Upacara Seren Taun membawa hasil tani sebagai permohonan syukur kepada Tuhan
Kehadiran pejabat setempat adalah untuk menyampaikan berita gembira
mengenai keberhasilan panen (hasil tani) dan kesejahteraan masyarakat yang dicapai
dalam kurun waktu yang telah dilalui. Salah satu ciri khas di dalam upacara ini adalah
dengan prosesi seba atau dapat diartikan semacam menyampaikan segala hasil tani
yang telah dicapai untuk dapat dinikmati oleh pejabat-pejabat setempat yang diundang
untuk menghadiri acara tersebut.
Salah satu tujuan upacara adat ini adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan atas keberhasilan dan perlindungan selama masa tani serta sebagai sebuah
permohonan agar di masa kedepan na dapat emmperoleh hasil tani yang lebih baik
lagi. Upacara Sereh Taun ini dapat kita jumpai di Kasepuhan Sirnarasa Cisolok,
Sukabumi Selatan; Cigugur-Kuningan.
2. Upacara Adat Pesta Laut
Upacara Adat Pesta Laut ini biasanya diselenggarakan di daerah Jawa Barat
seperti Pelabuhan Ratu (Sukabumi) dan Pangandaran. Upacara ini dimaksudkan
sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala hasil laut yang
diperoleh oleh para nelayan, juga di tujukan sebagai permohonan keselamatan agar
para nelayan selalu diberi keselamatan dan hasil laut yang melimpah.
3. Upacara Sepitan/Sunatan
Upacara sunatan/khitanan dilakukan dengan maksud agar alat vital pengantin
sunat menjadi bersih dari segala kotoran. Dalam kepercayaan Agama Islam, seorang
anak yang telah melaksanakan ritual sunatan berarti telah melaksanakan salah satu
syarat sebagai umat Islam. Bagi kaum perempuan, Upacara Sepitan dilaksanakan pada
saat anak itu berusia bayi agar tidak malu. Dalam tatacara adat, pelaksanaan upacara
ini pada laki-laki dilakukan saat menginjak umur 6 tahun. Dalam Upacara Sunatan,
selain mengundang paraji sunat, juga mengundang para kerabat dan tetangga
pengantin sunat.
penguasa laut selatan. Mayangsagara melakukan upacara itu agar rakyatnya mendapat
kesejahteraan dari pekerjaan mereka sebagai nelayan.
B. TARIAN KHAS KAB. SUKABUMI
1. Tari Dogdog Lojor
Karya Tari Ini Mengambil Dari Akar Tradisi Upacara Seren Tahun Kampung
Adat Ciptarasa Kec. Cisolok Kab. Sukabumi, Tarian Ini Ditata Oleh Toto Sugiarto
Dan Rudi Kurniawan Dengan Penata Gending Ujang Hendi Sanggar Anggitassari
Parungkuda Sukabumi, Binaan Bidang Kebudayaan Kab. Sukabumi Yang Telah
Meraih Juara Umum Pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat Di Taman Mini Indonesia
Indah Tahun 2005 Dan Menjadi Wakil Jawa Barat Di Parade Tari Nusantara Th 2007
Meraih Terbaik 5 Besar. Sanggar Anggitasari
2. Tari Pakujajar
Tarian ini karya Toto Sugiarto dengan penata gending, Ujang Hendi. Tarian ini
pertama digelar pada Festival Tari Kreasi Jawa Barat di Taman Mini Indonesia Indah,
dan meraih Terbaik Kedua dari Penata Tari dan Rias Busana. Berikut adalah
penampilan di Taman Budaya 9 Juni 2007.
3. Tari Parebut Seeng
Ergelaran Tari Ini Dalam Acara Parade Tari Nusantara 2005 Di Sasono Langen
Budoyo Tmii Wakil Jawa Barat .Tarian Ini Karya Rudi Kurniawan Dan Toto Sugiarto
Dengan Penata Gending Ujang Hendi Sanggar Seni Anggitassari Parungkuda
Sukabumi Tarian Ini Pertama Di Gelar Pada Acara Festival Tari Kreasi Tingkat Prof
Jawabarat Th 2004 Dan Alhamdulillah Meraih Juara Umum Untuk Wakil Ke Parade
Tari Nusantara. (Kebudayaan Kab. Sukabumi) Sanggar Anggitasari : Babakan
Peundeuy 01/02 Bojongkokosan Parungkuda, Kab. Sukabumi, West Java Indonesia ,
C. KEBUDAYAAN SUKABUMI
1. Wayang Sukuraga
WAYANG Sukuraga telah ditetapkan menjadi seni khas budaya kota Sukabumi
sejak 12 Februari 2016 yang lalu. Dengan adanya momentum tersebut semua pihak
dapat melestarikan dan mengembangkan seni budaya Sunda warisan para leluhur, di
tengah kemajuan teknologi yang kian pesat ini.
Foto ilustrasi: Wayang Sukuraga. (ist)
Foto ilustrasi: Wayang Sukuraga. (ist)
Melalui seni dan budaya ini, kami menginginkan masyarakat di Kota Sukabumi
sejak dini mencintai kebudayaan asli daerahnya di tengah serbuan budaya asing yang
belum tentu berdampak positif bagi warga, ujar Wali Kota Sukabumi, Muraz, Kamis
(18/2/2016).
Pihaknya mengaku khawatir dengan kondisi anak, yang sudah mulai melupakan
bahkan ada yang tidak mengetahui kesenian dan budaya asli daerahnya.
Sementara itu Dalang sekaligus Pencipta Wayang Sukuraga, Effendi mengatakan
Wayang Sukuraga berbentuk boneka yang dipadukan dengan seni lukis, rupa, musik,
teater dan kerajinan serta mulai di pertunjukan kepada khalayak umum sejak 1997.