Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai factor-faktor resiko
dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium.
Karsinoma tiroid biasanya kurang menangkap yodium radioaktif dibandingkan kelenjar tiroid
normal yang terdapat disekelilingnya. Dengan cara scintiscan. nodule akan tampak sebagai
suatu daerah dengan pengambilan yodium radioaktif yang berkurang, Tehnik yang lain
adalah dengan echografi tiroid untuk membedakan dengan cermat massa padat dan massa
kistik.
Karsinoma tiroid biasanya padat, sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodul yang
teraba, keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya dan berhubungan dengan limfadenopati
satelit.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok besar neoplasma
berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan kemungkinan
penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan
fatal.
1. Karsinoma papilaris
Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan menyebar melalui
saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.
2. Karsinoma folikuler
Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat berkembang secara
progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya
secara histologis menyerupai folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium
radioaktif. Cara metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paru-paru
dan tulang.
3. Karsinoma meduler
Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti sel prekursornya, maka
tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin. Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat,
tumor cenderung mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium dini.
Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paru-paru, hati, tulang dan
organ-organ tubuh lainnya dan ada kecenderungan bermetastasis pada stadium dini.
Perkembangan dan perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin
serum
4. Karsinoma anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta berdiferensiasi buruk.
Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada stadium dini ke struktur-struktur
disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG KANKER TIROID
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat
terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).
Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. RADIOLOGIS
1. Foto X-Ray
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN PERAWATAN
Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan
apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
1. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
1. Pola makan
2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
3. Pola aktivitas.
2. Tempat tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
3. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh;
1. Sistem pulmonari
2. Sistem pencernaan
3. Sistem kardiovaskuler
4. Sistem muskuloskeletal
5. Sistem neurologik dan Emosi/psikologis
6. Sistem reproduksi
7. Metabolik
Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup, mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, postur tubuh
riileks.
Rencana Tindakan:
N
O
1.
INTERVENSI
RASIONAL
Pengetahuan tentang apa yang diperlukan membantu mengurangi ansietas & meningkatkan kerjasama klien
selama pemulihan, mempertahankan
kadar analgesik darah konstan,
memberikan kontrol nyeri terbaik.
2.
Informasikan klien bahwa ada suara serak Pengetahuan tentang apa yang diper& ketidaknyamanan menelan dapat dialami kirakan membantu mengurangi ansetelah pembedahan, tetapi akan hilang sietas.
secara bertahap dengan berkurangnya
bengkak 3-5 hari.
3.
Ajarkan & biarkan klien mempraktekkan Praktek aktifitas-aktifitas pasca opebagaimana menyokong leher untuk rasi membantu menjamin penurunan
menghindari tegangan pada insisi bila turun program pasca operasi terkomplikasi.
dari tempat tidur atau batuk.
4.
Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek pre Daftar cek memastikan semua aktifiop, beritahu dokter jika ada kelainan dari tas yang diperlukan telah lengkap.
test Lab. pre op.
Aktifitas ini dirancang untuk memastikan klien telah siap secara fisiologis
untuk operasi dan mengurangi resiko
lamanya penyembuhan.
Klien dan keluarga mampu mengkomunikasikan secara terbuka dan efektif diantara
anggota keluarga.
Kriteria:
- Sering mengungkapkan perasaan terhadap perawat/dokter.
- Berpartisipasi dalam perawatan anggota keluarga yang sakit.
- Mempertahankan sistem fungsional saling mendukung antar tiap anggota keluarga.
Rencana Tindakan
N
O
1.
INTERVENSI
RASIONAL
Bantu klien & keluarga dalam menghadapi ke- Klien & keluarga mengetahui
khawatiran terhadap situasi: resikonya, pilihan segala sesuatu yang mungkin
yang ada serta bantuan yang didapat.
dapat menyebabkan kekhawatiran serta dapat mengatasi
nya.
2.
Ciptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat Klien merasa terlindungi rasa
pribadi & mendukung untuk klien & keluarga. amannya.
3.
4.
Bantu anggota keluarga untuk mengubah ha- Harapan yang tidak realistis
rapan-harapan klien yang sakit dalam suatu si- membuat kelurga berpikir tikap yang realistis.
dak objektif.
5.
INTERVENSI
RASIONAL
Monitor tanda-tanda respiratori distres, sia- Memonitor & mengkaji terus-menenosis, takipnea & nafas yang berbunyi.
rus dapat membantu untuk mendeteksi & mencegah masalah pernafasan.
Periksa balutan leher setiap jam pada periode awal post op, kemudian tiap 4 jam.
Monitor frekuensi & jumlah drainase serta
kekuatan balutan.
Periksa sensasi klien karena keketatan dise- Pembedahan didaerah leher dapat
keliling tempat insisi.
menyebabkan obstruksi jalan nafas
karena adanya edem post op.
Pertahankan klien dalam posisi semi fowler Dengan mempertahankan posisi &
dengan diberi kantung es (ice bag) untuk pemberian es dapat mengurangi
mengurangi bengkak.
pembengkakan.
Anjurkan klien untuk berbicara setiap 2 jam Kerusakan pada saraf laringeal selatanpa merubah nada atau keparauan suara.
ma pembedahan tiroid dapat menyebabkan penutupan glottis.
Kaji adanya tanda Chvostek & Trousseau.
Identifikasi adanya mati rasa.
2.
INTERVENSI
RASIONAL
Berikan analgesik narkotik yang diresep- Analgesik narkotik perlu pada nyekan & evaluasi keefektifannya.
ri hebat untuk memblok rasa nyeri.
Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan- Peregangan pada garis jahitan adatindakan untuk mencegah peregangan pada lah sumber ketidak nyamanan.
insisi seperti:
- menyokong leher bila bergerak di tempat
tidur & bila turun dari tempat tidur.
- menghindari hiper ekstensi & fleksi akut
leher.
5. Resiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan dengan tiroidektomi, edema pada dan
sekitar insisi, pengangkatan tak sengaja dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan
saraf laringeal.
Tujuan: Tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang ke rumah (hari ke-7 10 post op).
Kriteria : Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang hebat, hiperkalemia, kerusakan saraf
laringeal, obstruksi jalan nafas, ketidak seimbangan hormon tiroid dan infeksi.
Rencana Tindakan:
N
O
1.
INTERVENSI
RASIONAL
Perdarahan:
Untuk mendeteksi tanda-tanda awal
a. Pantau:
perdarahan.
- TD, nadi, RR setiap 2x24 jam. Bila stabil
setiap 4 jam.
- Status balutan: inspeksi dirasakan dibelakang leher setiap 2x 24 jam, kemudian
setiap 8 jam setelahnya.
b. Beritahu dokter bila drainase merah Temuan ini menandakan perdarahan
terang pada balutan/penurunan TD disertai berlebihan dan perlu perhatian medis
pe-ningkatan frekuensi nadi & nafas.
segera.
c. Tempatkan bel pada sisi tempat tidur & Temuan ini menandakan perdarahan
ins-truksikan klien untuk memberi tanda berlebihan dan perlu perhatian medis
bila tersedak atau sensasi tekanan pada segera.
daerah insisi terasa. Bila gejala itu terjadi,
kendur-kan balutan, cek TTV, inspeksi
insisi, perta-hankan klien pada posisi semi
fowler, beri-tahu dokter.
2.
pernafasan
3.
4.
5.
6.
D.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang ada.
E.
EVALUASI
1. Klien mengungkapkan ansietas berkurang/hilang.
2. Klien dan keluarga mampu mengkomunikasikan secara terbuka dan efektif diantara
anggota keluarga.
3. Pola nafas klien berada dalam batas normal.
4. Nyeri berkurang/hilang.
5. Tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang ke rumah
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999, "Pedoman Asuhan
Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Long Barbara C, 1996, "Medical Bedah 2" Yayasan IAPK, Pajajaran, Bandung
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku ke II, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
OLEH :
NORBERTUS NAHAK
NIM 30302709
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Institusi