Sebagai penalaran deduktif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan aspekaspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perkayasaan untuk menghasilkan
rerangka teoritis akuntansi (theoretical framework for accounting) yaitu:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Pernyataan postulat.
Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan.
Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai).
Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian.
Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit
tiap negara harus dipertimbangkan, rerangka konseptual yang dikembangkan dalam negara
yang satu dapat berbeda dengan rerangka konseptual negara yang lain.
Rerangka konseptual melindungi profesi akuntansi dari politisasi (politization) untuk
kepentingan pihak yang tidak semestinya sehingga kepentingan umum (public interest)
dikorbankan. Walaupun demikian, karena akuntansi merupakan alat untuk mencapai tujuan
nasional, akuntansi tidak akan netral atau steril dari politisasi dalam arti kebijakan politik
ekonomi negara.
1. Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting, yaitu:
a)
b)
c)
d)
standar
IASC
adalah
internasional,
diturunkan atas dasar rerangka konseptual mestinya konsisten baik dengan rerangka
konseptual maupun antarstandar.
Dalam keadaan tidak ada petunjuk spesifik dalam bentuk standar, akuntan publik
dapat menginterpretasikan secara profesional rerangka konseptual untuk mendapatkan
dasar/basis yang layak untuk memperlakukan suatu kejadian atau pos.
F. Struktur Akuntansi
Proses dan kegiatan di bawah PABU merupakan praktik pelaksanaan hasil
perekayasaan di tingkat perusahaan. Proses ini lebih berkepentingan dengan bagaimana
entitas pelapor (reporting entities) yang berada dalam suatu wilayah negara menyediakan
dan menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai PABU. Oleh karena itu,
bagian ini sebenarnya menggambarkan definisi akuntansi secara sempit sebagai suatu
proses dengan cara tertentu. cara tertentu tersebut tidak lain adalah PABU sebagai suatu
rerangka pedoman.
Selain menggambarkan pengertian akuntansi dalam arti luas dan sempit, struktur
akuntansi juga mempunyai beberapa manfaat untuk menunjukkan bidang-bidang studi yang
membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi, bidang-bidang pekerjaan (profesi), yang
ditawarkan akuntansi, dan fungsi auditor (akuntan publik) dalam praktik akuntansi.
1. Bidang Studi
Struktur akuntansi dapat dijadikan basis untuk mengenali mata kuliah apa saja
yang harus ditawarkan dalam program studi akuntansi serta kompetensi apa yang
harus dicapai oleh setiap mata kuliah. Jadi, struktur tersebut dapat dijadikan rerangka
untuk menyusun kurikulum inti (core) program studi akuntansi.
2. Bidang Profesi
Bila dipandang dari profesi atau pekerjaan yang ditawarkan oleh akuntansi,
struktur akuntansi juga dapat menggambarkan kesempatan karier bagi mereka yang
menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi. Struktur tersebut juga menunjukkan
bahwa orang dapat terjun ke layanan publik dengan menjadi akuntan publik,
konsultan manajemen, dan penyusun sistem informasi akuntansi dan manajemen.
3. Fungsi Auditor Independen
Hal penting yang dapat digambarkan oleh struktur akuntansi adalah fungsi
auditor independen (akuntan publik) dalam pelaporan keuangan. Statemen keuangan
dianggap sebagai satu-satunya media komunikasi sehingga kesesuaian dengan PABU
menjadi hal yang sangat penting. Peran auditor independen sangat diperlukan untuk
mengaudit apakah statemen keuangan benar-benar telah disajikan sesuai dengan
PABU. Hasil pengauditan dituangkan oleh auditor dalam bentuk laporan auditor.