Selama periode penelitian didapatkan 29 subjek. Subjek terdiri dari 18 anak laki laki dan 11 anak perempuan. Empat belas subjek terdiagnosis sindrom nefrotik sebelum usia 6 tahun dan 15 subjek terdiagnosis sindrom nefrotik setelah usia 6 tahun. Karakteristik umum subjek penelitian meliputi jenis kelamin, usia saat serangan pertama kali dan diagnosis dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2 dan tabel 3. Pada tabel 1 terdapat hubungan antara kekambuhan dengan infeksi saat terdiagnosis, yaitu hipertensi dan hematuria saat terdiagnosis. Pada tabel 2 menunjukkan faktor faktor risiko yang diduga berperan terhadap terjadinya kekambuhan pada sindrom nefrotik, dan pada tabel 3 menunjukkan beberapa variabel yang berpengaruh terhadap risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik. kekuatan hubungan terkuat dengan risiko kekambuhan adalah variabel respon terhadap pengobatan steroid. 2. Analisa teori konsep terkait hasil penelitian Hipertensi dan hematuria merupakan manifestasi klinis yang menyertai sindroma nefrotik, ( Ngastiyah, 2005 ). Menurut berbagai hasil penelitian, respon terhadap pengobatan steroid lebih sering dipakai untuk menentukan prognosis dibandingkan gambaran patologi anatomi. Berdasarkan hal tersebut, saat ini klasifikasi SN lebih sering didasarkan pada respon klinik, yaitu : a) Sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS) b) Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) sebagian besar sindrom nefrotik pada anak memberikan respon yang baik pada pengobatan awal dengan steroid. Namun sekitar 57 % diantaranya menunjukkan kekambuhan yang berulang.
3. Analisa kesenjangan dan kesesuain antara konsep dengan hasil penelitian
a) Kesesuaian Sindroma Nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, Hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia, kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi, dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah, 2005). Efek samping terapi steroid diataranya yaitu hipertensi dan peningkatan resiko infeksi, seperti infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran cerna, dan selulitis. serta di dalam penelitian ditemukan angka kejadian pada anak laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dengan perbandingan 2 : 1, sama seperti yang ditemukan dalam artikel penelitian yang lain dan dari beberapa konsep teori yang ada. b) Kesenjangan Di dalam hasil penelitian tidak ditemukannya hasil yang bermakna antara usia dan jenis kelamin dengan risiko kekambuhan pada sindrom nefrotik., sedangkan didalam beberapa artikel penelitian yang lain dan dari beberapa konsep teori di tuliskan bahwa faktor resiko sindroma nefrotik meliputi berat badan lahir rendah cukup bulan, usia awitan 6 tahun, dan jenis kelamin. Pasien yang respon terhadap terapi steroidnya baik merupakan sindrom nefrotik kelainan minimal setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi. Tapi pada subyek penelitian tidak dilakukan pemeriksaan histopatologi. dan hal ini merupakan salah satu kelemahan dalam penelitian tersebut.