Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Skenario
Ners. S, menemukan data hasil pengkajian di suatu wilayah pertambangan
yang merupakan wilayah kerja puskesmas Y sebagai berikut : terdapat 30 % balita
dari jumlah penduduk dengan angka 36,67% balita tidak imunisasi lengkap
dengan alasannya 100% tidak tahumanfaatnya dan mengira akan dikenai
pembiayaan kesehatan oleh merka dan tidaktermasuk biaya yang ditangguh oleh
BPJS. Terdapa 28% balita yang sakit saat ini dengan 26,77% gizi kurang dan
7,33% mengalami gizi burukpenyakit. Tedapat 41,43% balita tidak dibawa ke
posyandu. Ners. Tersebut mencari tahu penyebab permasalahan gizi di masyarakat
tersebut.
B. Klasifikasi Istilah
1. Imunisasi : pemberian cairan kekebalan tubuh yang dimasukkan ke dalam
tubuh yang dimulai saat bayi agar kebal dari penyakit tertentu.
2. Gizi : proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan atau absorpsi, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan)
C. Daftar Masalah
1. Apa penyebab anak mengalami gizi kurang atau gizi buruk?
2. Apa saja dana yang di tanggung BPJS?
3. Bagaimana status gizi yang baik?
4. Apa saja program untuk menanggulangi masalah gizi buruk atau kurang?
5. Bagaimana peran perawat komunitas ?
6. Apakah ada hubungan imunisasi dengan status gizi?
7. Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan masalah gizi?
8. Jelaskan jenis-jenis imunisasi secara lengkap?
9. Bagaimana intervensi yang baik pada masyarakat pada gizi buruk atau
kurang?
10. Apakah ada indikator atau alat untuk menilai status gizi?
11. Apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang status gizi pada anaknya?
12. Jelaskan epidemiologi gizi buruk atau kurang di Indonesia dan KalSel?
13. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan?
14. Bagaimana pencegahan untuk gizi kurang atau gizi buruk?
15. Apa peranan dan fungsi posyandu terhadap imunisasi dikomunitas tersebut?
16. Apa saja tugas dan fungsi serta wewenang BPJS?
17. Apakah ada hubungan gizi dengan kesehatan?
18. Jelaskan macam-macam zat gizi yang di perlukan tubuh?

19. Sebutkan tujuan dari imunisasi?


20. Jelaskan tandan dan gejala gizi buruk atau kurang?
D. Analisa Masalah
1. Penyebabnya :
a. Kemiskinan keluarga
b. Pendidikan
c. Lingkungan yang buruk atau tidak sehat
d. Adanya penyakit diare, campak dan pilek
e. Kebersihan lingkungan yang kurang
f. Kurangnya nutrisi untuk tubuh
2. SB
3. SB
4. Upaya Kesehatan Mengatasi Masalah Gizi
Upaya Kesehatan Kuratif dan Rehabilitatif
1.

Penemuan aktif dan rujukan kasus gizi buruk.

2. Perawatan balita gizi buruk


3. Pendampingan balita gizi buruk pasca perawatan
Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif
1. Pendidikan (penyuluhan) gizi melalui promosi kadarzi
2. Revitalisasi posyandu.
3. Pemberian suplementasi gizi.
4. Pemberian MP ASI bagi balita gakin
Kerangka Kerja Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Komponen SKPG:
1. Keluarga
2. Masyarakat dan Lintas Sektor
3. Pelayanan Kesehatan
Peran Keluarga:
1. Penyuluhan/Konseling Gizi: a. ASI eksklusif dan MP-ASI; b. Gizi
seimbang;
2. Pola asuh ibu dan anak
3. Pemantauan pertumbuhan anak
4. Penggunaan garam beryodium
5. Pemanfaatan pekarangan
6. Peningkatan daya beli keluarga miskin
7. Bantuan pangan darurat: a. PMT balita, ibu hamil, b. Raskin
Peran Masyarakat dan Lintas Sektor
1. Mengaktifkan Posyandu: SKDN
2. Semua balita mempunyai KMS,
3. Penimbangan balita (D),
4. Konseling,
5. Suplementasi gizi,
6. Pelayanan kesehatan dasar
7. Berat badan naik (N) sehat dikembalikan ke peran keluarga
8. BB Tidak naik (T1), Gizi kurang diberikan PMT Penyuluhan dan
Konseling

9.

Berat badan Tidak naik (T2), BGM, Gizi buruk, sakit, dirujuk ke RS

atau Puskesmas
Peran Pelayanan Kesehatan
1. Mengatasi masalah medis yang mempengaruhi gizi buruk
2. Balita yang sembuh dan perlu PMT, perlu dikembalikan ke Pusat
Pemulihan Gizi untuk diberikan PMT
3. Balita yang sembuh, dan tidak perlu PMT, dikembalikan kepada
masyarakat
5. SB
6. Tentu saja ada hubungan karena apabila anak sakit kekebalan tubuh menurun
sehingga nafsu makan berkurang dan asupan gizinya berkurang.
7.
8.
9.
10.
11.
12. SB
13. SB
14. Pencegahan:
1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan.
Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai
pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah
berumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan
protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya:
untuk lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara
protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program
Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di
atas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan
kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah
pulang dari rumah sakit.

5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan
kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan
untuk proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya
sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen
mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali
membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa
dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum.
Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
15. Memantau kesehatan gizi ibu dan anak, pemberian KB, Pencegahan diare,
pemberian imunisasi.
16. SB
17. Tentu saja ada hubungan karena dampaknya pada kesehatan apabila anak
sakit kekebalan tubuh menurun sehingga nafsu makan berkurang dan asupan
gizinya berkurang.
18. Berdasarkan kebutuhannya bagi tubuh, yat gizi dibagi kedalam dua bagian
yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Sesuai judul pada posting kali ini saya
akan membahas tentang zat gizi makro dan mikro.
a.

Makro: Karbohidrat dan Protein

b.

Mikro: Mineral dan Vitamin

19. Untuk

mengurangi

angka

penderita

suatu

penyakit

yang

sangat

membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada


penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan,
cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
20. Gejala Klinis Kwarshiokor, Marasmus dan Marasmik-Kwarshiokor:

a. Kwashiorkor

Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki


(dorsum pedis)

Wajah membulat dan sembab

Pandangan mata sayu

Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut


tanpa rasa sakit, rontok

Perubahan status mental, apatis, dan rewel

Pembesaran hati

Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk

Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)

Sering disertai:penyakit infeksi, (umumnya akut)

anemia

diare.

b. Marasmus:

Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit

Wajah seperti orang tua

Cengeng, rewel

Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
(pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/baggy
pants)

Perut cekung

Iga gambang

Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang),

diare

c. Marasmik-Kwashiorkor:

Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klnik


Kwashiorkor dan Marasmus, disertai edema yang tidak mencolok

E. Pohon Masalah

F. Sasaran Belajar
1. Apa saja dana yang di tanggung BPJS?
2. Bagaimana status gizi yang baik?
3. Bagaimana peran perawat komunitas ?
4. Bagaimana intervensi yang baik pada masyarakat pada gizi buruk atau
kurang?
5. Jelaskan epidemiologi gizi buruk atau kurang di Indonesia dan KalSel?
6. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan?
7. Apa saja tugas dan fungsi serta wewenang BPJS?
8. Apa perbedaan Marasmus dan Kwashiokor?
9. Bagaimana takaran zat gizi yang seimbang dalam kalori?
10. Apa komplikasi pmberian gentamicin?
11. Apa pengaruh wilayah pertambangan dengan status gzi masyarakat?
12. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada kasus?
13. Kapan waktu dilakukan survei konsumsi makanan?
14. Jelaskan mengenai konsep Puskesmas?
15. Jelaskan mengenai konsep Imunisasi?
7

16. Jelaskan mengenai kosep Posyandu?

BAB II
PEMBAHSAN
A. Konsep Gizi Buruk
1. Pengertian
Gizi Buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya
kekurangan zat gizi (salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat/akut)
atau pertambahan BB jauh di bawah standar.
Gizi baik apabila pertumbuhan BB sesuai dengan pertambahan umur
menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Gizi kurang apabila
pertambahan BB sedikit di bawah standar.
2. Jenis Gizi Buruk
Gizi buruk dibagi atas 3 jenis yaitu :
a) Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah keadaan kekurangan gizi terutama protein namun
untuk energi masih terpenuhi. Dengan penampilan seperti anak yang gemuk,
edema terjadi pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki. Tanda dan
gejala dari kwashiorkor adalah : wajah bulat (moon face) dan sembab,
rewel, cengeng, apatis, hipotrofi otot, dan bercak kulit hitam yang luas.
b) Marasmus
Marasmus adalah keadaan yang disebabkan karena kekurangan kalori
protein yang dibutuhkan oleh tubuh, biasanya dijumpai pada bayi (12 bulan

pertama) karena terlambat diberi makanan pendamping dan penyapihan


yang dilakukan mendadak, sangat besar pengaruhnya pada kesehatan fisik
yang sukar diatasi. Tanda dan gejala marasmus : terlihat sangat kurus karena
hilangnya sebagian besar lemak dan otot, terlihat tulang terbungkus kulit,
wajah seperti orang tua, perut cekung, otot paha mengendor (baggy pant).
c) Marasmus Kwasiorkor
Marasmus kwasiorkor ditandai dengan gabungan dari tanda dan gelaja
marasmus dan kwasiorkor.
B. Konsep Puskesmas
1. Pengertian
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
2. Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut adalah:
1) Menggerakkan

pembangunan

berwawasan

kesehatan

di

wilayah

kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain


yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin

10

berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan


kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang
bersangkutan
3. Fungsi
Adapun fungsi dari puskesmas ialah :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
4. Upaya Upaya Kesehatan
a. Upaya Kesehatan Wajib
Ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat merupakan upaya kesehatan wajib yang harus diselenggarakan
tiap Puskesmas misalnynya : Promkes, Kesling, KIA dan KB, Perbaikan gizi
masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan
Ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Contoh
program upaya kesehatan pengembangan Upaya kesehatan sekolah, Upaya
kesehatan olah raga, Upaya perawatan kesmasyarakat, Upaya kesehatan
kerja, Upaya kesehatan gigi dan mulut, Upaya kesehatan mata, Upaya

10

11

kesehatan jiwa, Upaya kesehatan usia lanjut, Upaya pembinaan pengobatan


tradisional.
C. Konsep Imunisasi
1. Pengertian
Suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan menimbulkan sakit atau hanya menimbulkan sakit
ringan
2. Mekanisme Pertahanan Tubuh
a) Pertahanan Non Spesifik ( Bawaan / Alamiah)
Secara alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara intrinsik oleh
kontak dengan agen infeksi sebelumnya berperan sebagai garis pertahanan
pertama dan penghambat kebanyakan patogen potensial sebelum menjadi
infeksi yang tampak. Meliputi : kulit & membran mukosa, sel fagosit, NK,
komplemen, lisozim, interferon, faktor humoral lain.
b) Pertahanan Spesifik
Bersifat adaptif dan didapat, menghasilkan reaksi spesifik pada setiap agen
infeksi yang dikenali karena telah terjadi pemajanan terhadap mikroba /
determinan antigenik tersebut sebelumnya. Sangat efektif dalam memberantas
infeksi serta mengingat agen infeksi tertentu sehingga dapat mencegah
terjadinya penyakit di kemudian hari dan menjadi dasar imunisasi. Meliputi :
sistem produksi antibodi oleh sel B dan imunitas seluler oleh sel T.
3. Jenis Imunisasi
a) Imunisasi Aktif
Pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau
dimatikan dgn tujuan merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contoh
imunisasi polio, campak
b) Imunisasi Pasif
Penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat. Contoh ATS (Anti serum tetanus) pada orang yg alami luka, bayi
baru lahir mendpt bbrp antibodi dari ibunya mll plasenta.
4. Vaksin
Suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen kuman
(bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid) yang telah dilemahkan
atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu. Vaksin / Imunisasi :
a) BCG (Bacillus Calmette Guerin ) : Memberi kekebalan aktif terhadap TB

11

12

b) DPT (Difteri, Pertusis, tetanus) : memberi kekebalan secara simultan


terhadap DPT
c) TT (tetanus toksoid) : memberi kekebalan aktif terhada tetanus
d) DT (Difteri, tetanus) : memberi kekebalan secara simultan terhadap Difteri
dan tetanus
e) Polio : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis
f) Campak : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit campak
g) Hepatitis B : memberi kekebalan aktif terhadap infeksi virus hepatitis B
h) DPT-HB : memberi kekebalan aktif terhadap DPT dan virus hepatitis B
i) Hib (haemophilus influenza tipe B) : memberi kekebalan terhadap bakteri
Hib yang dapat menyebabkan meningitis
5. Jadwal Imunisasi
a) Pada usia 0 bulan diberikan vaksin HB
b) Pada usia 1 bulan diberikan vaksin BCG, Polio 1
c) Pada usia 2 bulan diberikan vaksin DPT-HB 1, Polio 2
d) Pada usia 3 bulan diberikan vaksin DPT-HB 2, Polio 3
e) Pada usia 4 bulan diberikan vaksin DPT-HB 3, Polio 4
f) Pada usia 9 bulan diberikan vaksin campak.
D. Konsep BPJS
1. Pengertian
Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) adalah badan hukum
publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
2. Tugas, Fungsi dan Wewenang BPJS
Tugas dari BPJS adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai
dengan Undang Undang. Fungsi dari BPJS adalah mengumpulkan iuran,
mengelola mengembangkan dana jaminan sosial, mengumpulkan dan
mengelola data peserta, membayarkan manfaat atau membiayai pelayanan
kesehatan, memberikan laporan mengenai penyelenggaraan program, dan
memberikan informasi tentang peyelenggaraan program.
Wewenang dari BPJS adalah menagih iuran, menginvestasikan dana
jaminan sosial, melakukan pengawasan dan pemeriksaan, dan memungut
imbal jasa penyelenggaraan program.
3. Status BPJS
BPJS berstatus sebagai wali amanah BPJS merupakan Badan Hukum
(Pasal 2 ayat (1)) yang mengimplementasikan konsep wali amanat.
Pengimplementasian konsep wali amanah :
a) Dana Jaminan Sosial bukan merupakan kekayaan BPJS (Pasal 17 ayat
(1)).

12

13

b) BPJS wajib memisahkan kekayaan BPJS dan kekayaan Dana Jaminan


Sosial (Pasal 17 ayat (2)).
c) BPJS wajib menyimpan Dana Jaminan Sosial pada bank kustodian
(Pasal 17 ayat (3)).
d) BPJS menerima imbal jasa atas pengelolaan Dana Jaminan Sosial
(Pasal 15 ayat (1) huruf b).
e) Kelebihan imbal jasa atas biaya pengelolaan akan dikembalikan ke
Dana Jaminan Sosial (Penjelasan Pasal 15 ayat (3)).
E. Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
a Data Inti
1 Nama Pasien
2 Umur
3 Jenis Kelamin
4 Agama
5 Nilai nilai
6 Keyakinan
b Data Sub Sistem
1 Perumahan
2 Pendidikan
3 Keamanan Lingkungan
4 Pelayanan Kesehatan
5 Kebijakan Pemerintah
6 Komunikasi
7 Ekonomi
8 Status Kesehatan

:::::::::: Puskesmas, Posyandu


:::: Terdapat 28% balita yang sakit dengan
26,77% mengalami gizi kurang dan
7,33% mengalami penyakit
gizi buruk.

Analisis Data
No.
1.

Data Subyektif

Data Obyektif
Terdapat 28% balita

Masalah Keperawatan
Tingginya permasalahan

dengan kondisi sakit.


26,77% mengalami gizi

status gizi pada balita

kurang dan 7,33%


mengalami penyakit gizi
buruk
3

Diagnosa Keperawatan Komunitas

13

14

Tingginya permasalahan status gizi pada balita b/d kurangnya


penegtahuan masyarakat tentang manfaat imunisasi yang ditandai dengan
banyaknnya anak yang sakit dan menderita gizi kurang dan buruk.

Perencanaan Keperawatan Komunitas


Diagnosa

Tujuan

Sasaran

Keperawatan

Rencana

Hari

Kegiatan

/tgl

Tempat

Evaluas
Krit
eria

Komunitas
Tingginya

Setelah

Komunitas Penyuluhan

permasalahan

dilakukan

, keluarga,

kepada

dan

status gizi pada

tindakan

ibu dan

keluarga,

Posyandu

balita b/d

keperawatan anak

kurangnya

selama

pengetahuan

beberapa

masyarakat

kali

tentang manfaat

pertemuan

imunisasi yang

diharapkan

ditandai dengan

status gizi

banyaknya anak

masyaraakat

berkadar

yang sakit dan

khususnya

lemak

menderita gizi

balita

rendah /

buruk dan gizi

membaik

sedang,

masyarakat
mengenai
1Pedoman gizi
seimbang
2Makan aneka
ragam
makanan
3Makanan yang

kurang

lemak jenuh
4Makanan yang
mengandung
yodium
5Makanan yang

14

Puskesmas

15

memiliki
kandungan
zat besi
6Pemberian asi
selama 4
bulan

15

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi Buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya
kekurangan zat gizi (salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat/akut) atau
pertambahan BB jauh di bawah standar.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Imunisasi adalah uatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak
ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menimbulkan sakit atau hanya
menimbulkan sakit ringan.
Imunisasi adalah uatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak
ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menimbulkan sakit atau hanya
menimbulkan sakit ringan.
B. Saran
Adapun saran yang kami dapat dari pembuatan makalah ini adalah
perawat maupun mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mengetahui
tentang pentingnya mengetahui tentang gizi baik itu gizi buruk, kurang,
maupun baik beserta asuhan keperawatannya yang nantinya akan di
aplikasikan ke dalam dunia praktek.

16

Anda mungkin juga menyukai