Anda di halaman 1dari 4

Pada 12 Juni 1990 untuk pertama kalinya di Aljazair diselenggarakan

pemilihan umum yang diikuti lebih dari satu partai. Pemilu ini diikuti oleh partaipartai politik, disamping FLN masih banyak partai yang lain dari berbagai aliran
seperti Front Kekuatan Sosialis (FFS) pimpinan Hocein Ait Ahmed, Perkumpulan
untuk Kebudayaan dan Demokrasi (RCD), Gerakan Demokratik Aljazair (MDA)
pimpinan Ahmed Ben Bella, Partai Garda Sosialis (PAGS) yang prokomunis, serta
Front Penyelamatan Islam (FIS) yang dipimpin oleh Profesor Sheikh Abbis Mandani
dan dikenal sebagai partai kaum Fundamentalis.
Yang menarik dalam pemilu tersebut FIS berhasil meraih kemenangan besar.
Dari 1500 dewan lokal yang diperebutkan, 55% suara jatuh ke tangan FIS sedangkan
FLN yang berkuasa selama 30 tahun hanya mampu meraih 32% suara. Dari 48
dewan wilayah, FIS berhasil meraih hampir dua pertiganya, sementara FLN hanya
meraih 14 wilayah.22Kemenangan FIS ini telah menjadikannya sebagai partai islam
pertama yang sukses di panggung politik Arab dan Afrika Utara, serta yang kedua
sesudah Partai Republik Islam di Iran,1980 untuk seluruh kawasan Timur Tengah.
22

The Middle East (Juli 1990)


Akan tetapi apa sebenarnya faktor-faktor dibalik keberhasilan FIS dalam

menumbangkan dominasi FLN? Pihak FIS secara tegas menunjukan pada kegagalan
sistem sosialisme di Aljazaria. Kami mambaca, ini sebuah negara sosialis, tapi
kami tidak menyaksikannya. Yang kami lihat adalah hadirnya orang-orang kaya
yang mengendarai mobil-mobil mewah, sementara kami tidak mendapat apa-apa.
Perubahan ekonomi sejauh ini hanya ada di kora-koran tidak ada perubahan di
toko-toko maupun di jalan-jalan. Negeri kami tidak mempunyai perekonomian dan
industri kecuali minyak dan gas. Semuanya ini terjadi karena Aljazair telah berhenti
menjadi

islam

kata

para

aktivis

FIS.23

23

The Middle East (September 1989)


Di samping itu FIS mempunyai program kerja yang jelas dan jaringan

organisasi yang terbaik secara nasional. Mereka menjadi satu-satunya partai politik

yang mengadakan rapat setiap hari dan kongres setiap hari jumat, serta mempunyai
jurnal yang terbit secara berkala yang dicetak 300.000 eksemplar setiap edisinya. FIS
mempunyai jaringan organisasi hampir di seluruh masjid di Aljazair. Semboyan
mereka sederhana Hanya islam yang mampu memecahkan berbagai problema di
Aljazair.
Meskipun FIS meraih sukses yang sangat gemilang pada pemilu Juni 1990
dan bersiap-siap untuk bertarung pada pemilu yang lebih penting akhir 1991, 24FIS
justru dihantui oleh gejala perpecahan intern yang cukup serius. Ini artinya bahwa FIS
mengalami perpecahan tidak luas setelah ia mendapatkan kemenangan politik.
24

Pemilu 1991ini pun dimenangkan oleh FIS


Gejala perpecahan ini terlihat dari makin menajamnya perbedaan visi antara

Abbasi Madani dan Wakilnya Ali Belhadj. Keduanya berbeda dalam hal jati diri
partai disamping tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapainya. Menurut Madani,
kami Muslim tapi bukan fundamentalis. Kaum fundamentalis kurang menaruh
perhatian pada kehidupan duniawi, sedangkan kami menganggap kehidupan manusia
di bumi perlu mendapat perhatian.
Madani

yang

pernah

mendapatkan

pendidikan

di

London

itu,

menggarisbawahi harapannya bagi hubungan antara Aljazair dan Perancis serta


negara-negara barat lainnya. Sementara itu, Ali Belhajd yang juga imam masjid di
Bab el oued, mendudukan FIS sebagai partai misi Islam, karenanya ia menghendaki
pemberlakuan Syariat Islam secepat mungkin. Dalam salah satu kampanyenya,
Belhajd pernah mengatakan bahwa para pemilih FIS akan masuk surga.25
Meskipun para pemimpin FIS mengatakan bahwa mereka bersatu, adanya
perbedaan yang sangat tajam antara Madani dan Belhajd ini sulit ditutup-tutupi,
apalagi kelompok garis keras di tubuh FIS semakin banyak melakukan tindakan
kurang populer di mata rakyat Aljazair. Perbedaan di tubuh FIS ini memang
berpengaruh terhadap politik Islam yang mereka perjuangkan lebih-lebih setelah

adanya keinginan dua organisasi Islam lain Gerakan Masyarakat Islam (Haraka li
Mujtama Islami,HAMAS) yang dipimpin sheikh nahna, dan Gerakan Kebangkitan
Islam (Mouvement de la nahda Islamique, MNI) yang dipimpin sheikh Djaballah
untuk terjun ke gelanggang politik.26
Disamping kendala internal, gerakan Islam di negeri ini juga menghadapi
kendala eksternal. Keberhasilan kaun revivalis menggerakkan Peristiwa Oktober
1988 dan kemenangan FIS dalam pemilu 1990 dan 1991, menimbulkan rasa khawatir
di kalangan tetangga Aljazair dan negara-negara Arab lain. Walaupun sudah mulai
mempromosikan demokratisasi.
25

The Middle East (Juli 1990)

26

South (Mei 1991). Gerakan Masyarakat Islam (Haraka li-Mujtama Islami,


HAMAS) yang dipimpin Sheikh Nahna, dan Gerakan Kebangkitan Islam
(Mouvement de la nahda islamique, MNI) pimpinan Sheikh Djaballah, Benjedid
menyambut gembira tampilnya dua partai Islam ini, karena dengan demikian
dapat memecah suara pendukung gerakan Islam pada pemilu berikutnya yang
sebelumnya hanya dipruntukkan bagi FIS.
27

Adapun kekhawatiran pihak saudi terhadap keberhasilan kaum revivalis


Islam, mengingat selama satu dasawarsa terakhir Riyadh cukup sudah direpotkan oleh
upayannya menangkal pengaruh revivalisme Islam yang menyebar dari Iran dan
Lebanon.
Kendala-kendala di atas telah menyebabkan FIS tidak lagi menjadi partai
yang kuat sehingga sehingga peluan besar untuk membentuk, apa yang oleh The
Economist disebut sebagai, the worlds first democratically elected Muslim
fundamentalist government.28pudar dan FIS akhirnya harus menerima kenyataan
pahit Rezim militer Aljazair yang bersikap sangat otoriter telah menyatakn FIS
sebagai partai terlarang dan sejumlah tokoh serta aktivis partai ini dijebloskan ke
penjara. Meski kebijakan rezim militer Aljazair itu menandai kematian demokrasi
di Aljazair, ironisnya hal itu justru sepenuhnya direstui negara-negara barat.
27

Di Tunisia partai kaum revivalis, Gerakan Kecenderungan Islam (Islamic


Tendency Movement) hanya berhasil 14% suara pada pemilihan anggota
parlemen, Mei 1989. Suatu perolehan suara yang memang tidak ada artinya
dibanding keberhasilan FIS di Aljazair. Kekhawatiran tampaknya didasarkan pada
kenyataan bahwa ITM ternyata lebih populer ketimbang Gerakan sosialis
Demokratik (movement of Democratic Socialist) yang, sebelumnya menjadi partai
oposisi utama di Tunisia tapi hanya mampu menduduki peringkat ketiga dibawah
ITM pada pemilu Mei 1989.

28

The Economist (3 November 1990).

G. Partai Refah di Turki


Keberhasilan Partai Refah meraih suara terbesar dalam pemilu di Turki
menjadi salah satu peristiwa yang cukup mengejutkan dunia internasional pada waktu
itu.29
Refah menjadi satu-satunya partai di Turki pasca-kudeta militer 1980 yang
menghendaki dikikisnya sekularisme, serta
29

Namun, kemenangan Refah tidak secara otomatis menempatkannya sebagai


partai yang memerintah. Ini karena tidak terpenuhinya suara mayoritas mutlak
(minimal 276 kursi) guna membentuk suatu pemerintahan. Oleh sebab itu, untuk
membentuk pemerintahan Refah harus mengadakan koalisi dengan partai
lainnya. Disinilah letak prinsip sekularisme-yang diperkenalkan pendiri Republik
Turki modern, Mustafa Kemal Attaturk, pada tahun 1923-menolak berkoalisi
dengan Refah.

Anda mungkin juga menyukai