Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Teknik pekerjaan pasangan dan adukan yang selama ini dilakukan pada
umumnya terbukti kurang menguntungkan,hal ini disebabkan antara lain :

Produktivitas hasil kerja yang rendah.


Mutu hasil pekerjaan yang kurang baik.
Pekerja menjadi mudah lelah.
Banyak bahan terbuang.
Biaya persatuan luas hasil pekerjaan yang relative lebih mahal dari
semestinya.

Tidak mendorong usaha peningkatan mutu bata / batu cetak.


Keuntungan memakai cara yang diperbaiki, antara lain:

Biaya dapat ditekan kurang lebih 10%.

Peningkatan produksi kontruksi pasangan bata dalam waktu yang sama.

Terbuka kesempatan peningkatan hasil tukang tembok dan pembantu


tukang tembok.

Produktivitas kerja meningkat hampir 2-3 kali lipat.

Peningkatan mutu hasil pasangan.

Kapur sebagai bahan pengikat dalam pembuatan adukan dan beton


secara
Langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomi dari bangunan
sehubungan dengan kualitas, harga dan promosi campuran yang digunakan.
Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding,jenis-jenis kapur
yang digunakan harus mempunyai karakteristik tentukan dan memenuhi
spesifikasi sesuai dengan fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi
rendah dan tidak terjadi retak.Fungsi adukan dalam pasangan bata antara lain
sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain, disamping dapat
menghilangkan

deviasi dari permukaan

batanya untuk menyalurkan

beban.sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan


dinding dan melindungi dari pengaruh cuaca.
Adapun beberapa hal yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan
pasangan bata dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori
mencampur adukan dan rencana kerja, antara lain:

Pemasangan bata miring.

Banyak adukan tersisa pada waktu selesai kerja.

Terjadi retak-retak pada plesteran.


Menyadari hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan pasangan bata

dan plesteran dinding yang baik perlu didukung oleh peralatan, teknik
pemasangan, penyesuaian kecepatan pengisapan air permukaan dari bata dan
pemeliharaan pasangan bata.Oleh karena itu teknik pemasangan bata ( masonry )

yang benar perlu dipahami oleh pelaksana ( tukang ) maupun pengawas untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi pekerjaan.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang dipakai


dalam kerja batu.

Mengetahui sebera jauh kemampuan mahasiswa dalam praktek kerja


lapangan.

Dapat mengetahui cara-cara kerja batu sesuai dengan ketentuan dan dapat
meningkatkan mutu bangunan.

Peningkatan produktivitas kerja.

1.3 Manfaat

Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari adanya praktek kerja batu
antara lain dapat mengetahui cara-cara pemasangan yang benar serta
dapat mempoergunakan alat alat kerja batu sesuai dengan fungsinya.

Mengetahui cara penyimpanan bahan bangunan yang benar sehingga


terhindar dari kerusakan.

Peningkatan produktivitas kontruksi bata.

Mengetahui komposisi campuran spesi

1.4 Kriteria Pemakai Atau Pembaca


Buku laporan praktikum kerja batu ini dapat dibaca dan dipelajari oleh
semua kalangan pembaca umumnya, tetapi khususnya diperuntukan bagi
mahasiswa teknik sipil sendiri yang ingin mendalami mata kuliah kerja batu.

1.5 Syarat Yang Harus Dipenuhi Oleh Pembaca


Untuk dapat memahami isi buku laporan kerja batu ini maka disyaratkan
pembaca telah memiliki pengetahuan ataupun wawasan sendiri mengenai hal hal
yang berkenaan dan berkaitan dengan kerja batu.Buku laporan kerja batu ini
diperuntukan bagi mahasiswa teknik sipil program studi DIII pada semester I.
1.6 Isi Laporan Petunjuk Kerja Umum
Buku laporan ini secara keseluruhan mempelajari tentang pemasangan
dinding bata 1/2 batu,pemasangan dinding bata ikatan jerman (doutch bond), ,
meliputi pembuatan plasteran, pemasangan rolak. Dan pemasangan keramik
lantai.
1.7 Petunjuk Penggunaan
Materi Buku Laporan ini dimulai dari Judul topik serta perincian hal-hal
yang berkaitan dengan pembahasan topik tersebut. Pembaca juga di tuntun untuk
dapat mengikuti bab per bab atau topik per topik sampai pada kesimpulan akhir
laporan kerja batu ini.

BAB II
TEORI PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
2.1 Tujuan
Supaya mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe khususnya tingkat I
mampu menguasai semua yang berhubungan dengan pekerjaankonstruksi
batu,baik praktekum maupun teori. Dan dapat memahami semua semua pekerjaan
yang telah di ajarkan, sertaterampil dalam menggunakan alat-alat manual.
2.2 Dasar Teori
Kerja batu merupakan salah satu mata kuliah yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa jurusan teknik sipil semester I khususnya di Politeknik Negeri
Lhokseumawe guna untuk menciptakan mahasiswa yang professional dan
memenuhi sistem belajar Politeknik yaitu 60% praktek dan 40% teori.
Metode praktek, kami langsung praktek kerja batu di bengkel sipil politeknik
negeri Lhokseumawe selama 10 hari, dan sumber data yang saya peroleh langsung
dari praktek itu sendiri dan sedikit disisip teori oleh instruktur disela sela
praktek.

2.3 Daftar Alat Dan Bahan


a.Batu bata
Batu bata adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa bahan campuran tambahan.Kemudian dicetak dalam

ukuran tertentu berbentuk balok dan dikeraskan melalui pembakaran,


sehingga tidak hancur kembali bila direndam dalam air.
Standar ukuran bata di indonesia adalah:
52 mm x 115 mm x 240 mm
50 mm x 110 mm x 230 mm
Penyimpananya:
Pada dasarnya tumpukan bata di lapangan harus diberi alas, agar air tanah
yang ada di bawah tidak diserap oleh bata,karena bata mempunyai daya
serap yang tinggi.Di atasnya ditutup dengan terpal atau plastik agar
terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri.Batu
bata harus disusun berselang seeking agar tidak pecah atau rusak,dan
susunan ini paling tinggi 2 meter,agar bata yang berada paling bawah tidak
pecah dan juga mudah dalam pengambilannya nanti.

(Gambar : Batu Bata)


b. Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai,
gunung dan juga dapat dibuat dari gilingan batu.Pasir merupakan butiranbutiran mineral atau agregat halus yang mempunyai gradasi 0 4 mm.
fungsinya dalam pasangan adalah sebagai bahan pengisi.
Penyimpanannya:
Setiap tumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak bercampur
dengan tanah yang ada di bawahnya, lebih-lebih sewaktu pengambilannya
dengan sekop.Dengan demikian kebersihan pasir dapat dijamin dan mutu
dari konstruksi bangunan yang kita kerjakan dapat di tingkatkan.

(Gambar : Pasir)

c. Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar hendaklah air yang
bersih atau air yang dapat diminum.Air berfungsi untuk meng homogenkan adukan mortar, merendam bata dan membersihkan pasangan
sebelum disambung dll. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung
minyak, alkali, garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi
kekuatan pasangan. Dan jangan memakai air yang mangandung zat besi
atau air yang keasamannya tinngi.

(Gambar: Air)
d. Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur
dengan air sehingga menjadi tepung.Sifat dari kapur adalah menyerap air,
justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembaban.Kapur berfungsi
sebagai bahan pengikat dalam adukan, agar kapur tetap mempunyai daya
ikat yang baik, maka penyimpanan kapur dilapangan harus ditempat yang
kering dan usahakan didalam ruangan yang beratap, agar terhindar dari

hujan.Juga penimbunan kapur ini harus lebih tinggi dari permukaan banjir
daerah tersebut.
\

(Gambar : Kapur)

2.4 Alat-Alat Praktek Kerja Batu


1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja dan tangkai dari kayu daun sendok ini
berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang dengan batu bata yang
berfungsi mengambil dan meletakkan mortal.

Sendok spesi
kecil

Sendok spesi
lancip

Sendok spesi
besar

(Gambar: sendok spesi)


2. Waterpass
Terbuat dari alumunium dan dilengkapi dengan kotak niva,yaitu
sebuah tabung yang didalamnya berisi cairan ether dan ada gelembung
udara didalamnya. Waterpass memiliki 3 tabung yang ke-1 untuk
mengukur kedataran, yang ke-2 untuk mengukur ketegakkan dan yang
terakhir mengukur diagonal.

10

(Gambar : waterpass)
3. Roskam
Alat ini terbuat dari baja, plastik dan kayu. Berguna untuk mendrop
mortal saat memplester dinding.

(Gambar : roskam)
4. Jointer
Terbuat dari plat,dibentuk sedemikian rupa yang digunakan untuk
membersihkan dan membentuk siar.

11

(Gambar : jointer)
5. Plat Siku
Terbuat dari plat besi atau baja dengan sudut siku-siku dan
dilengkapi garis-garis ukuran dalam cm, gunanya untuk menyetel kesikuan
pada sudut-sudut pertemuan dinding, siku ini 90.

(Gambar : siku)

6. Line Bobbyn
Terbuat dari plat tipis yang dihubungkan dengan benang dan
berguna sebagai pedoman dalam pemasangan bata.

12

(Gambar : Line bobbyn)


7. Kotak Spesi / Jolang
Terbuat dari plat besi yang tipis dengan bentuk trapesium dan
diberi tangkai pada sisinya untuk dipegang yang berguna untuk
meletakkan mortal sewaktu pemasangan bata.

(Gambar : jolang)
8. Palu karet
Palu pemukul keramik adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk
tukang batu. Ini digunakan untuk memukul,guna untuk mendapatkan
keseimbangan yang kita inginkan.

13

(Gambar : palu karet)


9.Sekop
Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus searah
dengan gagang pegangannya dan ujung matanya agak melengkung ke
depan pegangannya terbuat dari kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan
yang terbuat dari besi. Kegunaan alat ini adalah untuk menyedot pasir dari
tanah, mengaduk campuran material dan lain-lain sebagainya .

(Gambar : sekop)
10. Sikat Baja
Terbuat dari kawat,dan gagangnya berupa kayu. Alat ini berguna
untuk membersihkan sisa mortal yang melekat pada bata.

14

(Gambar : sikat baja)


11. Ayakan pasir
Ayakan pasir terbuat dari kawat mesh yang diberi rangka kayu dan
berbentuk empat persegi panjang. Gunanya adalah untuk menyaring
pasir, semen dan kapur untuk mortar.Bentuknya ada yang berkaki, dan
ada juga yang diberi tali gantungan.Dan yang kecil dapat digunakan
langsung dengan tangan.

(Gambar : ayakan pasir)


12. Meteran
Meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dalam
suatu kotak sebagai pelindungnya. Juga ada yang terbuat dari kayu dan
disebut meteran lipat.Pada meteran ini tercantum garis-garis ukuran

15

dalam inch, cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukur ketebalan,


lebar, panjang dan tinggi dari suatu benda kerja.Panjangnya bermacammacam dari 1 m s/d 5 meter.

(Gambar : meteran)

13. Gerobak dorong


Mengunakan gerobak dorong adalah suatu hal yang sangat efektif
dalampengangkutan bahan kelokasi pekerjaan. Umpamanya untuk
mengangkutpasir,semen, kapur, dan juga mortar. Gerobak dorong
biasanya mempunyai roda karet atau plat besi yang dibuat.

16

(Gambar : gerobak dorong)

BAB III
PEMASANGAN 1/2 BATU BATA IKATAN BIASA
3.1 Tujuan

17

Para mahasiswa diharapkan dapat menakar adukan dalam perbandingan


tertentu.
Mencapur dan mengaduk bahan sampai homogen.
Mengatur penempatan bahan.
Memasang dinding seperdua bata dengan benar
Dapat mengukur kedataran dan ketegakan pasangan dengan menggunakan
waterpass
Meningkatkan skeel tentang cara memasang batu bata yang baik dan benar
Mengguanakan semua jenis peralatan masoundry
3.2 Dasar Teori
Yang dimaksuddengan tembok pasangan bata adalah pasangan tembok
bahan dari bata ditambah bahan adukan sebagai perekat. Sedangkan
pasangan dinding tembok bata adalah tebal temboknya itu sendiri sama
dengan panjang bata setengah. Tembok bata ini tidak untuk tembok
dinding yang menerima beban, melainkan hanya sebagai tembok pemisah
ruangan. Sedangkan beban diatasnya disalurkan atau diterima oleh kolomkolom.
Syarat-syarat pasangan tembok bata adalah :
1. siar pita (datar)
2. siar tegak tidak boleh segaris
siar lintang bergeser bata (gigi hubungan berupa tangga dengan pijakan
anak tangga bata).

3.3 Peralatan Dan Bahan


a. Peralatan
1. Sendok spesi
2. Waterpass
3. Gerobak dorong

18

4. Line bobbyn
5. Ember
6. Kotak adukan (jolang kecil)
7. Sekop
8. Cangkul
9. Ayakan pasir
10. Tongkat ukur
b. Bahan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air

3.4 Keselamatan Kerja


Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekrjaan
Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi
Gunakanlah selalu sepatu safty
Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja
Tempatkan alat - alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur
ditempat pekerjaan
Fokuskan pikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing dibengkel.
3.5 Langkah - Langkah Kerja
1. Ayak pasir terlebih dahulu sebelum ditakar untuk diaduk
2. Pakaianlah peralatan sesuai dengan kebutuhan
3. Tempatkanlah peralatan dan bahan disekitar lokasi kita mengaduk
4. Ambil satu ember kapur, dan satu jolang pasir, masukan kedalam bak
pengaduk
5. Aduk mortar dengan menambah air hingga homogeny

19

Langkah kerja lapisan pertama (kop)


1. tentukan pada lokasi pekerjaan penempatan bata yang akan dipasang
2. pada waktu memasang posisi kita berdiri adalah diantara bidang pasangan
dan kotak spesi dengan posisi kotak spesi sebelah kanan dan bidang
pasangan disebelah kiri
3. pemasangan kita lakukan dengan cara tangan kiri memegang bata dan
tangan kanan memegang sendok spesi
4. kemudian letakan bata diatas spesi yang sudah disebarkan diatas pondasi
atau lantai kerja dengan posisi bata yang panjang sejajar diukur
menggunakan waterpas
5. perletakkan bata jajaran berikutnya, letakan spesi rapat pada bata yang
pertama tadi, pertemuan antara bata pertama dan bata kedua harus dibatasi
oleh spesi setebal 1 cm sebagai siar dari pasangan
6. untuk pasangan bata selanjutnya, caranya sama dengan bata kedua tadi,
dan pemasangan diteruskan sampai penuh sesuai dengan instruksi
instruktur.
Langkah kerja lapisan kedua (stred)
1. Siar tegak dari lapisan kedua harus tepat ditengah bata lapisan pertama.
2. Lapisan kedua dimulai dengan setengah bata.
3. Ukur ketegakan dan kelurusan menggunakan waterpas.
4. Begitu juga pada bidang, ukur kerataannya dengan waterpas

20

21

3.6 Gambar Kerja

Gambar : Pasangan bata

22

BAB IV
PEMASANGAN 1 BATU IKATAN JERMAN

4.1 Tujuan
Mempelajari pasangan jerman yang kokoh karena memiliki dua buah
lapisan.
Melatih ketelitian mahasiswa.
Membuat Pasangan yang baik dan benar
Membuat pasangan 1 bata dalam ikatan jerman (doutch bond)
Membuat awal pasangan tegak dan akhir pasangan bertangga
Menghitung kebutuhan bahan yang dibutuhkan per m2 pasangan
Menghitung bahan yang akan dipakai dalam lembaran kerja.
4.2 Dasar teori
Pasangan bata ikatan jerman adalah salah satu ikatan batu bata yang sangat
kuat secara fisik ,dikarenakan ikatan jerman ini memiliki kedabelan di tiap-tiap
lapisannya,Pasang siar pertama dengan tebal spasi 0.8 1.2 cm.
Letakkan bata utuh diatas siar dengan posisi melintang dan memberi batas
dengan pasanggan bata yang kedua dengan siar setebal 1 cm.
Untuk pemasangan lapisan ke II, kita mulai dengan memasang bata di kedua
hujungnya.Ini berguna agar siar lapisan pertama dengan kedua tidak
segaris.apabila lapisan segaris maka dapat roboh bila ada gempa ataupun
goncangan-goncangan.
Pengisian mortal pada siar melintang harus terisi penuh kemudian siar
bagian tengah biarkan sedikit kosong, ini berguna untuk menjaga kalau bata
sebelah luar lembab, maka bata sebelah dalam tidak ikut lembab, karena ada udara
yang membatasinya.Pemasangan bata tidak boleh didahulukan satu jalur dulu, tapi
harus maju dua sejajar sekaligus. Sebab kalau kita majukan satu baris, dawaktu

23

memasang sebaris lagi yang dibelakang, maka ikatan yang sudah terjadi pada jalur
depan akan terlepas kembali.
4.3 Peralatan dan bahan
a. Peralatan
1. Sendok spesi
2. Waterpass
3. Gerobak dorong
4. Line bobbyn
5. Ember
6. Kotak adukan (jolang kecil)
7. Sekop
8. Cangkul
9. Ayakan pasir
10. Tongkat ukur
b. Bahan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
4.4 Keselamatan Kerja
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan pekrjaan
Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi
Gunakanlah selalu sepatu safty
Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja
Tempatkan alat - alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur
ditempat pekerjaan
Fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing
dilapangan.

4.5 Langkah-Langkah Kerja

24

1. Buat kepala pasangan dengan bata melintang pada setiap ujung


pasangan yang akan dibuat dengan jarak 15 s/d 20 cm, dan kepala
pasangan ini harus saling waterpass/ datar.
2. Kemudian cantolkan line bobbyn pada kedua bata itu, lalu kita mulai
memasang bata lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh.
Bata tidak boleh menyentuh benang, tetapi diberi renngang 1 mm dari
benang.Setiap sekali meletakkan bata siar tegaknya harus terisi penuh,
usahakan jangan sampai kita mengisinya belakangan.
3. Untuk pemasangan lapisan kedua, kita mulai dengan memasang bata
secara straight, sisi ujung bata tepat berada diatas pertengahan bata
yang melintang. Setelah kedua itu terpasang lalu kita cantolkan line
bobbyn dengan benang yang renggang.
4. Kemudian pasangkan bata lapisan ketiga seperti bata lapisan pertama
danlapisan keempat seperti pada lapisan kedua, begitu seterusnya.

25

26

4.6 Gambar kerja

Gambar : Pasangan ikatan jerman

27

BAB V
PLESTERAN
5.1 Tujuan

1. Mahasiswa mampu memplester dinding batu bata dengan baik dan benar,
serta rata

2. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan bahan yang dipakai.


3. Dapat mengunakan alat dengan baik dan benar
5.2 Intruksi Umum
Plesteran dilakukan bertujuan untuk menutupi ketidak seragaman bentuk
batu bata Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding dari pengaruh cuaca,
serta memberikan permukaan yang rata dan halus pada dinding
5.3 Keselamatan Kerja

o Memakai pakaian kerja


o Memakai sarung tangan
o Mengutamakan keamanan dalam bekerja
Bekerja sesuai dengan langkah kerja
5.4 Alat dan bahan

Alat ;
1. Sendok spasi
2. Sekoop
3. Ember
4. Ayakan pasir
5. Waterpass
6. Benang
7. Ruskam kayu

28

8. Talangan berfungsi menampung campuran dalam jumlah sedikit


Bahan ;
1. Pasir
2. Kapur
3. Air

5.5 Prosedur Pelaksanaan/Langkah kerja

1. Sebelum melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding


dengan mengunakan waterpass.

a. Semua kotoran yang menempel dinding dibersihkan dengan sikat,


lap atau semacam nya.

2. Sebelum melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu


dipercikan air untuk melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara
dinding dengan mortar sempurna.

3. Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi


pekerjaan.

4. Tebal plesteran untuk kelapisan ada 10mm dengan komposisi adukan


1kapur : 2 pasir.

5. Mengambil pasir dan kapur yang ingin digunakan.


6. Pasir dan kapur di ayak sebelum di aduk.
7. Bahan di aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop
dari ujung yang satu keujung yang lainnya hingga bahan tersebut
tercampur rata.

8. Bahan yang sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya


diberli lubang. Kemudian pada lubang tersebut diberi air sebanyak yang
dibutuhkan.

29

9. Bahan tersebut kemudia diaduk dengan cara membolak balikan debgan


mengunakan sekop serta memindahkannya dari ujung yang satu keujung
lainnya sampai tercampur rata.

10. Plesteran dimulai dari pemasangan papan kayu setebal 1 cm untuk


membuat kepala plesteran , setelah itu rakan plester debgab tebal sesuai
kepala plester.

11. Plester setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran.


12. Untuk sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok
dengan ruskam dengan cara digosok dengan arah melingkar berulang kali,
sebaiknya ruskam dibasahi air lalu di gosok lagi.

Pada pekerjaan job Plesteran diperoleh data sebagai berikut :

Kapur yang digunakan sembanyak 2 ember


Pasir yang digunakan sebanyak 1 jolang
Air sebanyak ember

5.6 Gambar kerja

(Gambar Kerja Plesteran)

30

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kegiatan bengkel konstruksi kerja batu (masondry) merupakan latihan
dasar mahasiswa/I untuk dapat mahir dalam pemasangan batu dalam segala jenis
konstruki batu. Mahasiswa/I juga dipastikan dapat menguasai segala hal-hal yang
berhubungan dengan kontruksi batu, seperti pemasangan pasangan bata 1/2 batu,
pasangan bata 1 batu dalam ikatan jerman (deutch bond), pasangan kombinasi dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan konstruksi kerja batu (masondry).
Kegiatan bengkel konstruksi kerja batu (masondry), juga untuk
memudahkan mahasiswa/I untuk mengetahui proses dan langkah kerja dalam
pemasangan batu dilapangan secara langsung dan dapat mendapatkan jawaban
dari permasalahan-permasalahan yang mahasiswa/I temukan saat mengerjakan
job-job yang ada. Sehingga setelah kegiatan selesai, mahasiswa/I dapat dipastikan
benar-benar mahir dalam pemasangan batu.
6.2 Saran
Dalam kegiatan konstruksi kerja batu ini kami harapkan kepada
mahasiswa/I mulai saat ini dan yang akan datang agar memastikan diri dalam
keadaan benar - benar siap saat menghadapi semua pekerjaan. Pastikan selalu
memakai perlengkapan keselamatan (safety) sebelum melakukan kegiatan, tidak
bencanda sewaktu lagi bekerja dan selalu terfokus pada pekerjaan yang dilakukan.
Jangan pernah harapkan orang lain akan bisa menjaga keselamatan kita, Dan yang
sangat penting jangan pernah makan tulang kawan. Artinya jangan pernah

31

membebankan sesuatu itu kepada orang lain, selagi kita mampu melakukannya
secara ikhlas.

6.3
Saat

Kesan
melaksanakan

praktek

konstruksi

kerja

batu

(masondry), kita langsung dapat mengetahui aplikasi langsung


dari teori-teori yang kita pelajari dikelas sehingga kita tidak
merasa bosan apalagi instruktur pembimbingnya sangat ferr,
peraturan bengkel yang menjunjung tinggi kedisiplinan juga
merupakan hal yang paling baik untuk melatih ego mahasiswa/I.
Setelah kita masuk bengkel kita dapat mengetahui bagaimana
kesulitan dalam pemasangan dan dari itu kita telah mampu
melakukan pemasangan batu dengan sempurna, disamping itu
kita juga dapat mengetahui sifat asli teman-teman kita baik yang
terampil.

32

DAFTAR PUSTAKA
Catanese ,Anthony j. &Snyder,jemes C.1992.Perencanaan
Kota.Jakarta:Erlangga
Frick, Heinz.1997.pola StrukturaldanTeknikBangunan di Indonesia.
Yogyakarta:Kanisius
Browsing internet
H.Miswar,ST.MT .2009.jobsheet.lhokseumawe:politeknik
negerihokseumawe
Riki Ardian.catatan harian bengkel sipil praktek batu.lhokseumawe:tidak
di terbitkan

Anda mungkin juga menyukai