1.
Makanan olahan adalah makanan yang dengan sengaja diubah bentuknya sebelum dikonsumsi.
Contoh dari pengolahan makanan dapat berupa penambahan zat asing (fortifikasi makanan) atau
bahkan pemanasan atau pendinginan sementara1.
Jenis-jenis makanan termasuk menuru MeD India adalah2:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Sundried food
Pickled food
Jam, preservatives and jellies
Dehydrated food
Heat treated food
Canned food
Ready to Eat food
Semi processed convenience food
2.
Dikarenakan pengertian yang luas akan makanan olahan, pada analisis ini, jenis makanan olahan
yang dimaksud adalah makanan siap saji.
Makanan siap saji memiliki beberapa dampak buruk apabila dikonsumsi dalam jumlah besar dan
dalam jangka waktu yang panjang3, seperti:
1. Kecanduan, hal ini terutama diakibatkan gula dan lemak yang dapat memberikan efek
mirip dopamin
2. Obesitas, baik karena lemak ataupun karena gula
3. Gigi berlubang dan diabetes mellitus tipe 2
4. Rasa kelemahan, hal ini diakibatkan makanan siap saji hanya mengandung kalori dan
bukan nutrien lain yang diperlukan bagi tubuh
5. Cepat merasa lapar kembali, hal ini dikarenakan makanan siap saji kurang serat
menyebabkan cepat kenyang dan cepat lapar
6. Gastritis, dikarenakan kadar lemak yang tinggi memicu sekresi asam lambung
7. Konsentrasi yang rendah dan rasa mengantuk, akibat tingginya kadar lemak
8. Reaksi alergi terhadap zat pengawet ataupun pewarna
Sedangkan pada anak-anak yang mengonsumsi makanan siap saji dalam jangka panjang, mereka
dapat mengalami4 :
a.
b.
c.
d.
3.
Golongan ini cepat diserap dan dieliminasi dalam tubulus ginjal melalui filtrasi glomerulus dan
sekresi tubulus. Furosemid diserap dalam 2-3 jam dan memiliki waktu kerja 2-3 jam. Waktu
paruh tergantung fungsi ginjal. Dikarenakan Furosemide bekerja pada sisi luminal tubulus,
kemampuan diuretik berkolerasi dengan sekresi tubulus proksimal. Pemberian obat simultan
NSAID (Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs) atau probenesid dapat menurunkan sekresi
dikarenakna persaingan untuk mengeksresikan asam lemak di tubulus proksimal5.
Berat molekul : 330,7
4.
Apa hubungan mengonsumsi ketiga jenis obat tersebut dengan disfungsi ereksi?
Dalam studi yang dilakukan oleh Chang et al pada 1991, ditemukan bahwa orang yang
mengonsumsi diuretik memiliki 2-6 kali angka disfungsi ereksi lebih tinggi dari yang tidak
mengonsumsi diuretik7. Sedangkan kombinasi dari obat antihipertensi dan diuretik memiliki
korelasi dengan peningkatan angka disfungsi ereksi6.
5.
Apa saja zat aktif yang terkandung dari ketiga obat tersebut?
Furosemid (nama di Amerika serikat Laxis) dapat berinteraksi dengan berbagai obat seperti8 :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
7.
Bagaimana interaksi antara obat dengan makanan yang dikonsumsi selama 3 bulan
terakhir ?
Furosemid berinteraksi dengan alkohol9. Pada kasus, pasien tidak mengonsumsi alkohol,
sehingga dapat diasumsikan tidak terjadi interaksi obat (furosemid) dengan makanan.
8.
Tercatat bahwa furosemid memperlihatkan reaksi silang alergik pada pasien yang peka
sulfonamide tetapi sangat jarang. Pemakaian dosisi tinggi berbahaya pada kasus sirosis hati,
gagal ginjal borderline, atau gagal jantung5
9.
Ada 2 cara pemberian furosamid. Oral dengan dosis 20-80 mg sebagai dosis tunggal atau dibagi
2 dan intra vena5.
Untuk dosis tertentu, adalah sebagai berikut 11:
Edema : Oral 20-80 mg /dosis setiap 6-8 jam ; IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di tambah
setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Hipertensi : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di
tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Non obstruktif oligouri : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1
menit, di tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1
mg/kg/jam dan digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Pulmonary Edema : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit,
di tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Gagal ginjal : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di
tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Transplantasi ginjal : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit,
di tambah setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Oligouri : oral 20-80 mg/dosis setiap 6-8 jam IV/IM 10-20 mg sekali selama 1 menit, di tambah
setiap 2 jam bila efek tidak sesuai. IV kontinu 0,1mg/kg initial dan 0,1 mg/kg/jam dan
digandakan setiap 2 jam sampai maksimal 0,4 mg/kg/jam
Hiperkalsemia : 10-40 mg, 4 kali hari. IV 20-100 mg/1-2 jam selama 1-2 menit