Pada tahun 1528, Papua kembali dicatat oleh pelaut Spanyol Alvaro de
Saveedra, disusul pelaut Spanyol yang lain, Inigo Ortis de Retes di tahun
1945 yang melayari pantai Papua dengan kapalnya Saint Juan, ketika ia
datang dari Pulau Tidore dalam pelayarannya ke Mexico. Kemudian disusul
oleh Louis Vaez de Torres berlayar lewat pantai Selatan dan ia mendarat di
Papua sebagai representasi simbolik bahwa Papua milik Kerajaan Spanyol.
Di kemudian hari nama de Torres diabadikan menjadi nama selat yang
memisahkan antara Papua dan Australia.
Kekuasaan nyata Belanda terhadap Papua baru dimulai pada tahun 1828,
ketika Belanda mendirikan Benteng Du Bus di Teluk Triton (Papua Barat
Daya) dengan Merkusoord sebagai tempat pemukiman. Tetapi berkali -kali
benteng tersebut mengalami bencana, yakni penyakit, wabah d an
serangan orang-orang Papua, sehingga pada tahun 1836 benteng tersebut
ditinggalkan.
Sejalan dengan itu di Papua bagian Timur dija dikan daerah prokterorat
oleh Jerman ( Deutsch Neuguinea). Pengukuhan proktetorat ini terjadi
pada tahun 1884. Menariknya adalah, yang melakukan penguasaan atas
Papua Timur adalah orang-orang Jerman yang bekerja untuk kapal dagang
VOC. Penguasaan Jerman atas Papua Timur berakhir ketika mereka kalah
dalam perang dunia pertama. Jerman menyerahkan Papua Timur ke
tangan Australia.
Sumber :
Semoga Bermanfaat
* I.F.M. Chalid Salim adalah salah seorang Digoelis, adik kandung dari Haji
Agoes Salim.