanannya, magma yang bersuhu sekitar1200 derajat celcius ini melelehkan batuan
disekitarnya dan terjadilah penumpukan magma. Dari sini, tekanan yang berasal dari dalam bumi
menjadi semakin besar karena magma terhambat oleh lapisan batuan padat (lithosfer) yang sulit
ditembus. Karena tekanan yang sangat besar pada daerah ini, maka disini tersimpan tenaga yang
sangat besar sehingga lapisan batuan yang sedikit lebih rapuh menjadi retak dan lewat celah
retakan inilah magma menjalar keluar. Sambil menjalar, magma melelehkan saluran retakan
sehingga membentuk saluran yang disebut pipa kepundan. Ketika lapisan batuan (lithosfer) ini
sudah tidak mampu membendung tenaga dari magma, maka akan terjadi ledakan dan semburan
yang sangat kuat sebagai reaksi dari pelepasan energi (tenaga) dari dalam bumi
Pengertian dan Definisi Erupsi dalam Geografi.
Erupsi adalah pelepasan magma, gas, abu, dll ke atmosfer atau ke permukaan bumi. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Erupsi di definisikan sebagai letusan gunung berapi atau
semburan sumber minyak dan uap panas dari dalam bumi. Secara umum, kata erupsi tidak hanya
di temukan dalam ilmu Geografi, tapi kata erupsi juga di temukan dalam bidang kesehatan dan
kedokteran gigi. Namun khusus kali ini, Kamusq.com hanya akan mengulas tentang pengertian
dan definisi erupsi dalam ilmu Geografi.

Erupsi gunung berapi terjadi jika ada pergerakan atau aktivitas magma dari dalam perut bumi
menuju ke permukaan bumi. Secara umum, erupsi di bedakan menjadi 2, yaitu Erupsi eksplosif
dan Erupsi efusif.
Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai tekanan yang sangat
kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun tubuh
gunung api ke angkasa. Erupsi eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung berapi.
Letusan ini terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif adalah letusan
gunung krakatau, letusan gunung merapi,dll.
Erupsi Efusif (Non Eksplosif) yaitu peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava.
Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma
kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung
itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung semeru, erupsi gunung merapi, dll.
Erupsi efusif yang rutin dapat mencegah terjadinya erupsi eksplosif. Hal ini karena dengan
keluarnya lelehan lava, maka tekanan dalam perut bumi akan berkurang. Beberapa gejala
terjadinya letusan gunung berapi adalah terhentinya erupsi efusif yang rutin. Contohnya erupsi
efusif di gunung semeru. Para penduduk sekitar percaya, bahwa selama Lava masih keluar dari
kepundan gunung semeru secara rutin maka kemungkinan gunung semeru akan meletus adalah
sangat kecil. Tapi begitu erupsi efusif tidak terjadi, maka situasi akan di naikan menjadi siaga.
Magma yang keluar dari dalam perut gunung berapi ada yang melalui lubang kepundan ada pula
yang keluar melalui celah. Kuat dan lemahnya tekanan saat terjadi letusan akan menghasilkan
bentuk lubang letusan yang berbeda. Berdasarkan bentuk lubang tempat letusan, erupsi dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:
Macam-macam Erupsi
Erupsi sentral, yaitu letusan gunung api yang letusannya melalui sebuah lubang kepundan
sebagai pusat letusannya.
Erupsi linier atau celah, yaitu letusan melalui celah-celah atau retakanretakan. Erupsi linier
menghasilkan lava cair dan membentuk plato
Erupsi areal, yaitu letusan melalui lubang yang sangat luas. Erupsi ini masih diragukan
kejadiannya di bumi.
Macam-macam erupsi seperti yang disebutkan diatas yaitu erupsi sentral, erupsi linier, erupsi
areal merupakan penyebab mengapa bentuk gunung berapi berbeda-beda. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang bentuk-bentuk gunung berapi silahkan menunggu artikel selanjutnya tentang
jenis-jenis gunung berapi
Jenis Erupsi Gunung Berapi
1.
Erupsi Strombolian
Pada erupsi ini, gunung hanya memuntahkan lava dalam jumlah yang sangat kecil saja.

Ketinggian erupsi sekitar 15-90 meter ke udara dengan interval yang pendek. Erupsinya hampir
sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal. Pada umumnya
terjadi pada gunungapi aktif di tepi benua atau di tengah benua. Lava yang dikeluarkan dalam
jumlah yang sangat kecil akan membentuk breksi volkanik autoklastik yang terbentuk sebagai
akibat letusan gas yang terkandung di dalam lava atau akibat pergerakan lava sebelum
mengalami pembatuan. Erupsi yang terjadi sekitar 15-90 meter akan melontarkan materialmaterial padat dan abu vulkanik ke udara. Karena kontak dengan udara sekitar, maka material
akan mengalami pendinginan secara cepat sehingga membentuk struktur yang vesikuler, yaitu
adanya lubang-lubang gas pada batuan. Batuan yang umumnya dijumpai dengan struktur yang
demikian adalah Batu Scoriaan.
2.
Erupsi Plinial
Bentuk erupsi Plinial termasuk erupsi yang sangat berbahaya. Letusannya yang dasyat mampu
merusak wilayah sekitar gunung dan mengancam nyawa makhluk hidup yang tinggal di sana.
Erupsi Plinial ditandai dengan asap tebal yang berterbangan dan kemudian lava mengalir cepat,
menuruni lereng-lereng gunung. Lava inilah yang akan menghancurkan apa saja yang dilaluinya.
Erupsi Plinial dapat berlangsunga dalam hitungan jam maupun hitungan hari. Erupsi sangat
ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, dimana komposisi magma bersifat
andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung (pumice) dalam jumlah
besar. Erupsi sangat ekslposif dari gunung-gunung bertipe plinial juga dapat menghasilkan
ignimbrit. Ignimbrit adalah suatu batuan yang terbentuk dari aliran abu panas.
3.
Erupsi Vulkanian
Hampir sama dengan erupsi Strombolian, letusan Vulkanian berlangsung dalam interval yang
pendek. Tidak terlalu membahayakan karena pada erupsi ini gunung tidak disertai oleh aliran
lava seperti erupsi Plinial. Hanya magma kental dan kandungan gas yang cukup tinggi
membumbung ke udara saat proses letusan terjadi. Erupsi magmatis berkomposisi andesit
basaltik sampai dasit. Pada umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar
kawah permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak hanya selalu berasal dari
magma, tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik. Batuan piroklastik yang terbentuk
akibat erupsi ini dapat berupa batu agglomerate. Agglomerate diartikan sebagai batuan yang
terbentuk dari hasil konsolidasi material yang mengandung bomb.
4.
Erupsi Hawaiian
Erupsi Hawaiian sesungguhnya erupsi yang tidak berbahaya. Hanya saja, saat letusan terjadi lava
bergerak lamban sehingga memungkinkan warga disekitar pegunungan sempat mengungsikan
diri ketempat yang lebih aman. Erupsi ini ditandai dengan semburan lava seperti kembang api
keudara. Lalu perlahan-lahan lava akan keluar dari bebrapa lubang di permukaan gunung dan
mengalir hingga membentuk kawah atau kolam-kolam lava disekitarr gunung. Disebut erupsi
hawaiian karena letusan seperti ini sering terjadi di peguningan kepulauan Hawaii. Jarang
ditemukan batun piriklastik, karena erupsi jenis ini bersifat efusif.
5.
Erupsi Hidrovulkanik
Gunung di bawah samudra sangat berpotensi menghasilkan erupsi hidrovulkanik. Ledakan dalam
air membuat bumbungan asap tidak berlangsung lama. Namun geteran yang diciptakan mampu
memicu te

JENIS GUNUNG BERAPI BERDASARKAN BENTUKNYA


Apa itu Volcano (Gunung Berapi)?

Gambar pada latar adalah Gunung berapi Mahameru atau Semeru. Latar depan adalah
Kaldera Tengger termasuk Bromo, Jawa Timur, Indonesia.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa
terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat
kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah
gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur
Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang
aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif
atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum
berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu
gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah
gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran
oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:

Aliran lava.

Letusan gunung berapi.

Aliran lumpur.

Abu.

Kebakaran hutan.

Gas beracun.

Gelombang tsunami.

Gempa bumi.

Jenis Gunung Berapi Berdasarkan Bentuknya


1. Stratovolcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu

kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah
beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
2. Shield Volcano

Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat
membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya
terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan
Hawai.
3. Cinder Cone Volcano

Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling
gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang
tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
4. Kaldera Volcano

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas
gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Tipe Letusan (Erupsi) Gunung Berapi
Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta
tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:

1. Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt,
umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan,
terjadi pada celah atau kepundan sederhana;

2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar
dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua
atau di tengah benua;
3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi
atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang
dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar;
4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap
erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan
pembentukan ignimbrit;
5. TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih
banyak dan luas dari Plinian biasa;
6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya
melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom
kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal
dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang
terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau
kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air
permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian
kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air
berkomposisi riolitik.
Letusan-letusan gunung berapi kemudian dapat dikelompokkan juga berdasarkan tipe lavanya
seperti dibawah ini:

Bentuk Gunungapi
Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas:

Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya.

Bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah.

Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria.

Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik
atau freatomagmatik.

Plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Struktur Gunungapi
Struktur gunung api, terdiri atas:

Struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu
gunungapi, bentuknya relatif bundar.

Kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km.
Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan
sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh
gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera
resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya
blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah
sehingga melebar menjadi kaldera.

Rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang
mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang
mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben.

Depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang


berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam
ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan
kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

Tipe Letusan Gunung api

Bentuk Gunungapi

Terjadinya Gunungapi
Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi
berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan
gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan
sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang
manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik. Sebagai contoh banyak ditemukan kerangka
manusia di kota Pompeii dan Herculanum yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada
79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia
Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari
kerangka manusia tertua, Homo babilis berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapat umur 1,75
juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula
Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia, dan penanggalan umur
benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun ditemukan di Danau
Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian
meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti
pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas.
Lokasi Gunungapi Terjadi
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran
kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudera ke kerak benua;
busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samudera
yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busur
gunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)

Kejadian Gunungapi
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena
alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mempunyai
banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan
dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi. Panas bagian dalam bumi
merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu,
bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop
K, U dan Th terhadap waktu.
Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai
dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan
intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa
konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di
bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel,
sekitar 7-35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat,
kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak
umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar
yang disebut lempeng tektonik.
Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas
litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian
lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya
beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua
mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak
samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak
benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan
keduanya mengapung di atas astenosfir.

Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yang
tidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk. 200
km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen
dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989; Sigurdsson,
2000).
Proses Pembentukan Gunungapi
Gunungapi terbentuk akibat pergerakan lempeng yang menimbulkan empat busur gunungapi
berbeda sebagai berikut:

Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan


kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi
tengah samudera.

Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat
gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke
permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan
atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan
atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava
sepanjang rekahan.

Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi


magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang
membentuk deretan gunungapi perisai.

Penampang diagram yang memperlihatkan proses gunungapi terbentuk di permukaan melalui


kerak benua dan kerak samudera serta mekanisme peleburan batuan yang menghasilkan busur
gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi tengah benua dan busur
gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari Sigurdsson, 2000)

Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerak
Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalam
sehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai,
dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).
Bahaya Gunungapi
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung
(sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusan
gunungapi adalah:

Leleran lavaLeleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak
segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan
magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu
lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia,
leleran lava yang dierupsikan gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga
pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari
terjangannya.

Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur. Foto Macdonald.

Aliran piroklastik (awan panas)Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang
asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan
aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi
dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran
piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang
terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan
jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.

Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagi penduduk sekitar
gunungapi.

Jatuhan piroklastikJatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap
cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian
jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia,
tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga
merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di
udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur
penerbangan.

Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggu pernafasan dan
membahayakan jalur penerbangan pesawat.(Foto Krafft)

Lahar letusanLahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah.
Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi
letusan dengan menumpahkan lumpur panas.

Gas vulkanik beracunGas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO,
CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.

Pengeluaran gas CO2 di Gunung Dieng membunuh banyak penduduk.

Bahaya sekunder
Bahaya yang terjadi setelah atau sesaat letusan gunungapi:

Lahar HujanLahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi
yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan.
Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut
material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat
mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang
dilaluinya dan merusak infrastruktur.

Banjir BandangBanjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada
lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini
tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja
di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.

Longsoran VulkanikLongsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi


uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena
gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara
umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat
Longsoran vulkanik.

Lahar G. Galunggung 1982 menghanyutkan rumah-rumah dan menguburnya.


Klasifikasi Gunungapi Indonesia

Type AGunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu


kali sesudah tahun 1600.

Type BGunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik,
namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Type CGunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih
terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada
tingkat lemah.
Jumlah Sebaran Gunungapi Indonesia
Daerah

Tipe- Tipe- TipeJumlah


A
B
C

Sumatera

13

12

21

Jawa

21

35

Bali

Lombok

Sumbawa

16

24

Laut Banda

Sulawesi

13

Kep.Sangihe

Halmahera

Flores

Tingkat Isyarat Gunung Berapi di Indonesia

Gunung api yang akan meletus biasanya memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Suhu di sekitar gunung naik
b) Mata air menjadi kering
c) Sering mengeluarkan suara gemuruh dan kadang-kadang disertai getaran (gempa)
d) Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu, dan binatang di sekitar gunung bermigrasi.

Daftar Pustaka:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi

https://rolandgoeslaw.wordpress.com/2012/04/05/pengertian-gunung-api/#respond
Sumber : Wikipedia , vulkanologigeounpad.wordpress.
http://resmakurosaki12.blogspot.co.id/2013/04/jenis-gunung-berapi-berdasarkan.html
http://www.bimbingan.org/7-macam-tipe-letusan-gunung-berapi-erupsi.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_meletus

Anda mungkin juga menyukai