Anda di halaman 1dari 10

SKEMA SERTIFIKASI

ASISTEN KEPALA KEBUN KELAPA SAWIT

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI - PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA


INDONESIA

DOKUMEN INI BERISI TENTANG KUMPULAN PERSYARATAN SKEMA SERTIIFKASI


BERDASARKAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI - PERKEBUNAN DAN HORTIKULTURA


INDONESIA
Gd. GRAHA BUN - Jl. Ciputat Raya Nomor 7, Pondok Pinang, Jakarta Selatan 12310
Telp. +62-21-75916651-53, Fax. +62-21-75916650

FR. SKEMA-03

SKEMA SERTIFIKASI PROFESI


ASISTEN KEPALA KEBUN KELAPA SAWIT

Disusun oleh Komite Skema Sertifikasi yang merupakan acuan pelaksanaan proses sertifikasi
kompetensi, atas dasar kebutuhan bidang usaha/industri perkebunan, untuk membangun,
memelihara dan memastikan kompetensi Asisten Kebun Kelapa Sawit dalam mengelola perkebunan
kelapa sawit

Ditetapkan, tanggal 10 Februari 2015


Oleh :

Disahkan oleh:

Dr. Ir. Rasidin Azwar, M.Sc., APU


Ketua Komite Skema

Ir. Darmansyah Basyaruddin, M.Sc


Direktur LSP-PHI

NomorDokumen :
Nomor Salinan
:
Status Distrbusi :

SS-ASS-KEP-KEB-SWT-2015
01 Rev.00
Terkendali

Terkendali
Tak Terkendali

LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

SKEMA SERTIFIKASI PROFESI


ASISTEN KEPALA KEBUN KELAPA SAWIT
1. LATAR BELAKANG
1.1. Kebutuhan terhadap tenaga kerja profesional dan kompeten dibidang usaha/industri
perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit sangat tinggi sekali dan sangat
menentukan dalam peningkatan produksi dan mutu serta daya saing komoditi/produk yang
dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit.
1.2. Pentingnya keberadaan tenaga kerja profesional dan kompeten dibidang usaha/industri
perkebunan kelapa sawit sangat erat kaitannya dengan upaya untuk mempertahankan
posisi Indonesia sebagai produsen kelapa sawit nomor 1 di dunia, sekaligus menjadi dan
meningkatkan potensi kontribusi kelapa sawit sebagai komoditi ekspor, pangan dan industri
penting Indonesia pada masa yang akan datang.
1.3. Untuk menjamin terlaksananya proses produksi kelapa sawit berupa tandan buah segar
(TBS) dan hasil ekstraksinya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel Palm Oil (KPO) yang
sesuai standard dan berkelanjutan, maka diperlukan dukungan dan eksistensi tenaga kerja
profesional dan kompeten yang merujuk Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI), atau Standar Internasional, atau Standar Khusus, serta Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI)
1.4. Tenaga kerja profesional dan kompeten untuk level okupasi Asisten Kepala Kebun Kelapa
Sawit merupakan level tenaga kerja profesional dan kompeten setingkat level 5 KKNI, dan
perannya begitu penting dalam mengkoordinasikan dan mengkonsolidasikan proses
produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dalam beberapa bahagian wilayah (afdeling)
dari satu perkebunan kelapa sawit.
1.5. Eksistensi tenaga kerja profesional dan kompeten untuk level okupasi Asisten Kepala Kebun
Kelapa Sawit yang mengacu KKNI perlu dibuktikan dengan sertifikat kompetensi yang dalam
pelaksanaan proses sertifikasinya berasarkan Skema Sertifikasi Profesi Asisten Kepala Kebun
Kelapa Sawit.
2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI
2.1. Skema ini untuk sektor pertanian, bidang perkebunan.
2.2. Lingkup Penggunaan : Asisten Kepala Kebun kelapa Sawit
3. TUJUAN SERTIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi tenaga kerja di bidang usaha/industri Industri
Perkebunan dan Hortikultura, untuk jabatan Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan sertifikasi oleh LSP dan Asesor
4. ACUAN NORMATIF
4.1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2006 tentang Perkebunan
4.2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
4.3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
Indonesia
LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Sistem Badan Nasional Sertifikasi
Profesi
4.5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI).
4.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Sistem Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrai No KEP.284/MEN/XI/2011 Tentang
Penetapan SKKNI Sektor Pertanian, Bidang Perkebunan, Sub Bidang Asisten Kepala
Kebun Kelapa Sawit
4.8. Pedoman BNSP 210 Rev 2013 tentang Persyaratan Umum Pengembangan dan
Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi
4.9. ISO 17024: Rev 2012. General Requiring for Bodies Operating Certifkation Systems of
Persons
4.10. Klasifikasi Buku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLUI 2009).
4.11. ISIC (International Standard for International Classification of all Economic Activities)
Revision 4, 2008
4.12. ILO guide to National Qualifications Frameworks, 2007.
4.13. Pedoman Mutu dan Prosedur Mutu LSP Perkebunan dan Hortikultura Indonesia (LSP-PHI)
5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis Kemasan : Okupasi
5.2. Rincian Unit Kompetensi :
Kode Unit
Judul Unit Kompetensi
Kelompok Kompetensi Umum/Dasar
TAN. AK01.001.01
Melakukan komunikasi
TAN. AK01.002.01
Mengelola diri sendiri
TAN. AK01.003.01
Mengelola pekerjaan
TAN. KS01.001.01
Menerapkan keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta
lingkungan kerja
TAN. AK01.004.01
Membina hubungan masyarakat disekitar kebun
TAN. AK01.005.01
Mengelola fungsi lingkungan
Kelompok Kompetensi Inti
TAN. AK02.001.01
Melakukan koordinasi antar afdeling
TAN. AK02.002.01
Melakukan koordinasi panen dan angkut
TAN. AK02.003.01
Melakukan koordinasi dengan pabrik kelapa sawit
TAN. AK02.004.01
Melakukan koordinasi dalam bidang keamanan
TAN. AK02.005.01
Melakukan supervisi kultur teknis kelapa sawit
TAN. AK02.006.01
Melakukan supervisi sumber daya manusia
TAN. AK02.007.01
Melakukan supervisi administrasi pelaporan dan penggunaan
biaya
TAN. AK02.008.01
Melakukan supervisi lingkungan perkebunan

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1. Berijazah S1/D4 llmu Pertanian, terutama di bidang Agronomi, Agribisnis, dan Teknologi.

LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

6.2. Berijazah D3 Ilmu Pertanian dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun di bidang
pertanian/perkebunan dan atau berpengalaman minimal 3 tahun sebagai asisten kebun
kelapa sawit, atau
6.3. Berijazah SPMA/Setara dengan pengalaman kerja minimal 10 tahun di bidang
pertanian/perkebunan, dan atau berpengalaman minimal selama 5 tahun sebagai asisten
kebun kelapa sawit, atau
6.4. Memiliki pengalaman kerja minimal 15 tahun, didukung oleh pendidikan non formal dan
atau pelatihan terkait dengan penguasaan teknis, analisis, dan keahlian dalam proses
produksi/budidaya tanaman perkebunan, serta berpengalaman minimal 5 tahun sebagai
asisten kebun kelapa sawit, yang dibuktikan oleh dokumen-dokumen pendukung yang
absah/legitimate.
6.5. Bersertifikat latihan untuk jabatan Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit
7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT
7.1. Hak Pemohon
7.1.1. Pemohon berhak mendapatkan informasi yang lengkap mengenai proses asesmen dan
uji kompetensi
7.1.2. Pemohon yang telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti proses sertifikasi berhak
menjadi peserta sertifikasi kompetensi sesuai level okupasinya.
7.1.3. Peserta berhak atas penjelasan yang lengkap apabila dianggap belum kompeten
7.1.4. Peserta berhak mengajukan banding apabila tidak puas dengan penjelasan ataupun
proses yang dilalui sebagaimana seharusnya
7.1.5. Peserta yang dinyatakan kompeten dalam asesmen kompetensi akan memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai level kompetensi okupasinya.
7.1.6. Peserta berhak menggunakan sertifikat tersebut sebagai alat bukti keahlian sesuai
level kompetensi okupasinya.
7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat
7.2.1. Pemegang sertifikat dalam melaksanakan keprofesiannya wajib menjaga kode etik
profesi.
7.2.2. Pemegang sertifikat wajib mengikuti program surveilan yang ditetapkan LSP
Perkebunan dan Hortikultura Indonesia minimal sekali dalam 3 tahun.
7.2.3. Pemegang sertifikat wajib melaporkan kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan
pemeliharaan kompetensinya dalam kegiatan survailance dalam bentuk logbook yang
di tanda tangani oleh supervisor (atasannya).
7.2.4. Pemegang sertifikat wajib menanda tangani perjanjian yang menunjukkan komitmen
untuk tidak membuka perangkat uji yang bersifat rahasia, atau tidak ikut serta dalam
praktek penipuan uji kompetensi.
8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1 Biaya sertifikasi untuk jabatan Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit sebesar Rp.5.000.000.(Lima Juta Rupiah)

LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pada saat pendaftaran, pemohon sertifikasi akan mendapat informasi berupa
gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi, termasuk didalamnya
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon,
biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.
9.1.2. LSP-PHI mensyaratkan kelengkapan pendaftaran yang ditanda tangani oleh pemohon
sertifikasi. Kelengkapan pendaftaran minimal mencakup:
a) Informasi yang diperlukan untuk mengenali pemohon sertifikasi, antara lain: nama,
alamat, pekerjaan, dibuktikan dengan KTP/paspor, dll.
b) Ruang lingkup sertifikasi yang diinginkan
c) Pernyataan bahwa pemohon setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan
memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.
d) Informasi pendukung untuk menunjukan secara objektif kesesuainnya dengan prasyarat skema sertifikasi
e) Pemberitahuan kepada pemohon tentang kesempatan untuk menyatakan, dengan
alasan, permintaan untuk disediakan kebutuhan khusus.
9.1.3. LSP-PHI akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon
sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.2. Proses Asesmen
9.2.1. LSP-PHI menerapkan metoda verifikasi data dan pengumpulan portofolio pada proses
asesmen, yaitu pengumpulan informasi seara tidak langsung berdasarkan pada
informasi referensi dan kelengkapan dokumen yang disampaikan pada saat pengajuan
formulir pendaftaran, dan asesmen mandiri
9.2.2. LSP-PHI akan menyediakan informasi publik yang dapat diakses kapan saja apabila
terdapat perubahan pada skema sertifikasi, termasuk di dalamnya mengenai metode
dan prosedur yang diperlukan untuk verifikasi bagi para pemegang sertifikat.
9.2.3. Proses asesmen direncanakan dan disusun dengan cara yang dapat menjamin bahwa
verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara objektif dan sistematis
dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.
9.2.4. LSP-PHI akan melakukan verifikasi metoda untuk asesmen peserta sertifikasi. Verifikasi
dilakukan untuk menjamin bahwa setiap asesmen adalah sah dan adil.
9.2.5. LSP-PHI akan melakukan verifikasi dan menyediakan kebutuhan khusus peserta
sertifikasi, dengan alasan dan sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta
mempertimbangkan aturan yang bersifat nasional.
9.2.6. Apabila LSP-PHI mempertimbangkan hasil penilaian badan atau lembaga lain, LSP-PHI
akan menjamin bahwa tersedia laporan, data, dan rekaman yang menunjukkan bahwa
hasil-hasilnya setara dengan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.3. Proses Uji Kompetensi
9.3.1. Uji kompetensi yang dirancang oleh LSP-PHI untuk menilai kompetensi peserta
sertifikasi terdiri dari beberapa metode yaitu: secara tidak langsung yang berupa tes
tertulis, lisan, secara langsung berupa tes praktek, pengamatan melalui demonstrasi
atau simulasi atau cara lain yang objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan
LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

skema sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji
dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan ,
termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.
9.3.2.LSP-PHI mempunyai prsedur untuk menjamin konsistensi administrasi uji kompetensi
9.3.3.LSP-PHI menetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi
administrasi uji kompetensi, aseperti: pencahayaan, suhu ruangan, pemisahan peserta
uji, kebisingan, keamanan peserta uji, dll.
9.3.4.LSP-PHI akan menjamin bahwa peralatan yang digunakan dalam proses pengujian telah
diverifikasi sesuai dengan standar yang dipersyaratkan.
9.3.5.LSP-PHI memiliki metodologi dan prosedur yang tepat (misalnya: mengumpulkan dan
memelihara data statistic) didokumentasikan dan diterapkan dalam batasan tertentu
yang dibenarkan, untuk menegaskan kembali keadilan, keabsahan, keandalan, dan
kinerja umum setiap ujian, dan tindakan perbaikan terhadap semua kekurangan yang
dapat dikenali.
9.3.6.LSP-PHI menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon dan dengan
alasan yang tepat dapat mengakomodasikan keperluan khusus pemohon seperti
Bahasa dan/atau ketidakmampuan (disable) lainnya.
9.4. KeputusanSertifikasi
9.4.1.LSP-PHI menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi
mencukupi untuk mengambil keputusan sertifikasi dan melakukan penelusuran apabila
terjadi misalnya banding atau keluhan
9.4.2.Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk peserta sertifikasi oleh LSP-PHI harus
berdasarkan informasi dan bukti-bukti yang dikumpulkan selama proses sertifikasi.
9.4.3.LSP-PHI akan membatasi keputusan sertifikasi sesuai persyaratan dalam skema
sertifikasi
9.4.4.Personel yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki pengetahuan yang cukup
dan pengalaman yang cukup dengan proses sertifikasi untuk menentukan apakah
persyaratan sertifikasi telah dipenuhi, dan tidak boleh berperan serta pelaksanaan uji
kompetensi.
9.4.5.LSP-PHI memberikan peluang banding untuk asesi yang tidak puas terhadap hasil uji,
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan LSP-PHI.
9.4.6.Sertifikat kompetensi yang diterbitkan LSP-PHI minimum memuat:
9.4.6.1.
Nama pemegang sertifikat
9.4.6.2.
Pengenal yang unik
9.4.6.3.
Nama lembaga yang menerbitkan sertifikat
9.4.6.4.
Acuan skema sertifikasi, standar atau acuan relevan lainnya, termasuk tahun
terbit acuan tersebut, bila relevan
9.4.6.5.
Ruang lingkup sertifikasi, bila termasuk kondisi dan batasan keabsahannya
9.4.6.6.
Tanggal terbitnya sertifikat dan tanggal berakhirnya masa berlaku sertifikat
9.4.7.Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyararan sertifikasi dipenuhi
9.4.8.LSP-PHI akan memberikan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak
menerima sertifikat. LSP-PHI akan memelihara informasi kepemilikan sertifikat untuk
setiap pemegang sertifikat. LSP-PHI akan menerbitkan sertifikat kompetensi dalam

LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

bentuk surat dan/atau kartu, yang ditanda tangani dan disahkan oleh personil yang
ditunjuk LSP-PHI.
9.4.9.Setifikat kompetensi LSP-PHI harus sesuai pedoman BNSP, dan dirancang untuk
mengurangi resiko pemalsuan
9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikasi, Penambahan dan Pengurangan Lingkup Sertifikasi
9.5.1.LSP-PHI mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan
pencabutan sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang
juga menjelaskan tindak lanjut oleh LSP-PHI
9.5.2.Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat,
dalam waktu yang ditetapkan oleh LSP-PHI akan menyebabkan pencabutan sertifikat
atau pengurangan ruang lingkup sertifikasi.
9.5.3.LSP-PHI akan membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat
kompetensi untuk memastikan bahwa selama pembekuan sertifikasi, pemegang
sertifikat tidak diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang
dibekukan.
9.5.4.LSP-PHI akan membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat
kompetensi untuk memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang
sertifikat tidak diperkenankan menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk
kegiatannya.
9.6. Pemeliharaan Sertifikat
9.6.1.LSP-PHI akan melakukan surveilan berkala terhadap seluruh pemegang sertifikat
9.6.2.Surveilan dapat dilakukan dengan cara pengecekan melalui telepon, ataupun melalui
sidak
9.6.3.Pemegang sertifikat diharapkan melaporkan dirinya apabila terdapat perubahan data,
baik tempat bekerja maupun jabatan/okupasi dalam rangka pemutakhiran data
pemegang sertifikat.
9.7. Proses Sertifikasi Ulang
9.7.1.LSP-PHI menetapkan kebiajakan dan prosedur terdokumnentasi untk proses sertifikasi
ulang, dengan persyaratan: masa berlaku sertifikat telah habis, pemegang sertifikat
masih berkerja di area sesuai dengan kompetensinya, pemegang sertifikat sudah tidak
bekerja dibidangnya tetapi akan bekerja kembali di area kompetensi yang sama
9.7.2.LSP-PHI akan menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan
kompetensi pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi
persyaratan skema sertifikasi terkini.
9.7.3.Sertifikasi ulang dapat dilakukan melalui penilaian portofolio/ rekaman pekerjaan yang
berkaitan dan/atau logbook setelah masa berlakunya sertifikat habis
9.7.4.Periode sertifikasi ulang ditetapkan berdasarkan skema sertifikasi. Landasan
penetapan periode sertifikasi ulang, bila relevan, mempertimbangkan beberapa hal
berikut:
9.7.4.1.
Persyaratan sesuai peraturan perundangan yang berlaku
9.7.4.2.
Perubahan dokumen normatif
9.7.4.3.
Perubahan skema sertifikasi yang relevan
LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

9.7.4.4.

Sifat dan kematangan industri atau bidang tempat pemegang sertifikat


bekerja
9.7.4.5.
Resiko yang timbul akibat orang yang tidak kompeten
9.7.4.6.
Perubahan teknologi, dan persyaratan bagi pemegang sertifikat
9.7.4.7.
Persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan
9.7.4.8.
Frekuensi dan muatan kegiatan penilikan/surveilan, bila dipersyaratkan
dalam skema sertifikasi
9.7.5.Kegiatan sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-PHI akan menjamin bahwa dalam
memastikan terpeliharanya kompetensi pemegang sertifikat dilakukan melalui
asesmen yang tidak memihak
9.7.6.Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-PHI, minimum mempertimbangkan hal-hal
berikut:
9.7.6.1.
Asesmen ditempat kerja
9.7.6.2.
Pengembangan profesioanl
9.7.6.3.
Wawancara terstruktur
9.7.6.4.
Konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan
pengalaman kerja
9.7.6.5.
Uji kompetensi
9.7.6.6.
Pemeriksaan kemampuan fisik terkait tuntutan kompetensi
9.8. Penggunaan Sertifikat, Logo dan Penanda
Pemegang sertifikat kompetensi harus menandatangani persetujuan untuk :
9.8.1.Memenuhi ketentuan yang relevan dalam Skema Sertifikasi
9.8.2.Menyatakan bahwa sertifkasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang
diberikan.
9.8.3.Tidak menyalahgunakan sertifikat, yang dapat merugikan LSP-PHI, dan tidak
memberikan/membuat pernyataan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut
LSP-PHI dianggap dapat menyesatkan atau tidak sah.
9.8.4.Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifkasi
yang merujuk pada LSP-PHI setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya, serta
mengembalikan sertifikat kepada LSP-PHI yang menerbitkannya. Bilamana LSP-PHI
dibekukan oleh BNSP, maka pemeliharaan kompetensi dilakukan oleh BNSP
9.9. Proses Banding
9.9.1. LSP-PHI memberikan peluang banding untuk asesi yang tidak puas terhadap hasil uji,
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan LSP-PHI.
9.9.2. LSP-PHI akan menangai proses banding mencakup antara lain unsur-unsur berikut:
9.9.2.1.
Menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan memutuskan
tindakan yang akan diambil dalam menanggapi banding tersebut dengan
mempertimbangkan hasil banding sebelumnya yang serupa
9.9.2.2.
Melakukan penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakantindakan untuk mnegatasinya
9.9.2.3.
Memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan
perbaikan dilakukan

LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

9.9.3. LSP-PHI akan membuat kebijakan dan prosedur banding yang menjamin bahwa
setiap banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu
9.9.4. LSP-PHI akan memberikan akses kepada publik mengenai proses penanganan
banding
9.9.5. LSP-PHI bertanggung jawab atas semua keputusan dissemua tingkat proases
penanganan banding. LSP-PHI menjamin bahwa personil yang terlibat dalam
pengambilan keputusan proses penanganan banding berbeda dari mereka yang
terlibat dalam keputusan yang menyebabkan banding.
9.9.6. LSP-PHI menjamin bahwa proses banding, mulai dari pengajuan/penyerahan
permohnan banding, investigasi, dan pengambilan keputusan atas banding tidak
akan mengakibatkan tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.9.7. LSP-PHI akan menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil
penanganannya kepada pemohon banding
9.9.8. LSP-PHI akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir
proses penanganan banding.

LSP-PHI :Skema Sertifikasi Asisten Kepala Kebun Kelapa Sawit

Anda mungkin juga menyukai