Anda di halaman 1dari 5

KOMPLIKASI OBAT NEFROSITIK

Obat nefrotoksik merupakan obat-obat yang dapat menyebabkan kerusakan


pada ginjal. Berbagai kerusakan ginjal dengan manifestasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Penurunan laju filtrasi glomerulus


Peningkatan kadar kreatinin serum & BUN (Blood Urea Nitrogen)
Abnormalitas keseimbangan asam-basa
Gangguan keseimbangan elektrolit
Abnormalitas sedimen urin
Proteinuria
Pyuria
Hematuria

Beberapa gejala klinik yang bisa muncul seperti


1. Malaise, anoreksia, mual-muntah, nafas cepat dan dangkal, edema.
2. Kerusakan tubulus proksimal :
Asidosis metabolic dan bikarbonaturia
Glukosuria tanpa disertai hiperglikemia
Penurunan kadar fosfat serum, asam urat, kalium dan magnesium
3. Kerusakan tubulus distal :
Polyuria
Asidosis metabolic
Hyperkalemia
Adapun obat nefrositik yaitu :
1. ASETOSAL
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah
analgesik antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini merupakan
standar dalam menilai efek obat sejenis.
FARMAKODINAMIK. Salisilat, khususnya asetosal merupakan obat
yang paling banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik.
Dosis toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga pada
keracunan berat terjadi demam dan hiperhidrosis.
Untuk memperoleh efek anti-inflamasi yang baik kadar plasma perlu
dipertahankan antara 250-300 g/mL. Kadar ini tercapai dengan dosis
aspirin oral 4 gram per hari untuk orang dewasa.
2. TETRASIKLIN
Penggunaan Klinis :
Riketsiosis
Terapi pilihan utama untuk ifeksi klamidia, Limfogranuloma venereum
Psitakosis
Konjungtivitis inklusi
Trakoma

Uretritis non spesifik yang disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum atau


Chlamidya trachomatis
PENGGUNAAN KLINIS TETRASIKLIN (Cont):
Infeksi Mycoplasma pneumonia
Bruselosis
Terapi alternatif untuk tularemia
Terapi altrnatif untuk sampar
Terapi pilihan kedua untuk mengobati sifilis
Terapi pilihan untuk Aktinomikosis
Akne vulgaris
Adjuvan untuk amubiasis intestinal akut
Menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan pada subunit 30 S
dan mungkin juga 50 S ribosom subunit pada bakteri yang sensitive;
kemungkinan juga menghasilkan perubahan pada membrane sitoplasma
bakteri.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap tetrasiklin atau, wanita hamil, anak-anak < 8 tahun.

Efek Samping
Renal : ARF; azotemia; gagal ginjal.
Pelunturan warna gigi dan email (anak-anak)
Gastrointestinal : mual,diare,muntah, esophagitis, anorexia, cram lambung,
pseudo-membranous collitis, staphylococcal enterocolitis, pancreatitis.
Haematologi : Tromboflebitis
Hepatic : Hepatotoksis (dosis > 2g sehari)

3. INDOMETHASIN
Merupakan derivat indol-asam asetat. Obat ini sudah dikenal sejak 1963
untuk pengobatan artritis reumatoid dan sejenisnya. Walaupun obat ini
efektif tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini dibatasi.
Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidensnya cukup tinggi.
Pada dosis terapi, sepertiga pasien menghentikan pengobatan karena efek
samping. Efek samping saluran cerna berupa nyeri abdomen, diare,
perdarahan lambung dan pankreatitis. Sakit kepala hebat dialami oleh kirakira 20-25% pasien dan sering disertai pusing, depresi dan rasa bingung.
4. IBUPROFEN
Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan pertama
kali di banyak negara. Efek analgesiknya sama seperti aspirin. Efek antiinflamasinya terlihat dengan dosis 1200-2400 mg sehari. Absorpsi
ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum dalam plasma
dicapai setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam.

Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan dengan


aspirin, indometasin atau naproksen. Efek samping lainnya yang jarang
ialah eritema kulit, sakit kepala trombosipenia, ambliopia toksik yang
reversibel. Dosis sebagai analgesik 4 kali 400 mg sehari tetapi sebaiknya
dosis optimal pada tiap orang ditentukan secara individual.
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui
dengan alasan bahwa ibuprofen relatif lebih lama dikenal dan tidak
menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesik, maka ibuprofen
dijual sebagai obat generik bebas dibeberapa negara antara lain Amerika
Serikat dan Inggris

Beberapa kerusakan ginjal akibat obat nefrositik yaitu :

Kerusakan epitel tubulus, yang terdiri dari :

Nekrosis tubular akut; disebabkan :


Adenovir, sidofovir, tenofovir
Antibiotika gol aminoglikosida
Amfoterisin B
Sisplatin, karboplatin
Siklosporin, takrolimus
Foskarnet
Pentamidin
Zat kontras radiologi
Zoledronate

Kerusakan epitel tubulus; tdd :

Nefrosis osmotik; disebabkan :


Dekstran
Imunoglobulin i.v
Manitol

Kerusakan ginjal akibat gangguan hemodinamik :

Penghambat ACE

AR B

Siklosporin, takrolimus

NSAID

Nefropati obstruktif; tdd :

Obstruksi intralobular; disebabkan oleh :


Asiklovir
Foskarnet
Indinavir
Metotreksat
Sulfonamid

Nefrolitiasis; disebabkan oleh :

Indinavir

Sulfonamid

Triamteren

Penyakit glomerulus; disebabkan oleh :

Preparat emas

Litium

NSAID, penghambat COX-2

Pamindronat

Penyakit tubuloinsterstisial; tdd :

Nefritis interstitial akibat akut alergi; disebabkan oleh :


Siprofloksasin
Diuretik kuat
NSAID, penghambat COX-2
Penisilin
PPI

Nefritis interstitialis kronis; disebabkan oleh :


Siklosporin
Litium

Penyakit tubuloinsterstisial; tdd :

Nefritis interstitial akibat akut alergi; disebabkan oleh :


Siprofloksasin
Diuretik kuat
NSAID, penghambat COX-2
Penisilin
PPI

Nefritis interstitialis kronis; disebabkan oleh :


Siklosporin
Litium

Vaskulitis dan trombosis renalis; disebabkan oleh :

Hidralazin

PTU

Alupurinol

Penisilamin

Gemsitabin

Mitomisin-C

Metamfetamin

Siklosporin, takrolimus

Emboli kolesterol; disebabkan oleh :

Warfarin

Trombolitik

Anda mungkin juga menyukai