Anda di halaman 1dari 4

110

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan

hasil

penelitian

dapat

diambil

kesimpulan

bahwa

Perencanaan Strategi Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam Pemenuhan


Prinsip 3T (Tepat Sasaran, Tepat Jumlah dan Tepat Waktu) Program Beasiswa
Bidik Misi adalah sebagai berikut :
1. Melalui analisis faktor lingkungan internal dan eksternal diperoleh
analisis internal dengan kekuatan (Struktur organisasi mampu membagi
kewenangan dan jobdesk yang jelas, teamwork pegawai mampu mampu
mempercepat proses antar unit-unit, SDM sesuai dengan bidangnya
masing-masing, mekanisme seleksi sesuai dengan pedoman Bidik Misi
dan adanya sertifikat ISO 9001:2008); kelemahan (Kurangnya kuantitas
pegawai untuk memproses data calon penerima Bidik Misi, sarana dan
prasarana mengakibatkan pegawai kurang nyaman dalam bekerja dan
pelayanan kepada mahasiswa masih dalam taraf untuk ditata kembali);
analisis eksternal dengan peluang (kuota Bidik Misi terus bertambah,
perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, hubungan
dengan mahasiswa Bidik Misi memudahkan dalam melakukan
komunikasi serta koordinasi dengan mahasiswa penerima dan pemberian
hak otonom kepada perguruan tinggi); ancaman (kurangnya peran serta
mahasiswa Bidik Misi serta indeks prestasi mahasiswa tidak memenuhi
standar minimal).

111

2. Hasil dari analisis SWOT terhadap faktor-faktor internal dan eksternal


yang telah teridentifikasi, diperoleh beberapa isu strategis diurut dari
yang paling strategis hingga isu yang kurang strategis yaitu :
a. Isu memanfaatkan sistem manajemen mutu untuk menghadapi
kuota Bidik Misi yang terus bertambah. Isu ini berada pada posisi
Strengths dan Opportunities (SO) dan memiliki nilai 31 dengan
kategori isu sangat strategis.
b. Isu mengoptimalkan penyeleksian

calon

mahasiswa

untuk

mendapatkan mahasiswa Bidik Misi yang berprestasi. Isu ini


berada pada posisi Strengths dan Threaths (ST) dan memiliki nilai
30 dengan kategori isu cukup strategis.
c. Isu memperbaiki kualitas pelayanan agar mahasiswa Bidik Misi
lebih berperan aktif. Isu ini berada pada posisi Weaknesses dan
Threaths (WT) dan memiliki nilai 29 dengan kategori isu cukup
strategis.
d. Isu memanfaatkan

FORMADIKSI

UNS

Surakarta

untuk

mengevaluasi kualitas pelayanan. Isu ini berada pada posisi


Weaknesses dan Opportunities (WO) dan memiliki nilai 24 dengan
kategori isu cukup strategis.
e. Isu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk
mendukung proses seleksi. Isu ini berada pada posisi Strengths dan
Opportunities (SO) dan memiliki nilai 24 dengan kategori isu
cukup strategis.
f. Isu mempertahankan teamwork yang baik untuk menanggulangi
kendala yang disebabkan oleh mahasiswa Bidik Misi. Isu ini berada

112

pada Strengths dan Threaths (ST) dan memiliki nilai 22 dengan


kategori isu cukup strategis
g. Isu meningkatkan sarana dan prasarana dengan memanfaatkan
kemajuan

IPTEK.

Isu

ini

berada

pada

Weaknesses

dan

Opportunities (WO) dan memiliki nilai 21 dengan kategori isu


kurang strategis.
3. Setelah diidentifikasi tingkat kestrategisannya, ternyata isu yang paling
strategis adalah memanfaatkan sistem manajemen mutu untuk
menghadapi kuota Bidik Misi yang terus bertambah. Untuk menindak
lanjuti isu strategis tersebut UNS Surakarta harus melakukan upaya
strategis yaitu menggunakan strategi Agresif. Strategi Agresif meliputi
perumusan program-program strategis sebagai berikut :
a. Membentuk tim audit kualitas internal
b. Menyusun database siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
memenuhi kriteria penerima Bidik Misi
c. Menyusun kriteria yang obyektif untuk menyeleksi calon
mahasiswa penerima Bidik Misi
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas serta dalam rangka menyumbangkan
pikiran, maka penulis menyampaikan saran-saran yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan antara lain sebagai berikut :
1. Bagi Universitas Sebelas Maret Surakarta
a. Mempertahankan sertifikat ISO 9001:2008 yang telah didapatkan
oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni karena dengan adanya
sertifikat

tersebut

menunjukkan

bahwa

manajamen mutu telah berjalan dengan baik.

penerapan

sistem

113

b. Menjalin kerjasama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota


Surakarta dan sekitarnya untuk mengumpulkan data siswa yang
memenuhi kriteria penerima Bidik Misi. Selain itu, pihak SMA
juga bisa membina siswa yang kurang mampu namun memiliki
potensi untuk dapat menerima beasiswa Bidik Misi.
2. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa lebih berpartisipasi aktif dalam rangka
mendukung program Bidik Misi ini.
b. Mahasiswa penerima Bidik Misi hendaknya memiliki rasa
tanggung jawab yang lebih untuk mendapatkan IPK yang baik
karena telah mendapatkan bantuan biaya pendidikan Bidik Misi ini.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Bagi peneliti yang menggunakan variabel yang sama dengan
penelitian ini sebaiknya perlu ditambahkan kajian-kajian teori dan
sumber

pustaka

yang

lebih

mendalam

sehingga

mampu

memperbaiki serta melengkapi kekurangan maupun kesalahan


dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai