Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

SMF/ BAGIAN ILMU BEDAH


(Long Case)

COLIC ABDOMEN
Oleh
Joanna Grace Felicya Briggitha Stutanur, S.Ked
0908012850

Pembimbing: dr. Alders A. K. Nitbani, SpB

SMF ILMU BEDAH


Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang

Long Case
COLIC ABDOMEN
Joanna Grace Felicya Briggitha Stutanur, S.Ked
SMF ILMU BEDAH
Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana Kupang
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang
PENDAHULUAN
Kolik abdomen merupakan nyeri abdomen yang keluhannya cukup sering ditemukan
sebanyak 10% pada pasien-pasien di ruang rawat darurat. Nyeri pada perut ini bersifat hilang
timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut).
Kolik abdomen adalah nyeri viseral akibat otot polos organ berongga dan biasanya
disebabkan oleh hambatan pasase dalam organ tersebut. Lokasinya biasanya tidak dapat
ditunjukkan secara tepat, hal ini mungkin disebabkan oleh reseptor nyeri yang hanya
beberapa bulan dalam organ viseral.
Penyebab dari kolik abdomen beragam. Penyebab kolik dikelompokkan berdasarkan 4
kuadran pada abdomen. Kuadran kanan atas terdiri dari kolesistitis akut, pankreatitis akut,
perforasi tukak peptik, hepatitis akut, abses hati, kongesti hepatomegaly akut, pneumonia
dengan reaksi pleura. Kuadran kiri atas terdiri dari lambung, terdiri dari perforasi lambung,
pankreatitis akut, perforasi kolon, pneumonia dengan reaksi pleura, infark miokard,
pielonefritis akut. Kuadran kanan bawah terdiri dari apendisitis, adneksitis, endometriosis,
KET (kehamilan ektopik terganggu), divertikulitis, perforasi caecum, batu ureter, henia, abses
psoas, kalkulus renal. Kuadran kiri bawah terdiri dari divertikulitis, adneksitis/endometriosis,
perforasi kolon/sigmoid, batu ureter, hernia, abses psoas, kalkulus renal.
Penegakkan diagnosis kemungkinan bervariasi dari kondisi yang mengancam jiwa,
hingga yang hilang sendiri dan dari yang umum, hingga yang jarang. Diagnosa secara
etiologi ditegakkan dengan anamnesis keluhan utama, keluhan penyerta serta riwayat

keluarga dan riwayat pengobatan. Selain itu dapat dilakukan pemerikasaan fisik maupun
pemeriksan penunjang lainnya (laboratorium, radiologi).

ETIOLOGI
Penyebab dari kolik abdomen beragam, terbagi dalam 4 kuadran, kuadran kanan atas,
kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah, dan kuadran kiri bawah.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis dari kolik abdomen berupa nyeri viseral yang lokasinya biasanya tidak
dapat ditunjukkan secara tepat dan bergantung pada organ yang mendasari terjadinya kolik.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Salah satu penegakkan diagnosis kolik abdomen adalah anamnesis. Pada anamnesis
dapat ditanyakan sejak kapan nyeri mulai terasa, dimana nyeri mulai terasa, apakah nyeri
menjalar/atau melintas, seperti apa nyeri dirasakan (apa yang menyebabkan rasa nyeri
membaik/memburuk, seberapa parah nyeri yang dirasakan, apakah disertai muntah, apakah
disertai demam, apakah disertai dengan berdebar-debar, adakah tanda-tanda kehamilan
(KET), adakah riwayat gastritis/dispepsia, bagaimana dengan buang air kecil dan buang air
besar.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pada inspeksi diperhatikan pada kulit abdomen (adanya jaringan parut, striae, vena).
Pada umbilikus (adanya hernia, inflamasi). Kontur untuk bentuk kesimetrisan, pembesaran
organ atau massa (adanya penonjolan pinggang, penonjolan pinggang, penonjolan supra

pubik, pembesaran hati atau limpa) serta tumor, gelombang peristaltik (obstruksi
gastroinstestinal), serta adanya pulsasi (peningkatan aneurime aorta).
Auskultasi
Dengar bising usus, apakah meningkat atau menurun. Adanya bruit (bruit stenosis
arteri renalis), serta adanya friction rub (tumor hati, infark limpa).
Perkusi
Perkusi dilakukan untuk mengetahui adanya massa atau cairan intra abdominal.
Seperti adanya ascites, obstruksi gastrointestinal, uterus (hamil), serta tumor ovarium.
Palpasi
Dengan penekanan ringan dapat dievaluasi adanya nyeri otot, nyeri lepas, nyeri tekan
yang merupakan indikasi adanya inflamasi pada peritoneal. Penekanan yang lebih dalam
dapat dievaluasi adanya massa/nyeri tekan, sehingga dicurigai adanya tumor, viskus
terdistensi.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dipilih untuk menegakkan diagnostik sesuai dengan
kecurigaan etiologinya. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu dengan
pemeriksaan laboratorium, baik darah rutin, faal hati, faal ginjal, elektrolit, glukosa darah,
urinalisis.
Selain itu pada pencitraan radiologi, dapat dilakukan sebagai diagnosa pasti dari
etiologi kolik abdomen. Pencitraan yang dapat digunakan yaitu USG (ultrasonografi), foto
thoraks, foto polos abdomen dengan ataupun tanpa kontras, serta CT-Scan.

KOLIK BILIER
Nyeri akibat adanya gangguan paa kandung empedu yang paling sering diakibatkan
oleh adanya batu kandung empedu. Lokasinya pada kuadran kanan atas, epigastrium.
Penegakkan diagnosa pada kolik bilier yaitu dengan anamnesis, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, radiologi). Pada anamnesis keluhan yang dapat disampaikan oleh

pasien yaitu adanya anorexia, nausea, vomit, jaundice, urine warna gelap, feses warna
dempul, gejala timbul saat makan berlemak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
defans muskular pada kuadran kanan atas, Murphy's sign (+), Boa's sign (+). Pada
pemerikasaan laboratorium, bisa diperiksa faal hati (SGPT didapati meningkat) bilurubin
yang meningkat, serta di periksa urinalisis (terdapat bilirubin darlam urin). Pada pemeriksaan
USG, didapatkan gamabaran batu (teradapat acustik shadow).

KOLIK RENAL
Rasa sakit jenis kolik ini yang dikenal sebagai kolik ginjal biasanya dimulai pada
pertengahan belakang atas lateral dari sudut costovertebral dan kadang-kadang subkosta.
Penegakkan diagnosa pada kolik renal yaitu dengan anamnesis, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, radiologi). Pada anamnesis keluhan yang dapat disampaikan oleh
pasien yaitu adanya nyeri dari CVA kemudian menyebar ke arah anterior dan inferior pangkal
paha, nyeri cenderung konstan, bergantung pada kecepatan dan derajat perubahan tekanan
hidrostatik pada ginjal serta posisi ureter. Pada ureter 1/3 proximal dan pelvis ginjal (batu
saluran kemih), nyeri cenderung menjalar ke daerah panggul dan lumbal, jika di sebelah
kanan cenderung dibingungkan dengan cholelitiasis/kolesistitis, jika di sebelah kiri, dapat di
diferensial diagnosis dengan pankreatitis akut, penyakit lambung. Pada ureter 1/3 medial
nyeri menjalar ke anterior dan kaudal. Dapat di diferensial diagnosis dengan appendisitis atau
divertikulisis. Pada ureter distal cenderung menjalar ke pangkal paha (testis pada lakilaki/labia mayora pada wanita). Pada pemerikasaan penunjang laboratorium, bisa diperiksa
urinalisis. Pada pemeriksaan USG, didapatkan gambaran batu (teradapat acustik shadow).

KOLIK USUS
Usus halus (small bowel)
Pada kolik usus halus biasanya disebabkan karena adanya gangguan pada aliran
normal isi usus sepanjang traktus intestinal. Nyeri kolik pada usus halus sesuai dengan level
obstruksi. Semakin ke proksimal obstruksinya maka akan semakin nyeri.

Pada pemeriksaan fisik didapati adanya distensi abdomen, serta bising usus yang
menurun, atau negatif bahkan bising usus meningkat.

Usus besar (Large bowel)


Kolik pada usus besar dipengaruhi pada level obstruksi. Paling sering menyebabkan
adanya kolik yaitu karsinoma kolon (75%), dan lebih sering pada bagian kiri. Dapat juga
tejadi divertikulitis maupun valvulus dan pada kolon sigmoid (10%).
Pada anamnesis ditanyakan keluhan-keluhan yang terkait dengan penyebabnya,
seperti, adanya kembung, nausea, vomit, nyeri (kram), riwayat konstipasi kronik, penggunaan
obat laksatif, sering menahan BAB, perubahan kaliber feses, nyeri perut kiri bawah yang
rekuren, masih dapat BAB atau flatus.
Pada pmeriksaan fisik adanya distensi, bising usus meningakt atau hilang,
hipertimpani, tenderness, serta pemeriksaan inguinal. Pada rectal toucher didapati keadaan
yang patologis, perhatikan feses pasien.

Pada pemeriksaan radiologi disarankan untuk dilakukan pemeriksaan BNO (dengan


kontras), USG serta CT-Scan.

LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Nn. S.R

Umur

: 22 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Maulafa

II. ANAMNESIS
Keluhan utama

: nyeri perut hebat

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa ke RSU W.Z. Johannes karena mengalami nyeri perut yang hebat.
Nyeri pada perut baru dirasakan 1 hari SMRS. Nyeri perut yang dialami berasal dari daerah
perut kanan bawah pusat lalu menyebar ke seluruh bagian perut. Nyeri yang dirasakan hilang
timbul. Kadang nyeri timbul mendadak dan menetap beberapa menit sampai jam, dan
menghilang. Nyeri tidak dicetuskan oleh makan makanan tertentu. Bila timbul nyeri pasien
hanya bisa tertidur ditempat tidur sambil memegang perutnya, meskipun begitu, nyeri yang

dirasakan tidak berkurang. Pasien juga mengalami mencret (+) 1 kali dan muntah 1 kali.
Muntah 1 gelas aqua. Pasien mengalami demam 3 hari yang lalu, dan pernah berobat ke
dokter untuk demamnya namun nyeri perutnya semakin memberat. Buang air kecil normal.
Riwayat Penyakit Dahulu

Hal ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien.


Haid tidak lancar. Pernah dalam hidupnya, pasien tidak mengalami haid datang bulan
dalam tenggang waktu 6 bulan. Dan pernah mengalami haid selama 1 bulan penuh.
Riwayat keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang sama dengan pasien.

III.PEMERIKSAAN FISIS
Keadan umum

: tampak sakit berat

Kesadaran

: GCS E4V5M6

Tanda tanda vital

: TD

:110/80 mmHg

Frek. Nadi : 102x / menit


Frek. Napas : 24 x/ menit
Suhu

: 36,5 C

Mata

: konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), isokor, refleks pupil +/+

Telinga

: Otorrhea (-)

Hidung

: Normal

Mulut

: mukosa lembab

Leher

: pembesaran KGB (-)

Axilla

: pembesaran KGB (-)

Thoraks

Pulmo :

Inspeksi

: bentuk dada simetris kiri dan kanan; gerakan dada simetris, tipe

pernapasan torakoabdominal

Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), vocal fremitus kiri dan kanan kesan normal

Perkusi : sonor pada paru kiri dan kanan, batas paru hepar ICS VI kanan.

Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V kiri

Perkusi

: pekak, batas jantung kanan pada linea parasternal dextra, batas jantung

sinistra pada line midclavicula sinistra, batas jantung atas pada ICS II kiri.

Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, Gallop (-), murmur (-)

Abdomen

:
Inspeksi

: distensi (-), massa (-), kontur usus (-), pergerakan usus (-), simetris

dengan pergerakan napas.

Palpasi

: supel, nyeri tekan (+) diseluruh bagian abdomen

Perkusi : timpani

Auskultasi: Bising usus (+) 3 kali kesan menurun

Rectal toucher : perineum : normal


tonus spinchter ani : normal
ampula recti : kosong, mukosa licin, reguler, nyeri tekan (+) arah jam 09.00
handscoen : feses (-), darah (-), lendir (+)
Ekstremitas

: normal.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Laboratorium

Darah lengkap
WBC: 22,90 x 10/uL
NEUT: 21,80 x 10/uL
NEUT %: 95,2 %
RBC: 4,83 x 10/uL
HGB: 13,6 g/dL
PLT: 110 x 10/uL
Urin lengkap
BJ: 1,025
PH : 5,0
Protein : +2
Keton : +1
Eritrosit +3
Sedimen urin
Leukosit (-)
Eritrosit penuh
Epitel penuh
Silinder (-), bakteri (-), kristal (-)
PST (-)

V. ASSESSMENT
Kolik abdomen et causa DD susp. Salphingitis dextra
DD susp. Tuba Ovarian Abscces dextra
DD susp. Nefrolithiasis dextra
VI. TERAPI
IVFD RL 30 tpm
cefotaxim 2x1 gr/iv
ketorolac 3x1 amp/iv
ranitidin 2x1 amp/iv
VII.

PENUTUP

Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang pasien


didiagnosis dengan Kolik abdomen dan diberi terapi IVFD RL 30 tpm, cefotaxim 2x1
gr/iv, ketorolac 3x1 amp/iv, ranitidin 2x1 amp/iv 3x500mg. Pasien didiagnosa kolik
abdomen DD susp kelainan ginekologi, DD susp. Ureterolithiasis dextra. Pasien telah
dirawat di Ruang Kelas 1 kebidanan (Sasando).

Anda mungkin juga menyukai