Anda di halaman 1dari 3

Ekonomi Pendidikan

Sri Puji Lestari


1306377234
Disny Pratiwi
1306376742
Refi Hasriani Utami 1306452013
Safira Raharjo
1306408082
Konsep Pendidikan sebagai Investasi
Sebagai barang komoditi, pendidikan merupakan barang konsumsi sekaligus
sebagai barang investasi. Sebagai barang konsumsi ia memberikan kepuasan
kepada manusia secara langsung pada saat memperoleh pendidikan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sebagai barang investasi ia
diharapkan tidak hanya memberikan kepuasan sesaat, tetapi mempunyai
kapasitas jangka panjang untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik di
masa depan. Pendidikan, sepertihalnya bentuk lain investasi human capital,
dapat memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
pendapapatan bagi ekonomi lemah sama banyaknya seperti investasi fisik
(transportasi,
komunikasi,
tenaga
atau
irigasi).
Dalam
menentukan
keseimbangan antara investasi human capital seperti pendidikan dan pelatihan
dengan investasi fisik dan infrastruktur, pembuat kebijakan harus
mempertimbangankan dua pertanyaan penting, yaitu (1) apakah pendidikan
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan (2) bagaimana perbandingan
kontribusi antara pendidikan dibandingkan dengan pembangunan fisik.
Menurut Mincer (1984), sumbangan pendidikan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi perkapita riil dapat dijelaskan bahwa seseorang dengan
pendidikan yang lebih tinggi bisa belajar lebih banyak melalui pengalaman
kerjanya dan cenderung lebih mampu meningkatkan kemampuannya, sehingga
cenderung lebih produktif. Dalam penelitian Mincer tersebut dibuktikan bahwa
terdapat korelasi positif antara peran pendidikan dengan tingkat pendapatan
yang akan diterima seseorang di masa mendatang. Dalam model yang
dikembangkan oleh Mincer, selain dipengaruhi pengalaman-pengalaman yang
diterimanya juga dipengaruhi oleh lamanya waktu sekolah. Menurut Mincer
(1974), menyatakan bahwa Wajib belajar memiliki korelasi positif dengan
pertumbuhan ekonomi, daya saing, kesehatan, dan pendapatan.
Biaya dan Manfaat Investasi Pendidikan
Biaya dari investasi dalam pendidikan diukur tidak dalam biaya eksplisit, tapi
lebih ke biaya ekonomis (economic cost), yang berarti, biaya pendidikan tidak
semata yang tertera dalam anggaran pendidikan pemerintah saja, tapi juga
melingkupi opportunity cost. Opportunity cost diukur dengan mengidentifikasi
seluruh sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya kapital,
yang terlibat dalam proyek pendidikan. Opportunity cost yang tidak terekam
dalam anggaran pendidikan misalnya adalah waktu yang dapat digunakan oleh
seseorang jika tidak bersekolah (earnings forgone) dan biaya-biaya yang
dikeluarkan seseorang untuk sekolah (misalnya membeli buku, tempat tinggal
selama bersekolah). Secara umum, biaya dari pendidikan dibedakan menjadi

dua, yaitu biaya sosial dan biaya privat. Biaya sosial dibagi lagi menjadi biaya
sosial langsung dan tidak langsung.
Adapun segi manfaat dari pendidikan juga dapat dilihat secara individu maupun
secara sosial. Secara individu, pendidkan memberi manfaat langsung berupa
peningkatan lifetime earnings. Adapun manfaat langsung terhadap masyarakat
adalah peningkatan pendapatan nasional secara agregat akibat earning yang
meningkat. Selain itu, manfaat lainnya juga berupa peningkatan produktivitas,
yang dirasakan baik secara individu maupun sosial.
Rate of Return dari Pendidikan
Analisis permintaan terhadap pendidikan didorong oleh konsep pendekatan
human capital dan telah dirintis oleh Gary Becker, Jacob Mincer dan Theodore
Schultz. Dalam teori human capital pendidikan merupakan investasi sumber
daya saat ini (meliputi biaya kesempatan dari waktu yang terlibat serta biaya
langsung lainnya) sebagai ganti untuk returns di masa depan. Model acuan
untuk pengembangan estimasi empiris dari returns pendidikan dibentuk oleh
Mincer (1974). Mincer (1974) mengacu pada analisis Becker dan Chiswick (1966)
untuk menggabungkan pengalaman kerja pasca-sekolah sebagai penentu
pendapatan dan untuk memperkirakan model yang mengoptimalkan pilihan
untuk sekolah (schooling choice) dan pengalaman kerja dengan asumsi bahwa
proporsi pendapatan terdahulu di investasi menurun secara linear dengan
pengalaman kerja. Fungsi pendapatan oleh Mincer (1975):

ln Ei=b0 +b1 S i +b2 T i +b 3 T 2i + U i


Dimana

Ei ,

S i , dan

Ti

adalah pendapatan, lama tahun sekolah, dan lama

tahun pengalaman kerja setelah sekolah. Fungsi kuadratik dari lama tahun
pengalaman kerja setelah sekolah merupakan logaritma dari pendapatan kotor
(pendapatan di tahun t apabila tidak ada investasi on-job-training). Mincer
menunjukkan bahwa koefisien estimasi dari pendidikan lebih rendah saat
pengalaman kerja tidak diikutsertakan dalam fungsi pendapatan (dari 11 persen
menjadi 7 persen). Dalam studinya, Mincer menunjukkan bahwa elastisitas dari
pendapatan tahunan berkenaan dengan jumlah minggu kerja adalah sebesar 1,2.
Mincer juga menyatakan bahwa jumlah minggu kerja memiliki korelasi positif
dengan pendapatan tahunan dan lama waktu sekolah. Dengan kata lain,
pendapatan mingguan yang lebih tinggi yang disebabkan oleh waktu sekolah
yang lebih lama menghasilkan jumlah minggu kerja yang lebih banyak.
Pendidikan meningkatkan jumlah minggu kerja dengan menurunkan turnover
pekerjaan, pengangguran, dan kemangkiran.
Contoh Empiris Investasi Pendidikan
Dalam berbagai negara di dunia, investasi sosial di bidang pendidikan
dasar mempunyai tingkat profitabilitas sosial yang paling tinggi. Kemudian,
investasi privat di bidang pendidikan juga memiliki return yang paling tinggi di
seluruh wilayah. Secara keseluruhan negara-negara berpendapatan tinggi

memiliki return terhadap investasi di bidang pendidikan tinggi yang terendah,


menunjukkan bahwa kondisi higher education di negara-negara tersebut
mendekati titik ekuilibriumnya. Mincerian return tertinggi ada di negara-negara
dengan karakteristik umum penduduk dengan years of schooling yang, yaitu
Afrika Sub-sahara dan Amerika Latin. Secara global, mincerian return berbanding
terbalik dengan years of schooling. Selain itu, terdapat juga fenomena
diminishing return dari investasi pendidikan di berbagai belahan dunia. Return
sosial dan privat secara keseluruhan berkurang seiring dengan bertambahnya
pendapatan per kapita negara yang bersangkutan.
Di negara-negara Afrika Subsahara, baik secara sosial maupun privat,
investasi di bidang pendidikan dasar menunjukkan return yang tertinggi. Hal ini
menjadi relevan mengingat karakteristik Afrika Subsahara yang masih diisi
penduduk dengan tingkat literasi rendah. Di Asia, karakteristik khusus
ditunjukkan pada investasi di bidang pendidikan menengah dan tinggi yang
memiliki selisih tidak terlalu tinggi, baik secara sosial maupun secara privat. Di
negara-negara MENA (Middle East and North Africa) serta Eropa non-OECD,
investasi sosial terhadap pendidikan dasar lebih rendah daripada di dunia dan
negara-negara middle income lainnya. Sementara di Amerika Latin dan Karibia,
return terhadap pendidikan dasar lebih tinggi daripada rata-rata dunia
Kuantitas dan Kualitas Pendidikan
Dengan menilai pendidikan sebagai investasi, maka hal ini akan berkaitan
dengan input dan output dari pendidikan itu sendiri. Analisis input-output dalam
pendidikan ini menjadi penting karena hal ini berkaitan dengan efisiensi
pendidikan, baik secara internal maupun eksternal. Pengukuran output dan
outcome dari pendidikan, secara umum terbagi menjadi dua, yaitu dengan
kuantitas maupun kualitas pendidikan. Dalam pengukuran kuantitas, yang
menjadi indikator adalah jumlah dari subyek terkait, misalnya, jumlah dari siswa
yang lulus jenjang pendidikan tertentu. Pengukuran kuantitas berguna untuk
menangkap gambaran kondisi investasi pendidikan secara global. Sementara itu,
untuk melihat bagaimana pencapaian dari masing-masing subyek, digunakan
pengukuran baik secara kualitas dan kuantitas. Pengukuran kualitas dapat
dilakukan dengan dua cara; yang pertama, dengan menggunakan nilai ujian
untuk menguji attainment; cara kedua, yaitu dengan menggunakan tes
terstruktur yang didesain khusus untuk menilai indikator-indikator tertentu,
contohnya International Project for the Evaluation of Educational Achievement
(IEA), yang digunakan untuk mengukur dan membandingkan prestasi
matematika siswa di dua belas negara.

Anda mungkin juga menyukai