1.
1.1
PENDAHULUAN
EP
250
mempertimbangkan
BW
faktor
1000.
Analisis
kehandalan
tersebut
(reliability),
dilakukan
laju
dengan
kerusakan,
dan
1.2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kehandalan (reliability) pada Belt Conveyor EP 250
BW 1000?
2. Bagaimana ketersediaan (availability) pada Belt Conveyor EP 250 BW
1000?
3. Bagaimana waktu perawatan yang dibutuhkan Belt Conveyor EP 250 BW
1000 berdasarkan MTTR (Mean Time To Repair) dan MTTF (Mean Time
To Failure) untuk mengurangi kerusakan?
1.3
Tujuan Penelitian
Pemecahan masalah tersebut bertujuan untuk :
1. Menganalisa tingkat kehandalan (reliability) pada Belt Conveyor EP 250
BW 1000.
2. Menganalisa ketersediaan (availability) pada Belt Conveyor EP 250 BW
1000.
3. Mengidentifikasi waktu perawatan yang dibutuhkan Belt Conveyor EP 250
BW 1000 berdasarkan MTTR (Mean Time To Repair) dan MTTF (Mean
Time To Failure) untuk mengurangi kerusakan.
1.4
1.4.1
Batasan Masalah
a. Data yang digunakan adalah data failure hasil laporan belt conveyor ep
250 bw 1000 mulai 22 April 2015 sampai dengan 4 Juni 2016.
b. Jenis perawatan yang dilakukan adalah perawatan pencegahan.
c. Faktor-faktor penyebab kerusakan, biaya tenaga kerja tidak dibahas.
1.4.2
Asumsi Masalah
Diasumsikan bahwa peralatan perawatan dan operator tersedia saat
dibutuhkan.
1.5
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kerja praktek ini antara lain, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam perawatan
pencegahan kerusakan belt conveyor untuk meminimalkan terjadinya
kerusakan yang mengakibatkan kerugian besar pada perusahaan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan teori yang diterima selama di bangku
perkuliahan.
b. Melatih penulis untuk membuat solusi permasalahan yang nyata
pada perusahaan.
2.
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perawatan (Maintenance)
Perawatan mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara
(inspection),
yaitu
tindakan
yang
ditujukan
untuk
yang
rusak/tidak
memenuhi
kondisi
yang
3. Pengawasan (survilance)
Kehandalan (reliability)
Menurut Fikri (2013), Keandalan adalah probabilitas suatu komponen atau
sistem akan bekerja sesuai dengan fungsinya ketika dioperasikan selama periode
waktu tertentu. Keandalan menyatakan konsep kesuksesan operasi atau kinerja
dan ketiadaan kerusakan. Menurut MIL-STD-721C pada tesis Rahmat, M. B.,
mendefinisikan kehandalan sebagai peluang sebuah item untuk mampu melakukan
fungsi yang ditujukan dalam suatu interval waktu tertentu dalam kondisi tertentu.
Item yang dimaksud dalam definisi tersebut dapat berupa komponen atau
kumpulan dari banyak komponen. Kemudian yang dimaksud dengan fungsi
adalah sebuah fungsi yang mandiri atau gabungan dari berbagai fungsi yang
diperlukan untuk melayani suatu kebutuhan.
2.3.2
Ketersediaan (availability)
Availability didefinisikan sebagai konsep yang berhubungan dengan
10
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
Distribusi Eksponensial
a. Fungsi Kepadatan Probabilitas
f(t)
= et
b. Fungsi Distribusi Kegagalan
F(t)
= 1e t
c. Fungsi Keandalan
R(t)
= et
d. Mean Time To Failure
MTTF
dan =
11
2.4.2
Distribusi Weibull
a. Fungsi Kepadatan Probabilitas
f(t) =
{ }( )
t
{
} exp [
( )
F(t) = 1-exp [
c. Fungsi Keandalan
t
R(t) = exp [
+
Distribusi Normal
a. Fungsi Kepadatan Probabilitas
1
t
exp
f(t)
=
2
2 2
b. Fungsi Distribusi Kegagalan
F(t)
= p (T t )
T
F(t)
= p z=
c. Fungsi Keandalan
1F
(
t
)
=
f ( ) d
R(t)
=
( )
( )
2.4.3
[ ( )]
MTTF
2.4.4
1
ti
n i=1
Distribusi Lognormal
a. Fungsi Kepadatan Probabilitas
1
t
exp
f(t)
=
2
2 2
b. Fungsi Distribusi Kegagalan
F(t)
= p (T t )
T
F(t)
= p z=
[ ( )]
12
c. Fungsi Keandalan
1F
(
t
)
=
f ( ) d
R(t)
=
t
= exp( + (0,5.s2))
3.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek penelitian
Obyek yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah Belt conveyor EP
13
14
15
dibutuhkan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 berdasarkan MTTR (Mean Time To Repair) dan MTTF (Mea
Tujuan Penelitian
dibutuhkan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 berdasarkan MTTR (Mean Time To Repair) dan MTTF (Me
Landasan Teori
Buku, jurnal, dan laporan penelitian tentang kehandalan (Reliability) dan ketersediaan (availab
Pengumpulan Data
Data primer (observasi dan interview) dan Data sekunder (dokumen perusahan)
Pengolahan Data
Analisis Hasil
Tingkat kehandalan (reliability) dan ketersediaan (availability)
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang dilakukan
Saran untuk perbaikan sistem perawatan di perusahaan
Selesai
Gambar 7. Kerangka Penelitian
16
4.
4.1
Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh data-data sebagai berikut:
1. Data failure Belt Conveyor EP 250 BW 1000 pada Conveyor S5
Tabel 1. Data failure Belt Conveyor EP 250 BW 1000 pada Conveyor S5
Failure Number Failure Date Start Failure
Run Date
Start Run
1
22-Apr-15
14:00
23-Apr-15
3:00
22-Sep-15
22:20
22-Sep-15
23:15
11-Feb-16
06:00
11-Feb-16
18:00
13-Mar-16
21:34
13-Mar-16
21:47
18-Mar-16
02:08
18-Mar-16
04:00
28-Mar-16
19:25
28-Mar-16
21:55
29-Mar-16
19:16
29-Mar-16
23:25
30-Mar-16
13:18
30-Mar-16
15:50
30-Apr-16
08:33
30-Apr-16
8:42
27-May-16
21:04
27-May-16
21:28
4-Jun-16
21:46
4-Jun-16
22:05
10
11
17
Belt Conveyor EP
250 BW 1000
35945
33960
36524
35991
Mei
(2016)
Jun
(2016)
37157
35981
Pengolahan Data
1. Menghitung Time To Failure (TTF) dan Time To Repair (TTR)
a. TTF pada Belt Conveyor EP 250 BW 1000 no.1
TTF
18
No
1
2
3
4
5
6
7
8
30-Apr-16
10
27-May-16
11
4-Jun-16
14:00
3:00
13
22:20
23:1
5
0,92
08:00
21:34
02:08
19:25
19:16
13:18
08:33
21:04
21:46
22:0
0
21:4
7
04:0
0
21:5
5
23:2
5
15:5
0
8:42
21:2
8
22:0
5
2,00
3,33
3648
3653,33
7,95
1,00
3124
3132,95
8,87
2,57
682
693,44
7,22
7,13
110
124,35
3,02
0,42
220
223,43
7,08
0,27
22
29,35
5,58
6,30
22
33,88
1,17
1,55
682
684,72
8,30
2,07
220
223,43
7,53
2,77
22
29,35
14
0,22
1,87
2,50
4,15
2,53
0,15
0,40
0,32
2. Melakukan uji kelayakan data menggunakan Easy Fit dan nilai terkecil
pada hasil goodness of fit berdasarkan uji Anderson darling. Maka
diperoleh hasil data sebagai berikut:
19
20
p (T t )
lnT
p z=
ln 245,809
p z=
1,5736
(
(
)
21
p ( z =1,67 )
F(t) =
F ( t )= 0,0475
R ( t ) =1F ( t )= f ( ) d
t
= 1- 0,0475
= 0,9525
= 95,25 %
Tabel 4. Hasil Perhitungan Fungsi Kehandalan
Hari
R(t)
95,25%
89,07%
83,40%
78,52%
74,22%
10
54,38%
20
37,07%
30
31,21%
22
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
23
Availability
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
35220
x 100
36000
Hasil
43200 menit
7200 menit
36000 menit
780 menit
35220 menit
= 97,83 %
b. Periode bulan September 2015
Variabel
Available Time
Planned Downtime
Loading Time
Downtime
Operating Time
Availability
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
35945
x 100
36000
Hasil
43200 menit
7200 menit
36000 menit
55 menit
35945 menit
= 99,84 %
c. Periode bulan Februari 2016
Variabel
Available Time
Planned Downtime
Loading Time
Hasil
41760 menit
6960 menit
34800 menit
24
Downtime
Operating Time
14 jam x 60 menit
Loading Time Downtime
Availability
840 menit
34800 menit 840 menit
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
33960
x 100
34800
840 menit
33960 menit
= 97,59 %
d. Periode bulan Maret 2016
Variabel
Available Time
Planned Downtime
Loading Time
Downtime
Operating Time
Availaibility
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
36508
x 100
37200
Hasil
44640 menit
7440 menit
37200 menit
676 menit
36524 menit
= 98,18 %
e. Periode bulan April 2016
Variabel
Available Time
Planned Downtime
Loading Time
Downtime
Operating Time
Availaibility
Hasil
43200 menit
7200 menit
36000 menit
9 menit
35991 menit
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
25
35991
x 100
36000
= 99,98 %
f. Periode bulan Mei 2016
Variabel
Available Time
Planned Downtime
Loading Time
Downtime
Operating Time
Availaibility
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
37157
x 100
37200
Hasil
44640 menit
7440 menit
37200 menit
43 menit
37157 menit
= 99,88 %
g. Periode bulan Juni 2016
Variabel
Available Time
Planned Downtime
Loading Time
Downtime
Operating Time
Availaibility
Loading TimeDowntime
X 100
Loading Time
35981
x 100
36000
Hasil
43200 menit
7200 menit
36000 menit
19 menit
35981 menit
= 99,95 %
26
4.3
Analisis Hasil
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, didapatkan analisis
kehandalan mesin, laju kerusakan dan ketersediaan mesin. Reliability adalah
kehandalan mesin dalam beroperasi, analisis dilakukan pada interval waktu 1 hari
sampai 30 hari. Pada t = 1 hari diperoleh reliability sebesar 95,25%, tingkat
kehandalan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 selama beroperasi 1 hari. Pada t = 2
hari diperoleh reliability sebesar 89,07%, tingkat kehandalan Belt Conveyor EP
250 BW 1000 selama beroperasi 2 hari. Pada t = 3 hari diperoleh reliability
sebesar 69,85%, tingkat kehandalan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 selama
beroperasi 3 hari. Pada t = 4 hari diperoleh reliability sebesar 78,52%, tingkat
kehandalan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 selama beroperasi 4 hari. Pada t = 5
hari diperoleh reliability sebesar 74,22%, tingkat kehandalan Belt Conveyor EP
250 BW 1000 selama beroperasi 5 hari. Pada t = 10 hari diperoleh reliability
sebesar 54,38%, tingkat kehandalan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 selama
beroperasi 10 hari. Pada t = 30 hari diperoleh reliability sebesar 31,21%, tingkat
kehandalan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 selama beroperasi 30 hari.
Availability pada Belt Conveyor EP 250 BW 1000 memiliki nilai yang
berbeda pada masing-masing periode. Dimulai dari periode bulan April 2015 yang
memiliki nilai sebesar 97,83 % dengan total downtime 780 menit atau 13 jam.
Pada periode bulan September 2015 nilai Availability yang diperoleh sebesar
99,84 % dengan total downtime 55 menit atau 0,92 jam. Pada periode bulan
Februari 2015 nilai Availability yang diperoleh sebesar 97,59 % dengan total
downtime 840 menit atau 14 jam. Pada periode bulan Maret 2015 nilai
27
Availability yang diperoleh sebesar 98,18 % dengan total downtime 676 menit
atau 11,27 jam. Pada periode bulan April 2016 nilai Availability yang diperoleh
sebesar 99,98 % dengan total downtime 9 menit atau 0,15 jam. Pada periode
bulan Mei 2016 nilai Availability yang diperoleh sebesar 99,88 % dengan total
downtime 43 menit atau 0,72 jam. Pada periode bulan Juni 2016 nilai Availability
yang diperoleh sebesar 99,95 % dengan total downtime 19 menit atau 0,32 jam.
Nilai Availability merupakan nilai yang menggambarkan pemanfaatan waktu
yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan, dalam permasalahan ini
adalah ketersediaan belt conveyor. Hal yang mempengaruhi nilai dari Availability
adalah besar atau kecilnya total downtime pada satu periode tertentu. Semakin
besar downtime maka ketersediaan mesin untuk melakukan kegiatan operasi akan
semakin kecil.
Hasil perhitungan MTTF dan MTTR Belt Conveyor EP 250 BW 1000
diketahui mesin akan mengalami kerusakan setelah beroperasi selama 1150 jam,
sehingga perlu dilakukan perawatan sebelum Mesin beroperasi maksimal yaitu
1150 jam. MTTF menunjukkan rata rata suatu mesin dapat dioperasikan
sebelum terjadinya kegagalan akibat kerusakan. Semakin tinggi MTTF maka
menunjukkan mesin beroperasi dengan baik/ sesuai target dengan jumlah
breakdown yang minimum. Semakin lama suatu mesin dapat beroperasi dengan
baik tanpa adanya kerusakan maka keandalan atau Reliability mesin tersebut
semakin baik. Hasil MTTR digunakan sebagai rata-rata lama waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan perawatan pada Belt Conveyor EP 250 BW 1000
selama 4 jam.
28
29
5.
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data serta analisa dan interpretasi
maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan permasalahan
yang ingin dicapai :
1. Dari hasil pengamatan data operasi dan pengolahan data serta analisis pada
Belt Conveyor EP 250 BW 1000 mulai bulan April tahun 2015 sampai dengan
Juni 2016 didapatkan hasil kehandalan pada Belt Conveyor EP 250 BW 1000
selama 1 hari sampai dengan 5 hari, serta dilanjut dengan 10 hari dan 30 hari
masing-masing didapatkan tingkat kehandalan (realibility) adalah 95,25%;
89,07%; 69,85%; 78,52%; 74,22%; 54,38%; 31,21%. Tingkat kehandalan
mesin Belt Conveyor EP 250 BW 1000 dipengaruhi oleh interval waktu
operasi mesin dan tingkat kerusakan mesin. Belt Conveyor EP 250 BW 1000
beroperasi dalam interval waktu yang panjang mengakibatkan tingkat
kerusakan semakin tinggi dan tingkat kehandalan mesin semakin menurun.
Sesuai dengan konsep reliability dengan melibatkan preventive maintenance.
2. Ketersediaan Belt Conveyor EP 250 BW 1000 dapat dilihat bahwa downtime
Belt Conveyor EP 250 BW 1000 mempengaruhi besarnya ketersediaan mesin
dalam melakukan kegiatan operasi. Perhitungan availability Belt Conveyor EP
250 BW 1000 mulai bulan April tahun 2015 sampai dengan Juni 2016
didapatkan hasil ketersediaan (availability) adalah 97,83%; 99,84%; 97,59%;
98,18%; 99,98%; 99,88%; dan 99,95%. Nilai availability Belt Conveyor EP
250 BW 1000 dipengaruhi oleh total downtime pada masing-masing periode.
30
5.2
Saran
Saran yang diberikan sehubungan dengan hasil penelitian adalah untuk
mempertahankan suatu kehandalan belt conveyor diperlukan tindakan perawatan
berkala dan pembersihan seacara teratur agar mesin berjalan dengan baik saat
dibutuhkan,
seperti
dilakukan
penyiraman
terhadapa
conveyor
untuk
31