Anda di halaman 1dari 10

Dilarang Mengemudi Bagi Anak Dibawa umur 17 Tahun Dan

Bagi Yang Tidak Memiliki SIM


1. Pendahuluan
Pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan baik
kendaraan

bermobil,

bermotor

ataupun

kendaraan

yang

lainnya.

Pengemudi mobil disebut juga sebagai sopir, sedangkan pengemudi


sepeda motor disebut juga sebagai pengendara. Di dalam mengemudikan
kendaraan seorang pengemudi diwajibkan untuk mengikuti tata cara
berlalu lintas. Seorang yang telah mengikuti ujian dan lulus ujian teori dan
praktik mengemudi akan dikeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Pelaksana penerbitan surat izin mengemudi kendaraan bermotor di
Indonesia adalah satuan lalu lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi
yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi
persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan
lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang
yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat
Izin

Mengemudi

sesuai

dengan

dikemudikan.

jenis Kendaraan

Bermotor

yang

Pelanggaran lalu lintas yang marak terjadi di kalangan masyarakat


sangatlah meprihatinkan karena kurangnya pemahaman tentang peraturan
lalu lintas. Padahal dengan mematuhi peraturan setidaknya dapat
mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas, jumlah pengendara motor di
bawah umur semakin meningkat setiap tahunnya karena tindakan tersebut
dianggap wajar. Disampin itu Pengendara motor di bawah umur
merupakan tindakan yang kurang tepat karena belum layak untuk
mengendarai motor dan tidak memiliki Surat Izin Mengemud.
Ketika kita berkunjung ketempat parkiran sekolah, mata kita akan
disuguhkan dengan berbagai merek kendaraan baik itu Motor bahkan
Mobil. Tetapi, ketika mencek peraturan yang ada, yakin dan percaya dari
100 buah kendaraan yang ada diparkiran hanya sekitar 10-an kendaraan
yang dapat memenuhi aturan. Dalam arti, mereka yang 90-an itu tidak
memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).
Peraturan Lalu Lintas yang telah dibuat oleh pemerintah dan telah
disetujui oleh para masyarakat umum, tetapi masi banyak yang
melanggaran Undang-Undang Lalu Lintas. Salah satu yaitu mentaati
persyaratan Pengemudi Pasal 18 ayat 1 yang berbunyi Setiap pengemudi
kendaraan bermobil atau bermotor wajib memiliki surat izin mengemudi.
Peraturan itulah yang banyak dilanggar oleh para anak-anak ataupun
remaja.
2. Penjelasan Masalah

kebijakan melarang anak dibawah umur 17 tahun dan bagi tidak


mimiliki SIM telah diterapkan sejak lama. Namun masi banyak yang
melanggar peraturan tersebut karena pergaulan lingkungan dan rasa
gengsi yang terlalu tinggi. Anak dibawah umur gampang terbawa pengaruh
dari lingkungannya apabila berkendara motor dijalan raya, anak dibawah
umur gampang tersinggung apabila ada pengendara sepeda motor yang
membawa sepeda motor dengan laju dan ingin memgebut bersama sama dengan pengendera sepeda motor tersebut, ini akan berakibat fatal
kecelakaan mungkin akan terjadi.
1 juta orang meninggal dunia tiap tahunnya di seluruh dunia akibat
kecelakaan, dimana 40% diantaranya berusia 20 tahun dan 60 % berusia
17 tahun yaitu berkisar pada usia anak-anak dan remaja. Indonesia saat
ini naik menjadi peringkat ke tiga kecelakaan sepeda motor dan di dunia
lalu lintas di urutan ke dua . Menurut data yang didapatkan dari porli pada
2014 korban meninggal dunia di Indonesia rata-rata tiga orang per jam, 78
orang perhari dan 2.358 per bulannya, angka ini tentu bisa berubah
melihat pertumbuhan dan pengguna kendaraan semakin meningkat setiap
harinya.
Masalah ini timbul karena orang tua yang memberikan kasih sayang
untuk anak-anaknya yang sangat berlebihan yang tidak memikirkan
dampak dari apa yang telah dilakukannya.Salah satunya yaitu, pemberian

fasilitas-fasilitas mewah. Seperti kendaraan bermotor padahal anaknya


belum cukup umur untuk menjadi seorang pengendara. Terkadang orang
tua terlalu memanjakan anak-anak mereka dengan memberikan hadiah
sebuah sepeda motor pada saat ulang tahun atau juara di sekolah.
Dengan sadar atau tidaknya orang tua telah membantu membunuh masa
depan anak - anak mereka. Tanpa memerhati dan menjaga kemana dan
dimana anak - anak mereka membawa sepeda motor. Di samping itu,
orang tua yang kurang mematuhi dan mengetahui tentang peraturan
berlalu lintas Undang-Undang No 2 Tahun 2009, merupakan salah satu
penyebab orang tua membiarkan anak mereka mengendarai kendaraan di
jalan raya dan bukan hanya kalangan masyarakat biasa, sampai kalangan
selebriti atau pejabat pun sering membiarkan anaknya mengendarai
mobil/motor di jalanan umum, dari kota sampai desa .
Pelanggaran yang paling sering terjadi yaitu pada anak umur sekitar
10-17 tahun. Kerena seiring berkembangnya zaman semakin modern,
teknologi semakin berkembang dan begitu menarik bagi para kaum muda
khususnya bagi anak laki-laki. Ketertarikan mereka terhadap hal tersebut
sangat besar. Hal ini berfokus pada Kendaraan bermotor yang semakin
digemari oleh anak remaja. Bukan hanya anak remaja, bahkan pada anakanak yang masih duduk dibangku sekolah dasar sudah banyak yang
mengendarai motor.

Negara kita Indonesia adalah negara hukum. Tetapi, semakin banyak


aturan semakin banyak pula pelanggaran. Hal tersebut bukanlah harapan
bagi negara ini, namun itulah kenyataannya, seorang pengendara yang
tidak memiliki SIM khususnya bagi kalangan anak-anak yang masih
dibawah umur semakin merajalelah karena Ketidak patuhan para
pengguna jalan raya tentang rambu-rambu lalu lintas sering terjadi
penyebab terjadinya kecelakaan dijalan raya.
3. Alternatif Kebijakan
a. Dilarang mengemudi bagi anak di bawa umur 17 tahun dan bagi
yang tidak memiliki SIM
b. Yang bisa berkendara hanya orang yang memiliki pekerjaan dan
mahasiswa
c. Bagi yang

kecelakaan

dan

tidak

memiliki

SIM

tidak

akan

mendapatkan pelayanan kesehatan


kebijakan melarang anak dibawah umur dan yang tidak memiliki
SIM harus di pertegas oleh pemirinta dan pihak kepolisian lalu lintas harus
melaksanakan

penyuluhan tentang tata tertib dan keselamatan berlalu

lintas di semua sekolah baik di sekolah SD, SMP dan SMA, agar siswa
lebih menyadari dan lebih memahami tata tertib berlalu lintas.
Dalam tiga alternatif kebijakan diatas sangat menguntungkan bagi
semua masyarakat tetapi yang lebih menguntungkan adalah alternatif
yang pertama yaitu dilarang mengemudi bagi anak di bawa umur 17 tahun
dan tidak memiliki SIM. Dengan di pertegaskannya kebijakan tersebut dan
denda pelanggaran lalu lintas di gandakan menjadi dua kali lipat yaitu saat
ini setiap orang yang mengemudi sepeda motor di jalan yang tidak
5

memiliki SIM akan di denda paling banyak Rp 250.000 (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) menjadi dua kali lipat sebanyak Rp 500,000 (lima ratus
ribu rupiah) dan saat ini orang yang mengemudi kendaraan beroda empat
akan di denda sebanyak Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) menjadi dua
kali lipat sebanyak Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah)
Orang tua yang memberikan fasilitas berkendara pada anak
dibawah umur tidak memikirkan keselamatan anaknya sendiri, untuk
itu orang tua harus memikirkan dampak yang terjadi jika memberikan
fasilitas berkendara kepada anak dibawah umur Karena itulah, mari
kita ajarkan anak-anak kita keamanan berkendara dengan tidak
mengendarai kendaraan bermotor sampai umurnya sesuai.
a. Dilarang mengemudi bagi anak di bawa umur 17 tahun dan bagi yang
tidak memiliki SIM
Dengan di tetapkannya kebijakan ini Para remaja di bawah 17
tahun sudah seharusnya tidak mengendarai kendaraan karena mereka
belum berhak mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) dan orang tua
harus lebih memperhatikan anaknya dan Kepolisian lalu lintas Lebih
meningkatkan keamanan di jalan raya misalnya mengisi setiap post
yang ada dijalan raya agar pengendara motor di bawah umur dan yang
tidak memiliki SIM memikirka jika inggin berkendara.
Di pertegaskannya kebijakan ini tentu akan ada anak dibawah
umur dan yang tidak memiliki SIM tidak akan lagi berkendara, tetapi

tidak di pungkira masi akan ada yang berkendara khususnya anak


yang terlalu mementingkan gensinya.
Dengan dipertegaskannya kebijakan ini, pemerinta berharap agar
pengendara yang dibawa umur tidak lagi berkendara dan bagi orang
tua yang memanjakan anaknya dengan fasilitas berkendara lebih
memikirkan keselamatan anak-anaknya.
b. Yang bisa berkendara hanya orang yang memiliki pekerjaan dan
mahasiswa
Alternatif ini tentunya akan mendapatkan keuntungan bagi yang
memiliki pekerjaan dan mahasiswa karena yang memiliki pekerjaan
tentunya akan mandiri dan tidak merepotkan orang lain dalam masalah
pembiayaan jika terjadi kecelakaan dan untuk mahasiswa pastinya
memiliki pengetahuan dan kesadaran jika berkendara di jalan raya
tentunya akan mendapatkan resiko yang tinggi dan pastinya akan
memikirkan keselamatannya.
Mahasiswa juga memiliki keinginan untuk mandiri dan tidak
merepotkan orang tua, mahasiswa perlu belajar untuk menghasilkan
uang dari hasil jerih payah sendiri. Dengan mengetahui betapa penuh
tantangan dalam menghasilkan uang maka bisa membuat mahasiswa
menjadi semakin bijak dalam mengatur pengeluaran - pengeluaran
keuangan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa yang bisa
berkendara hanya oran yang memiliki pekerjaan dan mahasiswa

Yang bisa berkendara hanya orang yang memiliki pekerjaan dan


mahasiswa alternatif ini bisa manjadi kebijakan apa bila pemerinta
setuju dengan adanya kebijakan ini.
c. Bagi yang kecelakaan dan tidak memiliki SIM tidak akan mendapatkan
pelayanan kesehatan
Kesehatan merupakan suatu yang sangat penting bagi setiap
manusia tidak akan dapat terpenuhi tanpa adanya kerja sama dari
berbagai pihak. Pelayanan kesehatan yaitu suatu upaya yang
dilakukan dalam sebuah individu atau kelompok dalam sebuah
organisasi, bertujuan untuk memelihara atau menjaga kesehatan dan
meningkatkan

kesehatan,

mencegah

dan

juga

menyembuhkan

penyakit, serta mengembalikan kesehatan sebuah individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat.
Tetapi pelayanan kesehatan ini tidak akan di berikan kepada
kecelakaan yang tidak memiliki SIM karena pengendara yang tidak
memiliki SIM tidak memperhatikan kesehatan dan keselamatannya.
Pemerinta dan para tenaga kesehatan mempertimbangkan agar tidak
memberikan

pelayanan

kesehatan

kepada

pengendara

yang

kecelakaan dan tidak memiliki SIM


Berkendara merupakan kebiasaan bagi masyarakat tetapi
kebiasaan ini sangat berdampak buruk bagi masa depan bangsa
Indonesia. Pemerinta berharap agar masyarakat yang tidak memiliki
SIM tidak lagi berkendara di jalan raya.

Alternatif ini tidak dapat dijadikan kebijakan oleh pemerinta


karena petugas kesehatan tidak bisa melihat korban kecelakaan di
diamkan begitu saja tanpa mengambil tindakan.
Berdasarkan tiga kebijakan diatas, alternatif kebijakan yang kedua tidak
bisa di jadikan kebijakan karena kebijakan ini hanya berfokus kepada yang
punya pekerjaan dan mahasiswa, pemerinta tidak bisa menjadikan kebijakan
kerena alternatif ini buka untuk semua masyarakat.
Alternatif yang ketiga ini cukup baik tetapi pemerinta tidak bisa
menjadikan kebijakan karena petugas kesehatan tidak bisa menerima bila
ada masyarakat yang kecelakaan dan tidak di lakukan tindakan apapun.
Untuk itu penulis menyarangkan agar pemerinta menerapkan alternatif
yang pertama yaitu dilarang mengemudi bagi anak dibawah umur 17 tahun
dan bagi yang tidak memiliki SIM karena yang berperan didalamnya adalah
pemerinta,kepolisian dan semua masyarakat, angka kecelakaan dalam
berkendarapun menurun dan Indonesia dapat melahirkan generasi-generasi
mudah yang mempunyai moral dan tata tertip di jalan raya maupun yang
lainnya.
4. Kesimpulan
Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah sumber masalaah yang ada di
masyarakat baik yang di bawah umur maupun yang tidak memiliki SIM.
Pengendara dibawah umur merupakan fenomena yang semakin
9

menjamur karena orang tua terlalu memanjakan anak-anaknya dengan


fasilitas berkendara.
untuk itu pemerintah harus mempertegas kebijakan dilarang
berkendara bagi anak dibawah umur 17 tahun dan bagi yang tidak
memiliki SIM. Sangatlah diharapkan dengan dipertegaskannya kebijakan
ini pengendara dibawah umur 17 tahun harus sadar agar jumlah
kecelakaan dijalan raya menurun.
Adapun kebijakan-kebijakan yang diusulkan yaitu :
a. Dilarang mengemudi bagi anak di bawa umur 17 tahun dan bagi
yang tidak memiliki SIM
b. Yang bisa berkendara hanya orang yang memiliki pekerjaan dan
mahasiswa
c. Bagi yang

kecelakaan

dan

tidak

mendapatkan pelayanan kesehatan.

10

memiliki

SIM

tidak

akan

Anda mungkin juga menyukai