Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama-tama kita ucapkan syukur


alhamdulillah karena kita masih
dapat
berkumpul
disini
dalam
keadaan sehat walafiat. Amin
Selawat serta salam kita tunjukkan
kepada Nabi
Besar kita Nabi
Muhammad Sallahu`alaihiwassalam
yang telah memberikan tauladan
yang baik kepada kita sampai saat
ini.
Teman-teman semua, kali ini saya
akan memberikan tausiah atau
kultum yang bertemakan Hijab.
Siapa yang tahu apa itu Hijab?
Mungkin kita sudah tidak asing lagi
dengan kata hijab.
Hijab umumnya diartikan sebagai
penutup.
Tapi,
apakah
semua
penutup itu bisa digolongkan dalam
Hijab? Tidak. Nah, agar tidak keliru,
mari kita bahas bersama.
Hijab adalah penutup aurat dari
ujung kepala sampai ujung kaki,
kecuali wajah dan telapak tangan.

Dalam Al Qur'an surat Al-Ahzab :59 Allah


Berfirman
Hai Nabi, katakanlah kepada isteriisterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Tentu teman-teman tahu kan, apa
hukum menutup aurat atau berhijab
bagi setiap muslimah? Ya, hukumnya
adalah WAJIB. Dalam Al-quran,
terdapat ayat Allah tentang berhijab.
Kenapa
kita
sebagai
kaum
perempuan muslim wajib berhijab?
Karena kita akan berdosa jika tidak
mengenakan hijab.

Dalam Al Qur'an surat Al-Qur'an surat


Al-Maidah ayat 5 baris terakhir Allah
Berfirman
.. Barang siapa yang mengingkari
hukum-hukum syariat Islam sesudah
beriman, maka hapuslah pahala amalnya
bahkan di akhirat dia termasuk orangorang yang merugi.
Dalam Al Qur'an surat surat An-Nur ayat
31 Allah Berfirman
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah
mereka
menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan
janganlah
mereka
Menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa)
nampak dari padanya. dan hendaklah
mereka
menutupkan
kain
kudung
kedadanya, dan janganlah Menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau
putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budakbudak yang mereka miliki, atau pelayanpelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anakanak yang belum mengerti tentang aurat
wanita.
dan
janganlah
mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan. dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.
Beberapa Syarat Hijab Yang Harus
Terpenuhi:
1
.Diwajibkan
pakaian
wanita
muslimah itu menutupi seluruh
badannya dari (pandangan) laki-laki
yang
bukan
mahramnya.
Dan
janganlah terbuka untuk mahram-

mahramnya kecuali yang telah


terbiasa terbuka seperti wajah,
kedua telapak tangan dan kedua
kakinya.
2. Agar pakaian itu menutupi apa
yang ada di sebaliknya (yakni
tubuhnya), janganlah terlalu tipis
(transparan), sehingga dapat terlihat
bentuk tubuhnya.
3.Tidaklah pakaian itu sempit yang
mempertontonkan bentuk anggota
badannya, sebagaimana disebutkan
dalam kitab Shahih Muslim dari Nabi
Shalallahualaihi
Wassallam
bahwasanya beliau bersabda:
Dua
kelompok
dari
penduduk
neraka yang aku belum melihatnya,
(kelompok pertama) yaitu wanita
yang berpakaian (pada hakekatnya)
ia telanjang, merayu-rayu dan
menggoda, kepala mereka seperti
punuk onta (melenggak-lenggok,
membesarkan konde), mereka tidak
masuk surga dan tidak mendapatkan
baunya. Dan (kelompok kedua) yaitu
laki-laki yang bersamanya cemeti
seperti ekor sapi yang dengannya
manusia
saling
rnemukul-mukul
sesama hamba Allah. (HR. Muslim)
Syaikhul
Islam
Ibnu
Taimiyah
Rahimahullah berkata di dalam
Majmu Al-Fatawa (22/146) dalam
menafsirkan
sabda
Nabi
Shalallahualaihi Wassallam:
Bahwa perempuan itu memakai
pakaian yang tidak menutupinya. Dia
berpakaian
tapi
sebenarnya
telanjang.Seperti
wanita
yang
memakai
pakaian
yang
tipis
sehingga menggambarkan postur
tubuh (kewanitaan)-nya atau pakaian
yang sempit yang memperlihatkan
lekuk tubuhnya, seperti pinggul,
lengan dan yang sejenisnya.Akan
tetapi, pakaian wanita ialah apa yang
menutupi
tubuhnya,
tidak
memperlihatkan bentuk tubuh, serta
kerangka anggota badannya karena
bentuknya yang tebal dan lebar.

4.Pakaian
wanita
itu
tidak
menyerupai pakaian laki-laki.
Rasulullah
Shalallahualaihi
Wassallam telah melaknat wanitawanita yang menyerupai laki-laki dan
laki-laki
yang
menyerupai
wanita.Sedangkan
untuk
membedakan wanita dengan laki-laki
dalam hal berpakaian adalah pakaian
yang dipakai dinilai dari karakter
bentuk dan sifat menurut ketentuan
adat istiadat setiap masyarakat.
Syaikhul
Islam
Ibnu
Taimiyah
Rahimahullah berkata di dalam
MajmuAl-Fatawa (22/148-149/155):
Maka (hal) yang membedakan
antara
pakaian
laki-laki
dan
pakaian perempuan dikembalikan
pada pakaian yang sesuai bagi lakilaki dan perempuan, yaitu pakaian
yang cocok sesuai dengan apa yang
diperintahkan untuk lak-laki dan
perempuan.
Para
wanita
diperintahkan untuk menutup dan
menghalangi tanpa ada rasa tabarruj
(mempertontonkan)
dan
memperlihatkan. Untuk itu tidak
dianjurkan bagi wanita mengangkat
suara di dalam adzan, (membaca)
talbiyah, (berdzikir ketika) naik ke
bukit Shafa dan Marwa dan tidaklah
telanjang di dalam Ihram seperti
laki-laki.
Karena
laki-laki
diperintahkan
untuk
membuka
kepalanya
dan
tidak
memakai
pakaian yang melampaui batas
(dilarang) yakni yang dibuat sesuai
anggota badannya, tidak memakai
baju, celana panjang dan kaos kaki.
Selanjutnya
Syaikhul
Islam
mengatakan:
Dan adapun wanita, sesungguhnya
tidak
dilarang
sesuatupun
dari
pakaian karena ia diperintahkan
untuk menutupi dan menghijabi
(membalut) dan tidak dianjurkan
kebalikannya. Akan tetapi dilarang
memakai kerudung dan memakai
sarung tangan, karena keduanya
merupakan_ pakaian yang terbuat
sesuai dengan bentuk tubuh dan
tidak ada kebutuhan bagi wanita

padanya.
Kemudian
beliau
menyebutkan, bahwa wanita itu
menutup wajahnya tanpa keduanya
dari
laki-laki
sampai
beliau
mengatakan di akhir: Maka jelas,
antara
pakaian
laki-laki
dan
perempuan itu sudah seharusnya
berbeda. Yakni untuk membedakan
laki-laki dari wanita.Pakaian wanita
itu
haruslah
istitar
(menutupi
auratnya) dan istijab (menghalangi
dari
pandangan
yang
bukan
mahramnya -pent.). Sebagaimana
yang dimaksud dhahir dari bab
ini.(11)
Kemudian
beliau
menjelaskan,
bahwa apabila pakaian itu lebih
pantas
dipakai
oleh
laki-laki

sebagaimana
umumnya,
maka
dilarang bagi wanita. Hingga beliau
mengatakan: Manakala pakaian itu
bersifat qillatul istitar (hanya sekedar
menutupi
aurat
-pent.)
dan
musyabahah (pakaian itu layak
dipakai oleh laki-laki dan perempuan

pent.),
maka
dilarang
pemakaiannya dari dua bentuk (baik
laki-laki maupun perempuan -pent.).
Allahu alam.
5.Pakaian wanita tidaklah terhiasi
oleh
perhiasan
yang
menarik
perhatian (orang lain) ketika keluar
rumah,
agar
tidak
termasuk
golongan
wanita-wanita
yang
bertabaruj (mempertontonkan) pada
perhiasan.

Anda mungkin juga menyukai