Anda di halaman 1dari 4

LAPRES POMITS ELEKTONIKA DASAR (E4)

TEOREMA THEVENIN DAN NORTON


(E4)
Rahersa Putra, Linahtadiya Andiani
JurusanFisika, FakultasMIPA InstitutTeknologiSepuluhNopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: rahersaputra8@gmail.com
AbstrakTelah dilakukan percobaan teorema Thevenin
dan Norton dengan kode percobaan E4. Percobaan dilakukan
untuk membuktikan bahwa teori Thevenin dan Norton adalah
benar. Serta untuk menentukan arus yang mengalir dalam
resistor variable dan membandingkan hasil antara eksperimen
dan perhitungan. Untuk percobaan teorema thevenin dan
norton, rangkaian yang digunakan adalah sama. Pada
percobaan ini yang dicari ialah nilai Rth, Vth, In, IRL untuk
kedua rangkian. Sedangkan untuk nilai Rth sama dengan nilai
Rn. Hasil percobaan yang diperoleh ialah nilai Rth 1,089 k,
Vth 6,2 V, Rn 1,035 k, In 5,96 mA, dan IRL 0,02 mA. Unuk
hasil perhitungan adalah Rth 1,089 k dan Vth 6,769 V, Rn
1,089k, In 6,215mA dan IRL 0,022mA. Setelah dibandingkan
hasil percobaan dengan perhitungan maka menghasilkan error
9%. Dan dapat disimpulkan percobaan ini berhasil
membuktikan bahwa teori Thevenin dan Norton dikarenakan
error yang didapat tidak terlalu besar.
Kata Kuncianalisa, arus, Norton, Thevenin, tegangan

I. PENDAHULUAN
Didalam kehidupan hampir semua alat untuk
memenuhi kebutuhan manusia menggunakan listrik sebagai
sumber tenaganya, mulaidari perlengkapan rumah tangga
sampai alat alat berat yang memudahkan pekerjaan berat.
Rangkaian listrik yang dimanfaatkan tersebut memiliki
konsep arus yang digunakan berbeda sehingga dibedakan
menjadi dua, yaitu arus bolak-balik yang disebut AC
(Alternating Current) dan arus searah yang disebut DC
(Direct Current). Pada arus AC, arus dan tegangan nya besar
sedangkan arahnya berubah-ubah terhadap waktu secara
periodik. Bentuk gelombang dari arus ini biasanya
berbentuk sinusoida, yang memungkinkan pengaliran energi
yang paling efisien. Berbeda dengan DC (Direct Current)
adalah arus listrik searah yang nilainya tetap atau konstan
terhadap waktu[2].
Teori yang akan dipelajari selanjutnya adalah teori
thevenin dan norton, untuk mendukung perhitungannya
menggunakan teorema superposisi. Terdapat perbedaan pada
kedua teori ini, antara Thevenin dan Norton. Perbedaannya
terletak pada bagaiamana cara kedua teori ini mengolah
data. Dimana Thevenin lebih fokus terhadap pencarian nilai
tegangan, dan Norton lebiih fokus pada pencarian nilai
arus3.
Sebelum mengetahui bagaimana cara menggunakan
teori Thevenin dan Norton, kita harus tahu bagaimana cara
mengubah keadaan suatu rangkaian. Artinya kita harus bisa
mengubah tegangan rangkaian menjadi dalam bentuk arus
dan megubah arus menjadi tegangan, hingga menjadi bentuk
yang lebih sederhana. Beberapa hal yang harus diketahui
adalah jika yang dirubah adalah tegangan menjadi arus,
maka sumber tersebut menjadi berubah penempatannya jika

sebelumnya seri maka menjadi paralel, perubahan tersebut


diikuti dengan hambatan yang berhubungan dengan sumber
tersebut. Juga sebaliknya jika yang akan diubah adalah arus
menjadi tegangan maka jika awalnya sumber arus dalam
posisi paralel, maka akan jadi dalam bentuk sumber
tegangan pada posisi seri diikuti dengan hambatannya juga
dalam posisi seri. Jika sudah memahami teori transformasi
tersebut barulah kita dapat menggunakan teori Thevenin dan
Norton1.
Teori Thevenin, pada teori ini mencari tegangan pada
rangkaian yang akan disederhanakan lebih di dahulukan,
langkah pertama yang harus dilakukan pada teori Thevenin
adalah menentukan komponen bagian mana yang akan
diganti. Setelah bagian tersebut ditentukan, bagian tersebut
dianggap sebagai rangkaian terbuka. Maka akan terlihat
sebuah rangkaian tanpa komponen acuan yang ditentukan
tadi. Disini kita dapat melihat bahwa rangkaian tersebut
akan disederhanakan hingga kita tahu nilai dari tegangan
dan hambatan total pada rangkaian tersebut. Pada teori ini
juga menentukan hambatan dan tegangan. Pada penentuan
hambatan, semua sumber yang menghasilkan arus atau
tegangan independent dimatikan, jika arus dibuat menjadi
rangkaian terbuka, jika tegangan cukup dihilangkan tanpa
menghapus koneksinya. Setelah itu cukup diterapkan
penghitungan dasar untuk menentukan resistansi total pada
rangkaian tersebut. Tahap selanjutnya adalah penentuan
tegangan, sumber-sumber yang sebelumnya dimatikan kini
dibuat menyala kembali. Kemudian dicari nilai dari
tegangan total pada rangkaian tersebut dengan
menggunakan metode mesh (arah loop)
Teori Norton menunjukan bahwa kita tidak perlu repotrepot lagi menghitung ulang dari awal untuk menghitung
nilai-nilai yang ada pada suatu rangkaian jika, salah satu
komponennya diganti karena rangkaian sebelumnya yang
lebih rumit, dibuat menjadi lebih sederhana. Pada teori ini
mencari arus pada rangkaian yang akan disederhanakan
lebih di dahulukan. Yang pertama dilakukan pada teori
Norton adalah menentukan komponen bagian mana yang
akan diganti-ganti nantinya. Setelah bagian tersebut
ditentukan, bagian tersebut dianggap sebagai rangkaian
terbuka. Maka akan terlihat sebuah rangkaian tanpa
komponen acuan yang ditentukan tadi. Disini kita dapat
melihat bahwa rangkaian tersebut akan disederhanakan
hingga kita tahu nilai dari arus dan hambatan total pada
rangkaian tersebut. Selanjutnya dilakukan adalah
menentukan hambatan dan arus. Pada penentuan hambatan,
semua sumber yang menghasilkan arus atau tegangan
independent dimatikan, jika arus dibuat menjadi rangkaian
terbuka, jika tegangan cukup dihilangkan tanpa menghapus
koneksinya. Setelah itu cukup diterapkan penghitungan
dasar untuk menentukan resistansi total pada rangkaian
tersebut. Tahap selanjutnya adalah penentuan arus, sumber-

LAPRES POMITS ELEKTONIKA DASAR (E4)

sumber yang sebelumnya dimatikan kini dibuat menyala


kembali. Kemudian dicari nilai dari arus total pada
rangkaian tersebut dengan menggunakan metode mesh
(loop). Setelah menemukan arus dan hambatan dari
rangkaian tersebut, kemudian kedua hasil tersebut dianggap
menjadi masing-masing satu komponen dengan nilai
tersebut. Setelah itu dihubungkan kembali dengan
komponen yang dilepas tadi secara paralel karena dalam
bentuk arus. Setelah itu dapat ditentukan arus yang melalui
komponen tersebut. Begitulah cara perhitungan sebuah
rangkaian berdasarkan teori Norton1.
II. METODE
Percobaan E4 ini alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam percobaan ini. Yang pertama adalah resistor dengan
hambatan dengan resistansi 15 k, 4,7 k , 1 k, 180
dan 180 dan hambatan yang digunakan dari resistor
variabel adalah RL 330 . Peralatan lainnya yang
dibutuhkan adalah, sebuah project board dsebagai dasar
untuk merangkai hambatan pada sartu rangkaian, power
supply sebagai sumber arus, kabel sebagai penghubung dan
multimeter untuk mengukur arus dan tegangan yang
berfungsi sebagai amperemeter dan atau voltmeter.
Percobaan dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama
adalah percobaan dengan menggunakan teori Thevenin.
Dilanjutkan dengan perocbaan dengan menggunakan
metode
Norton.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
membandingkan kedua hasil dari metode tersebut.
Percobaan pertama adalah pembuktian teori Thevenin.
Rangkaian dirangkai seperti gambar terlebih dahulu pada
project board. Dirangkai alat seperti gambar.

tersebut. Hasil dari perhitungan dicatat. Setelah dilakukan


perhitungan, hasil dari pengambilan data dan perhitungan
dibandingkan.
Percobaan dilanjutkan dengan pembuktian teori norton,
dan masih dengan menggunakan rangkaian yang
samadengan teori thevenin. Rangkaian dirangkai sesuai
Gambar1 Skema rangkaian percobaan teori Thevenin dan
Nortonpada project board. Setelah dirangkai seperti gambar
RL dilepas terlebih dahulu, lalu sumber tegangan dinyalakan
dan diukur arus rangkaian tersebut dengan menggunakan
multimeter. Arus yang terbaca pada multimeter akan
menjadi arus norton. Selanjutnya sumber tegangan
dimatikan dan rangkaian di short-kan. Maka sekarang hanya
ada resistor pada rangkaian. Hambatan dari rangkaian
tersebut diukur dengan menggunakan multimeter. Hambatan
yang terbaca akan menjadi hambatan Norton. Sebelum
resistor variabel dipasang kembali, diukur dulu sesuai
hambatan yang akan digunakan sebagai variasi dengan
menggunakan multimeter. Setelah itu RL dipasang kembali
pada rangkaian. Sumber tegangan dipasang kembali pada
rangkaian dan dinyalakan. Dengan menggunakan
multimeter, arus pada RL diukur dan dicatat. Hasil tersebut
akan menjadi arus RL. Langkah ini diulangi untuk variasi
RL yang lainnya. Setelah dilakukan pengambilan data,
dilakukan perhitungan secara manual untuk rangkaian
tersebut. Hasil dari perhitungan dicatat. Setelah dilakukan
perhitungan, hasil dari pengambilan data dan perhitungan
dibandingkan.
Setelah ditemukan hasil perhitungan dan percobaan
pada kedua percobaan, langkah selanjutnya adalah
membandingkan hasilnya dengan mencari nilai error dari
hasil percobaan dan perhitungan dengan menggunakan
persamaan:

Dengan menggunakan persamaan tersebut maka akan


ditemukan nilai error-nya.
Flowchart Thevenin
Diukur Tegangan dan Hambatan

Rangkaian disusun
Gambar1 Skema rangkaian percobaan teori Thevenin dan Norton

Setelah dirangkai seperti gambar RL dilepas terlebih


dahulu, lalu sumber tegangan dinyalakan dan diukur
tegangan rangkaian tersebut dengan menggunakan
multimeter. Tegangan yang terbaca pada multimeter akan
menjadi tegangan Thevenin. Selanjutnya sumber tegangan
dimatikan dan rangkaian di short-kan. Maka sekarang hanya
ada resistor pada rangkaian. Hambatan dari rangkaian
tersebut diukur dengan menggunakan multimeter. Hambatan
yang terbaca akan menjadi hambatan Thevenin. Sebelum
resistor variabel dipasang kembali, diukur dulu sesuai
hambatan yang akan digunakan sebagai variasi dengan
menggunakan multimeter. Setelah itu RL dipasang kembali
pada rangkaian. Sumber tegangan dipasang kembali pada
rangkaian dan dinyalakan. Dengan menggunakan
multimeter, arus pada RL diukur dan dicatat. Hasil tersebut
akan menjadi arus RL. Langkah ini diulangi untuk variasi
RL yang lainnya. Setelah dilakukan pengambilan data,
dilakukan perhitungan secara manual untuk rangkaian

RL dilepas dari rangkaian

Diberi Sumber tegangan, Ukur


Vthevenin di antara A dan B
Matikan listrik, ubah
menjadi short circuit

Ukur Rthevenin di antara A dan B

Pasang ulang RL, jadikan


seperti rangkaian awal

Beri tegangan, ukur arusnya

LAPRES POMITS ELEKTONIKA DASAR (E4)

perhitungan pada pengukuran hambatan teori thevenin bisa


dianggap kecil, jadi pada kasus ini teori Thevenin dalam
mengukur hambatan, terbukti.
Selanjutnya pengukuran nilai tegangan pada teori
Thevenin. Hasil dari eksperimen, nilai tegangan tercatat
sebesar6,2 V, sedangkan pada penghitungan nilai yang arus
didapatkan sebesar 6,769 V. Kedua hasil ini bisa dianggap
berhasil krena tidak jauh berbeda. Jadi pada kasus ini teori
Thevenin dalam penentuan nilai tegangan terbukti benar.
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan nilai arus RL.
Dari hasil percobaan, nilai arus RL pada hambatan 330
tercatat sebesar 0,02 mA, pada penghitungan secara teori
nilai arus RL didapat sebesar 0,022 mA. . Kedua hasil
tersebut tidak jauh berbeda, perbedaan diakibatkan
keterbatasan alat ukur dalam membaca angka dengan
ketelitian yang sangat kecil. Jadi pada kasus ini teori
Thevenin dalam penentuan nilai arus pada RL terbukti
benar.Dari keseluruhannya didapatkan error antara
perhitungan dengan eksperimen sebesar 9% pada Teori
Norton ini.
Percobaan kedua adalah percobaan pembuktian dari
teori Norton. Didapatkan hasil seperti tabel.

Flowchart Norton
Rangkaian disusun

RL dilepas dari rangkaian

Diberi Sumber tegangan, Ukur VNorton di


antara A dan B

Matikan listrik, ubah


menjadi short circuit

Ukur Rnorton di antara A dan B

Tabel 3.3Hasil Percobaan analisa teorema Norton

Pengukuran
Rn
1,035

Pasang ulang RL, jadikan


seperti rangkaian awal

Beri tegangan, ukur arusnya


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan
beberapa hasil dari percobaan pertama (Teori Thevennin)
dan percobaan kedua (Teori Norton). Dari percobaan
Thevenin dan Norton didperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.1 Tabel nilai pengukuran

Nilai Pengukuran
V1

R1

R2

R3

R4

R5

RL

5V

15 k

4,7 k

1 k

180

180

330

Pada percobaan pertama yaitu percobaan Teori


Thevenin, didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.2 Hasil percobaan analisa teorema Thevenin

Pengukuran
Rth
1,02

Vth
6,2
V

Teori
I RL
0,02
mA

Rth
1,089

Vth
6,769
V

I RL
0,022
mA

Error
9%

Dari percobaan yang telah dilakukan ditunjukkan nilai


sebesar 1.02 k, pada hambatan Thevenin. Sedangkan pada
perhitungan didapatkan hasil hambatan sebesar 1.089 k.
perbedaan yang didapatkan dari hasil eksperimen dengan

In
5,96
mA

Teori
I RL
0,02
mA

Rn
1,089

In
6,215
mA

I RL
0,022
mA

Error
9%

Percobaan kedua adalah percobaan pembuktian dari


teori Norton. Dari percobaan yang dilakukan pada avometer
ditunjukkan nilai sebesar 1,035 k pada hambatan Norton.
Sedangkan secara perhitungan nilai hambatan yang yang
didapatkan sebesar 1,089 k. hasil yang didapatkan pada
eksperimen dengan perhitungann tidak jauh berbeda, jadi
pada pembuktian pencarian nilai arus ini dengan teori
Norton, terbukti benar.
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan nilai arus
Norton. Dari hasil percobaan, nilai arus tercatat sebesar 5,96
mA, sedangkan pada teori penghitungan
nilai yang
didapatkan sebesar 6,215 mA. Kedua hasil yang didapat
tersebut tidak jauh berbeda. Jadi pada pembuktian pencarian
arus dengan teori Norton terbukti benar.
Kemudian dilanjutkan dengan penentuan nilai arus RL.
Dari hasil percobaan, nilai arus RL pada hambatan 330
tercatat sebesar 0,02 mA, sedangkan pada penghitungan
secara teori nilai yang tercatat adalah 0,022 mA. Kedua hasil
tersebut tidak jauh berbeda, perbedaan diakibatkan
keterbatasan alat ukur dalam membaca angka dengan
ketelitian yang sangat kecil. Jadi pada kasus ini teori Norton
dalam penentuan nilai arus pada RL terbukti benar.
Dari keseluruhannya didapatkan error antara
perhitungan dengan eksperimen sebesar 9% pada Teori
Norton ini.
Dari semua percobaan tersebut terlihat kejuga
kesinambungan antara teori Thevenin dan Norton, yaitu
pada nilai hambatan yang dihasilkan. Maka dari itu hasil
dari hasil arus RL memiliki hasil yang sama antara kedua
teori tersebut. Hasil tersebut dikarenakan adanya
kesinambungan antara kedua teori ini. Hasil RL lebih
terbukti benar dengan turunnya nilai arus ketika hambatan
semakin meningkat.

LAPRES POMITS ELEKTONIKA DASAR (E4)

IV. KESIMPULAN
Dari percobaan yang sudah dilakukan ternyata terbukti
metode teori Thevenin dan Norton adalah benar adanya.
Berdasarkan kesamaan data dari hasil perhitungan dan
percobaan. Nilai hambatan pada Thevenin adalah sama
dengan hambatan pada Norton, begitu juga dengan arus RL
nya yang terbukti sama antara kedua teori tersebut. Dari hal
tersebut menunjukan hubungan kedua teori tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH


Praktikan mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT yang telah memberikan kelancaran baik dalam
melakukan percobaan maupun dalam menyusun laporan.
Tak lupa praktikan ucapakan terima kasih kepada asisten
laboratorium elektronika dasar Linahtadiya Andiani atas
bimbingannya dalam percobaan E4.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alexander, C. K. & Sadiku, M. N., 2009. Fundamentals of Electric
Circuits. Fourth penyunt. New York: McGraw-Hill.
2. Freedman,Young. 2012. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
3. Alexander, C. K. & Sadiku, M. N., 2013. Fundamentals Of Elctric
Circuits. Fifth ed. New York: McGraw-Hill.
4. Nilsson, James W.; Riedel, Susan;, 2011. Electric Circuits. Ninth ed.
Lowa: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai