Anda di halaman 1dari 15

Peramalan

P
l
(Forecasting)
dalam
Perencanaan Sentral

Pendahuluan
Perencanaan jaringan telepon didasarkan pada estimasi kebutuhan
trafik masa depan
Long-term forecast dibutuhkan dalam rencana pengembangan untuk
menjamin koordinasi pengembangan sampai perioda 15-25 tahun
(setiap 2-4 tahun harus dibuat up to date)
Short-term forecast diperlukan dalam menyediakan basic data untuk
perencanaan langkah aktual pengembangan. Memuat estimasi trafik
untuk 4 - 6 tahun kedepan (setiap tahun short
short-term
term forecast harus
dibuat up to date)
Untuk forecast kebutuhan trafik:
Trafik dalam masing-masing area sentral diestimasi
Trafik antara pasangan sentral diestimasi, umumnya dipisahkan untuk tiap
arah
h

Matriks Trafik
Untuk memudahkan dalam
peramalan trafik pada
seluruh node/simpul/sentral
dalam seluruh jaringan,
maka trafik disusu dalam
benruk Matriks Trafik.
A(i,j,0) : trafik saat ini
A(i j t) : estimasi
A(i,j,t)
ti
i ttrafik
fik saatt t

Forecast Point-to-Point
Untuk estimasi trafik point-to-point ke depan, didasarkan
kalkulasi pada forecast pertumbuhan saluran pelanggan dan
matriks trafik saat ini
Macam-macam metoda biasa digunakan tidak ada
ketentuan metoda mana yang paling akurat
Feedback dari future record yang akan mengindikasikan
metoda mana yang paling baik untuk situasi tertentu

A Estimasi Jumlah
A.
J mlah Trafik Total
M
Mengingat
i
t kategori
k t
i pelanggan
l
berbeda
b b d membangkitkan
b
kitk jjumlah
l h
trafik yang berbeda, trafik kedepan dapat diestimasi dari:
A( ) = N1(t).
A(t)
( ) 1 + N2(t).
( ) 2 + N3(t).
( ) 3 + ..+ Ni(t).
() i
Dimana Ni(t) forecast jumlah pelanggan kategori i pada tahun t
dan i laju (trafik per pelanggan) untuk kategori i
Jika tidak dimungkinkan untuk memisahkan kedalam kategori
dengan trafik berbeda, trafik kedepan dapat diestimasi sebagai:

A(t ) = A(0)

N (t )
N ( 0)

dimana N(t)
( ) dan N(0)
( ) jjumlah p
pelanggan
gg p
pada saat t dan 0 dan
A(0) merupakan total trafik yang sekarang

B. Estimasi Trafik Point-to-Point


Point to Point
Untuk estimasi trafik dari satu sentral ke sentral lainnya berbagai
formula dapat diaplikasikan
Idea dasarnya adalah ikut mempertimbangkan pertambahan
pelanggan di kedua sentral dan dan menerapkan faktor bobot
tertentu terhadap pertumbuhan ini

Aij (t ) = Aij (0)

Wi Gi + W j G j
Wi + W j

dimana Wi dan Wj adalah bobot serta Gi dan Gj pertumbuhan


pelanggan di sentral i dan j
N i (t )
Gi =
N i (0)

Gj =

N j (t )
N j (0)

Untuk
U t k menghitung
hit
Wi dan
d Wj berbagai
b b
i metoda
t d ttersedia
di

M
Menghitung
hit
Faktor
F kt Bobot
B b t Wi

dan Wj

Rapps Formula 1
Wi = Ni(t)

Wj = Nj(t)

Asumsi disini trafik per pelanggan dari sentral i ke sentral j proporsional


ke jumlah pelanggan di sentral j

Rapps Formula 2
Wi = Ni(t)2

Wj = Nj(t)2

Asumsi disini perubahan originated dan terminated traffic per pelanggan


sekecil mungkin

Menghitung Faktor Bobot


Formula Telecom Australia (APOS)
N i (0) + N i (t )
Wi =
2

Wj =

N j (0) + N j (t )
2

Formula ini adalah modufikasi dari Rapps formula 1

Formula keempat
Diturunkan dengan asumsi trafik per satu pelanggan di
sentral i ke semua pelanggan di sentral j adalah konstan
Aij (t )
N i (t ).N j (t )

Aij (0)
N i (0).N j (0)

Aij (t ) = Aij (0).Gi .G j

C Kruithofs
C.
K ith f Double
D bl Factor
F t Method
M th d
Kruithofs method memungkinkan mengestimasi harga individual
trafik A(i,j) kedepan pada matriks trafik
Harga saat ini diasumsikan diketahui, demikian juga future row dan
column sums
Prosedur adalah untuk meng-adjust individual A(i,j) sehingga sesuai
dengan row dan column sums yang baru

A(i, j )

diubah ke

S1
A(i, j )
S0

dimana S0 adalah sum saat ini dan S1 adalah sum baru untuk individual
row dan column

P
Penyesuaian
i Baris
B i & Kolom
K l
Penyesuaian terhadap Baris dengan formula:
At 1 (i, j )
At (i, j ) =
A f (i )
At 1 (i )
Penyesuaian terhadap Kolom dengan formula:
At 1 (i, j )
At (i, j ) =
Af ( j)
At1 ( j )

f = future, kondisi trafik yang akan datang dan t = jumlah


iterasi perulangan.
perulangan
Jika hasil dari dua iterasi berurutan (terakhir dengan
sebelumnya) tidak berbeda jauh, maka iterasi dihentikan.

Contoh :
Penggunaan
Kruithofs Double
Factor Method (1)

Contoh : Penggunaan Kruithofs Double Factor Method (2)

Contoh : Penggunaan Kruithofs Double Factor Method (3)

Contoh : Penggunaan Kruithofs Double Factor Method (4)

Contoh : Penggunaan Kruithofs Double Factor Method (5 - Finish)

Anda mungkin juga menyukai