ABSTRAK
Latar belakang : Banyak hal yang dapat menjadi penyebab penyalahgunaan NAPZA, hal itu karna
hubungan yang saling terkait antara prilaku penyalahgunaan, faktor lingkungan dan faktor peredaran
NAPZA di masyarakat, Faktor-faktor yang dapat memepengaruhi terjadinya penyalahgunaan salah
satunya adalah rasa ingin tahu pada masa remaja seseorang lazim mempunyai sifat selalu ingin tahu
segala sesuatu dan ingin mencoba sesuatu yang belumatau kurang diketahui dampak negatifnya. Bentuk
rasa ingin tahu dan ingin mencoba itu misalnya dengan mengenal narkotika, psikotropika maupun
minuman keras atau bahan berbahaya lainnya. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan sikap dengan insiden penggunaan NAPZA pada remaja di Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang Tahun 2016. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan
desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional, Tehnik Sampling adalah Accindental Sampling
pada remaja pengguna NAPZA di Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar yang berjumlah 35 orang.
Hasil : yang di peroleh berdasarkan pengetahuan didapatkan responden yang pengetahuannya baik
(23,1%) dan responden yang pengetahuannya kurang (63,6%) Ini berarti sebagian besar responden tidak
mengetahui pengertian istilah Napza, jenis Napza, dampak penggunaan Napza, serta bentuk NAPZA. dan
terdapat Hubungan antara Sikap dengan Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja dengan hasil
statistik menunjukan p value = 0,015 < 0,05 hal ini menunjukan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dan sikap dengan insiden penggunaan NAPZA pada remaja. Kesimpulan : Ada Hubungan
yang signifikan anatara Pengerahuan dan Sikap dengan Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja di
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang.
Kata Kunci
:Pengetahuan, Sikap, Insiden Penggunaan Napza, Remaja.
Daftar Pustaka : 38 (2007-2016)
ABSTRACT
Name
Students Number
Study Program
Title
Total Pages
:
:
:
:
Background: Many things can be the cause of drug abuse, the thing is because the related relationship
between abuse behavior, environmental factor and factor of drug circulation in the community, one of
them is curiosity, in adolescence, someone is prevalent to have the character of curiosity to everything
and want to try something that is not yet known or less negative impact. Forms of curiosity and wanted to
try it for example to recognize narcotics, psychotropic substances or alcohol or other hazardous materials.
Purpose of the Research: It is known the relationship between knowledge and attitude with the
incidence of drug use to adolescents in Ernaldi Bahar Hospital of Palembang in 2016. Method of the
Research: This research was quantitative research using analytical survey design with cross sectional
approach, sampling technique was accidental sampling to the adolescents who consumed the drug in
Camar Room of Ernaldi Bahar Hospital were 35 people. Result: That was gotten based on the knowledge
were the respondents who have the good knowledge (23,1%) and the respondents who have the less
knowledge (63,6%). It means, most of the respondents do not know the definition of Narcotics,
Psychotropic, and Additive (NAPZA), kinds of Narcotics, Psychotropic, and Additive, the impact of the
use of Narcotics, Psychotropic, and Additive (NAPZA), forms of Narcotics, Psychotropic, and Additive
(NAPZA), and there was the relationship between knowledge and attitude with the incidence of drug use
to adolescents with statistic result that showed p value = 0,009 < 0,05, this showed there was a significant
relationship between knowledge and attitude with the incidence of drug use to adolescents. Conclusion:
There was a significant relationship between knowledge and attitude with the incidence of drugs
(Narcotics, Psychotropic, and Additive) use to adolescents in Ernaldi Bahar Hospital of Palembang.
Key words: Knowledge, Attitude, Incidence of Drugs (Narcotics, Psychotropic, and Additive) Use,
Adolescent
Bibliography: 38 (2007 2016)
A. Pendahuluan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan
(agama) secara individu maupun pembenarannya
sebagai bagian dari pada makhluk Sosial
(Suryawati, 2007). Menurut Van Der Zanden
(dalam Arfian. 2010) Perilaku menyimpang adalah
perilaku yang oleh sejumlah orang dianggap
sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
Sedangkan, menurut (Muhartiny, 2015) Perilaku
menyimpang adalah semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam
sistem sosial yang menimbulkan usaha dari mereka
yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang.
Berdasarkan definisi di atas menurut
(Sunarto, 2007) penyimpangan dapat dibedakan
menjadi dua bentuk yaitu : penyimpangan primer
dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan
primer adalah suatu bentuk perilaku menyimpang
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain
survey analitik dengan pendekatan cross sectional,
yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel
yang termasuk efek di observasi sekaligus pada
waktu yang sama.
E. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Insiden Penggunaan NAPZA pada Remaja di
Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Tahun 2016
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Insiden Penggunaan
NAPZA pada Remaja diruang Camar
Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang Tahun
2016
No
1.
2.
Insiden Penggunaan
NAPZA pada Remaja
Berat
Ringan
Jumlah
n
17
18
35
Persentase
(%)
48,6 %
51,4 %
100 %
Pengetahuan Remaja
yang menggunakan
NAPZA
Baik
Kurang
Jumlah
Persentase
(%)
13
37,1 %
22
35
62,9 %
100 %
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Indisen
Penggunaan NAPZA Pada Remaja di
Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan dengan Insiden
Penggunaan NAPZA pada Remaja di Ruang
Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Palembang Tahun 2016
Insiden
Penggunaan
Jumlah
NAPZA pada
Pengetahua
No
Remaja
n
Berat
Ringan
n %
N % N %
1
Baik
3 23,1 10 76,9 13 100
2
Kurang
14 63,6 8 36,4 22 100
Jumlah
Valu OR
e
0,03
0.171
5
c.
No
1.
2.
n
21
14
35
Persentase
(%)
60,0 %
40,0 %
100 %
No
1
2
Sikap
Positif
Negatif
Jumlah
Insiden
Penggunaan
NAPZA pada
Remaja
Berat Ringan
N % n %
3 21,4 11 78,6
14 66,7 7 33,3
17 48,6 18 51,4
Jumlah
Valu
e
OR
14 100
21 100 0,015
35 100
0.136
b.
Hubungan
Sikap
Dengan
Insiden
Penggunaan NAPZA pada Remaja di
Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Dari Hasil Bivariat menunjukkan hasil
analisis hubungan antara sikap dengan insiden
penggunaan NAPZA pada 14 remaja yang
memiliki sikap positif terdapat 3 remaja (21,4%)
dengan insiden penggunaan NAPZA berat dan 11
remaja (78,6%) dengan insiden penggunaan
NAPZA ringan. Dari 21 remaja yang memiliki
sikap negatif terdapat 14 remaja (66,7%) dengan
insiden penggunaan NAPZA berat dan 7 remaja
(33,3%) dengan insiden penggunaan NAPZA
ringan. Dari hasil uji chi-square didapatkan
value = 0,015 lebih kecil dari = 0,05 artinya ada
hubungan bermakna antara sikap dengan insiden
penggunaan NAPZA pada Remaja.
Berdasarkan teori dari (Wijaya, 2014).
Sikap adalah fenomena kejiwaan, yang biasanya
termanifestasi dalam bentuk tindakan atau
perilaku. sikap yang positif terhadap penggunaan
napza akan menghadirkan tingkah laku yang tidak
menjauhi napza, artinya seseorang akan kompromi
dan membuka kesempatan untuk mencobacoba
napza karena faktor-faktor yang berasal dari diri
sendiri ataupun dari lingkungan sekitarnya.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Lestari dkk, 2014).
Hubungan pengetahuan, sikap siswa dan pekerjaan
orang tua tentang narkoba pada siswa sma negeri 1
takalar. Ada hubungan antara sikap dengan insiden
penggunaan NAPZA pada remaja ( value =
0,027).
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Dengan Indisen
Penggunaan NAPZA Pada Remaja di
Ruang Camar Rumah Sakit Ernaldi Bahar
Dari Hasil Bivariat didapatkan sebagian besar
pengetahuan remaja kurang sebanyak 22 orang
(62,9%). sedangkan Insiden Penggunaan NAPZA
pada Remaja kategori berat sebanyak 17 orang
(48,6%).
Dari hasil uji chi-square didapatkan value =
0,035 lebih kecil dari = 0,05 artinya ada
hubungan bermakna antara pengetahuan dengan
insiden penggunaan NAPZA pada Remaja.
Berdasarkan teori dari (Parulian, 2011).
Pengetahuan marupakan hasil dari tahu dan ini
DAFTAR PUSTAKA
Afianty, (2014). Gambaran pengetahuan, sikap,
dan perilaku Siswa-Siswi sekolah menengah
kejuruan x tentang napza di kota bandung
tahun
2014.
(http://repository.maranatha.edu/12681/9/1110
119_Journal.pdf) diakses internet pada tanggal
14 maret 2016.
Alimul Hidayat, A. Aziz (2007). Metodelogi
Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineke Cipta
BBN,
(2008).
(http://repo.unand.ac.id/449/3/BAB%2520I.pdf
) diakses internet pada tanggal 22 maret 2016.
Bintari. (2014). Korelasi konsep diri dan sikap
religious terhadap kecenderungan perilaku
menyimpang dikalangan siswa pada kelas XI
SMA Negeri 4 Singaraja. e-journal Undiksa
Jurusan Bimbingan Konseling Volume: 2 No 1.
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/
article/download/3747/ 3002) diakses internet
pada tanggal 28 maret 2016.
Dalami, Dkk. (2014). Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta Timur : CV.
Trans
Info
Media
http://repo.unand.ac.id/449/3/BAB%2520I.pdf)
diakses internet pada tanggal 14 maret 2016.
Ikhsan, (2013). pengaruh pendidikan kesehatan
merokok terhadap perilaku mengurangi
konsumsi
rokok
pada
remaja.
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/ejournal/index.php/ilmukeperawatan/article/vie
wFile/121/146) diakses internet pada tanggal
24 maret 2016
Jajuli, (2007).dikutip dalam jurnal dewi anggreni
2015. Dampak bagi pengguna narkotika,
psikotropika dan zat adiktif (napza) di
kelurahan gunung kelua samarinda ulu.
eJournal Sosiatri-Sosiologi 2015, 3 (3): 37 51
Kementrian Kesehatan RI, (2010). Rencana
Strategi Kementrian Kesehatan tahun 2010,
2014. Jakarta
Lubis, (2012). Hubungan faktor internal dan
faktor eksternal dengan kekambuhan kembali
pasien penyalahgunaan NAPZA di kabupaten
deli
serdang
tahun
2012.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/38090/1/Appendix.pdf) diakses internet pada
tanggal 30 maret 2016.
Masjid, (2007). dikutip dalam jurnal dewi anggreni
2015. Dampak bagi pengguna narkotika,
psikotropika dan zat adiktif (napza) di
kelurahan gunung kelua samarinda ulu.
eJournal Sosiatri-Sosiologi 2015, (3): 37 51
G. Keterbatasan Peneliti
Dalam penelitian ini, penulis memiliki
keterbatasan :
1. Pada saat dilapangan ada beberapa
responden yang menolak untuk menjadi
responden penelitian
2. Pada saat dilapangan ada beberapa
responden
meminta
peneliti
untuk
menggunakan bahasa palembang
3. Pada saat dilapangan ada beberapa
responden memerlukan bantuan dan
bimbingan untuk menjawab kuesioner
H. Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di rumah
sakit ernaldi bahar palembang pada tanggal 03 Mei
16 Mei 2016 dengan jumlah sampel 35
responden. Kesimpulan hasil penelitian ini terdiri
dari analisis univariat dan bivariat yaitu sebagai
berikut :
a. Sebagian besar responden menunjukkan
insiden penggunaan NAPZA pada remaja
hampir sama antara kategori ringan dan
kategori Berat, yakni kategori ringan 18 orang
(51,4%) dan kategori berat sebanyak 17 orang
(48,6%).
b. Sebagian besar responden menunjukan
pengetahuan remaja kurang sebanyak 22
orang (62,9%).
c. Sebagian besar responden menunjukan sikap
remaja positif sebanyak 21 orang (60%).
d. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan
dengan insiden penggunaan NAPZA pada
remaja diruang camar rumah sakit ernaldi
bahar tahun 2016 dengan nilai (p value =
0,035)
e. Ada hubungan bermakna antara sikap dengan
insiden penggunaan NAPZA pada remaja
diruang camar rumah sakit ernaldi bahar tahun
2016 dengan nilai (p value = 0,015)