Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ANALISA KEGAGALAN BAHAN DAN PERLAKUAN

ANALISA KEGAGALAN PENGUNCI POROS POMPA AIR LAUT PADA


UNIT PLTU TANJUNG AWAR-AWAR TUBAN

NAMA
NIM
KELAS

:
:
:

Solihul Hadi
1311212
D

JURUSAN TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2016

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Ditemukan keretakan di bagian pengunci poros impeller pada salah satu
pompa air laut milik Pltu Tanjung Awar-Awar Tuban.Keretakan ini ditemukan
saat dilakukan pemeliharaan rutin yang mencakup pengujian tidak merusak die
penetrant test di bagian impeller pada pompa bersangkutan. Posisi impeller pada
pompa air laut 3-P-101B.Pompa air laut ini mempunyai spesifikasi dan kondisi
operasi seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Data dan Spesifikasi Pompa Air Laut 3-P-101B
Tipe

Sentrifugal

8000 ~10000
m3/h
750 RPM
2,6 ~ 3,46 bar
26 ~ 31 C
Air Laut
876.3 mm ( luar
Diamater Impeller
)
Tinggi Impeller
476.46 mm
Material Impeller
JIS SCS 11
Gambar awal pompa sebelum mengalami keretakan seperti gambar dibawah
Kapasitas (Flow Rate)
Kecepatan Putaran
Tekanan
Temperatur
Fluida

Gambar 1.1 gambar awal sebelum terjadi keretakan

Pompa air dalah alat yang digunakan untuk menghisap dan mengalirkan air
laut menuju unit penukaran kalor pada sebuah pembangkit listrik tenga uap
(PLTU).telah terjadi kerusakan pada mesin pompa air laut untuk kebutuhan
pendingin pada unit penukaran panas (heat exchanger)milik sebuah perusahaan
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Tuban.Pompa tersebut digunakan untuk
untuk menghisap air laut dan mendorong ke unit penukaran panas sehingga
mencapai tekanan 1 bar dengan kecepatan alir 600 ton/menit.Pompa yang
digunakan untuk mengisi unit penukar kalor (heat exchanger) pada PLTU tersebut
adalah jenis pompa sentrifugal.
Diketahui bahwa kerusakan pompa tersebut tepatnya pada poros bagian
bawah (lower shaft CWP 6).Poros merupakan salah satu bagian yang penting dari
setiap mesin,demikian juga pada pompa air peranan poros sangat penting untuk
meneruskan putaran dari motor atau penggerak ke Impeller.Dari data yang
diperoleh,diketahui bahwa poros pompa tersebut telah dipakai selama 9
tahun.Poros tersebut terbuat dari material baja tahan karat tipe 316,termasuk dalam
kelompok baja tahan austenitik.
Kegagalan komponen air pompa air laut ini harus dicari penyebabnya
sehingga kerusakan yang sama tidak terulang kembali. Kegagalan komponen dapat
terjadi pada desain, pembuatan, penyimpanan, pemakaian, atau transportasi.
Kegagalan karena salah desain misalnya kesalahan dalam memilih material,
penentuan beban, proses pengerjaan, penentuan kondisi lingkungan operasi yang
sangat korosif. Selain itu kerusakan karena korosi bisa saja terjadi. Oleh karena itu
perlu dianalisa dari sejumlah faktor tersebut,mana yang menjadi penyebab dari
kegagalan komponen pada kasus pompa air laut.
1.2 Perumusan Masalah
Dari kerusakan yang berbentuk retakan pada impeller ini, penelitian
dilakukan oleh penulis untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan pada
impeller pompa tersebut. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan dan analisa

kerusakan terhadap impeller pompa, sehingga kita dapat mengetahui penyebab


kerusakan material tersebut, serta dapat menghasilkan solusi untuk melakukan
pencegahan kerusakan pada material yang sama.
1.3 Batasan Masalah
Karena luasnya bidang penelitian, maka penelitian ini diberi batasan atau
ruang lingkup sebagai berikut :
1. Bahan yang digunakan dalam analisa kegagalan ini adalah retakan dari
impeller pompa yaitu :
a. Bagian permukaan kedudukan batang pompa
b. Bagian pengunci atau pengikat antara impeller dengan batang pompa
2. Tidak dilakukan analisa kuantitatif terhadap gaya atau tegangan yang terjadi
pada impeller pada masa pemakaiannya.
1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


1. Memeriksa sifat material pada impeller pompa yang rusak
2. Menentukan penyebab terjadinya kerusakan pada impeller pompa.
1.5.

Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan adalah gabungan antara studi
pustaka dan pengujian material. Studi pustaka dilakukan pada referensi
pustaka tentang material stainless steel dan metalurginya, analisa kerusakan
material, korosi dan metode pengujian material. Pengujian material dilakukan
hanya untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan pada impeller pompa,
dengan cara :
a.

Pemeriksaan Visual

b.

Pemeriksaan Penetrant test

c.

Analisa komposisi kimia.

d.

Analisa dan kesimpulan

BAB II ANALISA DAN PEMBAHASAN


2.1 Bahan Impeller Pompa

Bahan yang akan digunakan dalam pemeriksaan atau penelitian ini adalah
impeller pompa yang terbuat dari cast stainless steel ( JIS SCS 11 ) yang rusak.
Kerusakan impeller terdapat tiga lokasi yang berbeda yg kesemuanya terletak di
bagian leher (hub) impeller. Kemudian di tiap lokasi diambil bahan uji pada
bagian yang rusak atau retak. Bahan uji pertama diambil dari permukaan pengunci
antara impeller dengan poros pompa. Bahan uji kedua dan ketiga dari permukaan
kedudukan poros pompa di impeller dengan lokasi yang berbeda yaitu di bagian
dalam diameter impeller. Dan bahan uji yang ke empat diambil dari bagian lain
dari permukaan kedudukan poros yg tidak mengalami retakan.
Karena ukuran impeller yang cukup besar ( diamater luar 876 mm dan tebal
467 mm), maka pengambilan bahan uji dilakukan dengan terlebih dahulu
memotong bagian leher impeller (hub) terhadap bagian sudunya. Pemotongan ini
dilakukan dengan menggunakan alat plasma cutting. Selanjutnya pengambilan
bahan uji di bagian leher (hub) dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji
pita.
2.2 Kondisi kerja pompa air laut
Pompa merupakan salah satu unit penting dalam sistem hidrolik,yang
berfungsi untuk menggerakkan aliran fluida dan menyalurkan ke seluruh
rangkaian perpipaan dan unit proses atau suatau pompa yang dapat mengubah
tenaga mekanik atau motor menjadi tenaga hidrolik atau fluida.Pompa berfungsi
untuk memindahkan fluida dari sebuah reserfoir ke unit proses.
Pada kasus pompa PLTU ini,kerusakan pompa tersebut tergolong
kerusakan komponen,yaitu kerusakan pengunci poros impeller.Pengunci poros
mengalami keretakan selama operasi mengalami pembebanan dinamis,ada
kemungkinan poros tersebut mengalami pembebanan dinamis,sehingga ada
kemungkinan poros tersebut patah karena lelah.

Pompa ini adalah tambahan dari dua pompa yang ada, yang dipasang
sebagai bagian dari penambahan fasilitas produksi jalur ke tiga pada tahun 1998.
Material impeller dari pompa ini berbeda dengan pompa sebelumnya. Pompa ini
juga terpasang ditempat terpisah dari pompa pendahulunya.Untuk melindungi
fasilitas perpipaan dan peralatan lain termasuk pompa air laut ini, di lokasi hulu
dari pompa ini, di suntikan Chlorine (NaOCl) dengan kadar tertentu dengan
tujuan mencegah perkembangan biota laut yang bisa menggangu fasilitas
perpipaan dan peralatan yang berhubungan dengan air laut.
Penelitian ini dipilih karena sangat sesuai dengan pekerjaan yang penulis
geluti dibidang pemeliharaan, dimana jenis kerusakan yang serupa banyak
dijumpai pada peralatan industri ditempat penulis bekerja sehingga diharapkan
penulis dapat menerapkan metode penelitian yang sama untuk menyelesaikan
permasalahan kerusakan pada material dimasa mendatang.
2.3 Pengamatan Visual
Sebagai mana direncanakan,analisis pertama yang dilakukan terhadap
komponen yang mengalami kerusakan adalah pengamatan visual.Pengamatan
secara langsung dari poros pompa air laut yang mengalami kerusakan berupa
retakan.Pemeriksaan
patah,menandai

secara

posisi-posisi

visual

meliputi

penting

mencari

sebagai

awal

identifikasi

retak

atau

informasi

kerusakan.pengamatan visual seperti pada gambar ,digambar ini retakan tidak


terlihat sama sekali dengan pengamatan visual.

Gambar 2.1 pengamatan visual

2.4

Pemeriksaan Impeller dengan Metoda Penetrant


Tujuan metoda Penetrant ini adalah untuk mengetahui cacat atau kerusakan

hanya di permukaan material atau benda uji. Metoda Penetrant pada impeller
pompa dengan menggunakan sistem Non Fluorescent yaitu uji penetrant yang
dilakukan secara visual tanpa bantuan sinar ultra violet. Hal ini dikarenakan
cairan penetrant yang digunakan memiliki ketajaman ( contrast ) yang sangat
tinggi pada ruang terang. Jenis solvent yang digunakan adalah Solvent
Removable, dimana jenis ini memiliki kelebihan dapat digunakan pada dua tahap
proses pembersihan yaitu saat pembersihan awal dan pembersihan cairan
penetrant dengan solvent. Di bawah ini adalah diagram metoda penetrant pada
Impller Pompa Air Laut 3-P-101B.
a. Penggunaan Penetrant
Pembersihan

awal

dimaksudkan

untuk

mempersiapkan

agar

permukaan impeller pompa bersih dari kotoran yang mungkin menyumbat


celah atau cacat sehingga mengganggu proses penetrasi. Selain itu untuk
menghilangkan kontaminan yang mungkin ada pada permukaan impeller
pompa. Dalam proses pemeriksaan impeller dilakukan dua tahap yaitu
pembersihan pertama menggunakan air yang bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran ( seperti karang ) yang menempel pada permukaan impeller
dan pembersihan

yang kedua dengan menggunakan

solvent

untuk

menghilangkan oli atau gemuk yang masih menempel di permukaan impeller


pompaSetelah permukaan impeller pompa bersih dan kering, kemudian
dilakukan
penyemprotan dan pemolesan cairan penetrant ke permukaan impeller
pompa yang akan diperiksa, kemudian cairan penetrant akan meresap ke
suatu celah atau cacat pada impeller pompa tersebut. Pada saat penggunaan
penetrant, impeller pompa harus bebas dari debu, air atau kotoran yang bisa
mengganggu waktu penetrasi. Penggunaan penetrant pada impeller pompa
dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 2.2. Penggunaan Penetrant pada Impeller Pompa

Waktu penetrasi yang dibutuhkan pada impeller pompa minimum 5


menit pada temperatur 15 C sampai 50C. Tabel 2.2 adalah waktu penetrasi
yaitu waktu yang dibutuhkan oleh penetrant untuk meresap ke dalam celah.
Waktu penetrasi dapat ditambah untuk menghasilkan indikasi yang lebih baik
7

. Waktu penetrasi dapat dilihat juga pada Lampiran A.


Tabel 2.2. Waktu Penetrasi
Bahan

Bentuk

Jenis kerusakan

Aluminium,

Tuang dan

Cold shut,

Magnasium, Steel,

Pengelasan

porosity lack of

brass dan bronze,

Batas waktu minimum


(menit)
Penetran
t
Developer
5

10

fusion, retak

Titanium dan High


Temperatur Alloy

Tempa, extrusi,

Laps, retak

forging, plat

b.Pembersihan Cairan Penetrant


Pembersihan cairan penetrant yang dipakai pada permukaan impeller

pompa air laut ini dilakukan dengan cara mengelap dengan kain bersih dan kering
serta kain bersih yang dibasahi sedikit dengan solvent. Permukaan harus bersih,

sama seperti setelah dilakukan pembersihan awal agar tidak menambah latar
belakang dari penetrant pada saat disemprot developer. Pembersihan cairan
penetrant dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pembersihan Cairan Penetrant pada Impeller Pompa


2.5 Pemeriksaan

Pemeriksaan cacat pada seluruh permukaan impeller pompa dilakukan


secara visual. Indikasi adanya cacat permukaan akan terlihat dengan jelas,
dengan timbulnya warna merah penetrant dipermukaan developer yang
berwarna putih. Waktu minimum untuk timbulnya indikasi cacat dilihat pada
Tabel 2.4. Bila ditunggu terlalu lama , indikasi akan melebar sehingga
kontrasnya akan berkurang.

Gambar 2.3 Pemeriksaan terjadinya keretakan

2.6

Pembersihan Akhir
Tujuan dilakukan pembersihan akhir yaitu untuk membersihkan sisa-sisa

atau kotoran dari penetrant dan developer agar permukaan impeller pompa bersih.
Dalam proses pembersihan akhir pada impeller pompa ini digunakan kain yang bersih
yang dibasahi sedikit dengan solvent. Gambar 2.5 adalah pembersihan akhir pada
impeller pompa dimana pada tahap ini keretakan mulai terlihat,seperti terlihat pada
gambar

Gambar 2.5. Pembersihan Akhir pada Impeller Pompa


2.6

Analisa komposisi kimia


Dari data yag diperoleh pada koposisi kimiaya terdapat komposisi carbon

hanya 0,07 % dimana menurut standart yang ada harus menunjukan komposisi kimia
carbon untuk impeller cast stainless steel adalah 0,08 %.dari data ini akan dapat
diketahui penyebab keretakan yang terjadi pada poros impeller pompa air laut
tersebut.
Tabel 2.1. Komposisi Kimia dari Impeller Pompa Cast Stainless Steel Menurut
JIS SCS11
Komposisi Kimia % Berat
Material

Si

Mn

Ni

Cr

Mo

Impeller

Max

Max

Max

Max

Max

4.00 ~

23.00 ~

1.50 ~

JIS SCS 11

0.07

1.50

1.00

0.040

0.030

7.00

27.00

2.50

BAB III KESIMPULAN


3.1 kesimpulan
Dari pengamatan visual maupun pengujian dengan penetran test kerusakan
terjadi pada poros pompa air berupa retakan pada impeller ini pada dasarnya
disebabkan oleh fatigue factor.Kerusakan jenis ini terjadi akibat beban kerja yang
disebabkan oleh pembebanan dinamis berupa torsi dan roating bending dengan tigkat
pembebanan yang masih dalam ambang batas yang diijinkan(low nominal stress)
Kerusakan akibat kelelahan yag terjadi pada poros tersebut bisa disebabkan
oleh kadar karbon pada material poros pompa air laut sebesat (0,06%C) yang lebih
rendah dari standart AISI 316 yaitu sebesar (0,08%C).Keretakan yang terjadi bisa
disebabkan karena desain poros impeller memiliki konsentrasi tegangan dititik.Retak
awal terjadi akibat impeller yang bersingungan langsung dengan rumah pompa
secara continue.
3.2 Saran
1.Perlu dikembangkan lagi penelitian yang sejenis dengan memilih material poros
lain dengan spesifikasi material yang lebih tinggi.
2. perlu diperdalam analisa pengetahuan tentang komposisi air laut yang
dialirkan melalui pompa tersebut,terutama kandungan yang berpotensi
terhadap korosi.
3. Perlu diadakan pengujian yang lebih detail lagi untuk mendapatkan hasil
analisa yang lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai