Anda di halaman 1dari 6

II.

3 PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Pemeriksaan Bahan Campuran Beton.


A. Analisis Saringan Agregat Halus
1) Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5) 0C, sampai
berat tetap.
2) Menyaring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan
paling besar ditempatkan paling aatas.
3) Mengguncangkan saringan dengan tangan atau mesin pengguncang
selama 15 menit.
B. Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
1) Memperhatikan bahwa seluruh penentuan berat harus sampai ketelitian
0,1 gram.
2) Memasukkan ke dalam piknometer (500+10) gram agregat halus dalam
kondisi jenuh kering permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
3) Menambahkan kembali air sampai kira-kira 90 % kapasitas piknometer
4) Memutar dan mengguncangkan piknometer dengan tangan untuk
menghilangkan gelembung udara yang terdapat di dalam air.
5) Menimbang berat total dari piknometer, benda uji dan air.
6) Mengeluarkan agregat halus dari dalam piknometer, mengeringkan
sampai berat tetap pada temperatur (110+5)oC, mendinginkan pada
temperatur ruang selama (1,0+0,5) jam dan menimbang beratnya.
7) Menimbang berat piknometer pada saat terisi air saja sampai batas
pembacaan yang ditentukan pada (23+2)oC.
C. Kadar Air Agregat Halus
1) Menimbang dan mencatat berat talam.
2) Memasukkan benda uji ke dalam talam kemudian timbang dan catat
beratnya.
3) Menghitung berat benda uji .
4) Mengeringkan benda uji beserta dalam oven dengan suhu ( 110 5)C
sampai beratnya tetap.

5) Setelah kering, menimbang dan mencatat berat benda uji beserta


talam..
6) Menghitung berat benda uji kering.
7) Menghitung kadar air agregat halus.
D. Berat Isi dan Rongga Udara Agregat
a. Agregat Kasar
1) Mengisi penakar sepertiga dari volume penuh dan meratakan dengan
batang perata.
2) Menusuk lapisan agregat dengan 25 x tusukan batang penusuk.
3) Mengisi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian
ratakan dan tusuk seperti diatas.
4) Mengisi penakar sampai berlebih dan menusuk lagi.
5) Meratakan permukaan agregat dengan batang perata.
6) Menentukan berat penakar beserta isinya dan berat penakar itu sendiri.
7) Mencatat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
8) Menghitung berat isi agregat.
9) Menghitung kadar rongga udara.
b. Agreagat Halus
1) Mengisi penakar dengan agregat memakai sekop atau sendok secara
2)
3)
4)
5)

berlebihan.
Meratakan permukaan dengan batang perata.
Menentukan berat penakar dan isinya dan berat penakar sendiri.
Mencatat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
Menghitung berat isi dan kadar rongga udara dalam agregat.

2. Pembuatan Rencana Campuran Beton.


Langkah-langkah pembuatan rencana campuran beton ringan adalah
sebagai berikut:
1) Mengambil kuat tekan beon ringan yang disyaratkan, fc,B pada umur
28 hari;
2) Menentukan deviasai standar.
3) Menghitung nilai tambah.
4) Menghitung kuat beton ringan rata-rata yang ditargetkan (fc,Br).

5) Memilih agregat ringan kasar dan halus sesuai dengan rencana kuat
tekan dan berat isi beton ringan yang akan dibuat.
6) Menentukan kuat hancur agregat, fc,A.
7) Menghitung jumlah fraksi agregat nf, dalam beton dimana kuat tekan
adukan fc,M dan berat isi adukan BIM ditentukan atau dicaridari hasil
percobaan laboraorium .
8) Menentukan kuat tekan dan berat isi adukan yang dipilih.
9) Menentukan susunan campuran adukan dari hasil percobaan
laboraorium per m dari menurut butir 7 diatas.
10) Menentukan susunan campuran beton ringan dengan proposi yang
sesuai dengan harga fraksi agregat kasar.
11) Menghitung kadar, agregat kasar, semen, air dan agregat halus yang
digunakan.
12) menjumlahkan beratnya = berat isi beton ringannya;
13) Mengoreksi proposi campuran.
14) Membuat campuran uji, ukur dan mencatatbesarnya slump dan kekuatan
tekan yang sesungguhnya seperti pada beton normal.

3. Pembuatan benda uji.


A. Pengadukan
1) Memasukkan agregat kasar, sebagian air pencampur, dan bahan tambah
yaitu gypsum.
2) ila memungkinkan, menyebarkan gypsum merata ke dalam air
pencampur sebelum penambahan.
3) Menghidupkan pengaduk, lalu menambahkan agregat halus, semen, dan
air dalam kondisi mesin berputar.
4) Mengaduk beton, setelah semua bahan berada dalam adukan, selama
tiga menit diikuti dengan tiga menit berhenti, dilanjutkan dengan
pengadukan terakhir selama dua menit.
5) Menutup bukaan atau bagian atas pengaduk untuk menghindari
penguapan selama masa berhenti.

6) meletakkan beton yang diaduk mesin dalam wadah pengaduk lembab


dan kering dan aduk kembali dengan sekop atau pengaduk beton hingga
terlihat seragam.
7) Menempatkan beton ke dalam cetakan menggunakan sekop beton
tumpul.
B. Pemadatan
1) Menempatkan beton dalam cetakan, dalam jumlah lapisan yang
diinginkan dengan volume yang hampir sama.
2) Menumbuk masing masing lapisan dengan tongkat yang ujungnya bulat.
3) Menyebarkan tumbukan secara seragam ke seluruh penampang cetakan
dan untuk lapisan yang lebih atas biarkan tumbukan masuk kira-kira 12
mm ke dalam lapisan yang di bawahnya bila tebal lapisan kurang dari
10 mm dan kira-kira 25 mm bila tebal lapisan 10 mm atau lebih.
4) Setelah setiap lapisan ditusuk, mengetok bagian luar cetakan pelanpelan 10 kali sampai dengan 15 kali dengan tongkat karet untuk
merapatkan setiap lubang yang tersisa oleh tumbukan dan untuk
membuang setiap kantong udara besar yang mungkin terperangkap.
5) Mengunakan tangan terbuka untuk mengetok cetakan ringan sekali
pakai yang peka terhadap kerusakan bila diketok dengan palu karet.
6) Setelah pengetokan, membersihkan beton sepanjang sisi dan ujung
cetakan balok dan silinder dengan sendok beton atau alat lainnya yang
sesuai.
C. Pemeliharaan (curing)
1) Untuk menghindari penguapan air dari beton yang belum mengeras,
menutup benda uji segera dengan goni basah setelah pekerjaan akhir
sedikitnya untuk 24 jam setelah silinder dicetak.
2) membuka benda uji dari cetakan 24 jam 8 jam setelah pencetakan.
3) Semua benda uji dirawat basah atau direndam pada air temperatur 23
C 1,7C mulai dari waktu pencetakan sampai saat pengujian.
4. Pengujian Benda Uji
A. Pengujian Slump

1) Membasahi cetakan dan pelat dengan kain basah.


2) Meletakan cetakan di atas pelat dengan kokoh.
3) Mengisi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis, tiap
lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan, setiap lapis ditusuk dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata tongkat harus masuk
sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan pada lapisan pertama
penusukan lapisan tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan
cetakan.
4) segera setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus
disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke
atas; seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan diangkat
harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit;
5) Mengangkat cetakan dan meletakan perlahan-lahan di samping benda
uji.
6) Mengukur slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
B. Pengujian Kuat Tekan
1) Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
2) Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan
berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.
3) Melakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
4) Menggambar bentuk pecah dan mencatat keadaan benda uji.
C. Pengujian Kuat Lentur
1)
2)
3)
4)
5)

Menyiapkan mesin uji dan blok-blok tumpuan.


Meletakan balok uji sesuai pada mesin uji.
Meletakan blok beban.
Menurunkan blok beban.
Mengukur dalamnya celah antara permukaan balok dengan permukaan

blok-blok
6) Meratakan permukaan beton.
7) Memberikan pembebanan.
8) Mencatat besarnya beban maksimum yang mengakibatkan keruntuhan.

9) Mengukur penampang runtuh.


10) Menghitung kuat lentur .

Anda mungkin juga menyukai