Anda di halaman 1dari 6

Implementasi Reformasi Birokrasi pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN,


sebenarnya sudah dimulai dilakukan sejak Tahun 2006 yang ditandai dengan keluarnya Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional (BPN). BPN RI
sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan
secara nasional, regional dan sektoral, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 dan Pasal 2 Perpres
Nomor 10 Tahun 2006.
Pada tahun 2015, dibentuklah Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang dimana pada aturan ini, Badan Pertanahan Nasional menjadi suatu
kementerian yang didalamnya juga mendapatkan tipoksi baru di bidang penataan ruang. Aturan
ini menjadi dasar berubahnya struktur organisasi pada tubuh kementerian ini sendiri dimana
terjadi penggabungan dengan penataan ruang dinas pekerjaan umum. Penggabungan ini
memudahkan kementerian ATR untuk mengatur penataan ruang dengan lebih mudah dan
terintegrasi.
Sejalan dengan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 sesuai Perpres Nomor 81 Tahun
2010 dan Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2010-2014 sesuai Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB) Nomor 20 Tahun
2010, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN telah menetapkan visi pembangunan
pertanahan 2010-2014, yaitu: "Menjadi Lembaga yang Mampu Mewujudkan Tanah dan
Pertanahan untuk Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat, serta Keadilan dan Keberlanjutan Sistem
Kemasyarakatan, Kebangsaan dan Kenegaraan Republik Indonesia."

Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan fungsi guna mewujudkan visi pembangunan
pertanahan tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dituntut untuk membangun
organisasi, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia aparatur yang bersih, profesional dan
bertanggung jawab dalam rangka menciptakan birokrasi yang efisien dan efektif sehingga dapat

memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, sejak
bulan Maret Tahun 2010 berdasarkan Keputusan Kepala BPN RI Nomor: 96/KEP100.3.43/III/2010 telah dibentuk Tim Kerja Reformasi Birokrasi (RB) BPN RI.
Selanjutnya pada Tahun 2012 dalam rangka mempersiapkan Dokumen Usulan dan Road Map
BPN RI 2010-2014, ditetapkan Tim RB BPN RI yang terdiri dari Tim Pengarah, Tim Pelaksana,
Tim Penilai Mandiri Pelaksanaan RB (Assesor) dan yang terakhir telah ditetapkan pula Tim
Manajemen Perubahan BPN RI, sesuai dengan Keputusan Kepala BPN RI No. 572/KEP3.43/VIII/2013 tanggal 20 Agustus 2013 tentang Perubahan Keputusan Kepala BPN RI No.
99/KEP-3.43/II/2013 tanggal 18 Februari 2013 tentang Tim Manajemen Perubahan dalam
Rangka Reformasi Birokrasi di Lingkungan BPN RI.
Keikutsertaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dalam proses Reformasi Birokrasi
secara resmi dimulai sejak tanggal 15 Januari 2013, ditandai dengan telah diserahkannya
Dokumen Usulan dan Road Map BPN RI 2010-2014 kepada Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, meliputi 9 program yang dijabarkan kedalam 27
kegiatan dan sekaligus menetapkan 2 (dua) program Quick Wins BPN RI untuk tahun 20132014, yaitu Program Pelayanan Pengecekan Sertipikat Tanah dan Pelayanan Peralihan Hak JualBeli Atas Tanah, dengan harapan bahwa kepercayaan masyarakat kepada BPN RI akan semakin
meningkat. Hal ini kemudian telah ditindaklanjuti oleh Kementerian PAN dan RB dengan
melakukan Verifikasi Lapangan (Verlap) oleh Tim Verlap RB Nasional tanggal 21 Februari 2013.
Sebagai bukti dan komitmen dalam mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN telah melakukan beberapa hal antara lain:
1. Pencanangan pemakaian PIN RB untuk seluruh jajaran pegawai di lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN dengan Surat Keputusan (SK) Kepala BPN No.44/KEP100.3.4/I/2013.

2. Sosialisasi dan internalisasi persamaan persepsi kegiatan RB melalui "Buku Saku Reformasi
Birokrasi".

3. Terkait Penataan dan Penguatan Organisasi dan Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur,
telah dilakukan
1). Sapta Tertib Pertanahan, yaitu:
a. Tertib Administrasi: Menjalankan Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) dengan konsisten,
Mengembangkan Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP), Ketaatan menindaklanjuti Laporan
Hasil Pemeriksaan (LHP), Pengelolaan buku tanah, surat ukur, peta, warkah secara baik dan
tertib, Pencatatan setiap surat masuk dan surat keluar, Menjawab surat-surat masuk sesuai aturan,
Terselenggaranya tata persuratan yang tertib dan lebih efektif/efisien, Standarisasi naskah dinas,
Penataan arsip pertanahan (peta, buku tanah, surat ukur, warkah) dalam manajemen arsip
modern, Tersedianya Standard Operating Procedure (SOP) dalam setiap kegiatan, Tersusunnya
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dalam setiap kegiatan.
b. Tertib Anggaran:Penertiban Rekening, Pelaksanaan Anggaran, Penatausahaan Keuangan,
Pelaporan Keuangan, Pelaksanaan dan pengelolaan anggaran yang transparan dan efisien.
c. Tertib Perlengkapan: Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai dengan kebutuhan,
Penggunaan/pemanfaatan Barang Milik Negara sesuai dengan tujuannya, Terlaksananya transfer
Barang Milik Negara dengan tertib, Penghapusan Barang Milik Negara dari daftar barang
terhadap barang yang sudah tidak mampu mendukung tugas dan fungsi kantor, Standarisasi
sarana dan prasarana baik jumlah maupun spesifikasinya, Penatausahaan (pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan) Barang Milik Negara (BMN) melalui Sistem Informasi Manajemen
dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN), Pembinaan, pengawasan dan
pengendalian.
d. Tertib Perkantoran: Penataan ruang kantor yang lebih efisien dan efektif dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat, Menjaga kebersihan dan kerapian kantor,
Standarisasi gedung kantor, Standarisasi/penyiapan loket pelayanan dan pengaduan masyarakat.
e. Tertib Kepegawaian: Pola karier dengan merit system, Reward and Punishment, Rekrutmen
yang transparasi, Pendidikan Penjenjangan yang teratur, Pembinaan jabatan secara teratur,
Peningkatan kemampuan dan keterampilan, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) yang tertib.

f. Tertib Disiplin Kerja: Mentaati jam kerja, Penyelesaian target kerja, Menggunakan Pakaian
dinas, Rapih, Membuat buku kegiatan harian, Mengisi daftar hadir.
g. Tertib Moral: Melaksanakan kode etik Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN(Peraturan
KBPN Nomor 8 Tahun 2011), Menjaga kehormatan pimpinan, diri sendiri dan keluarga, Menjaga
sikap, tingkah laku dan etika, Menghindarkan dari perbuatan tercela, dan lain-lain.

2). Sapta Pembaharuan Reformasi Birokrasi, yang meliputi:


a. Pembangunan dan Penerapan Sistem Rekrutmen.
b. Sistem Pendidikan.
c. Kode Perilaku.
c. Standar Minimum Profesi.
d. Pola Jenjang Karier.
e. Sistem Pengawasan.

3). Pembentukan Majelis Kehormatan Kode Etik dan Profesi.


4). Pelayanan 1 (satu) hari selesai (one day service).
5). Pelayanan akhir pekan (weekend service).
6). Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
7). Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPNI.
8). Penanganan Laporan Adanya Dugaan Tindak Pidana Korupsi di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN.
9). Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan.

10). Kode Etik Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN
11). Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan.
12). Penanganan Pengaduan Masyarakat.
13). Loket Pelayanan Pertanahan.
14). Penetapan dan Pengangkatan Jabatan Fungsional Umum bagi pegawai yang tidak
menduduki jabatan struktural sebagai hasil dari Analisis Jabatan.
15). Pelaksanaan Diklat berbasis kompetensi tahun 2013 berdasarkan jabatan fungsional umum.
16). Sosialisasi dan Pelatihan tentang Penilaian Prestasi Kerja sebagai pengganti DP3 kepada
seluruh pegawai Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
17). Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil 2012-2013 dilakukan berdasarkan formasi jabatan
fungsional umum yang lowong, hasil dari Analisa Beban Kerja 2013-2017, serta proses
penerimaannya berdasarkan tahapan prosedur yang telah ditetapkan oleh MENPAN dan RB,
sehingga dipastikan penyelenggaraan penerimaan CPNS Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN bersih dari KKN.
18). Pemetaan Kompetensi Individu yang telah dilaksanakan di Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN Pusat dan 31 (tiga puluh satu) Kanwil BPN Provinsi Tahun Anggaran 2012-2013.
19). Penetapan Program Monitoring dan Perlindungan "Wishtle Blower".
20). Penguatan lembaga pertanahan sebagai tindaklanjut Undang-undang pemekaran wilayah
melalui pembentukan Perwakilan Kantor Pertanahan dan pembentukan Kantor Pertanahan
Definitif.
21). Inovasi-inovasi dalam rangka percepatan pelayanan di Kantor Pertanahan, antara lain:
layanan berkas permohonan melalui SMS, Cekplot Peta, optimalisasi LARASITA, dan banyak
lagi inovasi yang sudah dilakukan dan terus dikembangkan.

22). Pembentukan Satuan Tugas Agen Perubahan (Agent Of Changes) di lingkungan Kantor
Wilayah (Kanwil) BPN Provinsi.
23). Berkaitan dengan Reward dan Punishment telah dilakukan promosi, mutasi dan hukuman
disiplin
4. Berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Menpan dan RB Nomor 66 Tahun 2012 tentang
Pedoman

Penilaian

Kementerian/Lembaga,

Kinerja,
Pemerintah

Pembina/Penanggung
Provinsi

dan

Jawab

Pemerintah

dan

Pemeringkatan

Kabupaten/Kota

Dalam

penyelenggaraan Pelayanan Publik, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN telah


mengikutsertakan 3 (tiga) Kantor Pertanahan Kabupaten Sukabumi, Kantor Pertanahan
Kabupaten Pemalang, Kantor Pertanahan Kota Jakarta Timur, dalam Kegiatan Penilaian dan
Pemeringkatan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik, dan yang terakhir dilakukan pula di Kantor
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN pada tanggal 5 Juli 2013.
5. Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) Tahun 2012, BPK
RI telah memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap 24 kementerian/lembaga,
salah satunya termasuk kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
6. Sebagai lanjutan pemberian opini WTP oleh BPK RI, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN kemudian telah melakukan klarifikasi dan verifikasi untuk menilai kesiapan,
monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi terhadap bukti-bukti/evidence yang
disampaikan dalam kertas kerja Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB),
dan melakukan kegiatan Evaluasi Jabatan/Job Grading di Badan Kepegawaian Negara (BKN)
yang menghasilkan Berita Acara Hasil Validasi Nilai Jabatan dan Kelas Jabatan di lingkungan
BPN RI yang telah ditandatangani oleh Sekretaris Utama BPN RI, Kepala Badan Kepegawaian
Negara dan Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PAN dan RB pada tanggal 26 Juli 2013.
Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Mekanisme Persetujuan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tunjangan Kinerja Bagi
Kementerian/Lembaga, sehingga diharapkan BPN RI dapat diikutsertakan dalam pengajuan
usulan anggaran tunjangan kinerja untuk Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai