Anda di halaman 1dari 9

Sistem Informasi Kesehatan 08 Maret 2015 20:24:05 Diperbarui: 17 Juni 2015 09:58:50 Dibaca :

8,398 Komentar : 2 Nilai : 0 A.

PENDAHULUAN Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah

satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara.
Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti
perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) bahkan
mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di suatu negara. Suatu system yang
terkonsep dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan Output yang baik juga. Sistem
informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman
dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan
kesehatan. Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat masyarakat
tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau membawa keluarga nya berobat
dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat masyarakat enggan
membawa anggota keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan teknologi seharusnya membuat
masyarakat dan khususnya pada mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan
berinovasi terhadap sistem informasi kesehatan Indonesia. Berlandaskan dengan fakta yang
terjadi di masyarakat pada saat ini seharus nya bisa dijadiakan bahan evaluasi dan
pertimbangan untuk dapat membentuk sistem informasi kesehatan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensi yang ada pada saat Ini sehingga bisa
dijadikan rumusa yang tepat dan membuat sistem informasi kesehatan yang tepat guna. B.
DASAR HUKUM SISTEM INFORMASI KESEHATAN Dasar hukum pengembangan sistem
informasi kesehatan di Indonesia adalah : 1. UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia; 2. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 3. Peraturan Pemerintah
RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor : 1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan mengamanatkan pusat data dan informasi ( PUSDATIN ) sebagai pelaksana tugas
kementrian kesehatan di bidang data dan informasi kesehatan; 5. Kepmenkes RI Nomor 511
tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Nasional
( SIKNAS ) 6. Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota; 7. Kepmenkes RI
Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang
Kesehatan; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat; 9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007
tentang Pengembangan Jaringan Komputer ( SIKNAS ) Online Sistem Informasi Kesehatan
Nasional C. PENGERTIAN Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah suatu sistem pengelolaan
data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematika dan terrintegasi

untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan


kepada masyarakat. Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi ( mulai dari pengumpulan data sampai
pemberian umpan balik informasi ) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan
selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan
hingga proses evaluasi. D. DEFINISI SISTEM INFORMASI KESEHATAN Sistem Informasi
Kesehatan ( SIK ) adalah integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan
untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen
kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. E.

TUJUAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI KESEHATAN 1.

Tujuan

Sistim Informasi Kesehatan Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah : 1.
Sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional ( SKN
) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang
adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat
pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas 2. Dalam bidang kesehatan telah
banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ), dengan tujuan
dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang
tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi. Upaya
pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya
suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu
memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan untuk: 1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian
2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya sendiri 4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan
dan teknologi bidang kesehatan 2. Manfaat Sistim Informasi Kesehatan World Health
Organization ( WHO ) menilai bahwa investasi sistem informasi kesehatan mempunyai beberapa
manfaat antara lain : 1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan
masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya 2. Pemberdayaan individu
dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan kualitas
pelayanan kesehatan Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas
kesehatan diantaranya: 1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan 2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap
pasien yang berobat 3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik ( bekerja
secara terstruktur ). E.

SASARAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN Sasaran dalam upaya

pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi : 1. Terciptanya


pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau tersedianya tenaga

fungsional pengelola data / informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi


2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data / informasi di tiap tingkat dan pengembangan
instrumen pengumpulan dan pelaporan data 3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di
seluruh tingkat administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau
atas permintaan dari pengguna data / informasi 4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber
daya yang memadai dalam rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di
seluruh tingkat administrasi 5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan
komunikasi komputer dan informasi F.

PERANAN SIK DALAM SISTEM KESEHATAN Menurut

Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization, WHO ), Sistem Informasi Kesehatan
( SIK ) merupakan salah satu dari 6 building block atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen

( building block ) sistem kesehatan

tersebut adalah : 1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan ( Service delivery ) 2. Produk medis,


vaksin, dan teknologi kesehatan ( Medical product, vaccine, and technologies ) 3. Tenaga medis
( Health worksforce ) 4. Sistem pembiayaan kesehatan ( Health system financing ) 5. Sistem
informasi kesehatan ( Health information system ) 6. Kepemimpinan dan pemerintah
( Leadership and governance ) Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional
( SKN ), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada
sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan
informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu
menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan
mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang
terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu: 1. Upaya
kesehatan 2. Penelitian dan pengembangan kesehatan 3. Pembiayaan kesehatan 4. Sumber
daya manusia ( SDM ) kesehatan 5. Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan 6.
Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan 7. Pemberdayaan masyarakat. Dalam
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit infrastruktur
pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang
lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem
Informasi Berbasis Komputer ( Computer Based Information System ). G.

PELAKSANAAN

SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI INDONESIA Sistem Informasi Kesehatan Nasional


( SIKNAS ) adalah sistem informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik
secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling menguntung-kan.
SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem
kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem kesehatan
nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat
kabupaten atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota. SIKNAS di
bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan provinsi dan sistem
informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi
kesehatan kabupaten atau kota. Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual

sistem informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa
diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi
data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network ( WAN ), jaringan telekomunikasi
yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local
Area Network ( LAN ) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya. Selain itu
juga akan dikembangkan program mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung ke
sistem informasi puskesmas ( aplikasi SIKDA Generik ). 1. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten / kota
dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten / kota dari semua fasilitas
kesehatan ( kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat ) dapat berupa
laporan softcopy dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri kedalam aplikasi SIKDA
generik, lapor-an softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk
laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal
yang sama dengan dinas kesehatan kabupaten / kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik
provinsi. 2. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan Data kesehatan yang sudah diterima di
Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di
Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya. H. STRATEGI
SISTEM INFORMASI KESEHATAN Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang
telah ditetapkan, maka strategi pengembangan SIKNAS adalah : 1. Integrasi sistem informasi
kesehatan yang ada Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua
sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan
disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan:
pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan
integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan
sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data
yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak
adanya duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang
berbeda-beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data
dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan
analisis data secara komprehensif. 2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan
bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi Pertimbangan akan perlunya
mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan
kepentingan yang sangat signifikan, yaitu: a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi,
kesehatan lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat b. Pencatatan dan pelaporan data
rutin dari UPT kabupaten / kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan
terkoordinasi. c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada,
seperti program pemberantasan malaria d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan
administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan ( Sinakes, Sidiklat, dan

lain-lain ) e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data
rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional ( seperti Survei Kesehatan Nasional ), maupun
yang berskala provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang
Kesehatan ) 3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah Sistem Informasi
Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan
(khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK provinsi. Sistem
Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan : a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun
luar gedung. b. Mengolah data. c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota. d. Memelihara bank data. e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien .dan manajemen unit puskesmas. f. Memberikan pelayanan data dan
informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan : a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit ( penerimaan
pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain ) b.
Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ). c. Memantau pelaksanaan sistem
rujukan. d. Mengolah data. e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah
setempat. f. Memelihara bank data. g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit. h. Memberikan pelayanan data dan
informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan : a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber
lain b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan. c.

Membuat profil

kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten / kota
untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten / Kota sehat. d. Mengirim laporan
berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah
pusat. e. Memelihara bank data. f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten / kota.
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya. Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan : a. Mengolah data dari DKK, unit-unit
pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain b. Menyelenggarakan survei
/ penelitian bilamana diperlukan c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian propinsi sehat d. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi
ke pemerintah pusat e. Memelihara bank data f. Mengupayakan penggunaan data dan
informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/
kota g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan
dengan terlebih dahulu membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan
perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen, dan pelatihan tenaga kesehatan. 4.

Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen Pengembangan pelayanan data
dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar
pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang
menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang
diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi
tentang cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula
publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online 5. Pengembangan pelayanan data dan
informasi untuk masyarakat Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya
sudah meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga
fungsional pengelola data dan informasi kesehatan. 6. Pengembangan teknologi dan sumber
daya informasi I.

SISTEM APLIKASI DAERAH ( SIKDA ) GENERIK Dalam upaya mengatasi

fragmentasi data, pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut dengan Sistim
Aplikasi Daerah ( Sikda ) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciriciri sebagai berikut : 1. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik (computerized) 2.
Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan 3. Tidak ada duplikasi
( hanya dilakukan satu kali ) 4. Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan transparan.
Terjadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani
pasien atau masyarakat. Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi dua ( berdasarkan pada karakteristik integrasi sistim informasi ), yaitu: 1.
Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang tinggi 1. Sistem informasi
rekam medis elektronik 2. Sistem informasi manajemen dokumen 3. Sistem informasi farmasi 4.
Sistem informasi geografis 5. Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan 6. Sistem
informasi eksekutif 7. Data warehouse dan datamining 2. Sistem informasi yang mempunyai
derajat integrasi eksternal yang tinggi 1. Telemedicine 2. Internet, intranet, ekstranet 3. Sistem
informasi kesehatan publik. K. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS Dalam
pelaksanaannya, puskesmas di Indonesia sudah menganut sistem informasi kesehatan yang
dicanangkan pemerintah. Sistem informasi kesehatan yang dianut puskesmas pada saat ini
masih di dominasi oleh SP2TP. seperti diketahui bahwa puskesmas adalah ujung tombak
pemerintah dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat. Sesuai dengan KEPMENKES RI
No 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di
definisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten / kota yang bertanggung-jawab
melaksanakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian yang dilakukan puskesmas terhadap rencana kegiatan yang telah
ditetapkan baik rencan upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam
pengembangan sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi yang
dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber

informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan
swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi
dalam suatu software yang bekerja dalam sebuah sistem operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS
masih belum berjalan secara optimal di daerah. L.
KESEHATAN DENGAN RAHASIA MEDIS 1.

KETERKAITAN SISTEM INFORMASI

PENGERTIAN REKAM MEDIS Rekam medis

adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan
fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada
pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya
sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan
medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan /
peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai 2
bagian yang perlu diperhatikan yaitu : bagian pertama adalah tentang individu : suatu informasi
tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering disebut Patient
Record bagian kedua adalah tentang manajemen: suatu informasi tentang pertanggungjawaban
apakah dari segi manajemen maupun keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien
yang bersangkutan. Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi kesehatan
dan penyakit seorang pasien yang meliputi dua hal : 1. Data terdokumentasi tentang keadaan
sakit sekarang dan waktu lampau 2. Pengobatan yang telah dan akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional secara tertulis. 2.

TUJUAN DAN KEGUNAAN REKAM MEDIS Tujuan

Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalamrangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang
baik dan benar, maka tertib administrasi tidak akan berhasil. 3. KEGUNAAN REKAM MEDIS
ANTARA LAIN : 1. Aspek Administrasi, Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi ,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga
mdis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan 2.

Aspek Medis, Catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus
diberikan kepada pasien 3. Aspek Hukum, Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan 4. Aspek Keuangan, Isi Rekam Medis dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan
tindakan / pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggungjawab-kan 5. Aspek
Penelitian, Berkas Rekam medis mempunyai nilai penelitian , karena isinya menyangkut data /
informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian . 6.

Aspek Pendidikan, Berkas

Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data / informasi tentang
kronologis dari pelayanan medik yang diberikan pada pasien 7.

Aspek Dokumentasi, Isi

Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut , maka

rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas yaitu : 1. Sebagai alat komunikasi antara
dokter dengan tenaga kesehatan lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan
kesehatan 2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien 3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,
perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di Rumah sakit 4.
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa , penelitian dan evaluasi terhadap
program pelayanan serta kualitas pelayanan, Contoh : Bagi seorang manajer : Berapa banyak
pasien yang datang ke sarana kesehatan ? baru dan lama ? Distribusi penyakit pasien yang
datang ke sarana kesehatan kita Cakupan program yang nantinya di bandingkan dengan target
program 5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, sarana kesehatan maupun tenaga
kesehatan yang terlibat. 6. Menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk keperluan
pengembangan program, pendidikan dan penelitian 7. Sebagai dasar di dalam perhitungan
biaya pembayaran pelayanan kesehatan 8. Menjadi
didokumentasikan

sumber

ingatan yang

harus

serta bahan pertanggungjawaban dan laporan 4. KERAHASIAAN REKAM

MEDIS Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam medis sifatnya
rahasia Tetapi kalu dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan ditemui banyak pengecualian Yang
menjadi masalah disini ialah : Bagi siapa rekam medis itu dirahasiakan, dan dalam keadaan
bagaimana rekam medis dirahasiakan Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena
hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib dilindungi dari
pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pada dasarnya informasi yamg bersumber dari rekam medis ada dua kategori : 1.
Informasi yang Tidak Mengandung Nilai Kerahasiaan Adalah perihal identitas (nama, alamat,
dan lain-lain) serta informasi lain yang tidak mengandung nilai medis, lazimnya informasi jenis ini
terdapat dalam lembaran paling depan berkas rekam medis rawat jalan maupun rawat inap
( Ringkasan riwayat klinik ataupun ringkasan masuk dan keluar pasien ). Namun sekali lagi perlu
diingat bahwa karena diagnosa akhir pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut
tetap tidak boleh disiarkan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang Walaupun begitu petugas
tenaga bantuan, perawat, petugas rekam medis, maupun petugas rumah sakit lainnya harus
berhati-hati bahwa ada kalanya identitas pasienpun dianggap perlu disembunyikan dari
pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah seorang tanggungan polisi ( buronan ),
Hal ini semata-mata dilakukan demi ketenangan si pasien dan demi tertibnya rumah sakit dari
pihak-pihak yang mungkin bermaksud mengganggu Oleh karena itu dimanapun petugas itu
berdinas tetap harus memiliki kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan
tuntutan ke pengadilan 2. Informasi yang Mengandung Nilai Kerahasiaan Yaitu laporan atau
catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai hasil pemeriksaaan, pengobatan,
observasi atau wawancara dengan pasien. Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada
pihak-pihak yang tidak berwenang, karena menyangkut individu langsung si pasien, walaupun
begitu perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan keadaan sakit di pasien kepada pasien
maupun kepada keluarganya oleh orang rumah sakit selain dokter yang merawat sama sekali
tidak diperkenankan Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien / keluarga menjadi tanggung

jawab dokter pasien, pihak lain tidak memiliki hk sama sekali 5. PEMBERIAN INFORMASI
REKAM MEDIS Berbicara tentang pemberian informasi, kadang-kadang membingung-kan bagi
seorang petugas rekam medis karena harus mempertimbangkan setiap situasi bagi
pengungkapan suatu informasi dari rekam medis ini, permintaan terhadap informasi banyak
datang dari pihak ketiga yang akan membayar biaya : seperti asuransi, perusahaan yang
pegawainya mendapatkan perawatan di rumah sakit, damn lain-lain. Disamping itu pasien dan
keluarganya, dokter dan staf medis, dokter dan rumah sakit lain yang turut merawat seorang
pasien, lembaga pemerintahan dan badan-badan lain juga sering meminta informasi tersebut.
Meskipun kerahasiaan menjadi faktor terpenting dalam hal pengelolaan rekam medis, akan
tetapi harus diingat bahwa hal tersebut bukanlah faktor satu-satunya yang menjadi dasar
kebijaksanaan dalam pemberian informasi. Hal yang sama pentingnya ialah dapat selalu
menjaga / memelihara hubungan baik dengan msyarakat, oleh karena itu perlu adanya
ketentuan-ketentuan yang wajar dan senantiasa dijaga bahwa hal tersebut tidak merangsang hak
peminta informasi untuk mengajukan tuntutan lebih jauh kepada rumah sakit. Seorang pasien
dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam medisnya dengan memberi suatu
kuasa. Orang-orang yang membawa surat kuasa ini harus menunjukkan tanda pengenal
(identitas) yang syah kepada pimpinan rumah sakit, sebelum mereka diizinkan meneliti isi rekam
medis yang diminta. Badan-badan pemerintah seringkali meminta informasi rahasia tentang
seorang pasien. Apabila tidak ada undang-undang yang menetapkan hak satu badan
pemerintah, untuk menerima informasi tentang pasien, mereka hanya dapat memperoleh
informasi atas persetujuan dari pihak yang bersangkutan sebagaimana yang berlaku bagi badanbadan swasta. Jadi patokan yang perlu dan harus senantiasa dingat oleh petugas rekam medis
adalah : Surat persetujuan untuk memberikan informasi yang ditangani oleh seorang pasien
atau pihak yang bertanggung jawab, selalu diperlukan untuk setiap pemberian informasi dari
rekam medis.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/asnawiok/sistem-informasikesehatan_54fd1a38a33311111d50f878

Anda mungkin juga menyukai

  • Nama Obat
    Nama Obat
    Dokumen8 halaman
    Nama Obat
    Cholis Avengers Sevenfoldism
    Belum ada peringkat
  • Nama Obat
    Nama Obat
    Dokumen8 halaman
    Nama Obat
    Cholis Avengers Sevenfoldism
    Belum ada peringkat
  • Artikel Anieq
    Artikel Anieq
    Dokumen7 halaman
    Artikel Anieq
    Anieq Zuhrotul Jannah
    Belum ada peringkat
  • Asam Mefenamat
    Asam Mefenamat
    Dokumen9 halaman
    Asam Mefenamat
    Anieq Zuhrotul Jannah
    Belum ada peringkat
  • DEWINATI
    DEWINATI
    Dokumen27 halaman
    DEWINATI
    Anieq Zuhrotul Jannah
    Belum ada peringkat
  • Abortus 2
    Abortus 2
    Dokumen18 halaman
    Abortus 2
    Anieq Zuhrotul Jannah
    Belum ada peringkat