Hukum I Newton
jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda, atau resultan gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol, maka benda akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan
konstan.
Jika f = 0 maka benda
V=0
V= konstan
Hukum II Newton
apabila gaya bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan yang
besarnya sebanding dengan gaya luar yang diberikan dan berbanding terbalik dengan
massa benda itu
Faksi = - Freaksi
Ciri ciri pasangan gaya aksi reaksi :
-
Sama besar
Berlawanan arah
Segaris kerja
B. KERANGKA ACUAN
Hukum I Newton
V=0
V = konstan
Contoh :
Kerangka acuan, terbagi atas kerangka acuan inersia dan kerangka acuan non inersia.
Kerangka acuan inersia
percepatan
C. GERAK RELATIF
Gerak bersifat relative harus dinyatakan terhadap kerangka acuan tertentu.
Contoh :
1.
Artinya
-
2.
VX= VX - V
VX =60 m/s - 20 m/s
VX= 40 m/s
Jadi
VX = VX + V
atau
3
VX = VX - V
D. TRANSFORMASI GALILEO
Menurut gallileo
Transformasi besaran ini mengikuti aturan penjumlahan yang sederhana
Menurut O
Menurut O
terhadap O
Transformasi kecepatan
VX = VX + U
atau
VX = VX - U
(1)
VY = VZ
VZ = VZ
Transformasi Posisi
Persamaan (1) dapat ditulis sebagai berikut :
VX = VX - U
4
=
dt' = dt
sehingga
dx = dx u dt
diintegralkan
x' = x ut
(2)
y = y
z = z
VX = VX - U
dt = dt dan U = Konstan
Maka :
ax = ax
... (3)
ay = ay
az = az
max = max
FX = FX
x' = x ut
VX = VX + U
y = y
VY = VZ
VZ = VZ
z = z
ax = ax
=
ay = ay
dt' = dt
az = az
contoh :
1. Sebuah uvo bergerak dengan kecepatan 0,5C terhadap bumi,
Uvo tersebut juga menembakkan cahaya yang arahnya
searah dengan arah geraknya dengan kecepatan C
terhadap uvo.
Tentukan kecepatan cahaya yang ditembakkan terhadap
Bumi?
Transformasi Galileo :
VX = VX - V
VX = VX + V
VX = C + 0,5C
VX = 1,5C .. ?
(*)
2
2
+ 2
(1)
b.
=CU
=C+U
Jadi :
tpergi =
tkembali =
tpp =
tpp =
2
2+ 2
atau
tpp =
2
1 2
(2)
Ternyata waktu yang dibutuhkan perenang untuk berenang bolak balik secara
tegak lurus dan sejajar sungai tidak sama
b. Gelombang Elektromagnetik
gelombang elektromagnetik telah diformulasikan dengan baik oleh Maxwell , berdasarkan
penemuan penemuan besar sebelumnya, seperti oleh Orsted, Biot savart , Amper,
Gauss dan Faraday.
untuk mengetahui mengenai eter inilah maka dilakukan percobaan oleh Michelson Marley,
yang dikenal dengan percobaan Michelson Marley.
andaikan pola interferensi tersebut dihasilkan ketika bumui sedang mengarungi eter
dalam arah AC.
Adanya t menybabkan beda fase gelombang cahaya. Pada fase ini menghasilkan
pola interferensi tersebut.
interferensi.
Putaran 1800 seharusnya pola interferensi akan membalik (terang gelap dan
gelap terang)
Dari hasil percobaan ternyata pola interferensi tidak berubah, meski peralatan
diputar.
Dan keberadaan eter tetap tidak teramati. (percobaan dianggap sangat baik).
F. POSTULAT EINSTEIN
Persoalan dari hasil eksperimen Michelson Marley baru terpecahkan dengan teori
relatifitas khusus yang membentuk landasan baru bagi konsep fisika tentang ruang dan waktu.
Teori relativitas berdasarkan dua postulat, yaitu :
1. Hukum hukum fisika tetap sama pernyataannya dalam semua kerangka acuan inersia
(azas relativitas).
2. Laju cahaya dalam vakum memiliki nilai C yang sama (dalam kerangka acuan inersia.
(ketidak ubahan laju cahaya).
Postulat 1 memberikan implikasi sebagai berikut :
1. Tidak ada satupun percobaan yang dapat mengukur kecepatan terhadap ruang
mutlak (universal).
2. Yang dapat diukur hanyalah kecepatan relative antara dua kerangka acuan inersia.
3. Pernyataan Newton tentang ruang (kerangka acuan mutlak) tidak lagi bermanfaat.
4. Kalaupun system universal itu ada, namun kita tidak akan pernah menyingkap
keberadaannya.
Implikasi dari postulat 2, yaitu:
1. Siapapun yang berada dalam kerangka acuan inersia akan mengukur laju cahaya (C)
adalah sama.
10
Akan didiskusikan bagaimana pengukuran terhadap waktu suatu peristiwa (dalam hal ini
cahaya yang ditembakkan dan diterima kembali oleh O) menurut pengamat yang diam terhadap
kejadian dan pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
Menurut O
Jarak O ke cermin = L
Kecepatan cahaya = C
(1)
Menurut O
C 2 t 2
2 2
Ct
2 2
Dikali , didapat
t =
...(2)
12
t =
waktu suatu kejadian yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap
kejadian , disebut propertime (waktu sejati)
t = waktu suatu kejadian yang diukur oleh pengamat yang bergerak relati
terhadap kejadian.
Artinya :
Pengamat yang sedang bergerak relative terhadap suatu kejadian , megukur
lamanya kejadian berlangsung lebih lama dibandingkan lama kejadian itu diukur
oleh pengamat yang diam terhadap kejadian tersebut.
Atau dikatakan waktu mengalami pemuluran, yang kemudian dikenal dengan
dilatasi waktu.
13
t =
t =
.
)
t = 63,25 s
Ternyata waktu hidup partikel tersebut lebih lama.
Sehingga jarak tempuh selama selang waktu tersebut adalah :
S = V X t
S = 0,9995 (3 x 108). 63,25 x 10-6
S = 18,965 X 102 m
wajar jika teramati di permukaan bumi
S = 1896,5 m
= 0
t =
t =
t = t transformasi Galileo
t1 = t2 = t
Jarak O ke cermin
L = Ct
14
Menurut O
1. Saat O memancarkan cahaya
t1 = (+)
()
2t =
2t =
t =
t =
L
(+)
L
()
2
2 2
2
1 2
(1 2 )
Ct =
( )
16
H. TRANSFORMASI LORENTZ
Ingat lagi !!
Transformasi Galileo
Transformasi waktu
t = t
Transformasi posisi
X = X Ut
Y = Y
Z = Z
Transformasi kecepatan
VX = VX U
VY = VY
VZ = VZ
Ternyata transformasi Galileo tidak cocok untuk benda benda yang bergerak dengan
kecepatan sangat tinggi. Maka berdasarkan postulat 2 Einstein (kecepatan cahaya di ruang
hampa tetap, tidak bergantung pada gerak pengamat) perlu membuat transformasi baru.
Syarat :
1. Memiliki bentuk yang sederhana
2. Linier terhadap X san X
3. Dapat direduksi kembali menjadi transformasi Galileo
17
(1)
X = k (X + Ut)
(2)
t =
2 2
t = +
(3)
(4)
(5)
= +
(1 2 )
18
= +
1
1
1
2
= 1 +
= 1+
=1+
Ct = X
dikali
dikali
2 1 =
22
2
22
2
=1
= 1 +
=1+
2 1
= +
2 1 2 = 1
2 =
1
2
1 2
1 2
(6)
X = k (X Ut ) =
( ) =
()
19
X = k (X Ut ) =
( )
Y = Y
Z = Z
; =
( )
2
dan
1 2
12
1 2
dan
12
2
1 2
2
1 2
20
1 2
1 2
1 2
=
=
=
=
2
1 2
1 2
1 2
1 2
= ; =
21
1 2
1 2
= ;
Maka untuk Vz :
e.
Pada contoh sebelumnya objek bergerak terhadap sumbu X yang searah dengan U
(kecepatan relatif antara kedua pengamat.
Jika objek bergerak terhadap sumbu X dan Y, maka kasusnya akan seperti gambar di
atas.
22
Contoh soal :
1. Sebuah pesawat ruang angkasa bergerak terhadap bumi dengan kecepatan 0.5C.
Pesawat tersebut menembakkan seberkas cahaya searah dengan arah kecepatannya
dengan kecepatan C. Tentukan kecepatan cahaya menurut pengamat di bumi !
Vx = C
V = 0.5C
=
=
+
+.
.
2. Sebuah pesawat ruang angkasa bergerak terhadap bumi dengan kecepatan 0.5C.
Pesawat tersebut menembakkan seberkas cahaya berlawanan arah dengan arah
kecepatannya dengan kecepatan C. Tentukan kecepatan cahaya menurut pengamat di
bumi !
Vx = C
V = 0.5C
23
=
=
+
.
.
( )
2
1 2
1 2 1
Sehingga
sesuai dengan transformasi Galileo
X = X Ut
1+ 2
= 1
Sehingga
Vx = Vx + U
Setelah tumbukan
24
O dan O pengamat
# Hukum kekekalan momentum menurut O
(Menurut O, O bergerak relative terhadap dirinya dengan keceptan U)
Pawal
= Pakhir
m1V1 + m2V2
= m1V1 + m2V2
m1 = m2 = m
mV + m(-V)
= (m+m)V
V=0
=0
1 =
2 =
=
1 2 1
1 2 2
1 2
=
=
1 2
1+ 2
1 2 0
=0
=
2
2
1+ 2
= Pakhir
m1V1 + m2V2
= m1V + m2V
0+
1+ 2
m1 = m2 = m
= 2 ()
25
Ternyata menurut O dari penyelesaian diatas Pawal Pakhir, terlihat seolah menurt O hokum
kekekalan momentum tidak berlaku. Dan tentunya hal ini tidak sesuai dengan postulat 1
Einstein.
Mungkin masih ada satu besaran yang menyebabkan hal ini terjadi.
Dan besaran yang menyebabkan ketidak berlakuan hokum kekekalan momentum bagi O
adalah besaran massa (m).
2
1 2
1 2
C)
Dimana :
26
Dalam hal ini gerak pengamat, sumber bunyi dan perambtan gelombang bunyi selalu
diukur terhadap acuan yaitu zat perantara (udara).
Secara sederhana, terjadinya effek doppler pada bunyi , dapat di ilustrasikan sebagai berikut :
1. Jika antara pengamat dan sumber bunyi tidak bergerak
Apabila sumber bunyi mendekati pengamat , maka pengamat akan mengukur jarak
antara dua muka gelombang yang mendekatinya lebih dekat dibandingkan jika
keduanya saling diam.
Karena < , maka >
(frekuensi bunyi yang didengar pengamat lebih tinggi).
3.
27
Apabila sumber bunyi menjauhi pengamat , maka pengamat akan mengukur jarak antara
dua muka gelombang menjadi lebih jauh atau panjang gelombang bunyi enjadi lebih
besar , sehingga frekuensi sumber bunyi menjadi lebih rendah diukur oleh pengamat
tersebut.
Karena Karena > , maka <
(frekuensi bunyi yang didengar pengamat lebih rendah).
pengamat mengukur jumlah muka gelombang lebih sedikit dibandingkan ketika ia diam
sehingga frekuensi bunyi yang diukur akan semakin kecil.
5. Jika pengamat mendekati sumber bunyi
28
Pengamat mengukur
Terlihat bahwa efek Doppler untuk bunyi terjadi jika antara pengamat dan sumber bunyi
terjadi gerak relatif. Tetapi mengetahui kecepatan relative antara sumber dan pengamat
tidaklah cukup untuk mengukur frekuensi bunyi, hal ini karena gerak dalam hal ini diukur
terhadap udara sebagai media gelombang bunyi (zat perantara).
Contoh :
Seorang pengamat dan sumber bunyi bergerak saling mendekat dengan kecepatan
related 30 m/s dan frekuensi sumber bunyi 1000 Hz. Tentukan frekuensi bunyi diukur oleh
pengamat.
Penyelesaian :
=
Dari soal diketahui bahwa pengamat dan sumber saling bergerak relatif. Maka penyelesaian
untuk soal ini terdiri dari beberapa kemungkinan.
Keadaan yang mungkin :
Sumber diam dalam zat perantara , dan pengamat mendekati sumber dengan kelajuan
30 m/s
= 1000
340+30
340
= 1088
Pengamat diam dalam zat perantara , dan sumber mendekati sumber dengan kelajuan
30 m/s
340
Sumber dan pengamat saling mendekat dengan laju masing masing 15m/s relatif
terhadap zat perantara.
340+15
29
Karena cahaya juga merupakan gelombang, tetapi tidak memerlukan medium dalam
perambatannya, apakah cahaya juga mengalami efek Doppler? Dan bagaimana perumusannya?
Jika antara sumber dan pengamat terjadi gerak relative (misalnya saling mendekat),
maka akan diilustrasikan pada ganbar berikut :
Menurut P
Karena P mengukur kecepatan cahaya C, maka selama waktu T, jarak tempuh cahaya
tersebut : CT
30
Sehingga
CT = UT +
= CT UT
= T (C-U)
(1)
(*)
= ( )
12
= ( )
=
=
=
=
=
2
1 2
T (periode) =
()
1 2
1 2
1 2
2 2
[()(+)]1/2
()1/2 (+)1/2
()1/2 ()1/2
(+)1/2
()1/2
(2)
Dimana :
31
'
: frekuensi cahaya diukur oleh pengamat yang saling mendekat dengan sumber
dengan kecepatan U
: frekuensi sumber
dalam hal ini ' > , berarti sumber dan pengamat saling mendekat.
Analog dengan cara diatas maka untuk gerak menjauh hubungan tersebut diberikan
oleh:
(3)
dalam hal ini ' < , berarti sumber dan pengamat saling menjauh.
(4)
; =
(5)
32
Dimana
=
() ------------------------------------------------ =
().
1 2
1 2
parsial
=
1 2
2
2
1 2
0
2
1 2
0
2
1 2
--------------------------------------- misalkan 1
2
2
+
2
1 2
2
1 2
2
2
1 2
1 2
2 2
0
2 1
2
0
2
+ 2 1
2
2
33
2
1 2
+ 2 1
2
2
2 + 2 1 2
1 2
2 + 2 2
2
1 2
(2)
Karena
=
1 2
(3)
= +
(4)
= +
= +
(5)
Sehingga :
= =
(6)
(7)
34
= 0
0
1 2
02
0 2
2
1 2
(8)
Contoh soal :
1. Berapakah kecepatan partikel yang energy kinetiknya kali energy diamnya ?
Diket
: K = E0
Ditanya
: V.?
Jawab
= + 0
1
= 2 0 + 0
3
2
= 0
0
2
1 2
1
2
2
0 2
2
1 2
2
2
0
2
12
2 =
2 =
=
2. = 2 0 2
35
02
2
1 2
0 2
2
2
1
2
2
berlaku untuk 1
Jika 1, maka (1 + ) 1 +
= 0 2
1 2
= 0 2
2
2
(1 + ) =
1 + = 1 +
= 0 2
2
1
2
2
2
1
2 2
2
1
2
2
= 0 2
=
1+
2
2
1
2
2 0
02
2
1 2
02
2
1 2
024
Dikuadratkan
: 2 =
: 2 2 =
(*)
1 2
0242
2
1 2
(**)
024
2
1 2
0242
2
1 2
2 2
0 2 4 1 2
1 2
36
2 2 2 = 0 2 4
(9)
Contoh :
1. Benda bermassa 1 kg berhasil dilenyapkan, maka akan dihasilkan energy sebesar ?
=
= ( )
=
c. Massa Defek
Contoh :
Atom Helium
Pembentukan inti
2p + 2n
Massa pembentuk (m)
m(2p) + m(2n)
d.
Dalam fisika klasik materi adalah sesuatu yang memiliki massa. Dan ketika materi
(sesuatu yang memiliki massa tersebut) bergerak akan memiliki momentum. Menurut Einstein
terdapat materi yang ridak memiliki massa.
Jadi terdapat perbedaan defenisi mengenai materi menurut fisika klasik dan fisika
modern, sehingga disepakati bahwa sesuatu yang memiliki momentum ketika bergerak adalah
materi.
m0 = 0 ------------------- V < C
37
Maka :
=
02
2
1 2
02
1
0
1
=0
m0 = 0 ------------------- V = C
Maka :
=
02
2
1 2
02
1
0
0
=
=
(*)
(**)
38
Misalkan
= ()
(1)
Persamaan maxwell
=
+ + 0 ( ) =
( )
0 ( ) =
0 ( ) =
= 0 ( )
= 0 ( )
0 ( )
39
()
(2)
()
0 ( )
=
( )
0
= =
...(3)
40
C. FOTOLISTRIK
a. Gejala
plat logam homogeny (jumlah proton dan elektronnya sama) disinari dengan sinar UV
(cahaya berfrekuensi tinggi)
ketika disinari ternyata muatan negatif (-), yaitu elektron terlepas dari plat , yang peristiwa
tersebut disebut dengan efek foto listrik dan elektron yang terlepas disebut dengan elektron
foto
Elektron terlepas
Timbul Persoalan :
Bagaimana bisa elektron yang partikel dapat berinteraksi dengan cahaya yang
gelombang
Para ahli mencoba meneliti tentang efek foto listrik, yaitu hubungan beberapa besaran fisis.
Sinar UV yang disinari pada plat logam memiliki frekuensi (), intensitas dan elektron yang
terlepas memliki kecepatan (Kmaks).
41
Pertanyaan penelitian :
1. bagaimana hubungan intensitas cehaya terhadap foto elektron ?
2. bagaimana hubunan antara frekuensi cahaya terhadap foto elektron ?
3. apakah semua logam memiliki prilaku yang sama pada efek foto listrik ?
=
F = -Ee, menyebabkan elektron tertahan .
Tepat elektron berhenti maka berlaku ;
Elistrik = Kmaks
e.Vs = Kmaks
42
Sehingga energi kinetik foton elektron dapat diukur denan mengukur tegangan henti,
dimana
= .
(1)
Hasil eksperimen
43
Keterangan gambar :
Frekuensi ambang (0) = frekuensi minimum cahaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan elektron dari logam (masing masing logam memiliki frekuensi
ambang yang berbeda).
= m( 0)
(*)
m = keniringan
= 6.63 1034 =
h = konstanta planck
=h( 0)
(1)
Kmaks
= h h0
(2)
gelombang cahaya dipancarkan dalam bentuk butiran butiran (kuanta) yang berenergi
E = h (planck)
Cahaya memiliki energi gelombang elektromagnetik , dimana energi dan massa setara
Jadi persamaan (2) menjadi :
h = Kmaks + h0
(3)
dimana :
h
Ilustrasi :
1.
2.
3.
LOGAM
SIMBOL
(eV)
Cesium
Cs
1.9
Kalsium
Ca
3.2
Platinum
Pt
5.6
1 eV = 1,6 X 10-19 J
Contoh soal :
1. Berapakah Kmaks foto elektron yang lepas dari permukaan logam Cs jika disinari
dengan cahaya berfrekuansi 6,0 X 1014 Hz
Diket :
Cs = 1,9 Ev
= 6,0 X 1014 Hz
Ditanya : Kmaks ?
Jawab :
h = 6,63 X 10-34 Js . 6,0 X 1014 1/s
h = 39,8 X 10-20 J
1
45
h = 2,49 eV
h = Kmaks + h0
Kmaks = h - h0
Kmaks = 2,49 1,9
Kmaks = 0,59 eV
0 =
5,6 (1,6 10 19 )
6,63 10 34
0 =
8,96 10 19
6,63 10 34
0 = 1,35 1015
b. 0 ?
=h 0
=
0 =
0 =
6,63 10 34 .3 10 8
8,96 10 19
0 = 2,22 107
0 = panjang gelombang ambang (panjang gelombang maksimum yang dapat
melepaskan elektron pada logam)
46
Detektor mencatat intensitas dadri panjang gelombang foton yang etrhambur , lalu
panjang gelombang hambur tersebut dibandingkan dengan foton yang datang.
Hasil :
47
Pertanyaan :
1. jika > , maka Ef < Ef, berarti dalam efek compton dengan sudut > 0 ada energi
foton yang hilang sebesar :
E = Ef Ef
Atau
E = h h
=
Jawaban ;
Analisis tumbukan pada efek compton :
Energi kinetik elektron yang terpental (recoil) berasal dari kehilangan energi foton, jadi :
Kmaks = h h
48
(*)
(**)
2 ( 2 2 ) = 2 + 2 ( 2 2 ) 2 cos
2 = 2 + 2 2 cos
Dikali C2
2 = 2 2 + 2 2 2 cos 2
(***)
# E = m0C2 + K
49
E2 = m02C4 + Pe2C2
Jadi
E2 = m02C4 + K2 + 2K m0C2
m02C4 + Pe2C2 = m02C4 + K2 + 2K m0C2
Pe2C2 = K2 + 2K m0C2
Subsitusi persamaan 2
Pe2C2 = K2 + 2K m0C2
K = h h
(****)
2 2 = ( )2 2
2 2 = ()2
2 2
)
2 2 = (
2 2 = ()2
2 cos 2 = 2
) 2
2 cos 2 = 2
Jadi
()2 + ()2 2 = ()2 ()2 2 + 20 2 ( )
2 2 = 20 2 ( )
= 0 2 ( )
(1 ) = 0 2 ( )
0 2 ( ) = (1 )
Atau :
0 2
((1
0 2 ( ) = hC(1 )
50
( ) =
hC ((1 )
02
h((1 )
0
(1
0
= (1 )
= 2,426 1012
0
E. SINAR X
a. Sifat Sifat Sinar X
1. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik
(sinar-X tidak dapat dipdengaruhi oleh medan listrik dan medan magnet, jika didekatkan dengan
benda bermuatan akan tetap bergerak).
2. memiliki daya tembus besar
3. memiliki daya ionisasi yang besar
(daya ionisasi = kemampuan untuk melepaskan elektron dari atom sehingga atomnya
bermuatan).
b. Produksi Sinar-X
Tahap tahap :
1. Saat filamen memanaskan katoda maka elektron pada katoda akan terlepas.
51
(1)
Dimana
V = tegangan pemercepat
Karena bertumbukan dengan atom-atom target maka elektron akan kehilangan energi
kinetik sebesar :
K = Kmaks K
K = Kmaks 0
K = Kmaks
52
K = energi yang hilang , yang akan berubah menjadi bentuk energi yang lain.
Energi yang hilang (K ) ini berubah menjadi suatu gelombang elektromagnetik, yang
dikenal dengan sinar-X.
c. Spektrum Sinar-X
Logam target : Tungsten
(2)
hmaks = Ev
(3)
(4)
1,26 10 6
(5)
53
Pada grafik di atas, diketahui pada bahan Molydenum terdapat kekhasan dari logam
tersebut, sehingga terdapat sinar-X karakteristik.
d. Difraksi Sinar-X
Set eksperimen :
= n
2d sin
= n
(1)
54
= ( )3
Dimana :
m = massa atom rata-rata
= kerapatan kristal
karena:
=
1,66 1027 /
Maka :
=
1,66 1027 /
1
3
(2)
Contoh Soal :
1. Garam dapur mempunyai kerapatan 2,16 X 103 kg/m3. Rumus senyawa kimianya adalah
NaCl dengan massa 58,5 u (u = unit). Hitunglah jarak atomik untuk kristal garam
tersebut !
Diket : Kristal NaCl
= 2,16 X 103 kg/m3
M= 58,5 u
K = 2 (Na + Cl)
Jawab :
=
58,5
2. 2,16 10 3
1,66 10
27
1
3
1,66 1027 /
1
3
= 2,82 1010
= 2,82 101
= 2,82
55
Atom sebagai media terjadjinya tumbukan, karena energi tidak dapat berubah secara
serta merta menjadi partikel.
h + m0C2
Energi foton dalam peristiwa ini berubah menjadi dua partikel yang bergerak.
Dengan dua massa partikel yang terbentuk sama, sehingga persamaan diatas menjadi :
h
= 2 m0C2 + K- + K+
Energi foton minimum yang diperlukan untuk menempatkan sepasang partikel (e- dan e+)
adalah :
hmin
= 2 m0C2
hmin
= 2 (0,51 meV)
hmin
= 1,02 meV
Setelah :
56
= 2 h
= 2 m0C2
hmin
= m0C2
hmin
= 0,51 meV
57
Momentum foton :
=
(1)
Menurut deBroglie
=
.. =
panjang gelombang partikel (panjang gelombang debroglie)
: 5 X 10-2 M
Dimensi elektron
: 10 X 10-11
Massa
Kecepatan
Ukuran
58
= =
= =
6,63 10 34
(4,6 10 3 )(30)
6,63 10 34
(9,1 10 31 )(10 3 )
= 4,8 1034
= 7,3 1011
e-
Hasil eksperimen :
Logam terget Nikel (d = 0,091 nm)
Pengamatan pada sudut = 500
59
Dari grafik didapat bahwa difraksi maksimum terjadi pada = 500, V = 54 volt.
= 1
= 0,165 nm
60
=
Dari alat :
Kmaks = eV
1
2
2
( )2
2
Sehingga :
=
=
2
6,63 10 34
2(9,110 31 )(1,6 10 19 )(54)
= 0,166
L
Akan ditentukan energi total partikel tersebut dengan menerapkan konsep gelombang.
Misalkan kasus tersebut sama seperti gelombang pada tali yang diikat pada kedua ujungnya,
lalu digetarkakn. Kemungkinan bentuk gelombang yang terjadi adalah :
61
(*)
2 =
2
2
==
=
( )2
2
2
2 2
2 =
(**)
2
2
2 ( )2
2 2
8 2
62
1 = 8 2
4 2
2 = 8 2
9 2
3 = 8 2
Dari kemungkinana energi partike, diketahui bahwa energi partikel tidak dapat bernilai
sebarang, berarti energi partikel dalam sistem bersifat terkuantitasi.
63
Model Atom
Prinsip dasar :
64
Yang hasilnya menurut percobaan Rutherford terdapat sinar yang dibelokkan (hal ini tidak
sesuai dengan prinsip yang menyatakan partikel tidak akan menyimpang secara signifikan, karena
muatan terdistribusi secara kontiniu). Sehingga muncullah model atom Rutherford.
()()
2
2
2
(1)
Karena elektron bergerak melingkar, maka elektron tersebut juga memiliki gaha sentrifugal
=
2
2
65
= Fs
=
2 =
2
2
2
(3)
dimana :
=
1
4 0
= 9 109
V = kecepatan
= 2 2 +
=
..
1
2
2
dan
1 2
2
(4)
Tanda (-) menunjukkan elektron senantiasa terikat ke inti , kecuali jika ada energi sebesar E
yang mengganggu atom.
C. SPEKTRUM ATOMIK
Benda padat bila dipanaskan akakn berpijar (memancarkan spektrum yang bersifat kontiniu)
66
Spektrum Atomik
Spektrum Emisi
* spektrum kontiniu (panas , berpijar)
Spektrum Absorsi
(atom tertentu dapat menyerap tertentu)
Balmer mencoba membuat rumus empirik terhadap garis garis atom hidrogen dalam
rentang cahaya tampak, sehingga didapatkan :
1
= 1,097 107
1
22
2 1
n = 3,4,5,
67
Lyman membuat rumus empirik spektrum atom tersebut, dalam rentang sinar Ultra violet,
sebagai berikut :
1
= 1,097 107
1
12
1
2
n = 2,3,4,
Passen me ncoba membuat rumus empirik spektrum atom H rentang infra red ;
1
= 1,097 107
1
32
2 1
n = 4,5,6,
= 1,097 107
1
42
1
2
n = 5,6,7,
= 1,097 107
1
52
2 1
n = 6,7,8,
Pfund :
1
dan
L
V
Dimana :
68
=
=
= ( )
= ( )
Besar :
L = m r v sin
=900
L=mrv
(*)
Menurut Bohr, elektron yang bergerak emlingkari inti dalam lintasan atau orbit yang
stasioner (mantap) tidak meradiasikan energi. Dan lintasan stasioner bagi elektron tersebut memiliki
syarat :
=
n = 1,2,3
Implikasi
mrv
= nh
sebelumnya :
1 2
= 2
1 2
=2
()2 =
mrv
= nh
(**)
Jadi :
dikuadratkan
2 = 2 2
2 2
2
69
Karena = 4 , maka :
0
2 2
1
4 0
= 2
4 0 2
.. n=1,2,3,
(1)
(2)
= 2 0
(3)
Atau
Di mana :
0 = 5,29 1011 = 0,529
Lintasan mantap bagi elektron dalam atom H, menurut Bohr :
1 = 0
keadaan dasar
2 = 40
keadaan tereksitasi
3 = 90
keadaan tereksitasi
4 = 160
keadaan tereksitasi
= 2
= 2 4
2
0
1
2
8 0 2 42 0 2
4
32 2 0 2
2
4 2
4 1
2 2 2
0
= 8
1
2
n=1,2,3
(4)
13,6
2
(5)
Pada :
n=1
1 = 0
1 = 13,6
70
n=2
2 = 40
2 = 3,5
n=3
3 = 90
3 = 1,5
n=4
4 = 160
4 = 0,85
tanda (-) menunjukkan elektron dalam pengaruh inti, dan energi dalam atom merupakan
energi yang tertentu nilainya (terkuantitasi).
n1
n2
n3
(6)
di mana :
Eni
Enf
Contoh soal:
1. berapa foton yang diradiasikan oleh atom H, jika terjadi transisi elektron dari n=3 ke n=2 ?
ni = 3 ; nf = 2
h = E3 E2
71
h = -3,5 (-1,5)
h = - 2 eV
h = -2 (1,6 X 10-19 J)
h = 3,2 X 10-19 J
Untuk menentukan
h = 3,2 X 10-19 J
=
3,2 X 1019 J
3,2 X 1019 J
= 6,63 10 34 /
= 0,48 1015
C =
=
3 10 8
= 0,48 10 15
= 6,25 107
(7)
4 1
2 2 2
0
Ingat : = 8
Maka :
72
=
=
4
1
8 0 2 2 2
4
1
8 0 2 2 2
4
1
8 0 3 2
4
= 1,097 107 1 = ( )
80 3
Jadi :
1
1
2
= 1,097 107
2 1
Atau
1
2
2 1
1
2
1
12
2 1
1
2 1
..n=2,3,4,
Berarti deret Lyman menunjukkan transisi elektron dari luar tak hingga (2,3,4,) yang
berakhir di lintasan 1.
2. Balmer
1
1
22
2 1
..n=3,4,5,
Deret Balmer menunjukkan transisi elektron dari luar tak hingga (3,4,5,) yang berakhir di
lintasan 2.
3. Passen
1
1
32
2 1
..n=4,5,6,
Deret Passen menunjukkan transisi elektron dari luar tak hingga (4,5,6,) yang berakhir di
lintasan 3.
4. Bracket
73
1
42
2 1
..n=5,6,7,
Deret Bracket menunjukkan transisi elektron dari luar tak hingga (5,6,7,) yang berakhir di
lintasan 4.
5. Pfund
1
1
52
2 1
..n=6,7,8,
Deret Pfund menunjukkan transisi elektron dari luar tak hingga (6,7,8,) yang berakhir di
lintasan 5.
E6
E5
E4
E3
E2
E1
74
(,) = sin( )
Fungsi ini menunjukkan : simpangan pada tali atau gelombang air setiap saat pada posisi
tertentu
(,) = sin( )
Menunjukkan tekanan (kerapatan gelombang)
75
Dan ternyata untuk gelombang materi, fungsi gelombangnya () tidak memiliki makna fisis
secara langsung, tetapi berhubungan dengan peluang menemukan partikel pada suatu saat dalam
ruang (x,y,z).
3. Turunan terhadap variabel posisi, juga harus kontiniu pada bidang batas.
, ,
Atau :
~
~
() = 1
Maknanya :
2
()
sumbu X
Contoh :
Partikel dalam kotak
=0
() = 1
(,,) = 1
76
B. PERSAMAAN SCHRODINGER
Menurut persamaan schrodinger, ambil fungsi gelombang
tertentu sebagai :
(,) = ( )
(1)
= 2
Untuk foton :
Untuk foton
. = 2
=
=
Sehingga
Sehingga
=
2
2
= 2
= 2
( 2)
( )
(,) =
(2)
2
2
. =
2
2
( )2
2
= 2
. Dikali dengan
(3)
(,) =
( )
(,) =
77
(,)
( ,)
(,)
( ,)
.. dikali i
(,)
(,)
= .
(*)
2 (,)
2
2 (,)
2
=
=
(,)
(**)
2
2
2 2 ( ,)
2
2
+
+
2 2 (,)
2
2
+ = 0
(,)
+ ( ) =
(4)
+ ( ) =
(5)
+ =
(,)
+ =
(,)
(6)
78
Persamaan (6), merupakan persamaan schrodiinger tergantung waktu untuk satu dimensi
(Time Dependent Schrodinger Equation TDSE). Yang secara umum dapat ditulis sebagai berikut :
+
+
+ =
(,)
(7)
(,) =
( )
(,) =
= () = ()
(,) = (). ()
(*)
+ ( ) = 0
2 2
2 2 (). ()
+ ( )(). () = 0
Jika menggunakan persamaan Schrodinger tidak tergantung waktu, maka persamaan di atas
menjadi :
2 2
2 2 ()
+ ( )() = 0
( ) =
(8)
Di mana :
2
2 = 2 + 2 + 2
Dengan didapatkan () , maka persaan (*) menjadi :
(,) = (). ()
(,) = ().
79
V=~
V=0
X=0
X=L
Persamaan Schrodinger :
2 2 ()
2 2
+ ( )() = 0
X<0
(I)
0 < X< L
(II)
X>L
(III)
Daerah I
: 1() = 0
Daerah II
: 2() =
Daerah III
: 3() = 0
Jadi berdasarkan contoh di atas, fungsi gelombang () hanya terdapat pada daerah II
( 2() ).
80
+ ( )2() = 0
2 2 2()
2
2
+ (0 )2() = 0
2 2 2()
2
2
2() = 0
2 2()
2
+ 2 2() = 0
dikali
2
2
(i)
Misalkan:
2
2
= 2
2
2
(*)
(**)
+ 2 2()
(ii)
Persamaan di atas merupakan persamaan diferensial orde dua, sehingga dapat ditulis :
2 + 2 = 0
Solusi persamaan (ii), salah satunya adalah :
2 = + cos
(iii)
Atau :
2 =
Gunakan syarat batas :
1. Pada X = 0
.. 2 (0) = (0)
(iv)
81
.. 2 (0) = (0)
2. Pada X=L
.. n=0,1,2,
(***)
22
2
2
2
2 2 2
2 2
.. =
2 2
8 2
..n=1,2,3,
2 =
2
4 2
(v)
..n=1,2,3,
(vi)
=0
() = 1
2
0
= 1
2
0
= 1
2
Diperoleh :
(*)
Jadi :
82
() =
2
() =
(vii)
; =
; n=1,2,3,
Kemungkinan :
1() =
2() =
; 1 = 8 2
; 1()
4 2
8 2
; 2()
; 2 =
= 2
= 2
Dapat digambarkan :
(,) = ().
2
(,) =
= 4
2
0
+ ( ) = 0
Karena yang digunakkan merupakan persamaan Schrodinger tigs dimensi, maka koordinat
yang mungkin adalah koordinat spheris (bola), sehingga :
1
2 = 2 2 + 2 + 2 2
2
2
+ 2 + 2 2
2
2
2
2
+ 4
2
0
+ =0
2 2
Sehingga di dapat :
2 2
+ + 2 + 2 2 2
1 2
4 0
+ = 0 (1)
84
2 2
+ + 2 + 2 2 2
1 2
4 0
+ =0
1 2
+ 2 + 2 2 2
1 2
4 0
+ =0
(2)
Ambil :
1 2
2
2
2
= 2
(*)
+ 2
(I)
(I)
Karena = + 2,
Maka () = (+2)
Jadi (I) :
= (+2)
Ini terpenuhi jika ml = 0, 1, 2, 3,
(Disebut bilangan kuantum magnetik)
1 2 2 2 2
1 2
+
+
+ = 0
2 2
40
Suku ke dua dan tiga pindah ke ruas kanan, lalu dibagi dengan 2 , serta subsitusikan
dengan (*) :
1 2
2
1 2
2
1
+ 2 2
+ =
40
Misalkan
2
2
= ( + 1)
(II)
85
Jadi :
1
1 2
4 0
2 + 2 2
+ = ( + 1)
(III)
= 32 2 2 2
; n = 1,2,3,
Atau :
=
13,6
2. = , , 2, 1,0,1,2,
Contoh soal :
1
1. Hitunglah
1
untuk 100(R,,)
1
100
= 3 (2)(2)
0 2
1
3
0 2
2
0
1
0
100
1
0
~
3 =0 =0 0
0
~
1
(2)(2) 0
0 3
1
2
0
2
0
02
4
1
0
= 0
86
(n = 1,2,3,)
13,6
(l = 0,1,2,,(n-1))
( + 1)
(-l,,-1,0,1,,l)
ml = -1,0,1
( + 1)
Lz = -h untuk ml = -1
1(1 + 1)
Lz = 0untuk ml = 0
= 2
Lz = h untuk ml = 1
Lz
h'
ml=1
ml=0
-h'
ml=-1
87
f. Kaedah Seleksi
Transisi elektron dalam atom hanya dapat terjadi jika transisi tersebut memberikan :
= 1
= 1,0,1
Contoh:
n2
l=2
ml=-2
ml=-1
ml=0
ml=1
ml=2
l=1
ml=-1
ml=0
ml=1
l=0
ml=0
n1
l=1
ml=0
l=0
ml=0
n0
l=0
ml=0
Gambar di atas menunjukkan tingkat kemungkinan energi bagi suatu atom H, dan ternyata
tidak semua tingkatan elektron bisa bertransisi. Perpindahan elektron harus memenuhi kaedah
seleksi.
Dari bilangan kuantum yang ada, kemudian dikenal adanya notasi spektroskopi, sebagai
berikut :
n1
= Kulit K
l0
n2
= Kulit L
l0
l1
n3
= Kulit M
l0
l1
l2
n4
= Kulit N
l0
l1
l2
l3
89
Efek Zeeman
Gejala terpecahnya satu spektrum garis menjadi beberapa garis spektrum yang
berdekatan, jika atom yang bertransisi ditempatkan dalam medan magnet homogen,
dinamakan efek zeeman. Efek zeeman terbagi atas dua yaitu: efek zeeman normal dan
efek zeeman anomalous.
l=1
E+x
E-x
Dari gambar terlihat, ketika atom yang bertransisi di letakkan pada medan magnet
akan terjadi perubahan E, yang dipengaruhi oleh faktor X. Oleh karena itu akan ditentukan
faktor X tersebut.
Analisis interaksi medan magnet dengan gerak orbital :
r
i
v
Elektron yang bergerak mengelilingi inti akan menghasilkan arus kecil (i), aus kecil
tersebut akan menghasilkan medan magnet, yang dinyatakan dengan momen dipol magnet
().
90
Dimana :
(1)
==
=
Jadi :
= 2
(*)
Maka :
=
=
. 2
(**)
(***)
2
2
= 2
(2)
( + 1) dan =
Lz
91
L
Atau :
(+1)
Akibat medan magnet tersebut orientasi atom akan berubah / mengalami pensejajaran,
sehingga atom memiliki energi potensial magnetik yang besarnya :
=
90
(3)
Di mana :
= momen gaya megnetik
=
= sin
Jadi :
=
90
sin
(4)
(+1)
( + 1)
(+1)
= 2
92
= 9,27
10 24
(5)
= =
Sehingga :
=
(6)
Jadi diketahui bahwa energi potensial magnetik (Vm) tergantung pada bilangan
kuantum magnetik (ml) yang disebabkan oleh adanya medan magnet luar.
Akibat energi potensial magnetik (Vm), maka energi transisi atomik menjadi :
= +
= ( ) +
= +
E0 = energi potensial tanpa medan magnet
Contoh :
1. Untuk n=2, l=1 (ml = 1,0,1)
Maka energi transisi atom dari n=2 ke n=1 adalah :
= + (1 ) =
(ml = -1)
= + (0 ) =
(ml = 0)
= + (1 ) = +
(ml = 1)
Jadi :
Tanpa Medan Magnet
n=2
l=1
E0
E0
E0+bB
E0-bB
93
( + 1)
1
Dengan nilai s = 2
= 2 3
Dan untuk kuantitasi bagi gerak spin elektron dinerikan oleh :
=
Dengan =
1
2
Jadi
1
= + 2
=
1
2
ms = + 2 dan Sz = 2
orientasi spin seperti ini dinamakan dengan spin up
( )
ms = 2 dan Sz = 2
94
dari persamaan
: n = 1,2,3,
: l = 0,1,2,
: ml = -l,,-1,0,1,,l
: s = 2
Contoh :
1. Tuliskan keberadaan kuantum yang munkin bagi atom H , pada keadaan n=2 :
Jwb :
Keadaan kuantum yang mungkin bagi atom H dapat diketahui dengan pohon kemungkinana
berikut :
n=2
l=0
l=1
ml=0
s = +1/2
ml=-1
s = -1/2
s = +1/2
ml=0
s = -1/2
s =+1/2
ml=1
s =-1/2
s = +1/2
s = -1/2
: (2,0,0,+1/2)
(2,0,0,-1/2)
(2,1,-1,+1/2)
(2,1,-1,-1/2)
95
(2,1,0,+1/2)
(2,1,0,-1/2)
(2,1, 1,+1/2)
(2,1, 1,-1/2)
B. KONFIGURASI ELEKTRON
Dalam konfigurasi elektron, ketentuan untuk pengisian kulit pada atom yaitu tiap kulit dapat
ditempati maksimum sesuai dengan persamaan berikut :
= 22
Kulit K : = 2(1)2 = 2
Kulit L : = 2(2)2 = 8
Kulit M : = 2(3)2 = 16
4
2
Konfigurasi :
Jika elektron yang mengisi kulit dinyatakan dengan a dan b, maka bilangan kuantum masingmasing elektron adalah :
96
a. n = 1, l = 0, ml = 0, s = +2
1
b. n = 1, l = 0, ml = 0, s = -2
Sinar-X Karakteristik
Contoh :
Spektrum diskret seperti yang diperlihatkan pada gambar dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ketika elektron menumbuk elektron pada atom target berelektron banyak, elektron akan
menumbuk atom dengan elektron paling rendah, sehingga terjadi terjadi transisi. Kemudian
kekkosongan pada kondisi sebelumnya diisi lagi oleh elektron (radiasi) . radiasi tersebutlah yang
merupakan spektrum diskret.
97
Ilustrasi :
6
5
P
O
M
M
M
L
L
L
K
L
K
L
2
K
K
1
2
1
2
Contoh :
1. tentukan panjang gelombang Cu (K) dengan ZCu = 29 !
K menunjukkan elektron beradiasi dari n=2 ke n=1, sehingga diketahui nf=1 dan ni=2
Jwb :
= 3 ( 1)2
1
2
= 3 ( 1)2
1
12
= 3 ( 1)2
3
4
1
22
3
4
98
3 10 8
= 5,8 10 18
= 0,5 1010
= 0,5
Jadi = 0,5 , merupakan Cu untuk K.
99
LASER
(Light Amplification by Stimulated Emition of Radiation )
A. PRINSIP DASAR LASER
1.
Pemompaan laser : energy untuk membuat elektron berpindah dari keadaan dasar ke
keadaan eksitasi.
2.
3.
Ketika elektron yang tereksitasi tidak spontan mengisi kekosongan, maka dibutuhkan
foton (perangsang).
100
dan saling berinterferensi deduktif sehingga sibar laser juga berintensitas tingggi
2. Solusi pertama ternyata tidak dapat mengatasi kesulitan bahwa atom-atom yang masih berada di
keadaan dasar dapat menyerap foton langsung, sehingga foton laser berkurang.
Dan hal ini bisa diatasi dengan model atom empat tingkat energi
101