Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi
bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini,
baik untuk mencari senyawa alkaloid baru atau pun untuk penelusuran bioaktifitas.
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling
sedikit satu atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik
(Lenny, 2006).
Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan
biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam
pengobatan. Misalnya kuinin, morfin, dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan
mempunyai efek sifiologis dan psikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam
berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting, dan kulit batang. Alkaloida
umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran
senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan (Lenny, 2006).
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam
amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan
tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triptofan yang menurunkan
alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah
Reaksi Mannich antara suatu aldehida dan suatu amin primer dan sekunder, dan suatu
enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol

dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis
alkaloid.
Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian, sifat fisika dan
kimia alkaloid serta metode isolasi dan biosintesis senyawa tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud alkaloid ?
2. Bagaimana biositesis alkaloid ?
3. Bagaimana bioaktivitas dari alkaloid ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian alkaloid.
2. Untuk mengetahui biosintesis dari alkaloid.
3. Untuk mengetahui bioaktivitas dari alkaloid

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alkaloid


Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang
mengandung atom N di dalam intinya dan bersifat basa, karena itu dapat larut dalam
asam-asam serta membentuk garamnya, dan umumnya mempunyai aktifitas
fisiologis baik terhadap manusia ataupun hewan (Robinson, 2000).
Beberapa sifat dari alkaloid yaitu (Robinson, 2000) :
1.
2.
3.
4.

Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.


Umumnya berupa kristal atau serbuk amorf.
Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam

bentuk garamnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform,
eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relatif non polar.
7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom
N-nya.
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au, dan
logam berat lainnya.

2.2 Biosintesis Alkaloid


Pada dasarnya metabolit sekunder yang terdapat pada bahan alam merupakan
hasil metabolit primer yang mengalami reaksi yang spesifik sehingga menghasilkan
senyawa-senyawa tertentu. Berikut ini adalah skema umum sintesis alkaloid :
Gambar 1. Skema umum sintesis alkaloid

Asam amino merupakan senyawa organik yang sangat penting, senyawa ini
terdiri dari amino (NH2) dan karboksil (COOH). Ada 20 jenis asam amino esensial
yang merulakan standar atau yang dikenal sebagai alfa asam amino alanin, arginin,
asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, histidine, isoleusin,

leusin, lysin, metionin, fenilalanine, prolin, serine, treonine, triptopan, tirosine, and
valin.
Biosintesa alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap ciri
struktur tertentu yang sama-sama terhadap dalam berbagai molekul alkaloid.
Alkaloid aromatik mempunyai satu unit struktur yaitu -ariletilamina. Alkaloidalkaloid tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin seperti laudonosin mengandung dua
unit -ariletilamina yang saling berkondensasi,. Kondensasi antara dua unit
-ariletilamina tidak lain adalah reaksi kondensasi Mannich. Dengan reaksi sebagai
berikut (Lenny, 2006):
(CH3)2NH + HCHO + CH3COCH3 (CH3)2NCH2CH2COCH3 + H2O
Menurut reaksi ini, suatu aldehid berkondensasi dengan suatu amina
menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogen dalam bentuk imina atau garam iminium,
diikuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau
fenol (Lenny, 2006).
Dari percobaan menunjukkan bahwa -ariletilamina berasal dari asam-asam
amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi menghasilkan
amina.Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-gugus amini (deaminasi
oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan aldehid. Kedua hasil transformasi
ini yaitu amina dan aldehid melakukan kondensasi Mannich (Lenny, 2006).
Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida melibatkan reaksireaksi sekunder yang menyebabkan terbentuknya berbagai jenis struktur alkaloida.
Salah satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting adalah reaksi rangkap oksidatif
fenol pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan
mekanisme radikal bebas. Reaksi-reaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom
oksigen menghasilkan gugus metoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-

metil ataupun oksidasi dari gugus amina. Keragaman struktur alkaloid disebabkan
oleh keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur mevalonat,
fenilpropanoid dan poliasetat (Lenny, 2006).
2.2.1 Biosintesis alkaloid dari Ornitin
Ornitin adalah asam amino metabolik cukup aktif, dan prekursor penting
inti pirolidin, yang ditemukan di alkaloid pyrrolizidine. Ornitin sendiri adalah asam
amino non-protein yang terbentuk terutama dari L-glumate pada tanaman, dan
disintesis dari siklus urea pada hewan sebagai akibat dari reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim dalam arginin (Aniszweski,2007).
Berikut biosintesis alkaloid dari ornitin (Dewick, 2009).

2.2.2

Biosintesis alkaloid dari Tirosin


Tirosin merupakan prekursor penting alkaloid dengan fenil dan Phenylpropyl

inti. Ada empat jalur alkaloid dasar,yaitu (Anzweski, 2007):


a. Jalur mescaline
Jalur alkaloid ini dimulai dengan PLP dekarboksilasi untuk tyramine, dan
kemudian melalui SAM dimethylation mensintesis hordeine. Kedua jalur sintesis
dari L-tirosin adalah dopamine di hidroksilasi pola dan aktivitas PLP. Dopamin
adalah senyawa yang sangat penting dalam sintesis alkaloid, terutama pada hewan.
Hanya dopamine dapat dikonversi ke alkaloid lain, misalnya mescaline.
b. Jalur kreysigine dan colchicine
Dari L-tirosin, dan alternatif juga dari L-fenilalanin, sintesis kreysigine
dimulai dengan dopamin. S-autumnaline berasal melalui reaksi Mannich.
S-autumnaline diubah menjadi floramultine oleh kopling oksidatif. Selanjutnya,

kreysigine yang disintesis melalui kegiatan SAM dari S-autumnaline, alkaloid lain
juga dapat diturunkan. Itu tujuan dari jalur ini adalah colchicine.
c. Jalur dopamin - cephaeline
Dari

dopamin,

jalur

alkaloid

tetrahidroisokinolin,

seperti

emetine

dan cephaeline, juga dimulai. Dopamin dan secologanin menjalani reaksi Mannich
seperti untuk menghasilkan N-deacetylisoipecoside dan ipecoside, dan setelah
hidrolisis dan transformasi, di dikonversi menjadi emetine dan cephaeline.
d. Jalur galanthamine
Dari l-tirosin, atau alternatif dari l-fenilalanin, ada satu lagialkaloid
biosintesis jalur. Galanthamine mensintesis dengan tyramine, norbelladine, lycorine,
crinine, N-demethylnarwedine dan N-demethylgalanthamine. Kopling oksidatif dan
enzim NADPH dan aktivitas SAM terjadi dijalur ini. dasar Schiff adalah reaksi untuk
penghapusan air dalam formasi dengan proses ikatan C-N. Dari norbelladine, melalui
aktivitas SAM, 4-0-methylnorbelladine mensintesis, dan lagi ditransformasikan ke
lycorine, crinine dan, oleh kopling oksidatif, untuk

N-

demethylarwedine, yang merupakan obyek aktivitas enzim NADPH. Galanthamine


disintesis oleh transformasi melalui aktivitas SAM dari N-demethylgalanthamine.
Berikut biosintesis alkaloid dari tirosin (Dewick, 2009):

2.2.3

Biosintesis alkaloid dari Triptofan


Alkaloid yang berasal dari L-tryptophan inti indol dalam sistem cincin.

Sistem cincin berasal dari senyawa sekunder shikimate blok dan jalur asam
antranilad. Hal ini diketahui bahwa blok shikimate, secara umum dan asam antranilat.
Khususnya, prekursor untuk beberapa alkaloidindol. Namun, ada banyak reaksi
penataan ulang yang dapat mengkonversi sistem cincin indole menjadi cincin
quinolin (Aniszweski,2007).
Berikut adalah biosintesis alkaloid dari triptopan (Dewick, 2009).

2.2.4

Biosintesis alkaloid dari Asam Nikotinoat


Alkaloid yang berasal dari asam nikotinat mengandung inti piridin. asam

nikotinat sendiri disintesis dari L-tryptophan melalui N-formylkynurenine,


L-kynurenine,

3-hydroxykynurenine,

asam

3-hydroxyanthranilic

dan

asam

quinolinic. Piridin inti diteruskan ke alkaloid melalui asam dihydronicotinic,


bergerak dari dihidropiridin nikotin dan nornicotine. Dihydronicotinic acid disintesis
oleh aktivitas enzimatik dari NADP dan kemudian menjadi 1,2-dihidropiridin oleh
reaksi reduksi. Pada tahap berikutnya,nikotin disintesis oleh reaksi ionisasi dan

enzim NADP +. Sintesis Nikotinat dicapai dengan hidroksilasi, aktivitas ADPH dan,
ditahap akhir, dengan dekomposisi non-enzimatik (Aniszweski,2007).
Berikut merupakan biosintesis alkaloid dari asam nikotinoat (Dewick, 2009).

2.2.5

Biosintesis alkaloid dari Lisin


L-lisin setidaknya memiliki empat inti yang berbeda. Protein dan

asam amino merupakan salah satu prekursor alkaloid yang paling penting. L-lisin
yang diturunkan dari alkaloid memiliki kerangka dasar dengan C 5N (yang merupakan
piperidin

inti)

dan

C5N

(Indolizidine,

quinolizidine

(Aniszweski,2007).
Biosintesis alkaloid dari lisin (Dewick, 2009)

dan

inti

pyridon)

2.2.6

Biosintesis alkaloid dari streroidal (Dewick, 2009)

2.3 Aplikasi Alkaloid


Aplikasi alkaloid dapat ditemukan dalam bidang yang berbeda. Beberapa
alkaloid digunakan dalam pengobatan modern dalam bentuk senyawa alami maupun

modifikasinya. Penggunaannya berhubungan dengan regulasi dari ion Na + dan


jaringan. Alkaloid memiliki aplikasi di bidang pertanian terutama dalam pembiakan
tanaman (tanah kaya alkaloid dan tanah yang miskin alkaloid). Organisme yang
dimodifikasi

secara

genetik

(GMO)

dapat

dianggap

tahan

kemungkinan

pengembangan vaksin, terutama pada tanaman. Selain pada bidang pertanian,


aplikasi alkaloid juga terdapat pada bidang kesehatan, misalnya pada obat-obatan
(Anizsweski, 2007).
Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum
dikenal dalam bidang farmakologi :

Senyawa Alkaloid
(Nama Trivial)

Aktivitas Biologi

Nikotin

Stimulan pada syaraf otonom

Morfin

Analgesik

Kodein

Analgesik, obat batuk

Atropin

Obat tetes mata

Skopolamin

Sedatif menjelang operasi

Kokain

Analgesik

Piperin

Antifeedant (bioinsektisida)

Quinin

Obat malaria

Vinkristin

Obat kanker

Ergotamin

Analgesik pada migraine

Reserpin

Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi

Mitraginin

Analgesik dan antitusif

Vinblastin

Anti neoplastik, obat kanker

Saponin

Antibakteri

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Aniszewski, T., 2007, Alkaloids Secrets of Life: Alkaloid Chemistry, Biological


Significance, Applications And Ecological Role, First edition, Elsevier,
Amsterdam.
Dewick, P.M., 2009, Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 3rd
Edition, John Wiley & Sons, West Sussex.
Lenny, S., 2006, Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida, FMIPAUSU, Medan.
.

Anda mungkin juga menyukai