Anda di halaman 1dari 3

KONSTRUKSI BANGUNAN adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan seluruh

tahapan yang dilakukan di tempat kerja. Pekerjaan proyek konstruksi bangunan


melibatkan beberapa aspek diantaranya adalah bahan bangunan, pesawat/ bahan
bangunan instalasi/ bahan bangunan peralatan, tenaga kerja, dan penerapan teknologi.
Semua aspek tersebut dapat merupakan sumber kecelakaan kerja yang bahkan dapat
mengakibatkan kematian atau kerugian material.
Dulu para ahli beranggapan suatu kecelakaan dikarenakan oleh tindakan pekerja yang
salah. Namun sekarang anggapan itu telah berbeda padnangan, yaitu bahwa
kecelakaan kerja bukan hanya disebabkan oleh tindakan pekerjanya saja, tetapi juga
faktor-faktor organisasi dan manajemen. Para pekerja dan pegawai seharusnya dapat
diarahkan dan dikontrol oleh pihak manajemen guna terciptanya suatu kegiatan kerja
yang aman. Berdasarkan teori-teori penyebab kecelakaan terbaru, maka pihak
manajemen harus bertanggungjawab terhadap keselamatan kerja para pekerjanya.
Pekerja proyek harus di lengakapi alat keselamatan kerja yang memadai dengan
standarisasi nasional agar kecelakaan pada saat bekerja dapat berkurang. Alat
Pelindung Diri untuk para pekerja proyek bangunan harus benar-benar berkualitas guna
terciptanya rasa aman dan nyaman saat bekerja. Alat Pelindung Diri (APD) seperti:
Safety Helmet, Safety Belt, Safety Shoes, Sepatu Karet, Sarung Tangan, Masker
(Respirator) dan lain-lain sesuai standar nasional.

Angka kecelakaan kerja konstruksi di Indonesia masih termasuk buruk. Pada tahun 2015
2.375 Orang Meninggal dalam Kecelakaan Kerja Menurut Juan Somavia, Dirjen ILO,
industri konstruksi termasuk paling rentan kecelakaan, diikuti dengan anufaktur makanan
dan minuman, Tidak hanya di negara-negara berkembang, di negara maju sekalipun
kecelakaan kerja konstruksi masih memerlukan perhatian serius. Oleh karena itu, harus
ditemukan cara pencegahan yang efektif.

Selain daripada itu pekerjaan proyek konstruksi tidak hanya menuntut akurasi dalam
perencanaan kekuatan, Tetapi juga perlu dicermati tentang metode dan teknologi
konstruksinya. Kesalahan dalam metode konstruksi akan berakibat yang sangat fatal,
yaitu korban jiwa tenaga kerjanya. Contoh : Membiarkan tembok baru yang tinggi tanpa
bingkai (perkuatan yang cukup) dari kolom dan sloof beton bertulang atau besi profil
tentunya sangat berbahaya ketika menerima gaya horisontal (dalam hal ini hembusan
angin). Selain itu tembok dengan panjang 50 m, akan sangat riskan jika tidak diberikan
dilatansi yang cukup.

Pemerintah sejak lama sudah mempertimbangkan terkait masalah perlindungan tenaga


kerja, yaitu melalui UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai dengan
perkembangan jaman, pada tahun 2003, pemerintah mengeluarkan UU 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan. Undang undang ini mencakup berbagai hal dalam perlindungan
pekerja yaitu upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja, dan termasuk juga
masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Permasalahan pada jasa konstruksi yang bertumpu pada tenaga kerja, tentu saja tidak
dapat ditangani dengan cara-cara yang umum yang dilakukan di negara maju. Langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah keteladanan pihak Pemerintah yang mempunyai
fungsi sebagai pembina dan juga the biggest owner.
Manajemen pekerjaan proyek bangunan sangat berperan dalam pencegahan
kecelakaan di proyek konstruksi. Peran tersebut mulai dari perancanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Selanjutnya dapat pula ditinjau dari
komponen manusia, material, uang, mesin/alat, metode kerja, informasi.

http://www.safetyshoe.com/tag/contoh-kasus-kecelakaan-kerja-di-proyekkonstruksi/

Anda mungkin juga menyukai