Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pemanfaatan energi panasbumi sebagai energi alternatif utama
memiliki keuntungan yang cukup besar yaitu tidak menimbulkan
pencemaran udara. Menurut Solia dkk (1976), dipandang dari sudut
geologi sumber panasbumi yang paling prospek terdapat pada daerah
yang sering terjadi aktivitas vulkanik. Saat ini eksplorasi panasbumi
mulai digalakkan oleh Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral untuk
memenuhi kebutuhan pasokan energy listrik merata di berbagai daerah di
seluruh Indonesia. Sebagai energi yang terbarukan dan ramah lingkungan,
potensi energi panasbumi yang besar ini perlu ditingkatkan kontribusinya
untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi domestik yang akan dapat
mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap sumber energi fosil yang
semakin menipis setiap tahun.
Dengan adanya UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panasbumi
diharapkan akan memberikan kepastian hukum dalam pengembangan
panasbumi di Indonesia. Namun masalah yang muncul sekarang adalah
bagaimana cara menentukan sumber panasbumi secara tepat dari tiap-tiap
WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) dan peta rujukan yang telah dibuat
dengan mudah, terlebih khusus dalam menentukan lokasi pemboran yang
hasilnya lebih maksimal.
Setelah dilakukan berbagai penelitian, ternyata data penginderaan
jauh sangat cocok untuk keperluan eksplorasi panasbumi dalam

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 1

melakukan analisa kenampakan obyek-obyek geologi permukaan berupa


struktur geologi, identifikasi batuan, sistem vulkanisme, manifestasi
panasbumi berupa fumarol, kolam lumpur panas, mata air panas, serta
pendeteksian anomali panas.
Potensi panasbumi ini, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
perlu dikaji lebih mendalam lagi. Secara kuantitatif, analisis potensi
sumberdaya panasbumi ini dapat dikaji melalui pemanfaatan teknologi
penginderaan

jauh.

Dimungkinkannya

penggunaan

teknologi

penginderaan jauh ini adalah dikarenakan data penginderaan jauh yang


berupa citra penginderaan jauh menggambarkan objek, daerah dan gejala
di permukaan dengan wujud dan letak obyek mirip dengan wujud dan
letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, liputan daerah luas dan
permanen (Sutanto, 1986). Data penginderaan jauh diperoleh dengan
penginderaan jauh dari udara maupun ruang angkasa atau sistem satelit.
Penginderaan jauh sitem satelit mempunyai beberapa kelebihan
bila

dibandingkan

dengan

penginderaan

jauh

sistem

fotografi.

Kelebihannya antara lain adalah luas liputan dan pengulangan rekaman


daerah yang sama dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Penelitian
panasbumi menggunakan bantuan citra satelit belum banyak ditemui,
padahal data tersebut tersedia cukup banyak dan tidak memakan waktu
serta banyak biaya apabila dibandingkan dengan survey lapangan secara
berkala untuk melakukan pemeriksaan daerah panasbumi. Untuk
mempelajari lebih terperinci mengenai penginderaan jauh untuk

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 2

eksplorasi geothermal, pada bab selanjutnya akan dijelaskan secara detail


tentang materi ini.
1.2

Rumusan Masalah
Apa itu penginderaan jauh?
Apa yang dimaksud citra satelit Landsat-8?
Apa saja sensor pencitra pada satelit LDCM (Landsat-8) dan

bagaimana karakteristik data citranya?


Bagaimana pemanfaatan citra satelit Landsat-8?
Apa yang harus diperhatikan dalam image processing untuk
eksplorasi geotermal?

1.3

Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
Memahami pengertian penginderaan jauh.
Menjelaskan tentang citra satelit Landsat-8.
Mengetahui sensor pencitra pada satelit LDCM (Landsat-8)

dan mengklasifikasikan karakteristik data citranya.


Mengidentifikasi pemanfaatan citra satelit Landsat-8.
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam image
processing untuk eksplorasi geotermal.
BAB II
ISI

2.1

Pengenalan Penginderaan Jauh


2.1.1

Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dalam pengumpulan

informasi mengenai obyek yang ada di permukaan bumi tanpa terjadi


kontak langsung dengan obyek tersebut. Hal ini dilakukan dengan

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 3

penginderaan dan perekaman energi yang terefleksikan atau teremisikan


untuk kemudian dilakukan proses, analisa, dan aplikasi.
Istilah penginderaan jauh pada umumnya dibatasi hanya untuk
metode-metode pengukuran yang melibatkan energi elektromagnetik
misalnya gelombang cahaya, gelombang panas, dan gelombang radio.
Foto udara merupakan asal mula metode penginderaan jauh dan
merupakan

metode

yang

paling

banyak

digunakan.

Pengertian

penginderaan jauh menurut para ahli yaitu:


-

Menurut Lindgren (1985)


Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk
perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut
khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan dari permukaan bumi.

Menurut Welson dan Belfon


Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu ilmu, seni dan
teknik untuk memperoleh objek, area dan gejala dengan
menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area

dan gejala tersebut.


Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)
Penginderaan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk
mendapatkan informasi tentang objek, wilayah atau gejala dengan
cara menganalisis data-data yang diperoleh dengan suatu alat,
tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah atau gejala
yang sedang di kaji.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 4

2.1.2

Komponen Dalam Penginderaan Jauh


Dalam penginderaan jauh terdapat beberapa komponen yang

berperan penting yang tiap-tiap bagian memiliki karakteristik tertentu


seperti pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1. Komponen Utama dalam Penginderaan Jauh (Sumber :


http://3.bp.blogspot.com/Gg5Ppz7WQkc/VIJya0naSMI/AAAAAAAAAl/i
DffQPAUsXM/s1600/Untitled.png)
-

Sumber energi (A)


Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari
jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan. Untuk itu
diperlukan tenaga penghubung yang membawa data tentang obyek
ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara

a.

dengan variasi sebagai berikut:


Distribusi gelombang elektromagnetik.

b.

mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.


Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpul-kan data yang

Contoh:

Camera

untuk

berkaitan dengan gaya tarik bumi.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 5

c.

Distribusi

gelombang

bunyi.

Contoh:

Sonar

digunakan

untuk

mengumpulkan data gelombang suara dalam air.


Sumber tenaga dalam penginderaan jauh yaitu matahari yang
merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang
digunakan

pada

teknik

pengambilan

data

obyek

dalam

penginderaan jauh.
Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah
disebut penginderaan jauh sistem pasif. Penginderaan jauh sistem
pasif adalah penginderaan jauh yang menggunakan energi yang
berasal dari obyek. Energi dapat berupa pantulan dari sumber lain,
yang dalam hal ini umumnya adalah matahari. Energi dari matahari
dipancarkan ke obyek dan kemudian terpantulkan menuju sensor.
Energi dapat pula berasal dari pancaran suatu obyek seperti
sumber-sumber thermal, misal lokasi kebakaran hutan, sumber
panas bumi, dan lain-lain. Sensor satelit sistem ini tidak
membangkitkan energi sendiri. Berbagai satelit sumber daya
seperti Landsat, QuickBird, Ikonos, dan lain-lain adalah termasuk
pada system penginderaan jauh pasif ini. Kelemahan penginderaan
jauh sistem ini adalah resolusi spasialnya semakin kasar karena
panjang gelombangnya semakin besar.
Sedangkan sumber tenaga buatan digunakan dalam
penginderaan jauh sistem aktif. Penginderaan jauh system aktif
adalah penginderaan jauh yang menggunakan energi yang berasal
dari sensor tersebut. Sensor membangkitkan energi yang diarahkan
ke obyek, kemudian obyek memantulkan kembali ke sensor. Energi

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 6

yang kembali ke sensor membawa informasi tentang obyek tadi.


Serangkaian nilai energi yang tertangkap sensor ini disimpan
sebagai basis data dan selanjutnya dianalisis. Penginderaan jauh
aktif dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Sistem
penginderaan jauh aktif tidak tergantung pada adanya sinar
matahari, karena energi bersumber dari sensor. Contoh dari sistem
penginderaan jauh aktif ini adalah sistem kerja radar. Radar
membangkitkan energi yang diarahkan ke obyek. Energi yang
sampai pada obyek sebagian terpantul dan kembali ke sensor.
Sensor radar kembali menangkap energi tersebut, energi yang telah
melakukan perjalanan menuju obyek. Pada umumnya sistem ini
menggunakan gelombang mikro, tapi dapat juga menggunakan
-

spektrum tampak, dengan sumber tenaga buatan berupa laser.


Radiasi dan atmosfer (B)
Energi dari sumber menjalar ke arah target secara radiasi. Hal ini
akan menimbulkan kontak dan interaksi dengan atmosfer.
Atmosfer mempengaruhi tenaga elektromagnetik yaitu bersifat
selektif terhadap panjang gelombang, karena itu timbul istilah
Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang
dapat mencapai bumi. Adapun jendela atmosfer yang sering
digunakan dalam penginderaan jauh ialah spektrum tampak yang
memiliki panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7
mikrometer. Spektrum elektromagnetik merupakan spektrum yang
sangat luas, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan dalam

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 7

penginderaan jauh, itulah sebabnya atmosfer disebut bersifat


selektif terhadap panjang gelombang. Hal ini karena sebagian
gelombang

elektromagnetik

mengalami

hambatan,

yang

disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu, uap


air dan gas. Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan,
-

pantulan dan hamburan.


Interaksi antara tenaga dengan obyek (C)
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang
dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik
yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke
sensor.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat
cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah
akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung
yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang
terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang
tertutup oleh lahar dingin.
Interaksi antara tenaga dengan objek di bagi menjadi 3

a.

variasi, yaitu :
Variasi spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama pada suatu objek,

b.

misal cerah dan gelap.


Variasi spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti

c.

bentuk, ukuran, tinggi dan panjang.


Variasi temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan
umur objek.
- Perekaman energi oleh sensor (D)
Setelah energi dihamburkan atau diemisikan oleh target,
maka dibutuhkan sensor yang jauh dan tidak kontak secara

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 8

langsung

dengan

target.

Sensor

ini

digunakan

untuk

mengumpulkan dan merekam radiasi gelombang elektromagnetik.


Proses energi yang datang akan terjadi dalam tiga bagian
yaitu dipantulkan (reflected), diserap (absorbed) dan diteruskan
(transmitted). Hubungan ketiga interaksi energi tersebut dapat dilihat
pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2. Hubungan Interaksi Antara Energi Elektromagnetik


dan Obyek di Permukaan Bumi (Sumber: Lillesand et al, 2008).

Hubungan interaksi antara energi elektromagnetik dan obyek di


permukaan bumi dituliskan dalam persamaan 2.1
EI(X) = ER(X) + EA(X) + ET(X) .. (2.1)
Dimana
EI(X) = energi yang datang (J)
ER(X) = energi yang dipantulkan (J)
EA(X) = energi yang diserap (J)
ET(X) = energi yang diteruskan (J)
Energi yang dipantulkan atau dipancarkan dari objek yang
ada di permukaan bumi, diterima dan direkam oleh sensor dalam

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 9

bentuk spektrum elektromagnetik, seperti yang disajikan pada gambar


2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3. Spektrum Elektromagnetik (Sumber: Borengasser et


al, 2008).

Transmisi, penerimaan, dan pemrosesan (E)


Energi yang berupa gelombang elektromagnetik yang terekam oleh
sensor ditransmisikan untuk diolah di stasiun untuk diubah menjadi

data berupa citra.


Interpretasi dan analisa (F)
Citra yang sudah diproses kemudian diinterpretasikan secara visual

atau secara digital untuk mengekstraksi informasi dari target.


Aplikasi (G)
Bagian terakhir dari proses penginderaan jauh dicapai manakala
kita dapat mengekstraksi lebih banyak informasi dari citra sehingga

nampak informasi baru dari target suatu obyek.


Tujuh bagian diatas merupakan proses penginderaan jauh dari awal sampai
akhir. Satu tahap lagi diluar bagian diatas adalah pembuktian di lapangan.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 10

Bagaimanapun juga hasil analisa laboratorium tidak bisa dipastikan benar


sepenuhnya karena banyak parameter yang bisa mengganggu pemrosesan
atau pada saat interpretasi, misalnya noise dari atmosfer, gangguan
elektromagnet, vegetasi yang bervariasi, dan lain sebagainya sehingga
diperlukan pengecekan di lapangan.
Energi elektromagnetik merupakan energi yang bergerak dengan
kecepatan cahaya dengan bentuk gelombang yang harmonik. Gelombang
yang harmonik ini terdiri dari beberapa gelombang yang terbentuk secara
seragam dalam interval waktu tertentu. Radiasi elektromagnetik terdiri
dari medan listrik (E) yang bervariasi menurut magnitudonya dengan arah
yang tegak lurus terhadap arah perambatannya dan medan magnet (M)
dengan arah perambatan tegak lurus terhadap medan listrik. Pada gambar
2.4 merupakan ilustrasi hubungan antara medan listrik dan medan magnet.

Gambar 2.4. Arah Rambat Gelombang Elektromagnetik (Sumber :


http://lh6.ggpht.com/wTtPdjD9Xdk/UnBsjANB4fI/ABvo/Mk9V7afPE/M
edan%Magnet%GEM_thumb%B1%D.png?imgmax=800)
Medan listrik dan medan magnet bergerak dengan kecepatan
cahaya (c). Panjang gelombang () dari suatu gelombang elektromagnetik
adalah jarak dari suatu titik pada lingkaran atau gelombang ke titik

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 11

lingkaran atau gelombang berikutnya pada posisi yang sama. Berbeda


dengan kecepatan (c) dan panjang gelombang (), frekuensi (f) tetap dan
konstan. Hubungan ketiganya seperti persamaan dibawah.

c = f ....
(2.2)
Dimana
c = kecepatan cahaya (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz
2.2

Citra Satelit Landsat-8


Satelit LDCM (Landsat Data Continuity Mission) merupakan satelit

generasi terbaru dari program Landsat, diluncurkan pada tahun 2011 dari VAFB,
CA dengan pesawat peluncur Atlas-V-401. Satelit LDCM (Landsat-8) diorbitkan
pada orbit mendekati lingkaran sikron-matahari, pada ketinggian: 705 km,
inklinasi: 98.20, periode: 99 menit, waktu liput ulang: 16 hari. Pada gambar 2.5
ditunjukkan gambaran pencitraan permukaan bumi dengan satelit LDCM
(Landsat-8) di orbitnya. Gambaran pencitraan seperti pada gambar 2.5 di bawah
ini.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 12

Gambar 2.5. Gambaran pencitraan permukaan bumi dengan satelit LDCM


(Landsat-8) di orbit (Sumber: Kredit Citra: General Dynamics)

Satelit ini merupakan project gabungan antara USGS dan NASA beserta
NASA Goddard Space Flight Center dan diluncurkan pada hari Senin, 11
Februari 2013 di Pangkalan Angkatan Udara Vandeberg, California Amerika
Serikat. Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5
10 tahun ini, dilengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari
sensor yang terdapat pada satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya.
Kedua sensor tersebut yaitu Sensor Operational Land Manager (OLI) yang terdiri
dari 9 band serta Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2
band. Untuk Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band yang
baru pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433
0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayah pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus
Band (1.360 1.390 mikrometer) untuk deteksi awan tipis. Sedangkan sisa 7 band

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 13

lainnya merupakan band yang sebelumnya juga telah terdapat pada sensor satelit
Landsat generasi sebelumnya. Untuk lebih detailnya, karakteristik band pada
Landsat-8 ini seperti pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Karakteristik band Landsat-8 (Sumber:
http://landsat.usgs.gov/best_spectral_bands_to_use.php)

Band Spektral

Band 1 Coastal

Panjang

Resolusi

Gelombang

Spasial

()

(meter)

0,43 0,45

30

Penelitian Coastal dan Aerosol

0,45 0,51

30

Bathymetric mapping,

Kegunaan dalam pemetaan

Aerosol
Band 2 Blue

distinguishing soil from


vegetation and deciduous from
coniferous vegetation
Band 3 Green

0,53 0,59

30

Emphasizes peak vegetation,


which is useful for assessing
plant vigor

Band 4 Red

0,64 0,67

30

Discriminates vegetation
slopes

Band 5 Near

0,85 0,88

30

InfraRed
Band 6 Short

Emphasizes biomass content


and shorelines

1,57 165

30

Discriminates moisture content

Wavelength

of soil and vegetation;

InfraRed

penetrates thin clouds

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 14

Band 7 Short

2,11 2,29

30

Improved moisture content of

Wavelength

soil and vegetation and thin

InfraRed

cloud penetration

Band 8

0,50 0,68

15

Panchromatic
Band 9 Cirrus

15 meter resolution, sharper


image definition

1,36 1,38

30

Improved detection of cirrus


cloud contamination

Band 10 Long
Wavelength

10,60

100

11,19

mapping and estimated soil

InfraRed
Band 11 Long
Wavelength

100 meter resolution, thermal


moisture

11,50

100

12,51

100 meter resolution, Improved


thermal mapping and estimated

InfraRed

soil moisture

Dari penjelasan tabel 2.1 Karakteristik band Landsat 8, dapat dijelaskan


kombinasi band Landsat 8 untuk berbagai aplikasi atau penelitian dijelaskan
dalam tabel 2.2. Penggunaan Kombinasi Band untuk Aplikasi atau Penelitian.
Tabel 2.2. Penggunaan Kombinasi Band untuk Aplikasi atau Penelitian.
(Sumber: http://blogs.esri.com/esri/arcgis/2013/07/24/band-combinations-forlandsat-8/)
Aplikasi

Kombinasi Band

Natural Color

432

False Color (urban)

764

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 15

2.3

Color Infrared (vegetation)

543

Agriculture

652

Atmospheric Penetration

765

Healthy Vegetation

562

Land/Water

564

Natural With Atmospheric Removal

753

Shortwave Infrared

754

Vegetation Analysis

654

Sensor Pencitra pada Satelit LDCM (LANDSAT-8) dan Karakteristik


Data Citra
Setiap benda atau obyek mempunyai karakteristik pantulan atau pancaran

yang unik dan berbeda apabila jenis depresi atau kondisi lingkungan berbeda.
Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data penginderaan jauh dapat
bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti
gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan
pada suatu pita magnetik. Data penginderaan jauh diolah secara otomatis oleh
komputer dan atau secara manual ditafsirkan oleh seseorang dan akhirnya

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 16

dimanfaatkan dalam bidang pansbumi, pemetaan, lingkungan, tata ruang kota dan
lain-lain.
Dalam bulan Juli 2007, NASA telah menyerahkan kontrak kepada BATC
(Ball Aerospace Technology Corporation), Boulder, CO. untuk mengembangkan
instrument kunci OLI (Operational Land Imager) pada LDCM (Landsat-8).
BATC melakukan kontrak untuk perancangan, pengembangan, pembuatan dan
integrasi dari sensor pencitra OLI. Perusahaan tersebut juga diperlukan untuk
pengujian, pengiriman dan memberikan dukungan pengiriman lanjut dan 5 tahun
dukungan di orbit untuk instrumen tersebut.
Sensor pencitra OLI mempunyai kanal-kanal spektral yang menyerupai
sensor ETM+ (Enhanced Thermal Mapper plus) dari Landsat-7. Sensor OLI ini
mempunyai kanal-kanal yang baru yaitu : kanal untuk deteksi aerosol garis pantai
(kanal-1: 443 nm) dan kanal untuk deteksi cirrus (kanal 9: 1375 nm), akan tetapi
tidak mempunyai kanal inframerah termal. Tabel 2.3 menunjukkan spesifikasi
kanal-kanal spektral pencitra LDCM (Landsat-8) yang diperlukan oleh
NASA/USGS.
Tabel 2.3. Spesifikasi Kanal-Kanal Spektral Sensor Pencitra LDCM
(Landsat-8) yang diperlukan oleh NASA/USGS (Sumber: Sitangggang,
Gokmaria. Juni 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem
Penginderaan Jauh Satelit LDCM (Landsat-8). Berita Dirgantara. Volume 11, No.
2. http://ejournal.undip.ac.id.htm. 28 Agustus 2016).

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 17

Perbandingan parameter spektral instrument OLI dan ETM+ Landsat-7,


ditunjukkan dalam tabel 2.4.

Tabel 2.4. Perbandingan Parameter-Parameter Spektral Sensor Pencitra


OLI/LDCM (Landsat-8) dan ETM+/Landsat-7 (Sumber: Sitangggang, Gokmaria.
Juni 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem Penginderaan Jauh
Satelit LDCM (Landsat-8). Berita Dirgantara. Volume 11, No. 2.
http://ejournal.undip.ac.id.htm. 28 Agustus 2016).

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 18

Pada tabel 2.5 ditunjukkan spesifikasi teknis dari parameter-parameter


sensor pencitra (instrumen) OLI.

Tabel 2.5. Spesifikasi Teknis Parameter-Parameter Sensor Pencitra OLI (Sumber:


Sitangggang, Gokmaria. Juni 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan:
Sistem Penginderaan Jauh Satelit LDCM (Landsat-8). Berita Dirgantara. Volume
11, No. 2. http://ejournal.undip.ac.id.htm. 28 Agustus 2016).

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 19

2.4

Pemanfaatan Satelit LDCM (Landsat-8)

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 20

Manfaat penginderaan jauh secara umum adalah untuk mengumpulkan


data sumber daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak
dimanfaatkan karena berbagai macam alasan sebagai berikut:
-

Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit

ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.


Citra menggambarkan obyek di permukaan bumi dengan wujud
dan letak obyek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap,

liputan daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen.


Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat
dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat
menguntungkan karena menyajikan model obyek yang jelas, relief
lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran

lereng dan pengukuran volume.


Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah

terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.


- Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
Adapun manfaat penginderaan jauh di bidang geologi adalah:
a) Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan
pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
b) Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c) Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan
aktivitas gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan
persebaran debu vulkanik.
d) Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan
(lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 21

Dalam pemanfaatan data satelit LDCM (Landsat-8) atau data inderaja


lainnya, yang berorientasi pada ketersediaan data dan kebutuhan jenis informasi,
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan untuk melaksanakan aplikasi kasuskasus pemetaan atau perencanaan wilayah, pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan maupun untuk pengelolaan bencana alam dan lain sebagainya dengan
hasil yang efektif dan efisien adalah:
1. Pemilihan data yang menyangkut: pemilihan kanal/resolusi atau kombinasi
kanal spektral dan resolusi spasial, resolusi temporal dan resolusi
radiometrik serta luas liputan satu citra.
2. Penentuan prosedur atau teknik dan metode pengolahan dan analisis data
citra.

2.5

Image Processing untuk Eksplorasi Geotermal


Penelitian pada penggunaan dan interpretasi secara visual pada

data Landsat 8 salah satunya adalah dengan pengolahan menggunakan perangkat


lunak GIS ArcGIS 10.3. Pada contoh ini menggunakan kombinasi band 542 atau
RGB 542 citra landsat 8, kenampakan komposit band tersebut menonjolkan

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 22

komposisi warna dimana obyek hutan dan obyek bervegetasi dimunculkan dengan
gradasi warna hijau. Seperti yang terlihat pada gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6. Komposit band 542 Citra Landsat-8 Pulau Wetar Kabupaten Maluku
Barat Daya (Sumber: Hermawan, Erwin. Desember 2013. Pemanfaatan Citra
Landsat 8 ETM+ Untuk Pemetaan Potensi Zona Mineralisasi Pada Ijin Usaha
Pertambangan Eksplorasi Pulau Wetar. Jurnal Ilmiah Geomatika. Volume 19. No
2. http://jurnal.big.go.id.htm. 28 Agustus 2016).

Warna merah (R) diberikan pada saluran 5 (near infrared) yang


mempunyai panjang gelombang 0,85 m -0,88 m. Warna hijau/green untuk
band 4, biru/blue untuk band 2) yang ditampilkan pada warna tampak (visible)
dengan komposisi dari citra satelit Landsat 8 TM untuk daerah Pulau Wetar. Hasil
perekaman tersebut, menunjukkan komposisi warna dimana obyek hutan dan

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 23

obyek bervegetasi dimunculkan dengan gradasi warna hijau. Hal ini disebabkan
oleh kekuatan band 4 dalam merekam obyek vegetasi tingkat rendah (alang-alang,
rumput) sampai tingkat tinggi (tegakan hutan). Obyek infrastruktur dan daerah
terbuka seperti permukiman dan jalan dimunculkan dengan gradasi warna agak
merah. Hal ini disebabkan oleh kekuatan band 5 dalam menyerap pancaran obyek
tersebut. Sedangkan obyek air maupun daerah tergenang air dimunculkan dengan
gradasi warna biru mulai dari biru gelap sampai kebiruan yang sangat dominan
diserap oleh band 2.
2.5.1

Analisa Kelurusan
Suatu sistem geotermal sangat berkaitan dengan rekahan ataupun

rekahan yang merupakan jalan bagi fluida geotermal untuk bergerak ke


permukaan. Pada permukaan ini muncul anomali-anomali dari sifat fisik
batuan yang diakibatkan oleh fluida dari sistem geotermal yang kontak
dengan batuan sekitar. Anomali ini biasanya berupa manifestasi
permukaan geotermal seperti fumarol, solfatar, maupun hadirnya mineralmineral hasil alterasi. Dengan demikian, analisa struktur sangat penting
untuk suatu eksplorasi geotermal.
Retakan atau rekahan ini bisa berupa struktur-struktur geologi yang
berasosiasi dengan kelurusan pada foto udara (Browne, 1989). Hal yang
sama bisa digunakan untuk citra satelit mengingat foto udara dan citra
satelit bekerja pada gelombang elektromagnetik.
Ada dua cara dalam menentukan kelurusan yang ada pada citra,
yaitu secara manual dan secara komputerisasi. Penarikan kelurusan secara

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 24

manual dilakukan dengan memfilter citra terlebih dahulu sehingga kesan


lurus akan lebih mudah terlihat.
Secara umum analisa kelurusan sangat berguna dalam tahap awal
suatu eksplorasi terutama eksplorasi geotermal. Melalui analisa ini, bisa
diperkirakan keadaan umum struktur di daerah penelitian. Keadaan
struktur ini sangat membantu dalam memetakan daerah manifestasi
permukaan.
Interpretasi

kelurusan

dan

struktur

terlebih

dahulu

dilakukan penarikan pola kelurusan bukit, kelurusan lembah dan kelurusan


sungai serta intrepretasi pola aliran sungai. Hal yang dilakukan untuk
mengidentifikasi

struktur

geologi berupa

identifikasi

kelurusan

morfologi, landslide atau longsoran longsoran yang dapat menjadi


indikasi zona lemah suatu gawir sesar. Berdasarkan interpretasi pada citra
satelit Landsat 8 yang mengacu pada kunci interpretasi kelurusan
morfologi, kedudukan satuan batuan dan pola pengaliran, berhasil
diidentifikasi struktur geologi berupa lipatan, sesar naik, sesar mendatar.
Seperti pada gambar 2.7 dibawah ini.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 25

Gambar 2.7. Peta Kelurusan Bukit dan Sungai Pada Daerah Penelitian (Sumber:
http://irevjundulloh.blogspot.co.id/2015/12/aplikasi-citra-landsat-8-didaerah.html).

2.4.2

Analisa Spektral
Spectroscopy adalah studi mengenai cahaya sebagai fungsi dari

panjang gelombang yang diemisikan, direfleksikan, atau dibaurkan dari


material padat, cair, dan gas. Setiap material memiliki respon yang khas
dan berbeda antara satu dengan yang lain. Suatu alat yang biasa digunakan
untuk mengetahui respon setiap material apabila dikenakan suatu
gelombang elektromagnetik dinamai dengan spektrometer. Alat ini
merekam besarnya gelombang dengan panjang gelombang tertentu.
Untuk membuat kurva karakteristik spektral misalnya pada kasus
penutup lahan berupa vegetasi diambil obyek sawah dan hutan. Kurva

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 26

spektral dengan obyek vegetasi yaitu sawah dan hutan menunjukkan


bahwa reflektansi dari obyek sawah lebih tinggi dibandingkan dengan
reflektansi obyek hutan pada band 4 sampai 7 seperti terlihat pada gambar
2.8 di bawah ini.

Gambar 2.8. Kurva Karakteristik Spektral Dengan Obyek Vegetasi


(Sumber: http://sinasinderaja.lapan.go.id/wpcontent/uploads/2014/06/bukuprosiding_762-767.pdf)
Sedangkan pada band 1 sampai 3 reflektansi sawah lebih kecil
dibandingkan dengan hutan. Pada band 4 terjadi perbedaan nilai
reflektansi yang signifikan. Terjadi lonjakan yang signifikan pada band 4
apabila dibandingkan dengan band-band lainnya. Sehingga untuk
membedakan obyek sawah dan hutan dapat digunakan band 4 dalam
proses klasifikasi.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 27

2.4.3

Analisa Thermal Anomaly


Semua material meradiasikan gelombang thermal infrared pada

panjang gelombang baik pada siang hari maupun malam hari.


Untuk citra Landat-8 panjang gelombang thermal infrared ada pada
band 10-11 (10.60-12.51

m ). Dengan spektral resolusi yang tinggi ini

mempermudah dalam penganalisaan mineral dan keadaan thermal-nya.


Namun, Untuk mengatasi kontinuitas data Landsat-7 pada kanal
inframerah termal, pada tahun 2008, program LDCM (Landsat-8)
menetapkan sensor pencitra Thermal Infrared Sensor (TIRS) sebagai
pilihan (optional), yang dapat menghasilkan kontinuitas data untuk kanalkanal inframerah termal yang tidak dicitrakan oleh OLI.

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 28

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Setelah membaca dan mempelajari materi tentang penginderaan jauh
untuk eksplorasi geotermal dapat disimpulkan:
- Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dalam pengumpulan informasi
mengenai obyek yang ada di permukaan bumi tanpa terjadi kontak
-

langsung dengan obyek tersebut.


Satelit LDCM (Landsat Data Continuity Mission) merupakan satelit
generasi terbaru dari program Landsat, diluncurkan pada tahun 2011

dari VAFB, CA dengan pesawat peluncur Atlas-V-401.


Sensor pencitra OLI mempunyai kanal-kanal spektral

yang

menyerupai sensor ETM+ (Enhanced Thermal Mapper plus) dari


Landsat-7. Sensor OLI ini mempunyai kanal-kanal yang baru yaitu :
kanal untuk deteksi aerosol garis pantai (kanal-1: 443 nm) dan kanal
untuk deteksi cirrus (kanal 9: 1375 nm), akan tetapi tidak mempunyai
kanal
-

inframerah

termal

yang

masing-masing

mempunyai

karakteristik berbeda-beda seperti pada tabel 2.3.


Manfaat penginderaan jauh di bidang geologi adalah melakukan
pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang
dan menggunakan aplikasi GIS; Menentukan struktur geologi dan
macam batuan; Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran),
pemantauan

aktivitas

gunung

berapi,

aktivitas

tektonik

dan

pemantauan persebaran debu vulkanik; Melakukan pemantauan

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 29

distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam, kepadatan,


-

dan perusakan), bahan tambang.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam image processing untuk
eksplorasi geotermal adalah analisa kelurusan, analisa spektra, dan
analisa thermal anomaly.

3.2

Saran
Sudah selayaknya kita sebagai mahasiswa geotermal mempelajari
teknik

penginderaan

jauh,

sebagai

salah

satu

prasyarat

dalam

mengeksplorasi sumber daya panasbumi.

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Erwin. Desember 2013. Pemanfaatan Citra Landsat 8 ETM+ Untuk


Pemetaan Potensi Zona Mineralisasi Pada Ijin Usaha Pertambangan
Eksplorasi Pulau Wetar. Jurnal Ilmiah Geomatika. Volume 19. No 2.
http://jurnal.big.go.id.htm. 28 Agustus 2016

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 30

Kusumowidagdo, Mulyadi dkk. 2008. Pengindraan Jauh Dan Interpretasi Citra.


Semarang: Universitas Negeri Semarang dan LAPAN
Ridwanan, Riki. 2014. Proses Penginderaan Jauh Bagian 2. Diakses 30 Agustus
2016 pukul 21:25 pada laman: http://rikiridwana.blogspot.co.id/2014/12
/proses-penginderaan-jauh-bagian-2.html
Sitangggang, Gokmaria. Juni 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan:
Sistem Penginderaan Jauh Satelit LDCM (Landsat-8). Berita Dirgantara.
Volume 11, No. 2. http://ejournal.undip.ac.id.htm. 28 Agustus 2016
Sumintadireja, Prihadi A. 2005. Vulkanologi dan Geotermal. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

LAMPIRAN
SOAL !
1. Apa yang dimaksud dengan penginderaan jauh?
2. Gambarkan spektrum gelombang elektromagnetik!
3. Apa itu citra satelit Landsat-8?
4. Apa yang dimaksud dengan resolusi spasial?
5. Apa perbedaan yang mendasar antara citra satelit Landsat-7 dan Landsat8?
JAWABAN !
1. Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dalam pengumpulan informasi
mengenai obyek yang ada di permukaan bumi tanpa terjadi kontak
langsung dengan obyek tersebut.
2. Gambar spektrum gelombang eletromagnetik:

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 31

3. Satelit LDCM (Landsat Data Continuity Mission) merupakan satelit


generasi terbaru dari program Landsat, diluncurkan pada tahun 2011 dari
VAFB, CA dengan pesawat peluncur Atlas-V-401.
4. Resolusi spasial adalah kemampuan sensor untuk menampilkan obyek
terkecil di permukaan bumi.
5. Perbedaannya yaitu Landsat-7 hanya memiliki 8 band, sedangkan Landsat8 memiliki 11 band seperti pada tabel di bawah ini:

Penginderaan Jauh Untuk Eksplorasi Geotermal | 32

Anda mungkin juga menyukai