SKRIPSI
Oleh
Mochammad Baihaqi
NIM 110210101038
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Matematika (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Mochammad Baihaqi
NIM 110210101038
PERSEMBAHAN
Pertama kami ucapkan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kemudahan
dan kelancaran yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Perjuangan, kerja
keras, dan kesabaran untuk menyelesaikan skripsi ini, mudah-mudahan menjadi
hadiah terindah bagi:
1.
Kedua orang tuaku, Almarhun Ayah Wakhid yang selalu bekerja keras untuk
keluarga dan Ibu Lutfiah yang selalu mengingatkanku akan keluarga, serta
untaian doa yang selalu mereka panjatkan untuk anak pertamamu ini;
2.
3.
Untuk sahabatku, Che yang tak pernah lelah menyemangati, menemani dan
membantuku;
4.
Untuk sahabatku mbak Rizka, Ita, Firman, Husnul, Habibi, Rizki, Harianto,
Didik, Putra, Inung, Fajar, Cris, Dio, Oki, Gatut, Eko, Novia, Tedi dan Rizal
serta teman- teman FKIP lainnya yang tidak bisa kusebutkan namanya satu
persatu yang telah memberi semangat, arahan dan dukungan selama ini;
5.
iii
MOTO
Masa depan yang indah itu pilihan
Tak ada yang tak mungkin selama kamu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT
Percayakan sepenuhnya kepada Allah atas usaha total yang kamu berikan
Keberhasilan tidak dapat diraih hanya dengan tidur saja
Diperlukan tekad yang bulat untuk menggapai keberhasilan
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
(QS Al-Mujadillah:11)
iv
PERNYATAAN
: 110210101038
Mochammad Baihaqi
NIM.110210101038
SKRIPSI
Oleh
Mochammad Baihaqi
NIM 110210101038
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama
vi
HALAMAN PENGAJUAN
SKRIPSI
Diajukan untuk dipertahankan di depan Tim Penguji sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dengan Program Studi Pendidikan Matematika pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Oleh
Nama
: Mochammad Baihaqi
NIM
: 110210101038
: P.MIPA/Pendidikan Matematika
Disetujui oleh
Pembimbing I,
Pembimbing II,
vii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi berjudul Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Geometri Pokok
Bahasan Bangun Datar Berdasarkan Level Berpikir Geometri Van Hiele Siswa Kelas
Vii Smp Negeri 11 Jember telah diuji dan disahkan pada:
hari
: Rabu
Tim Penguji
Ketua,
Sekretaris,
Anggota I,
Anggota II,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
viii
RINGKASAN
dan previsualisasi. Jumlah siswa yang masuk pada level previsualisasi sebanyak 7
siswa, jumlah siswa yang masuk pada level 0 sebanyak 16 siswa, jumlah siswa yang
masuk pada level 1 sebanyak 4 siswa, serta jumlah siswa yang masuk pada level
antara 0-1 sebanyak 11 siswa. Berdasarkan hasil tes pertama maka pengambilan
subjek diubah menjadi 2 siswa level 0, 2 siswa level 1 serta 1 siswa level antara 0-1.
Kemudian dari kelima siswa ini diberikan tes kedua serta wawancara untuk melihat
kemampuan menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil tes kedua dan wawancara yang
dilakukan kemampuan menyelesaikan soal siswa level 0 hanya mampu berpikir pada
tahap mengidentifikasi benda, siswa level 1 hanya mampu berpikir pada tahap analisi
benda sampai tingkat soal yang rumit sedangkan siswa level 0-1 hanya mampu
berpikir pada tahap menganalisis benda pada permasalahan yang mudah.
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan ilmu
dan membimbing dengan penuh kesabaran;
5.
6.
Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu dalam memberikan
saran dalam penulisan skripsi ini;
7.
Lioni Anka M., S.Pd., M.Pd. dan Erfan Yudianto, S.Pd., M.Pd. selaku validator
yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses validasi instrumen
penelitian;
8.
9.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Jember, 3 Agustus 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTO .................................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... v
HALAMAN PEMBIMBINGAN .............................................................................. vi
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................................... vii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. viii
RINGKASAN ............................................................................................................ ix
PRAKATA ................................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6
2.1 Pembelajaran Matematika ........................................................................ 6
2.2 Level Berpikir Geometri Berdasarkan Teori Van Hiele .......................... 7
2.2.1. Teori Level Van Hiele .................................................................. 7
2.2.2. Tahap Pemahaman Teori Van Hiele ............................................. 9
2.2.3. Perilaku Siswa pada Level Van Hiele........................................... 9
2.2.4. Indikator Level Berpikir Van Hiele ............................................ 11
xii
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Level Berpikir Van Hiele ..................................................................................... 28
4.2 Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Siswa ............................................. 30
4.3 Hasil tes lima subjek penelitian pada tes pelevelan Van Hiele ............................ 58
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Gambar 1 Persegi Panjang ................................................................................... 14
2.1 Gambar 2 Persegi ................................................................................................. 14
2.1 Gambar 3 Trapesium ............................................................................................ 14
xvi
LAMPIRAN
Halaman
A. Matriks Penelitian ................................................................................................. 72
B. Kisi-kisi Soal ......................................................................................................... 73
C. Soal Tes ................................................................................................................. 76
D. Kunci Jawaban Tes................................................................................................ 92
E. Pedoman Wawancara............................................................................................. 95
F. Lembar Validasi Pedoman Wawancara ................................................................. 96
G. Lembar Jawaban Siswa ....................................................................................... 100
H. Hasil Tes Menentukan Level Berpikir Geometri Van Hiele ............................... 119
I. Traskip Data Hasil Wawancara ........................................................................... 120
xvii
BAB 1. PENDAHULUAN
gambar
segiempat dan memberikan nama jenis segiempat tersebut, sedangkan untuk tingkat 1
(analisis) siswa sudah dapat secara akurat menjelaskan sifat berbagai gambar
segiempat.
Penelitian tentang tingkat berpikir geometri telah banyak dilakukan. Beberapa
penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa siswa pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP) baru sampai pada tingkat 0-2 pada teori
Van
Hiele
seperti
penelitian yang dilakukan oleh Burger & Shaughnessy (1986b: 1). Pernyataan ini
juga didukung oleh pendapat Walle (1994) yang menyatakan bahwa sebagian besar
siswa SMP berada pada antara tingkat 0 (visualisasi) sampai tingkat 2 (deduksi
informal). Selain itu Budiarto & Sofyana (2013) mengemukakan hasil penelitiannya
bahwa siswa mempunyai karakteristik keterampilan yang berbeda-beda untuk setiap
tingkat dalam teori Van Hiele, yaitu antara tingkat 0, tingkat 1, dan tingkat 2. Dalam
penelitian ini keterampilan yang dianalisis adalah keterampilan visual (visual skill),
keterampilan verbal (descriptive skill), keterampilan menggambar (drawing skill),
keterampilan logika (logical skill), dan keterampilan terapan (applied skill). Dari
beberapa hasil penelitian diatas ini menunjukkan bahwa siswa dalam tiap tingkat
berpikir Van Hiele mempunyai karakteristik keterampilan yang berbeda-beda, selain
itu siswa membutuhkan keterampilan-keterampilan geometri yang digunakan untuk
memecahkan masalah geometri.
Berdasarkan uraian sebelumnya, siswa harus melewati suatu tingkat dengan
matang sebelum menuju tingkat berikutnya. Kecepatan berpindah dari suatu tingkat
ke tingkat berikutnya lebih banyak bergantung pada isi dan metode pembelajaran
dari pada umur dan kematangan. Dengan demikian, guru harus menyediakan
pengalaman belajar yang cocok dengan tahap berpikir siswa, sehingga kegiatan
belajar peserta didik harus disesuaikan dengan tahap berpikirnya.
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), salah satu materi geometri
yang diberikan pada kelas VII adalah Bangun datar. Soedjadi (2000: 14) menyatakan
bahwa konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau
mengklasifikasikan suatu objek. Sebagian besar siswa kelas VII di Indonesia berumur
lebih dari 10 tahun. Jika dihubungkan dengan teori Piaget menyatakan bahwa siswa
yang berada pada tahap formal sudah mampu melakukan penalaran dengan
menggunakan hal-hal yang abstrak (dalam Suherman, 2001: 43). Siswa mampu
bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwanya langsung. Penalaran
yang terjadi dalam struktur kongnitif siswa telah mampu menggunakan simbolsimbol, ide-ide abstraksi dan generalisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Van Hiele
(dalam Budiarto dan Sofyana: 2013) yang menyatakan bahwa siswa kelas 1 Sekolah
Menengah Pertama diharapkan berada pada tingkat 2 (abstraksi). Siswa pada tingkat
abstraksi mulai dapat melihat hubungan antar bangun dan sifat dari bangun-bangun
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian tentang kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal geometri. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang
berjudul Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Geometri Pokok
Bahasan
Bangun datar Berdasarkan Level Berpikir Geometri Van Hiele Siswa Kelas VII
SMP.
pokok bahasan bangun datar berdasarkan level berpikir geometri van hiele siswa
kelas vii SMP.
Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam
rangka menambah wawasan pengetahuan sekaligus menjadi modal awal untuk
masuk ke dunia pendidikan;
b.
Bagi guru maupun calon guru, sebagai bahan wacana dalam pembelajaran
matematika pokok bahasan bangun datar;
c.
d.
e.
Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan dan pertimbangan untuk melakukan
penelitian yang sejenis.
menyelesaikan soal geometri. Konsep geometri masih belum mampu dipahami oleh
siswa. Misalkan dua gambar bangun datar ditunjukkan kepada seorang siswa, siswa
masih belum mampu membedakan kedua bangun tersebut dan sulit untuk
menentukan nama bangun tersebut. Hal ini dapat disebabkan pembelajaran geometri
pada Sekolah Dasar belum diajarkan atau dikarenakan siswa masih belum paham
Level 0 : Visualisasi
Menurut Crowley (1987:2), Pada tahap awal ini, para siswa menyadari ruang
hanya sebagai sesuatu yang ada di sekitar mereka. Konsep geometri dilihat sebagai
satu kesatuan daripada dilihat sebagai sesuatu yang memiliki komponen atau atribut.
Misalkan pada objek geometris, siswa hanya bisa mengetahui bentuk objek dari
penampilan fisiknya bukan oleh bagian atau sifat mereka. Pada tingkat ini seseorang
hanya bisa belajar kosakata geometris, dapat mengidentifikasi bentuk tertentu dan
memberi angka. Begitu juga menurut Usiskin (1982: 4), Siswa dapat belajar nama
angka dan mengakui bentuk secara keseluruhan (persegi dan persegi panjang
tampaknya berbeda). Jadi pada tahap ini siswa hanya mampu mengenal objek
geometris dari penampilan fisik benda dan pengetahuan dasar dari pengertian objek
geometris
3.
mampu analisis benda ketika dihadapkan dengan permasalahan dengan tingkat soal
yang berbeda-beda. Misalkan siswa dihadapkan dengan permasalahan yang mudah
siswa mampu menganalisis benda, akan tetapi ketika dihadapkan dengan
permasalahan yang sulit siswa belum mampu sampai menganalisis benda. Kerumitan
masalah yang diberikan kepada siswa mempengaruhi proses berpikir siswa dalam
menyelesaikan permasalahan yang diahapkan.
4.
Level 1 : Analisis
Menurut Burger dan Shaughnessy (1986a: 31),The student reasons about
siswa sudah mampu mengenal objek geometris berdasarkan sifat komponen dan
sudah mampu menyelesaikan masalah dengan apa yang telah ketahui sebelumnya.
2.2.2 Tahap Pemahaman Teori Van Hiele
Untuk memahami geometri, seseorang harus melalui tahap pemahaman pada
setiap level berpikir siswa. Menurut Crowley (1987: 4) ada lima tahapan yang harus
dilalui siswa, yaitu:
1.
2.
Kemajuan. Perkembangan dari tingkat ke tingkat lebih tergantung pada isi dan
metode pengajaran yang diterima untuk setiap usia. Tidak ada metode pengajaran
yang memungkinkan siswa untuk melewati setiap level. Pengambilan keputusan
untuk menggunakan metode pengajaran harus dilihat untuk meningkatkan
perkembangan siswa dalam pemahaman geometri.
3.
Intrinsik dan ekstrinsik. Benda-benda yang melekat pada satu tingkat menjadi
obyek studi di tingkat berikutnya.
4.
Linguistik. Setiap tingkat memiliki simbol linguistik sendiri dan sendiri sistem
hubungan yang menghubungkan simbol-simbol ini. Dengan demikian hubungan
yang "benar" pada satu level dapat dimodifikasi di lain tingkat.
5.
Mismatch. Jika siswa berada pada satu tingkat dan instruksi berada pada tingkat
yang berbeda, pembelajaran dan kemajuan yang diinginkan tidak mungkin
terjadi. Secara khusus, jika guru, bahan ajar, konten, kosakata, dan lainnya
berada pada tingkat yang lebih tinggi dari pengajar, siswa tidak akan mampu
mengikuti proses berpikir yang digunakan.
bahkan siswa tidak dapat memahami maksud dari soal geometri yang diberikan.
Tidak mampu untuk mengidentifikasi nama benda ataupun memahami bentuk benda
10
pada soal ataupun yang ditunjukkan oleh guru. Masih tidak dapat mengakui bentuk
benda dan nama benda.
Ketika diberikan permasalahan geometri, tidak dapat diselesaikan dengan benar.
Bahkan tidak dapat memberikan yang diketahui dari permasalahan tersebut tentang
bentuk bangun geometri. Kemampuan mengidentifikasi benda masih belum
didapatkan oleh siswa ketika Sekolah Dasar.
2.
Level 0: Visualisasi
Pada tahap ini, siswa hanya mengetahui tentang bentuk geometri dari penampilan
11
4.
Level 1: Analisis
Menurut Usiskin (1982: 9), perilaku siswa pada level ini sebagai berikut.
a. Siswa mampu mengaitkan nama 'bangun datar sama kaki' dengan bangun
datar yang spesifik, mengetahui bahwa dua dari sisi-sisinya adalah sama, dan
menarik kesimpulan selanjutnya bahwa dua sudut yang sesuai adalah sama,
b. Sifat belum diatur sedemikian rupa sehingga persegi diidentifikasi sebagai
persegi panjang,
c. Seorang murid yang mengetahui sifat-sifat belah ketupat dan dapat nama
mereka, juga akan memiliki pemahaman dasar tentang bangun datar sama kaki
= setengah belah ketupat.
2.
Level 0: Visualisasi
a. Penggunaan benda hanya sebatas untuk menggambar, mengidentifikasi,
mengklasifikasikan dan memahami bentuk yang sederhana,
b. Referensi untuk bentuk yang terlihat dan karakter benda masih sangat
terbatas,
c. Tidak mampu dalam membayangkan benda-benda abstrak dari berbagai
bentuk benda geometri
12
3.
Level 1: Analisis
a. Dapat membandingkan benda secara eksplisit dengan melihat sifat setiap
komponen yang ada,
b. Hanya bisa membedakan benda secara umum,
c. Hanya bisa mengklasifikasikan menurut satu sifat saja. Misalkan menurut
sifat bangun, sudut, simetris dan lainnya,
d. Mampu mengaplikasikan sifat benda dengan baik sifat benda ketika
mengidentifikasi benda, menjelaskan indikasi, dan memutuskan benda apa itu,
e. Dapat mendeskripsikan sebuah benda secara ekplisit dengan menggunakan
sifat benda tersebut daripada hanya melihat benda hanya dari sebuah nama.
Misalkan, pengertian persegi adalah benda yang dibentuk dari empat sisi sama
dan setiap sisi yang bertemu membentuk sudut siku-siku,
f. Dapat membuktikan secara ekplisit dari definisi di buku tentang benda secara
karakter yang telah diketahui sebelumnya,
g. Dapat menyimpulkan bangun geometri ketika mencoba untuk mengoreksi
dengan menggunakan postulat untuk sebuah bangun geometri, mengandalkan
variasi dari sebuah gambar dan membuat penelitian tentang tentang bangun
geometri tersebut,
13
simetri,
dan
bidang
simetri
dari
sebuah
gambar
bangun,
14
Persegi panjang
Sifat-sifat persegi panjang antara lain.
1) Keempat sudutnya siku-siku
2) Sisi yang dihadapannya sama panjang
3) Diagonalnya saling membagi dua sama panjang
Luas pesegi panjang = panjang lebar
b.
Persegi
Sifat-sifat persegi antara lain.
1) Keempat sisinya sama panjang
2) Diagonalnya sama panjang
3) Diagonalnya membagi dua sama panjang
Keliling persegi = S 4
c.
Trapesium
Jenis-jenis trapesium antara lain.
2.1
Trapesium sembarang
2.2
2.3
Trapesium siku-siku
Gambar 2.3. Trapesium
15
deduksi
informal
(keterampilan
terapan),
dan
dapat
16
18
Proses Berpikir adalah suatu langkah untuk menemukan ide, solusi, atau konsep
untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang diberikan atau dihadapkan
dengan berdasarkan pemahaman yang dimiliki oleh siswa.
19
b.
Pokok Bahasan Bangun datar adalah pokok bahasan dimana siswa akan
mengulang kembali pelajaran SD tentang Bangun Datar secara lebih mendetail.
c.
Tahap persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi.
a. Meminta izin untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 11 Jember,
b. Membuat kesepakatan dengan guru matematika SMP Negeri 11 Jember
mengenai kelas dan waktu yang akan digunakan untuk penelitian,
c. Membuat pedoman wawancara dari soal yang relevan.
d. Melakukan validasi pedoman wawancara kepada dua dosen pendidikan
matematika.
2.
Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
20
a. Pemberian tes menentukan level van Hiele kepada semua siswa kelas VII A
SMP Negeri 11 Jember.
b. Pengambilan lima subjek siswa sesuai kriteria level 0, level 1 dan level antara
0-1 berdasarkan hasil tes menentukan level van Hiele.
c. Pemberian tes kemampuan menyelesaikan soal untuk lima subjek
d. Melakukan wawancara kepada lima subjek.
3.
Tahap analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan teknik analisis
Validasi Pedoman
Instrumen Penelitian
Valid?
Revisi
Tidak
Ya
Mengumpulkan Data
Analisis Data
diperlukan
Kesimpulan
Selesai
21
pengelola
penelitian
juga
sebagai
satu-satunya
instrumen
dalam
22
23
ditanyakan dan cara penyajian sama untuk setiap responden, sedangkan baku terbuka
adalah adanya keluwesan pertanyaan (Moleong,2001: 136).
Wawancara dilakukan lebih mendalam tergantung pada situasi dan kondisi
responden. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan langkahlangkah sebagai berikut.
a.
b.
Siswa diwawancarai berdasarkan jawaban yang sudah dikerjakan pada saat tes
tertulis.
c.
Pada saat mewawancarai, peneliti melakukan pengamatan dan membuat catatancatatan untuk mendapatkan data tentang aspek-aspek berpikir van Hiele.
dalam
melihat
kemampuan
menyelesaikan
permasalahan
24
dengan kunci jawaban untuk mendapatkan hasil level tiap siswa yang
nantinya akan diambil lima subjek sampel sesuai dengan pengambilan
subjek untuk dilakukan tes kembali. Pada tes pertama, penentuan level
berpikir van Hiele siswa berdasarkan 5 soal pada tiap levelnya. Jika siswa
menjawab 3 soal dengan benar pada level visual berarti siswa sudah dapat
dikatakan mampu berpikir pada tahap visual. Jika siswa menjawab <3 soal
dengan benar maka siswa tidak dapat dikatakan pada level visual. Akan
tetapi dari hal ini siswa masih pada tahap previsualisasi atau dapat
dikatakan siswa masih belum mampu berpikir van Hiele. Jika siswa
menjawab 3 soal dengan benar pada level analisis (level 1) berarti siswa
sudah dapat dikatakan mampu berpikir pada tahap analisis. Jika siswa
menjawab 2 soal dengan benar maka siswa dapat dikatakan berada pada
tahap antara yang tidak dapat dipastikan siswa masuk pada level 0 atau
level 1. Akan tetapi hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara untuk lebih
mengetahui kemampuan berpikir siswa. Jika siswa hanya menjawab 1 soal
dengan benar pada tahap
mampu berpikir pada tahap analisis. Hal ini berlaku untuk tahap
selanjutnya. Jika ada salah satu siswa menjawab 3 soal dengan benar pada
tahap deduksi informal tanpa menlalui tahap analisis, siswa tidak dapat
dikatakan berada pada tahap deduksi informal. Hal ini berlaku juga untuk
tahap selanjutnya.
b.
25
Triangulasi
dengan
metode
yang
dilakukan
adalah
dengan
Mereduksi data.
Reduksi data dilakukan setelah membaca, mempelajari dan menelaah hasil
wawancara. Reduksi data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kegiatan yang mengacu pada proses pemilihan, pemusatan perhatian, dan
penyederhanaan data mentah di lapangan tentang respon siswa dalam soal
bangun datar menurut teori van Hiele. Hasil wawancara dituangkan secara
tertulis dengan cara sebagai berikut.
i).
Pemaparan data
Kegiatan analisis data berikutnya adalah pemaparan data yang meliputi
pengklasifikasian dan pengidentifikasian data yaitu menuliskan kumpulan
26
28
Nama
VII A01
VII A02
VII A03
VII A04
VII A05
VII A06
VII A07
VII A08
VII A09
VII A10
VII A11
VII A12
VII A13
VII A14
VII A15
VII A16
pre
Level
0-1
1
2
-
3
-
4
-
29
No
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nama
VII A17
VII A18
VII A19
VII A20
VII A21
VII A22
VII A23
VII A24
VII A25
VII A26
VII A27
VII A28
VII A29
VII A30
VII A31
VII A32
VII A33
VII A34
VII A35
VII A36
VII A37
VII A38
pre
Level
0-1
1
2
-
3
-
4
-
30
level antara 0-1 bertujuan untuk melihat kemampuan siswa pada level 0-1
karena pada Van Hiele tidak ada keterangan siswa berada pada level 0-1.
Untuk siswa pada tahap previsualisasi tidak dijadikan subjek penelitian
dikarenakan pada tahap previsualisasi tidak dapat dianalisis kemampuan
berpikir Van Hiele siswa. Selanjutnya secara berturut-turut subjek pada
penelitian ini disebut dengan S1, S2, S3, S4 dan S5.
4.2.1 Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal berdasarkan Level Berpikir Van
Hiele
Uji tes kemampuan menyelesaikan soal dilakukan pada hari Sabtu, 10
Oktober 2015 pada jam pulang sekolah. Pemilihan jam pelajaran yang
dipergunakan dipengaruhi oleh banyak jadwal yaang ada di sekolah yang
tidak bisa dilakukan kegiatan penelitian sedangkan penelitian harus tetap
dijalankan, maka dari itu dipilih jam pulang sekolah pada hari sabtu yaitu pada
pukul 10.10. Setelah dilakukan tes, satu persatu siswa di wawancara menurut
pedoman wawancara dengan melihat lembar jawaban mereka untuk melihat
keakuratan jawaban dan kemampuan siswa dalam menjawab soal. Berdasarkan
hal tersebut diperoleh hasil seperti Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2. Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Paket Soal kedua Siswa
No
Nama
S1
S2
S3
Soal 1
Mampu berpikir
pada
tahap
analisis dimana
sudah mampu
menunjukkan
sifat benda
Mampu berpikir
pada tahap visual
dimana
sudah
mampu
menyebutkan
nama
bangun
dengan benar
Mampu berpikir
pada
tahap
Soal 2
Mampu berpikir
pada
tahap
visual dimana
sudah mampu
menyebutkan
nama
bangun
dengan benar
Mampu
berpikir pada
tahap analisis
dimana sudah
mampu
menunjukkan
sifat benda
Mampu
berpikir pada
Soal 3
Mampu berpikir
pada tahap visual
dimana
sudah
mampu
menyebutkan
nama
bangun
dengan benar
Mampu berpikir
pada tahap visual
dimana
sudah
mampu
menyebutkan
nama
bangun
dengan benar
Mampu berpikir
pada tahap visual
31
No
Nama
S4
S5
Soal 1
analisis dimana
sudah mampu
menunjukkan
sifat benda
Mampu berpikir
pada
tahap
analisis dimana
sudah mampu
menunjukkan
sifat benda
Mampu berpikir
pada
tahap
deduksi
informal
meskipun
dengan
pengarahan pola
pikir siswa oleh
peneliti
Soal 2
tahap eduksi
informal
meskipun
dengan
pengarahan
pola
pikir
siswa
oleh
peneliti
Mampu berpikir
pada
tahap
deduksi
informal
meskipun
dengan
pengarahan pola
pikir siswa oleh
peneliti
Mampu
berpikir pada
tahap deduksi
dengan
ditunjukkan
dengan
pola
berpikir siswa
serta
penjelasan
kepada peneliti
Soal 3
dimana
sudah
mampu
menyebutkan
nama
bangun
dengan benar
Mampu berpikir
pada tahap visual
dimana
sudah
mampu
menyebutkan
nama
bangun
dengan benar
Mampu
berpikir pada
tahap analisis
dimana sudah
mampu
menunjukkan
sifat benda
32
33
34
c) Level 2
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S1 tidak
bisa menggunakan sifat matematika bangun untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan serta tidak mampu menggunakan definisi
untuk konsep yang baru. Hal tersebut ditunjukkan ketika peneliti
bertanya bagaimana cara mencari keliling ladang
(P11013), S1
menjawab sisi dikali sisi dikali sisi dikali sisi (S11013). Kemudian
peniliti bertanya yakin cara mencari keliling ladang sisi dikali sisi dikali
sisi dikali sisi (P11014), S1 menjawab iya pak (S11014). Demikian pula
saat peneliti bertanya coba hitung berapa hasilnya kalau caranya begitu?
(P11015), S1 bingung saat menghitung (S11015). Ketika peneliti
bertanya sudah benarkah caramu menghitung keliling ladang?
(P11016), S1 menjawab tidak tau pak (S11016). Ketika peneliti
bertanya liat dulu lembar jawabanmu, apakah bentuk ladang Pak Andi
(P11017), sambil melihat lembar jawaban S1 menjawab persegi pak
(S11017). Ketika peneliti bertanya terus cara mencari keliling persegi
gimana (P11018), S1 mulai bingung (S11018). Ketika peneliti bertanya
kalau kamu disuruh mengelili lapangan oleh guru olahraga, sebelah
mananya lapangan yang kamu kelilingi (P11019), S1 menjawab
sampingnya pak (S11019). Ketika peneliti bertanya lagi berarti kalau
pada gambar kelilingnya yang mana (P11020), sambil menunjuk pada
gambar S1 menjawab yang ini pak (S11020). Kemudian peneliti
bertanya berarti cara mencari keliling gimana (P11021), S1 bingung dan
menjawab tidak tau pak (S110210).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa S1 hanya mampu
sampai ditahap analisis pada permasalahan pertama yang diberikan. Hal ini
terlihat S1 mampu menunjukkan panjang sisi pada bangun yang digambar.
35
2. Permasalahan 2
a) Level 0
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S1 mampu
mengidentifikasi bangun meskipun agak ragu terhadap gambar yang
ditunjukkan. Hal tersebut terlihat disaat peneliti bertanya apakah bentuk
atap rumah Pak Joni (P11022), S1 menjawab persegi panjang (S11022).
Kemudian saat peneliti bertanya persegi panjang ataukah jajar genjang
(P11023), dengan tertawa kecil S1 menjawab kayaknya persegi panjang
(S11023). Demikian juga saat peneliti bertanya yakin persegi panjang
(P11024), S1 menjawab insyaallah pak (S11024).
b) Level 1
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S1 sudah
bisa menunjukkan salah satu sifat bangun yang diberikan meskipun
dengan raut muka agak bingung. Hal tersebut terlihat saat peneliti
bertanya kalau itu persegi panjang, berapa panjang pada gambar
(P11025), dengan raut muka bingung S1 menjawab 10 pak (S11025).
Begitu juga saat peneliti bertanya kalau lebarnya (P11026), dengan raut
muka bingung S1 menjawab 6 pak (S11026).
c) Level 2
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S1 sudah
bisa menggunakan sifat matematika bangun untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan serta sudah mampu menggunakan definisi
untuk konsep yang baru. Hal tersebut terlihat saat peneliti bertanya apa
yang kamu selesaikan terlebih dahulu (P11027), S1 menjawab mencari
luas pak (S11027). Kemudian peneliti bertanya bagaimana cara
mencari luas (P11028), S1 menjawab panjang dikalikan lebar (S11028).
Ketika peneliti bertanya panjangnya berapa (P11029), S1 menjawab 10
pak (S11029). Kemudian peneliti bertanya lebarnya berapa (P11030),
S1 menjawab 6 pak (S11030). Ketika peneliti bertanya lagi berapa
36
Kemudian
dibutuhkan tiap m2
peneliti
bertanya
berapa
genteng
yang
bangun
meskipun
masih
belum
bisa
37
dibuktikan ketika
S1
hanya
mampu
mengidentifikasi
bangun
tanpa
bisa
38
membahas tentang
39
keliling ladang sisi dikali sisi (P21012), S2 menjawab iya pak (S21012).
Ketika peneliti bertanya coba hitung berapa hasilnya kalau caranya
begitu (P21013), setelah menghitung S2 menjawab 1600 (S21013).
d) Level 3
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S2 tidak
mampu berada pada menalar dengan baik untuk menyelesaikan
permasalahan. Hal tersebut dinjukkan kerika peneliti bertanya setelah
itu bagaimana cara mencari pohon ubi yang dibutuhkan (P21014), S2
menjawab sisi dikali sisi pak (S21014). Kemudianpeneliti bertanya
yakin sisi dikali sisi (P21015), dengan raut wajah bingung S2 menjawab
boh 40 dikali 40 pak (S21015). Setelah itu peneliti bertanya bisakah
kamu mencari jumlah pohon ubi (P21016), S2 menggelengkan kepala.
40
41
42
agaimana
cara
mencari
tingginya
(P21047),
dengan
43
44
45
46
d) Level 3
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S3 tidak
dapat berada pada level 3. Hal ini ditunjukkan ketika peneliti bertanya
sekarang cara mencari banyak genteng yang dibutuhkan untuk atap pak
Joni (P31027), S3 menjawab g tau pak (S31027).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa S3 hampir bisa
berada di level 2 dalam menyelesaikan permasalahan kedua. Hal ini
ditunjukkan tanpa pengarahan pertanyaan peneliti S3 tidak bisa.
3. Permasalahan 3
a) Level 0
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S3 dapat
dikatakan berada pada level 0. Hal ini dibuktikan ketika peneliti
bertanya bangun apakah sawah pak Anton (P31030), dengan ragu-ragu
S3 menjawab Trape...si...um (S31030). Kemudian peneliti bertanya
yakin trapesium, bukan jajar genjang (P31031), S3 menjawab bukan
pak (S31031). Kemudian peneliti bertanya bukan belah ketupat
(P31032), S3 menjawab bukan pak (S31032). Kemudian peneliti
bertanya yakin trapesium (P31033), S3 mengangguk (S31033). Ketika
peneliti bertanya trapesium apakah ini (P31034), S3 hanya menjawab
ehm (S31034). Kemudian peneliti bertanya trapesium apa saja se
(P31035), S3 menjawab trapesium sama sisi, trapesium sama kaki, ehm
(S31035). Kemudian peneliti bertanya terus bangun ini termasuk
trapesium apa (P31036), S3 menjawab sama kaki pak.
b) Level 1
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S3 tidak
mampu berada pada level ini. hal ini ditandai dengan sekarang yang 10
ini apa (P31037), S3 menjawab alas (S31037). Ketika peneliti
bertannya yang 8 ini apa (P31038), S3 menjawab aduh lupa dah pak
47
48
49
Kemudian
panjang
pak
50
51
d) Level 3
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S4 tidak
mampu berada pada level 3. Hal ini ditunjukkan ketika peneliti bertanya
Trus cara mencari genteng yang dibutuhkan gimana (P41038), S4
menjawab g tau pak, bingung (S41038). Berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa S4 masih berada di level 2 dalam
menyelesaikan permasalahan kedua. Hal ini ditunjukkan dari hasil
wawancara bahwa S4 sudah bisa menjelaskan permasalahan meskipun
harus diarahkan pemikirannya.
3. Permasalahan 3
a) Level 0
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S4 berada
pada level 0. Hal ini terlihat ketika wawancara peneliti bertanya bangun
apa se sawah Pak Anton (P41041), S4 menjawab trapesium (S41041).
Kemudian peneliti bertanya trapesium apa (P41042), S4 menjawab
ehm, g tau pak (S41042).
b) Level 1
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S4 tidak
mampu menjawab permasalahan pada level 1. Hal ini ditunjukkan
ketika peneliti bertanya yang mana sisi
terpanjang (P41043), S4
52
53
54
55
56
menjwab karena sisi yang bawah sama dengan panjang sisi diatasnya
(S51040).
c) Level 2
Berdasarkan pada lembar jawaban dan hasil wawancara, S5 tidak
mampu berpikir deduksi informal. Hal ini terlihat ketika peneliti
bertanya sekarang cara nyari luasnya gimana (P51041), S5 menjawab
setengah dikalikan a ditambahkan b dikalikan
tinggi
(S51041).
4.4. Pembahasan
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilaksanakan pada tes pertama,
siswa SMP hanya mampu berpikir pada tahap analisis. Hal tersebut ditunjukkan
dengan hasil pengerjaan 38 siswa SMP Negeri 11 Jember sebagai sampel uji
pelevelan Van Hiele yang menunjukkan beberapa siswa sudah mampu berpikir
57
pada tahap analisis meskipun beberapa siswa masih menunjukkan tahap pre
visualisasi. Pada tahap previsualisasi ini siswa dikatakan sudah bisa
mengidentifikasi
bangun
meskipun
ada
beberapa
kesalahan
dalam
tes
berdasarkan hasil tes pelevelan Van Hiele disebabkan beberapa faktor antara lain
kemampuan pengetahuan siswa mengenal bangun, pemahaman siswa dalam
mengidentifikasi nama bangun serta kemampuan analisis siswa dalam
mengidentifikasi jenis bangun yang diberikan ketika siswa berada di Sekolah
Dasar (SD). Kemampuan menerima pembelajaran juga mempengaruhi siswa
dalam mengidentifikasi bangun.
Pada kenyataannya, pada saat siswa menyelesaikan tes pertama yang
diberikan masih saja tidak berdasarkan kemampuan sendiri sehingga hasil tes
belum sesuai yang diharapkan. Hal ini didasarkan alasan siswa yang takut
dengan nilai hasil penelitian akan mempengaruhi nilai rapot. Ketergantungan
dengan nilai dengan berbagai cara untuk mendapatkannyalah yang membuat
penelitian pada tes pertama tidak dapat dikatakan sesuai dengan yang
diharapkan. Kenyataan dilapangan inilah yang membuat penelitian tentang Van
Hiele menjadi kurang signifikan. Maka dari itu dilakukanlah tes kedua untuk
memperoleh data yang akurat. Pemilihan subjek untuk dilakukan tes kedua
dilakukan dengan diskusi dengan guru yang mengajar. Pada tes kedua akan
dilakukan wawancara secara langsung ketika siswa sudah selesai menyelesaikan
soal. hal ini dilakukan supaya data hasil penelitian lebih signifikan.
Tes pelevelan berdasarkan Van Hiele terdiri dari 25 soal. Tiap lima soal
pada tes menunjukkan level pada Van Hiele. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dengan melihat lima subjek yang diuji pada tes pertama ditunjukkan
dengan tabel berikut.
58
Tabel 4.3. Hasil Tes Lima Subjek Penelitian Pada Tes Pelevelan Van Hiele
N
Nama
Siswa
No Soal
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Level 4
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
S1
S2
S3
S4
S5
Berdasarkan hasil tes pelevelan pada Tabel 4.3, S1 sudah mampu berpikir
visual dalam mengidentifikasi benda namun belum mampu berpikir analisis
dalam mengidentifikasi sifat benda. Hal ini terlihat kemampuan S1 tidak dapat
menyelesaikan soal pada level 1. Hal ini dipengaruhi pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam memahami bangun-bangun geometri. Pada tes terlihat
S1 mampu mengerjakan soal pada level deduksi informal meskipun pada soal
level analisis tidak ada soal yang benar dalam pengerjaannya. Berdasarkan hasil
tes tersebut, S1 hanya mampu berpikir visual. Hal ini didasarkan pada level Van
Hiele yang saling berkaitan tiap level yang menyebabkan S1 hanya dikatakan
mampu berpikir pada tahap
59
60
61
62
ragu dengan
63
64
Pada lembar jawaban S4 menjawab sampai pada tahap deduksi dimana pada
tahap ini S4 sudah mampu menghitung jumlah genteng yang dibutuhkan. Akan
tetapi pada saat wawancara berlangsung S4 tidak mampu menjawab
permasalahan yang diberikan pada tahap deduksi informal. Kemungkinan yang
terjadi S4 melihat hasil jawaban subjek lain sehingga hasil jawaban S4 bukan
sepenuhnya hasil pengerjaan sendiri. Hal ini mengindikasikan bahwa
kemampuan S4 hanya sebatas analisis.
Pada lembar jawaban S5 menjawab pada tahap deduksi dimana pada tahap
ini S5 sudah mampu mnentukan jumlah genteng yang dibutuhkan. Hal ini
diperkuat dengan hasil waawancara yang menunjukkan kemampuan deduksi
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang dimiliki oleh S5 merupakan faktor utama dalam
menyelesaikan permasalahan. Kemampuan berpikir juga mendukung S5 dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan sehingga dalam menyelesaikan
permasalahan S5 terlihat percaya diri dengan jawabannya serta mampu
menjelaskan kembali dengan jelas ketika wawancara berlangsung.
Pada permasalahan ketiga, di lembar jawaban S1 hanya mampu
menunjukkan nama bangun dengan benar. Hal ini ditunjukkan pula ketika
wawancara berlangsung, S1 hanya mampu menyebutkan nama bangun tanpa
bisa mengidentifikasi sifat pada bangun. Kemampuan visual lebih terlihat dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hal ini memungkinkan dari semua
permasalahan yang diberikan, S1 hanya dapat menggunakan kemampuan visual
dengan baik tanpa bisa mengidentifikasi sifat dari bangun. Hal ini
mengakibatkan kemampuan berpikir S1 hanya terlihat pada tahap visual.
Hal ini juga ditunjukkan pada S2, S3, dan S4. Kemampuan pemahaman
peramasalahan masih kurang serta hanya bisa mengidentifikasi nama bangun
yang diberikan. Kekurangan informasi yang diberikan sebelumnya juga
menyebabkan kurangnya
65
pengenalan
permasalahan
juga
merupakan
faktor
yang
menyebabkan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil tes pertama yang diberikan menunjukkan hasil kemampuan
berpikir geometri Van Hiele yang berbeda-beda tiap siswa. Beberapa siswa sudah
mampu untuk berpikir geometri Van Hiele pada level analisis sedangkan yang lain
masih ada yang masih tahap previsualisasi atau masih belum mampu memahami
pembelajaran geometri. Hasil tes menunjukkan 7 siswa berada pada level previsual,
17 siswa pada level 0, 10 siswa berada pada level antara 0-1 dan 4 siswa berada pada
level 1. Berdasarkan hasil tersebut diambil 5 siswa dengan 2 siswa dari level 0, 2
siswa dari level 1 serta 1 siswa dari level 0-1. Setelah itu dilakukan tes kembali
kepada kelima siswa tersebut untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa pada
levelnya yang kemudian dilakukan wawancara untuk lebih mengetahui kemampuan
berpikir siswa.
1) Analisis berpikir Van Hiele pada siswa level 0
Berdasarkan hasil tes kedua yang diberikan pada siswa level 0 menunjukkan
kemampuan menyelesaikan soal siswa hanya pada mengidentifikasi nama
bangun. Hal ini sesuai dengan indikator level visual pada Van Hiele dimana
siswa hanya bisa mengidentifikasi nama benda meskipun diberikan permasalahan
pada tingkat berbeda. Hal ini diperkuat ketika wawancara berlangsung yang
menunjukkan kemampuan berpikir siswa yang masih tidak dapat menganalisis
sifat benda.
2) Analisis berpikir Van Hiele pada siswa level 0-1
Berdasarkan hasil tes kedua yang diberikan pada siswa level 0-1 menunjukkan
hasil yang berbeda pada tiap permasalahannya. Pada permasalahan yang mudah
siswa level 0-1 mampu menjawab pada level deduksi informal akan tetapi hal ini
berbeda ketika diberikan permasalahan lainnya. Pada permasalahan yang sedang
siswa level 0-1 mampu berpikir pada level analisis sedangkan pada permasalahan
yang sulit siswa level 0-1 hanya mampu berpikir pada tahap visualisasi. Hal ini
66
67
tidak sesuai dengan level Van Hiele karena pada level Van Hiele tidak ada
keterangan siswa level 0-1 sehingga membuat peneliti tidak dapat mengambil
kesimpulan siswa level 0-1 masuk pada level 0 ataukah ke level 1. Begitupun
dilihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan siswa level 0-1
tidak dapat dikatakan mampu berpikir visual ataupun analisis.
3) Analisis berpikir Van Hiele pada siswa level 1
Berdasarkan hasil tes kedua yang diberikan siswa level 1 dapat dikatakan sudah
mampu pada level analisis. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes kedua yang
terlihat sudah mampu menunjukkan sifat-sifat bangun dari tiap permasalahan.
Akan tetapi ketika dihadapkan dengan soal yang mudah siswa level 1 cenderung
bisa mengerjakan sampai pada tahap deduksi sedangkan untuk soal yang
dikategorikan sedang siswa level 1 bisa mengerjakan pada tahap deduksi
informal.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis kemampuan
menyelesaikan soal geometri bangu ruang sisi datar berdasarkan level berpikir van
Hiele siswa kelas VII Smp didapatkan saran sebagai berikut.
a.
b.
c.
Berusaha untuk tidak membatasi level yang akan digunakan pada penelitian
dikarenakan pada penelitian van Hiele ini tidak terkait dengan umur.
d.
68
e.
f.
Diharapkan untuk pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk lebih membantu
siswa dalam memahami bentuk-bentuk geometri serta memberikan pembelajaran
tentang konsep-konsep dasar geometri.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
71
Sehatta, Siregih. 2002. Profil Miskonsepsi Siswa SD tentang Bangun Datar. Forum
Pendidikan. Vol. 23, hal 19 47.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia : Konstatasi Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algasindo.
Suherman, Erman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suryasubrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Surapranata, Sumarna. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil
Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syafii, Ahmad. 2011. Identifikasi Tingkat Berpikir Siswa Berdasarkan Teori Van
Hiele Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Bangun datar SMPN 3 Taman
Sudorjo. Skripsi: Progam Studi Pendidkikan Matematika Sunan Ampel
Teppo, Anne. 1991. The Mathematics Teacher, National Council of Teachers of
Mathematics. Vol. 84, No. 3 (MARCH 1991), pp. 210-221.
Usiskin, Zalman. 1982. Van Hiele Levels and Achievement in Secondary School
Geometry. CDASSG Project. National Inst. of Education (ED), Washington,
DC: Chicago Univ., Ill.
Walle, Van De. 1994. Elementary School Mathematics. New York: Longman.
Winkel, W S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yasdani, M.A (2007). Correlation between Students Level of Understanding
Geometry According to the Van Hieles Model and Students Achievement in
Plane Geometry. Jurnal of Mathematical Sciences and Mathematics Education.
From http://www.msme.us/2007-1-5.pdf , 2 Januari 2015.
72
Judul
Rumusan Masalah
Variabel
Indikator
Sumber Data
Metode Penelitian
Analisis
Kemampuan
Menyelesaikan
Soal Geometri
Pokok Bahasan
Bangun datar
Berdasarkan
Level
Berpikir Geometri
Van Hiele
Siswa Kelas VII
Smp
Bagaimanakah
Kemampuan
Menyelesaikan Soal
Geometri Pokok
Bahasan Bangun
datar Berdasarkan
Level Berpikir
Geometri Van Hiele
Siswa Kelas VII
SMP?
Kemampuan
Siswa
Menyelesaikan
Soal Geometri
Pokok Bahasan
Bangun datar
Berdasarkan
Level Berpikir
Van Hiele Untuk
Siswa Smp Kelas
VII SMP Negeri
11 Jember
Indikator pada
setiap level
berpikir geometri
Van Hiele
dinyatakan
dengan perilaku
siswa yang
termuat pada
penelitian yang
dilakukan oleh
Burger dan
Shaughnessy
(1986:43-45)
Tingkat
kemampuan
siswa dalam
mempelajari
geometri
menurut Van
Hiele pada level
visual dan level
analisis.
1. Jenis penelitian:
deskriptif kualitatif.
2. Metode pengumpulan data:
dokumentasi, tes
dan wawancara.
3. Subyek penelitian:
lima orang siswa
yang diambil
berdasarkan hasil tes
pelevelan van Hiele
dengan kriteria level
0, level 0-1 dan
level 1
4. Metode analisis
data: analisis deskriptif kualitatif.
73
: Matematika
Pokok Bahasan
: Bangun Datar
Satuan Pendidikan
: SMP
Bentuk Soal
: Uraian
Kelas/Semester
: VII/Ganjil
Alokasi Waktu
:1x80 menit
1.
No
Tes Pertama
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang,
belah ketupat, dan layanglayang
Uraian Materi
Indikator
Nomer Soal
Level
Berpikir Skor
Soal
Van
Hiele
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15
16,17,18,19,20
74
No
2.
No
1
Kompetensi Dasar
Uraian Materi
Indikator
Nomer Soal
21,22,23,24,25
Level
Berpikir Skor
Soal
Van
Hiele
Tes Kedua
Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah
ketupat, dan layang-layang
Uraian Materi
Pengertian persegi panjang,
trapesium, jajar genjang, belah
ketupat, dan layang-layang
Nomer
Soal
Level
Berpikir
Van
Hiele
Mengkonstruksikan bangun
pada permasalahan
Indikator
Skor
Soal
75
No
Kompetensi Dasar
Uraian Materi
diagonalnya
Indikator
Menentukan panjang dan
lebar bangun yang
ditunjukkan pada gambar
Menentukan sisi terpanjang
Siswa dapat menunjukkan
bahwa rumus keliling persegi
= sisi dikali 4
Siswa dapat menunjukkan
bahwa rumus luas persegi
panjang = panjang dikali
lebar
Siswa dapat mencari tinggi
bangun trapesium
Menerapkan rumus keliling
persegi dengan permasalahan
yang terjadi
Menerapkan rumus luas
persegi panjang dengan
permasalahan yang terjadi
Nomer
Soal
Level
Berpikir
Van
Hiele
Skor
Soal
76
No
Kompetensi Dasar
Uraian Materi
Indikator
Nomer
Soal
Level
Berpikir
Van
Hiele
Skor
Soal
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
LAMPIRAN D1
KUNCI JAWABAN
TES TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRI VAN
HIELE
1. B
14. A
2. D
15. B
3. C
16. C
4. B
17. C
5. E
18. D
6. B
19. D
7. E
20. A
8. A
21. B
9. C
22. E
10. D
23. D
11. C
24. E
12. B
25. D
13. A
93
LAMPIRAN D2
KUNCI JAWABAN
TES MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI VAN HIELE
1.
Diket
: Panjang ladang = 40 m
Ladang ditanami pohon ubi dengan
Diket
: Panjang atap = 10 m
Lebar atap = 6 m
94
3.
Diket
Ditanya
Jawab:
Keliling trapesium = jumlah seluruh sisi pada
trapesium 56 = 26 + 2 sisi
miring + 10
56 = 36 + 2 sisi miring
56 36 = 2 sisi
miring Sisi miring =
10
Maka tinggi trapesium dengan melihat bilangan istimewa pada
phitaghoras = 6 m.
Luas Trapesium = X (a+b) X t
= X (26+10) X 6
= X 36 X 6
= 108 m2
Maka harga sawah Pak Anton = 108 X Rp100.000,00
= Rp10.800.000,00
95
LAMPIRAN E
PEDOMAN WAWANCARA
Level
Soal 1
1. Apakah (nama subjek) dapat memahami soal?
1.
Apakah
(nama
menjawab
Apakah
subjek)
pertanyaan
ada
dapat 1.
nomer
kesulitan
1?
menjawab
dalam
Apakah
(nama
subjek)
pertanyaan
ada
dapat
nomer
kesulitan
2?
dalam
1.
Apakah
menjawab
Apakah
(nama
subjek)
pertanyaan
ada
dapat
nomer
kesulitan
Andi?
4.
Apakah
subjek)
bisa
4.
Apakah
(nama
bisa
Bagaimana caranya?
Bagaimana caranya?
di
ladang
Bagaimana caranya?
Pak
Andi?
5.
Berapa
dibutuhkan
banyak
Pak
genteng
yang
Joni
untuk
3?
dalam
Apakah
Soal 3
Soal 2
96
LAMPIRAN F1
Penjelasan
Van Hiele
Level 0 Visualisasi
Nomor
Pertanyaan
1, 2, 3, 7, 8,
12, 13
Level 1 Analisis
4, 9, 14
sifatnya
Level 2 Deduksi Informal
5, 10, 15
bangun datar
Level 3 Deduksi
97
Saran revisi :
98
LAMPIRAN F2
Penjelasan
Van Hiele
Level 0 Visualisasi
Nomor
Pertanyaan
1, 2, 3, 7, 8,
12, 13
Level 1 Analisis
4, 9, 14
sifatnya
Level 2 Deduksi Informal
5, 10, 15
bangun datar
Level 3 Deduksi
99
Saran revisi :
100
Lampiran G1
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
LAMPIRAN G2
113
114
115
116
117
118
119
LAMPIRAN H
HASIL TES MENENTUKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE
POKOK BAHASAN BANGUN DATAR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
NAMA SISWA
ABDULLAH FAQIH
ABILIANA SYALSATILA
ADITIAN BIMA SAPUTRA
ADITIYA ERLANGGA R. D.
AISYAH MAULIDYAH T. S.
AMANDHA TABIRA DANARA
ANGGUN SUPARDI MURNI
ARGA CAHYO KARTIKO
ARI LISTYO F.
ARZETI MARIYAM ZAYIDINA
AZIZAH ALICIA AGNES S. P.
BINTANG CHARM S.
BRIAN KHAIRULLAH
ELINA NUR FAIZAH
GILANG H. S.
HENY TRI WICAHYADI
IFTITAH MARDATILLAH ARDIANA
IRSADUL UMMAH
JIHAN KUMAIA DEWI
M. NOVAL H.
MAULANA AJI KURNIAWAN
MOCH. ZAKARIAS YUDA TAMA
NIKO TRI RIYADI
NIOVIVA MAULITA S
OKKI K.
PUTRA SETYAWAN ALVINDO
PUTRI AJENG KARTIKA
PUTRI RAHMATIKA REYHAN B.
RENO RIZALDY
RIAN DEKA H
RICKY MARTIN E.
RIDWAN TRIMULYA
RIFKA AJIZAH
RIZKY AKBAR
ULIN NUHE IZZATUL MILLAH
YERSA MEDINA FARADHEA
YUVITA DWI ANGRAENI
ZAHRA NURMALITA F
KETERANGAN
LEVEL 1
LEVEL 0
LEVEL 0
PREVISUALISASI
LEVEL 0
LEVEL 0
PREVISUALISASI
ANTARA 0-1
LEVEL 0
LEVEL 0
LEVEL 0
LEVEL 0
ANTARA 0-1
LEVEL 1
LEVEL 0
LEVEL 0
ANTARA 0-1
ANTARA 0-1
PREVISUALISASI
ANTARA 0-1
LEVEL 0
LEVEL 0
LEVEL 1
LEVEL 0
ANTARA 0-1
ANTARA 0-1
ANTARA 0-1
PREVISUALISASI
ANTARA 0-1
LEVEL 0
LEVEL 0
PREVISUALISASI
ANTARA 0-1
LEVEL 1
LEVEL 0
LEVEL 0
PREVISUALISASI
PREVISUALISASI
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134