Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI

PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT


DALAM SEDIAAN BEDAK TABUR
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

Oleh:
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.

Ria Ayu Prihardini


Oktavilia Perdini
Hilda Fatma Kumala
Habibati Qurota A
Aliya Nurjannah

(G1F012045)
(G1F012047)
(G1F012049)
(G1F012053)
(G1F012059)

Kelas A

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
DALAM SEDIAAN BEDAK TABUR
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

I.

Tujuan
Memilih dan menetapkan metode analisis untuk analisis kadar asam salisilat
dalam sediaan bedak tabur.

II.

Dasar Teori

Asam salisilat mempunyai berat molekul 138,12 gr/mol dan mengandung


tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0% C7H6O3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemeriannya hablur putih, biasanya
berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus, putih, rasa agak manis,
tajam, dan stabil di udara. Bentuk sintesis warna putih, tidak berbau. Jika
dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu
dan berbau lemah mirip etanol. Kelarutannya sukar larut dalam air dan dalam
benzena, mudah larut dalam etanol dan eter, larut dalam air mendidih, agak
sukar larut dalam kloroform. Berat molekulnya 138,1 gram/mol dan memiliki
titik lebur antara 158-161C. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik.
Khasiatnya untuk keratolitikum dan anti fungi (Depkes RI, 1995).
Asam salisilat memiliki gugus polar dan gugus nonpolar. Gugus polarnya
adalah gugus OH dan gugus nonpolarnya adalah gugus cincin benzennya.
Dari rumus struktur ini dapat dilihat bahwa asam salisilat larut pada sebagian
pelarut polar dan sebagian pada pelarut non polar, tetapi sukar larut dengan
sempurna pada pelarut polar saja atau pelarut nonpolar saja karena memiliki
gugus polar dan nonpolar sekaligus dalam satu gugus (Supardani, 2006).
Pada spektrofotometri visible yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah cahaya tampak (visible). Panjang gelombang sinar tampak adalah 380
sampai 750 nm. Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro
visible adalah lampu Tungsten( Wolfram). Sample yang dapat dianalisa

dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Untuk sample yang
tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan
menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna.
Produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar - benar stabil
(Riyadi W., 2009).

III.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah neraca analitik, labu takar
100 ml 1, labu takar 50 ml 2, labu takar 10 ml 7, pipet volume 1,2,3 & 5 ml
masing-masing 1, pipet tetes 2, filler 1, tabung reaksi 7, tabung sentrifus 3,
gelas ukur 10 ml 1, gelas piala 250 ml 1, kuvet gelas (visible) 2, dan spatula
1.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah asam salisilat standar
100 mg, bedak salisil 5000 mg, etanol 96% 40 ml, FeCl3 0,02 M 250 ml, dan
aquadest 1 L.

IV.
1.

Cara Kerja
Pembuatan FeCl3 0,02 M
- dihitung seksama sebanyak 810 mg
FeCl3
- dilarutkan dalam aquadest hingga 250 ml
- dikocok hingga homogen

2.

Larutan FeCl3 0,02 M


Pembuatan Larutan Standar Asam Salisilat
Asam Salisilat
- ditimbang seksama sebanyak 100 mg
- dilarutkan dalam 100 ml etanol
- dilarutkan hingga larut semua
- ditambah aquadest hingga 10 ml
- didapat larutan asam salisilat berkonsentrasi 10.000 ppm
- diambil larutan sebanyak 100 ml
- ditambahkan aquadest hingga 10 ml
Larutan asam
salisilat
10.000
- didapat
larutan
asam ppm
salisilat berkonsnetrasi 1000 ppm

Hasil

3.

Pembuatan Larutan Seri Konsentrasi Asam Salisilat


a. Konsentrasi 1
Larutan asam salisilat
ppm asam salisilat
- diambil1.000
1 ml larutan
- dilarutkan dalam aquadest hingga 10 ml
b. Konsentrasi 2
Larutan asam salisilat 100 ppm
- diambil10.000
2 ml larutan
Larutan asam salisilat
ppmasam salisilat
- dilarutkan dalam aquadest hingga 10 ml

c. Konsentrasi 3
Larutan asam salisilat 200 ppm
Larutan asam salisilat
1.000
ppm asam salisilat
- diambil
3 ml larutan
- dilarutkan dalam aquadest hingga 10 ml
d. Konsentrasi 4
Larutan asam salisilat 300 ppm
Larutan asam salisilat
10.000
ppmasam salisilat
- diambil
1 ml larutan
- dilarutkan dalam aquadest hingga 25 ml

e. Konsentrasi 5
Larutan asam salisilat 400 ppm
Larutan asam salisilat
400
ppm 3 ml larutan asam salisilat
- diambil
sebanyak
- dilarutkan dalam aquadest hingga 10 ml
Larutan 6asam salisilat 120 ppm
f. Konsentrasi
Larutan asam salisilat
ppm
- diambil1.000
sebanyak
5 ml laruan asam salisilat
- dilarutkan dalam aquadest hingga 10 ml

Larutan asam salisilat 500 ppm

4.

Penetapan Panjang Gelombang () Maksimum


- diambil
sebanyak
1 ml larutan
Larutan asam salisilat
1.000
ppm
- dilarutkan dalam larutan FeCl3 0,02 M sebanyak 3
ml, dihomogenkan
- diukur serapannya pada panjang gelombang ()
400-780 nm menggunkan spektrofotometri visible
dengan blanko FeCl3 0,02 M
- secara teoritis panjang gelombang () maksimum
asam salisilat 526 nm

5.

Penetapan Waktu Retensi


Hasil
Larutan asam salisilat
1.000
ppm
- diambil
sebanyak
1 ml larutan
- dilarutkan dalam FeCl3 0,02 M hingga 10 ml
- diukur serapannya pada panjang gelombang
maksimal selama 30 menit dengan interval waktu
1 menit

Hasil

6.

Penetapan Kurva Kalibrasi

Kurva baku
- masing-masing lrutan 100 ppm, 120 ppm, 200 ppm, 300
ppm, 400 ppm dan 500 ppm diambil 1 ml
- dilarutkan dalam FeCl3 0,02 M sebanyak 9 ml

Hasil

- diukur serapannya pada panjang gelombang maksimal


dalam rentang waktu reaksi menggunakan
spektrofotometri visible dengan blanko FeCl3 0,02 M

7.

Pengukuran Kadar Asam Salisilat Dalam Sediaan Serbuk (200 ppm)


- ditimbang
Bedak
tabur seksama sebanyak 500 mg
- dilarutkan dalam etanol 96% hingga 10 ml
- diencerkan dengan aquadest hingga 50 ml
- campuran divortex
- dilakukan pemisahan menggunakan sentrifugasi selama 15 menit
- diambil supernatannya
- diambil 1 ml supernatan
- dilarutkan dalam FeCl3 0,02 M hingga 10 ml
- diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang
Supernatan
didapat dalam rentang waktu operasional
- dilakukan replikasi 3 kali
- dihitung kadar asam salisilat dalam serbuk sehingga didapat
kadar presentase terhadap kadar teoritik

Dapus :Hasil
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI:
Jakarta.
Riyadi, Wahyu, 2009, Macam Spektrofotometri dan Pebedaannya, Milis Kimia
Indonesia, Jakarta.
Supardani, Dwi Oktita, Aditya Pranoto, 2006, Perancangan Pabrik Asam
Salisilat dari Phenol, Jurusan Teknik Kimia, FTI Institus Teknologi Nasional,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai