Makalah Sintesis Senyawa Organik Sintesi
Makalah Sintesis Senyawa Organik Sintesi
OLEH :
KELOMPOK VI
TASRI
F1C1 13 053
NURYANI
F1C1 13 057
NURAFRIANTI
F1C1 13 055
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok enam dapat
menyelesaikan makalah tentang Sintesis Fenil Sinamat dan 4-Fenilkroman-2on, meskipun dalam bentuk yang sederhana.
Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu
meskipun tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun
hadapi. Tetapi semua itu dapat kami lalui berkat bantuan dari teman-teman
sekalian dan tak luput dari berkat dan rahmat Allah SWT. Serta kerja sama yang
baik dalam kelompok kami
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang telah menugaskan kepada kelompok enam untuk
memaparkan materi mengenai sintesis fenil sinamat dan 4-fenilkroman-2-on
sehingga melalui makalah ini penulis dapat memperoleh ilmu pengetahuan baru,
tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga kita semua diberi rahmat dan
hidayah-Nya. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Metil sinamat
2. Fenil sinamat
B. Sintesis
1. sintesis asam sinamat
2. sintesis fenil sinamat
3. sintesis 4-fenilkroman-2-on
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sintesis kimia adalah kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh
suatu produk kimia, ataupun beberapa produk. Hal ini terjadi berdasarkan
peristiwa fisik dan kimia yang melibatkan satu reaksi atau lebih. Sintesis kimia
juga merupakan suatu proses yang dapat direproduksi selama kondisi yang
diperlukan dipenuhi. Sintesis kimia diawali dengan pemilihan senyawa kimia
yang biasa dikenal dengan sebutan reagen atau reaktan. Prosese ini membutuhkan
pengadukan dan dilakukan disuatu wadah reaksi seperti reaktorkimia atau sebuah
labu reaksi sederhana. Sintesis kimia dibedakan menjadi sintesis senyawa organik
dan sintesis senyawa anorganik.
Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah
suatu senyawa yang unsur-unsur penyususnnya terdiri dari atom karbon dan atomatom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen atau fosfor, selain itu banyak
protein, lemak, dan karbohidrat juga mrupakan bagian dari senyawa organik.
Sintesis senyawa organik adalah penggabungan kepingan kecil dan molekul
sederhana menjadi molekul besara yang kompleks atau suau kontruksi molekul
organik melalui proses kimia, dimana molekul organik memiliki tingkat
kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa anorganik.
Seiring berkembangnya sintesis senyawa organik dengan banyaknya
kebutuhan terutama pengaplikasiannya pada bidang kesehatan, oleh karena itu,
dalam penulisan makalah ini akan dibahas tentang salah satu jenis sintesis
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Metil sinamat
Metil sinamat merupakan minyak atsiri yang banyak terkandung pada
spesies Alpinia malaccensis dari famili Zingiberaceae, dan termasuk salah satu
kelompok penting dari tanaman obat. Metil sinamat telah berhasil diisolasi dari A.
malaccensis dengan rendemen yang tinggi dan kemurnian yang baik. Penelitian di
bidang organik sintesis terhadap derivat metil sinamat juga telah berkembang.
Asam sinamat merupakan turunan dari metil sinamat, yang termasuk dalam jalur
turunan asam shikimat.
Senyawa turunan asam sinamat lainnya adalah asam kafeat, sinamida,
sinamoil ester dan hidrazid sinamat. Senyawa-senyawa turunan asam sinamat
tersebut, baik natural maupun sintetis, telah dilakukan pengujian antikanker.
Bairwa, dkk. dan Li, dkk. melaporkan sintesis asam sinamat dengan tionil klorida
menghasilkan halida asam. Halida asam ini dapat direaksikan dengan alkohol
sehingga menjadi ester sinamat (sinamoil ester). Ester sinamat merupakan
kelompok senyawa antikanker.
2. Fenil sinamat
B. Sintesis
1. Sintesis asam sinamat
Bahan baku awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah senyawa
metil sinamat hasil isolasi dari Alpinia malaccensis. Sintesis diawali dengan
reaksi hidrolisis metil sinamat menjadi asam sinamat (Gambar 1), kemudian
dilanjutkan dengan reaksi esterifikasi.
6
OCH3
2 M NaOH
OH
Etanol
Hidrolisis metil sinamat menjadi asam sinamat
9
8
1
2
OH
6
Struktur molekul asam sinamat
1
2
C
(ppm)
172,9
117,5
C (ppm)
(multiplisitas, jumlah H, J dalam Hz)
-6,49 (1H, d, J= 16 Hz)
147,3
4
5
134,2
130,9
129,1
128,6
129,1
130,9
Posisi
Pergeseran kimia atom H dan C pada posisi 5 sama dengan posisi 9, sinyal
muncul pada H 7,57 ppm dan C 130,9 ppm. Nilai pergeseran kimia yang sama
ini menunjukkan bahwa lingkungan kimia pada posisi tersebut adalah sama.
Sementara itu, kopling konstan (J) pada pergeseran kimia 6,49 ppm (atom H no.
2) sebesar 16,0 Hz dan kopling konstan pada pergeseran kimia 7,83 ppm (atom H
no. 3) juga16,0 Hz. Nilai kopling konstan tersebut menandakan bahwa kedua
atom H pada posisi trans, sehingga senyawa hasil hidrolisis adalah asam trans
sinamat. Asam sinamat memiliki dua proton yang terisolir, yaitu proton yang
berkonfigurasi trans. Spektrum proton tersebut yang ditunjukkan pada NMR
berbentuk doublet.
Hasil analisis reaksi hidrolisis dengan LC-MS, pada kromatogram LC
dengan waktu retensi 2,6 menit menunjukkan adanya ion molekul 149,26 g/mol
(M+1)+ (Gambar profil spektroskopi masa asam sinamat). Berat molekul tersebut
menunjukkan bahwa senyawa hasil hidrolisis adalah asam sinamat dengan berat
molekul (M)+ = 148,26 g/mol.
Profil spektroskopi masa asam sinamat
dua jam, campuran reaksi ditambah dengan fenol. Reaksi ini berjalan secara
langsung (gambar 3) untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
O
OH
SOCl2
O
OH
Hasil reaksi asam sinamat, SOCl2 dan fenol berupa padatan putih, yaitu
fenil sinamat, dengan mekanisme reaksi sebagaimana diusulkan gambar dibawah
ini.
O
O
OH +
Cl
OH
-Cl-
S
Cl
O
S
O
Cl
Cl
OH + Cl-
Cl
OH
O
OH
Cl
10
klorida. Aktivasi gugus COOH menjadi COCl dilakukan karena ion klorida
merupakan gugus pergi (leaving group) yang baik dibandingkan dengan gugus
hidroksi. Selanjutnya, sinamoil klorida bereaksi dengan fenol menjadi ester fenol
atau fenil sinamat, Gambar berikut.
14
15
13
9
8
10
12
11
5
6
Fenil sinamat
Padatan putih fenil sinamat yang diperoleh diidentifikasi dengan 1H NMR dan
13C NMR. Hasil analisis fenil sinamat dengan 1H NMR dan 13C NMR dapat
dilihat pada Gambar 7 dan Tabel 2.
Tabel 2.
1
2
C
(ppm)
165,3
117,0
C (ppm)
(multiplisitas, jumlah H, J dalam Hz)
-6,63 (1H, d, J=15,6 Hz)
147,2
4
5
134,2
128,5
129,2
131,3
129,2
Posisi
11
9
10
11
128,5
149,5
123,2
12
129,7
13
131,0
14
129,7
15
123,2
12
13
O
OH
OH
Asam sinamat
p-TOSH
kalor
Fenol
O
4-fenilkroman-2-on
Reaksi asam sinamat dengan fenolmenggunakan katalis asam p-TOSH
14
10
9
13
15
12
16
H
Hb
4
3
6
2
O
7
1
4-fenilkroman-2-on
Ha
O
2
3a
C
(ppm)
167,8
37,2
C (ppm)
(multiplisitas, jumlah H, J dalam Hz)
-3,09 (1H, dd, J=7,0 Hz; J=10,0 Hz)
3b
37,2
40,8
125,9
--
151,9
--
117,3
Posisi
14
128,5
124,8
10
129,0
11
140,4
--
12
127,7
13
129,3
14
127,8
15
129,3
16
127,7
(a)
15
(b)
Spektrum 1H NMR (a) dan 13C NMR 4-fenilkroman-2-on (b)
dibuktikan dengan spektrum 1H-NMR yang berbeda pada spektrum asam
sinamat. Spektrum asam sinamat terdapat alkena (olefin) pada posisi 6,49 dan
7,83 ppm. Spektrum 4-fenilkroman-2-on tidak ditemukan alkena, tetapi terdapat
metin dan metilen. Posisi proton metin pada H 4,37 ppm (H-4) lebih downfield
dibandingkan dengan proton metilen pada H 3,06 dan 3,09 ppm (H-3) karena
posisi proton metin merupakan 2 dari dua cincin benzen dan dari gugus
karboksil (-COO-). Pada spektrum 1H NMR, puncak proton metin adalah triplet.
Puncak proton metin seharusnya ada empat puncak, yaitu doublet-doublet antara
proton metin dengan dua proton metilen. Puncak doublet-doublet menjadi triplet
kemungkinan dua puncak di tengahnya bergabung menjadi satu puncak karena
16
besar kopling konstannya sama, yaitu 7 Hz. Sementara itu, puncak proton metilen
adalah multiplet yang berjumlah delapan puncak. Kedelapan puncak ini adalah
bentuk doublet-doublet antara dua buah proton metilen dengan proton metin (dddd).
Proton pada posisi 12 memiliki pergeseran kimia yang sama dengan proton 16,
yaitu pada H 7,32 ppm. Sementara itu, proton 13 memiliki pergeseran kimia
yang sama dengan proton 15 pada H 7,37 ppm.
Dari spektrum 13C NMR, terdapat sinyal karbon dari gugus ester (-COO-)
dengan pergeseran kimia 167,8 ppm. Karbon metin ditunjukkan pada pergeseran
kimia 40,84 ppm. Sinyal ini lebih downfield dibanding dengan karbon metilen
pada C 37,2 ppm. Pergeseran kimia 151,9 merupakan salah satu karbon
kuartener dari aromatis, yaitu pada posisi 6. Sinyal ini lebih downfield karena
karbon pada posisi tersebut berikatan dengan oksigen. Karbon lainnya pada gugus
aromatik berada pada pergeseran kimia antara 120-140 ppm. Dari hasil analisis
spektrum NMR, dapat disimpulkan bahwa senyawa 4-fenilkroman-2-on yang
diperoleh adalah 4-fenilkroman-2-on dengan rendemen 16,18% dan titik leleh
78C.
Mekanisme reaksi diawali dengan reaksi esterifikasi, dimana akan terjadi
pembentukan ester antara asam sinamat dengan fenol, dibantu katalis asam.
Setelah itu, dilanjutkan dengan siklisasi tipe Friedel-Crafts intramolekuler
sehingga terbentuk turunan 4-fenilkroman-2-on. Siklisasi tipe Friedel-Crafts ini
terjadi karena alkena menyerang proton dari asam kuat p-TsOH. Gambar berikut:
17
O
OH
OH
OH
O
OH
O
OH2
+H
OH
+H+
+H+
H
O
O
18
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
telah berhasil disintesis senyawa fenil sinamat dan 4-fenilkroman-2-on dengan
bahan baku awal asam sinamat dan fenol menggunakan katalis asam. Dimana
proses sintesisnya diawali dengan tahap hidrolisis metil sinamat menjadi asam
sinamat, mereaksikan
19
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanti, Nefranita E, Santoso M. 2010. Sintesis dan uji sitotoksisitas 5-floro-3hidroksi-3 (1H-indol-3-il)indolin-2-on dan 3-hidroksi-5floro-1-metil3(1H-indol-3-il) indolin-2-on terhadap sel WiDr dan HeLa. Surabaya:
Jurusan Kimia Institut Teknologi Surabaya.
Parkin MD, Pisani P, Ferlay J. 1999. Global cancer statistics. Cancer Journal for
Clinicians. 49:3364
Sinaga E. Alpinia galanga (L.) Willd. Lengkuas. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tumbuhan Obat UNAS (P3TO UNAS). Diambildari URL:
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/
Bunglai%20laki.pdf. diakses tanggal 10 Mei 2012.
Ernawati T, Wahyuningrum D, Minarti, Anita Y, Meilawati L, Lotulung PD. 2011.
Development of raw materials for drugs by using methyl trans cinnamate
isolated from galanga (Alpinia malaccensis) as novel approaches to drug
discovery. In: The Eijkman Institute Comes of Age: Vitamins, Genomics,
dan Welfare. Jakarta: Eijkman Institute for Molecular Biology. 146.
Baltas MPDe, Belval FB. 2011. Cinnamic acid derivatives as anticancer agents- A
review. Current Medicinal Chemistry.18:16721703
Bairwa R, Mariam SD, et al. 2010. Novel molecular hybrid of cinnamic acids and
guanylhidrazones as potential antitubercular agents. Bioorganic and
Medicinal Chemistry Letters. .20: 162325.
Lin HC, Shin HT, Chien SC, et al. 2008. Structure activity relationship of
coumarin derivatives on xanthine oxidase inhibiting and free radicalscavenging activities. Biochemical Pharmacology.75:141625.
20