Anda di halaman 1dari 5

SCENE 1

C : Uang, di dunia ini HAMPIR HAMPIR semua bisa dibeli dengan uang.
Cinta dan kasih sayang yang dimiliki setiap orang.
Sudah tidak cukup untuk membuat senang.
Karena untuk bisa HIDUP kalian butuh uang.
Kalau kalian tidak hidup bagaimana kalian bisa senang.
Dengan uang banyak masalah bisa hilang.
Uang dapat membuat masa depan lebih gemilang.
Tapi seorang teman membuat saya sadar, bahwa masih ada hal, yang tidak bisa
dibeli dengan uang.
Sulit dideskrkipsikan, saya tidak mampu merangkai kata-kata untuk menjelaskan
apa hal tersebut. Yang pasti hal itu dapat membuat semua orang bahagia. Setiap
orang memiliki hal ini didalam dirinya masing-masing, dan sering kali hal ini
yang membuat perbedaan besar dalam setiap individu.
Semenjak saya menjadi kaya, saya sering merasa, uang tidak lebih dari sebuah
kertas yang bertuliskan angka. Angka angka yang tak berarti apa-apa. Angka
yang jika kita bawa kemana mana tidak dapat menjadi teman untuk berbincang
bersama. Angka yang tidak dapat memberikan dampak banyak bagi saya. Angka
semu yang selalu menipu. Angka yang sering kita jadikan tujuan utama. Padahal
bukan itu, angka hanyalah SALAH SATU alat bantu, bukanlah tujuan utama.
Layaknya seorang teman semasa kuliah saya dulu, yang menujukan kepada
saya, bahwa angka bukanlah segalanya.
SCENE 2
A : eh ga kerasa ya rangkaian ospek udah selesai, sekarang kita bisa fokus kuliah
tanpa memikirkan, tugas-tugas yang tidak berhubungan dengan kuliah kita.
B : iya nih, jadi ada yang aneh rasanya.
A : kenapa aneh? Lo ngerasa kangen sama ospek? Haha aneh lo
B : ga kangen sih, tapi ada yang kosong aja.
A : loh kok gitu? Kan ospek ngga seru, ngga jelas juga menurut gue.
B : menurut gue itu cukup jelas kok, karena ada ospek gue jadi bisa kenal sama
orang-orang lain yang ada di kampus ini, mulai dari teman-teman satu
angkatan, senior, hingga orang yang bekerja sebagai satpam dan cleaning
service.

A : menurut gue itu ga penting sih, kalo yang ada di pikiran gue sih, yang penting
sekarang gimana cara gue bisa dapet nilai yang bagus selama kuliah.
B : hmmm kalo menurut gue lebih penting buat mencari teman dan mencari
kesenangan, untuk bisa menikmati masa-masa selagi gue kuliah. Lagipula
karena ospek juga kan kita bisa kenal dan temenan hahaha
A : haha iya sih, tapi nanti nilai lo gimana?
B : gue tetap berusaha buat mengejar nilai, Cuma emang gue bukan orang yang
mengejar target lulus cumlaude, gue juga ga berpikiran untuk kerja kantoran.
A : kalo ga mau kerja kantoran, buat apa lo kuliah?
B : dengan gue ga mau kerja kantoran, bukan berarti gue salah untuk
berpendidikan tinggi dong.
A : aneh deh lo hahaha
B : lo juga aneh hahaha, emang apa yang lo mau setelah lo lulus, kalo nilai lo bagus
semua?
A : gue mau mengejar pekerjaan dengan gaji tinggi, jadi orang yang dipandang,
intinya jadi orang kaya. Emang lo ga mau jadi orang kaya?
B : gue cuma mau jadi orang berkecukupan dan punya dampak buat orang lain,
meskipun kecil gue cuma mau jadi orang yang bahagia dan bisa
membahagiakan orang lain.
A : untuk bisa punya dampak lo harus bisa jadi sesuatu, dan UNTUK JADI SESUATU
ITU salah satunya lo punya nilai bagus.
B : salah satu, cuma salah satu, itu BUKAN SATU SATUNYA cara untuk jadi sesuatu.
A : ya yang nilainya bagus, dan berhasil jadi orang kaya aja kadang masih belom
bisa jadi orang bahagia, APALAGI yang nilainya jelek dan ga jadi orang kaya.
B : ada orang yang GA BUTUH banyak harta untuk bahagia.
A : memang apa yang lo pengen? Lo tau lo mau ngapain?
B : gue pengen berkarya, gue suka seni, munagkin gue bisa sukses di bidang gue.
A : haha gue makin ga ngerti deh sama lo.
B : oke, gue tunjukin ke lo gimana cara gue bersenang-senang.
*B nyanyi, bersenang senang sambil ngajak A*
Scene 3
D : Uang, saya benci uang.
Sering saya merasa, yang menghancurkan dunia adalah uang
Semua orang berebut untuk mendapatkan uang

Banyak orang yang berkelahi untuk memperebutkan uang


Uang, saya benci uang
Hanya karena, banyak yang dapat dibeli dengan UANG
Banyak orang yang mempertaruhkan nyawanya demi uang
Banyak orang yang menuhankan uang.
Saat saya masih kecil, saya sering ditinggal orang tua saya, karena mereka sibuk
mencari uang. Saya sering merasa sepi, dan sendiri. Meskipun masih ada
seorang pembantu rumah tangga yang menemani. Itu salah satu cerita yang
membuat saya benci dengan uang. Bukan hanya itu, saya melihat seorang
pencuri yang dibakar warga, karena mencuri uang. Menurut saya uang hanyalah
serangkaian angka yang ditulis diatas kertas, tidak lebih. Angka-angka yang
membuat orang buta. Angka yang membuat orang lupa apa tujuan utama
mereka. Mungkin saya terlalu idealis. Mungkin saya terlalu keras kepala hingga
suatu ketika, saya sadar, saya butuh angka. Saya butuh angka untuk bisa
bertahan. Hanya angkalah yang bisa menyelamatkan saya. Layaknya seorang
teman pernah menunjukan saya, bahwa angka bukan hanya hal yang semu
belaka.
Scene 4
A : Wah nilai uts kita udah dikasih tau dosen nih, nilai lo gimana?
B : Ga tau nih, nilai lo gimana?
A : Nilai gue lumayan kok walaupun belom sesuai sama target gue, kok lo ga tau
nilai lo?
B : Gue ga mau ngecek nilainya nih haha, gue takut ga lulus utsnya, tapi yaudah
lah ya, cuma nilai
A : Kok gitu? Mungkin menurut lo cuma nilai, tapi bukannya di semester 1 sks lulus
lo masih sedikit? Kalo ada matakuliah lo yang ga lulus lagi, lo bisa DO kan?
B : iya sih hmmm
A : kalo lo DO, gimana sama keinginan orang tua lo, yang pengen lo lulus dari sini?
Gimana sama semua keinginan lo yang lo bilang ke gue?
B : iya, gue juga ngga tau gimana, gue bingung harus mengejar nilai dengan cara
apa, gue ga biasa mengejar nilai
A : gue tau, lo ga suka ngejar angka, dan gue ngerti alasannya, tapi kali ini lo harus
mengalah dengan semua pikiran lo tentang angka-angka itu, kali ini aja. Gue tau

lo bisa sama pelajarannya, tapi lo banyak absen karena kesibukan lo, pernah
ngga ikut ujian karena keteledoran lo. Sekarang lo udah ngga bisa begitu lagi. Ini
bukan masalah senang, ini bukan masalah bahagia, ini masalah lo bisa bertahan
di sini atau ngga. Kalo lo ngga bisa bertahan semua kesenangan yang lo mau, ga
akan pernah tercapai.
B : ya, lo bener. Tapi yang gue lakukan di luar kegiatan kuliah penting buat gue, gue
mungkin bisa ninggalin itu, tapi gue ga mau. Gue mau senang.
A : *memotong B* tapi untuk mempertahankan kesenangan lo, lo harus bisa
bertahan
B : bener ya, gue harus bertahan.
A : lagi pula menurut gue, mengejar nilai ngga seburuk yang lo pikirkan, gue cukup
senang dengan mengejar nilai
B : tapi gue rasa gue cuma bisa senang dengan kegiatan gue diluar kuliah
A : gue ga menyarankan lo untuk meninggalkan kegiatan lo, tapi gue menyarankan
lo untuk coba mencari kesenangan dalam hal ini. Mengejar nilai, dan gue
menyarankan lo untuk mengatur waktu lo, setidaknya lo bisa masuk kelas, dan
bisa ikut ujian
B : gue ga tau sih, gue rasa gue ga akan bisa senang dalam mengejar nilai, dan
sebenernya kalau soal absen. Absensi gue ga pernah di bawah 80%, ga pernah
di bawah batas minimum, tapi setiap gue absen, gue pasti ngga ngerti materi
yang ada waktu gue ngga masuk. Gue ga bisa belajar sendiri, kalo gue belajar,
harus ada yang jelasin gue
A : gue bisa bantu lo belajar buat ujian. Kali ini, gue yang tunjukin lo cara gue
bersenang senang
*a menyanyi dengan b*
A : gimana nilai lo?
B : gue lulus *tersenyum sambil meluk A*
Scene 5
C : bukan saya terlalu banyak memikirkan dunia, pada awalnya saya memang tidak
tahu, apa tujuan saya, layaknya seorang teman pernah berkata, uang tidak bisa
membeli kebahagiaan

D : bukan saya terlalu malas untuk mengejar dunia, pada awalnya saya memang
tidak tahu, jalan untuk mencapai tujuan saya, layaknya seorang teman pernah
berkata, pertahankan lah pikiranmu sampai perut menghalangimu
C : bukan, ternyata dunia bukan hanya tentang angka-angka
D : bukan, tenyata hidup bukan hanya tentang bersenang-senang
C : bukan, perdebatan kami bukan untuk saling membenci
D : bukan, perdebatan kami juga bukan untuk membuktikan siapa yang paling
benar
C : bukankah kita selalu diajarkan tentang keseimbangan?
D : bukankah kita selalu diajarkan tentang saling melengkapi?
C : bukankah kita selalu mendengar bahwa tidak ada individu yang sempurna?
D : bukankah kita selalu berbicara tentang persatuan?
C dan D : tapi bukankah itu gunanya teman? Bukankah kita harus menemukan
jalan dan tujuan? Bukan?
C : bukan, ini bukan tentang angka
D : bukan, ini bukan tentang bahagia
C dan D : ini tentang realita.

Anda mungkin juga menyukai