Anda di halaman 1dari 7

5.

Pada pasien yang mengalami trauma maksiolofacial dengan adanya


pendarahan pada daerah nasal tanpa adanya trauma lain,
manajemen pada pasien yang tepat pada saat anda bekerja di rs
Type A adalah :
A. Persiapan operasi elevasi fraktur nasal.
B. Melakukan pemeriksaan penunjung berupa foto schedule AP/LAT
C. Melakukan pemeriksaan penunjang head CT 3D
D. Suction pendarhan yang terjadi pada rongga nasal
E. Pemberian anti pendarahan, antibiotik dan analgesic kuat
sebelum melakukan pemeriksaan penunjang
6. Informasi penting yang perlu ditanyakan pada pasien yang
mengalami fraktur pada daerah mandibula atau maksial adalah
a. Riwayat trauma
b. Kondisi oklusi gigi sebelum trauma
c. Jumlah gigi yang hilang sebelum trauma
d. Riwayat operasi sebelumnya
e. Riwayat alergi
7. Pemeriksaan radiologi yang dipergunakan untuk dapat melihat
fraktur pada tulang mandibula adalah foto panoramic dikarenakan :
a. Lebih jelas menampilkan susunan gigi atas dan bawah
b. Meminimalkan interposisi tulang-tulang wajah dengan tulang
cervical
c. Memperlihatkan gambaran anatomis mandibula yang lebih jelas
d. Dapat menginterprestasikan fraktur pada daerah simphisis
mandibula
8. Target utama dari operasi fraktur maksilofacial adalah
a. Bentuk wajah kembali seperti awal
b. Luka sembuh dengan baik
c. Oklusi gigi tercapai
d. Tidak ada bekas luka
e. Simetris kiri dan kanan
9. Pada pasien dengan labignatopalatoschisis unilateral komplit yang
datang ke rs type A pada usia 2 tahun, maka saran operasi yang
sebaiknya adalah
a. Melakukan operasi labioplasty dan dilanjutkan dengan operasi
palatoplasty 6 bulan kemudian
b. Melakukan operasi labioplasty, operasi palatoplasty tidak perlu
disegerakan lagi karena sudah lewat waktu ideal operasi
c. Operasi palatoplasty dan dilanjutkan dengan operasi labioplasty
3 bulan kemudian
d. Operasi labioplasty yang diikuti dengan revisi nasal dan
dilanjutkan dengan operasi palatoplasty 6 bulan kemudian
e. Operasi labioplasty dan rhinoplasty saja karena untuk
palatoplasty sudah lewat dari waktu operasi Ideal

Soal Kognitif Ujian Bedah Saraf


1. Pasien cedera kepala dibawa keunit gawat darurat sebuah rumah
sakit. Pada pemeriksaan kesadaran ditemukan pasien membuka
mata setelah diberikan rangsangan nyeri, dapat melokalisir nyeri
yang diberikan dan respon verbal hanya dalam bentuk kata yang
tidak sesuai. Skor gcs pasien tersebut :
a. 14
b. 12
c. 10
d. 13
e. 11
2. Pasien tersbut didiagnosa sebagai :
a. Cedera kepala ringan
b. Cedera kepala berat
c. Cedera kepala minimal
d. Cedera kepala sedang
e. Cedera kepal kritis
3. Pasien pasien pasca kepala dengan gcs 8 pupil anisokor (5mm dan 3
mm) hemiparesis kiri. Pasien tersebut secara klinis didiagnosa
mengalami herniasi otak. Herniasi apa yang paling sering pada
pasien ini?
a. Herniasi sentral
b. Herniasi uncal
c. Herniasi temporal lobe
d. Herniasi tonsil
e. Herniasi cinguli
4. Pasien pasca cedera kepala dengan gcs 8 pupil anisokor 95mm dan
3 mm) hemiparesis kiri. Pada pemeriksaan status lokalis ditemukan
jejas scalp hematom di region temporal kiri. Lesi intra cranial yang
paling mungkin terjadi pada pasien ini adalah
a. Edh temporal kanan
b. Edh temporal kiri
c. Edh fossa posterior dengan hydrocephalus
d. Sdh/ich temporal kanan
e. Sdh/ich temporal kiri
5. Setelah dilakukan ct scan kepala, tampak gambaran lesi hioperdens
bewrbentuk bikonveks diregio temporal kiri. Diagnosa untuk pasien
ini adalah
a. Epidural hematom
b. Epidural hematom
c. Intracerebral hematom
d. Kontusio cerebri
e. Intra ventikular hematom
6. Indikasi rawat pasien cedera kepala antara lain sebagai berikut,
kecuali :
a. Penurunan kesadaran

b. Luka tembus tengkorak


c. Multiple trauma yang signifikan
d. Rhinorea
e. Penurunan kesadaran 5 menit
7. Indikasi ct scan pada cedera kepala antara lain sebagai berikut,
kecuali :
a. gcs 14
b. nyeri kepala berat
c. hemiparesis
d. kejang
e. tidak ada famili keluarga
8. obat atau tindakan yang tidak membantu menurunkan tekanan intra
cranial pada cedera kepala adalah :
1. craniotomy evakuasi hematom
2. pemberian manitol
3. posisi head up 30 derajat
4. hiperventilasi

6. Kemungkinan diagnosis dari kasus diatas berdasarkan gambaran


klinis adalah
a. dislokasi hip anterior dextra
b. Frakture acetabulum
c. Fraktur dislokasi hip dextra
d. Dislokasi hip posterior dextra
e. Dislokasi central
7. Perempuan 30 tahun yang datang ke igd setelah mengalami KLL
3 jam smrs pasien mengeluhkan kesakitan ditungkai bawah
kanan td 130/80 mmhg n 100x/I pada status lokalis ditemukan
fraktur terbuka tibia dextra dengan luka lebih 1 cm dengan
kerusakan jaringan minimal. Pemeriksaan vaskularisasi distal
baik. Diagnosa yang mungkin pada kasus ini adalah
a. Fraktur terbuka tibia grade 1
b. Fraktur tibia grade ii
c. Fraktur tibia grade iiia
d. Fraktur tibia grade iiib
e. Fraktur tibia grade iiic
8. Pada kasus diataws terapi utama yang paling perlu dilakukan
adalah
a. Debridement
b. Pemasangan external fiksasi
c. Pemasangan internal fiksasi
d. Pemasang interlocking nail
e. Penghentian pendarahan
9. Penatalakasanaan dari suatu open fraktur memiliki golden period
guna melaporkan hasil terbaik. Waktu golden period tersebut
adalah
a. 10 jam
b. 2 jam
c. 6 jam
d. 24 jam
e. 12 jam
10. Komplikasi dari suatu open fraktur yang tidak ditangani
dengan benar adalah
a. Pendarahan
b. Tulang yang terbuang(bone defect)
c. Kekakuaan sendi
d. Osteomielitis
e. Non union

1. Pada pasien pasca penutupan defect daerah femur anterior dengan


skin graft yang harus diperhatikan adalah
a. Immobilisasi femur tempat resipien skin graft selama 2 minggu
agar skin graft dsapat take dengan baik
b. Daerah donor sklin graft ditutup dengan tule grass dan kasa
serta harus diganti setiap minimal 5 hari agar tidak infeksi
c. Saat daerah donor sudah terbentuk epitilisasi sempurna pasien
dapat melakukan aktifitas biasa dan daerah donor dapat dirawat
terbuka
d. Pada saat skin graft sudah take dengan baik pasien sudah bisa
beraktifitas normal dan skin graft dapat dirawat dengan salaf dan
balutan elastic serta dijaga agar tidak desikasi
e. Ganti balutan pertama pada daerah resipien harus dilakukan
setelah hari ke 7 operasi agar skin graft yang ditanam tidak
bergeser

1. Seorang laki2 20 tahun dantang keunit gawat darurat dengan


keluhan nyeri pada selangkangan dan sulit kencing sejak jatuh
terduduk mengenai balok 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
Bagian uretra yang paling mungkin mengalami trauma pada kasus
ini adalah?
a. Fossa naviculare
b. Urethra pars pendulosa
c. Urethra pars bulbulosa
d. Urethtra pars membranasea
e. Urethra pars prostatika
2. Seorang laki-laki 30 taahun dantang ke unit gawat darurat dengan
keluhan nyeri pada selangkangan dan sulit kencing sejak jatuh
terduduk mengenai balok 2 jam sebelum kerumah sakit. Hasil
uretrosistoskopi didapatkan kontusio pada urethra tanpa ada ekstra
visasi kontras. Penanganan yang dilakukan pada penderita ini
adalah
a. segera/cistostomi
b. Pasang keteter selama 3-5hari
c. Pasang keteter tetap selama 2 minggu (oedem hilang)
d. Konservatif tanpa antibiotika
e. Konservatif dengan pemberian antibiotika dan analgetika
3. Seorang laki-laki 50 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan tiba2
tidak bisa buang air kecil. Keadaan ini baru pertama kali dirasakan
sebelumnya ada keluhan LUTS, sebelumnya pasien juga sering nyeri
pinggang kana dalam 6 bulan terakhir. Penyebab retensi urine yang
paling mungkin pada pasien ini adalah
a. Striktur urethra
b. Hipertrophi prostat
c. Divertikel urethra
d. Batu urethra posterior
e. Kontraktur baldder neck
4. Seorang anak laki2 umur 6 tahun dibawa oleh ibunya ke klinik
bedah dengan keluhan benjolan pada hemiskrotum kiri yang timbul
sejak lahir tanpa disertai nyeri dan demam. Pada pemeriksaan fisik
scrotum kedua testis teraba normal, benjolan pada sisi kiri hilang
bila ditekan dan teraba funikulus spermatikus, transluminasi (+)
laboratorium dalam batas normal. Diagnosis yang paling mungkin
adalah
a. Hidrokeltestiskularis
b. Orchitis
c. Hidrokelcommunicans
d. Hernia scrotalis
e. torsiotestis

Anda mungkin juga menyukai