Tutor Makalah
Tutor Makalah
Hipertensi
Kelemahan otot
Batang otak
Aneurisma
Saraf menurun
Pembuluh darah abnormal
Pendarahan di otak
Cerebral Cortexs
Manifestasi klinis
Arteri sobek
Obat-obatan
Kelumpuhan
Anti koagulan
Afasia
Atrium Fibrasi
Ataksia
Vertigo
Step 5
hari.
Pemasangan NGT( Naso Gastric Tube ) dan mengevakuasi isi
lambung, tujuannya untuk meningkatkan ventilasi dan mencegah
aspirasi.
Menganalisa gas darah
b. Blood (darah )
Penanganan ini dengan mengatasi dan memantau tekanan darah, hemoglobin
(Hb), glukosa darah, dan keseimbangan elektrolit.
c. Brain ( otak )
Penanganan pada otak memfokuskan pada 3 hal ysitu penurunan kesadaran,
kejang dan peningkatan tekanan intracranial.
d. Bladder ( kandung kemih )
Pengelolaan perkemihan dan keseimbangan cairan tubuh harus diperhatikan,
tujuannya untuk menghindari terjadi retensio atau inkontinensia urine.
e. Bowel ( gastrolnstestinal)
Pengelolaan defekasi dan nutrisi pasien stroke harus diperhatikan, tujuannya
untuk menhindari timbulnya gangguan pada system pencernaan, karena halini
akan membuat pasien stroke menjadi gelisah, contohnya karena terjadi obstipasi.
f. Bone and body skin ( tulang dan kulit )
Tanpa pergerakan atau imobilitas dapat menyebabkan peningkatan katabolisme,
stasis vena, penurunan kapasitas vital, depresi psikologis, stasis urine dan
memperlambatsaluran pencernaan .komplikasi utama yang bias terjadi seperti
pneumonia, emboli paru, ulkus dekubitus, kolesistitis, thrombosis vena dalam dan
infeksi saluran kemih.s
13. Komplikasi, yaitu:
Ulkus,
Perdarahan,
Kakner lambung,
Anemia perisiosa,
Perotonitis,
Perforasi lambung,
Obstruksi pilorus
Diare
4
Klien yang akan melakukan prosedur endoskopy harus dipuasakan 6-12 jam sebelum
dilakukan prosedur pemerikaan. Kemudian, klien disemprotkan dan berkumur dengan
anastetik lokal disertai pemberian valium secara intravena. Segera sebelum skop
dimasukkan atropin dapat diberikan untuk untuk mengurangi sekresi. Glukagon dapat
diberikan untuk merilekskan usus halus. Klien diposisikan miring untuk memudahkan
melalui skop.
Setelah dilakukan perosedur pemeriksaan klien diinstruksikan tidak makan atau minum
sampai refleksnya kembali setelah 1-2 jam untuk mencegah aspirisi makanan atau cairan
ke paru.
Kelemahannya perawatan alat ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.Kontraindikasi :
- Perdarahan
- Acute Miocard Infark
- Gagal jantung
Faktor genetik;
Gaya hidup;
Stress;
Mengkonsumdi obat-obatan yang mengandng NSAID dan analgetik; dan
Jenis makanan : perokok dan peminum alkohol.
o Kutaneus
o Dipsomatik
2. Menurut penyebab :
o Fisik
o Psikogenik
3. Menurut durasi :
o Akut
o Kronik
4. Menurut lokasi :
o Radiating
o Refered
o Intractable
o Panthom pain
Teori nyeri :
Teori spesifik
Teori pattern
Gate control
Selain itu, nyeri dapat juga dibadi berdasarkan serabut reseptornya, yaitu :
Terbakar : serabut delta C
Tertusuk : serabut delta A
Pegal : serabut A
20. Dagnosa banding :
Reaksi kesetimbangan :
H2O + CO2 H2CO3 H+ + Cl HCl (H2 Blocker)
HC03- + Na Na HC03 (bikarbonat)
Etiologi
Refluks empedu
Terapi radiasi
Stress
Manifestasi Klinis
1. Dapat terjadi ulserasi suprfisial dan mengarah pada hemoragi.
2. Rasa tak nyaman pada abdomen disertai dengan sakit kepala, kelesuan, mual dan
anoreksia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
3. Dapat terjadi diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi malah
mencapai usus.
4. Nyeri ulu hati.
5. Gangguan hemodinamik seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai
gangguan kesadaran.
6. Pada kasus yang berat dapat terjadi hematemesis dan melena
KOMPLIKASI :
Dekubitus
Adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan sampai
menembus ototsampai mengenai tulang akibat adanya penekanan padasuatu area secara terus
menerus
sehingga
mengakibatkan
gangguan
sirkulasi
darah
setempat.penytebab??
Kenapabisainfeksi? Kenapabisademam
C. Gastritis Kronis
Definisi
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori. (Brunner&Suddart 2001)
Gastritis kronis adalah peradangan mukosa kronis yang akhrinya menyebabkan atrofi
mukosa dan metaplasia epitel (Robbins 2007)
Etiologi
Gastritis kronis dibagi menjadi dua :
1. Gastritis Tipe A (Gastritis Autoimun)
Diakibatkan dari perubahan sel pariental yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi selular.
Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun seperti anemia dan terjadi pada fundus dan
korpus dari lambung.
2. Gastritis Tipe B (Gastritis H.pylori)
Mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah lambung dekat duodenum). Ini
dihubungkan dengan bakteri H.pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus ke dalam lambung.
Manifestasi Klinis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EGD (Esofagogastriduodenoskopi)/Endoskopi
Endoskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh
(khususnya saluran cerna) secara visual sehingga dapat dilihat melalui layar monitor.
Sehingga setiap kelainan organ dalam tubuh dapat diketahui dengan sejelas-jelasnya.
Pemeriksaan endoskopi merupakan salah satu sarana penunjang diagnostik yang cukup
akurat.
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk
pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam
sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik.
Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas,
sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera.
9
Di samping kedua serat optik tersebut, juga terdapat sebuah bagian lagi yang bisa digunakan
sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain
itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dan
lain-lain. Endoskop umumnya digunakan bersama layar monitor, sehingga gambaran organ
yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di
sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk
dokumentasi dan evaluasi lebih lanjut. endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa
tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lainlain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika
dicurigai
jaringan
tersebut
terkena
kanker
atau
gangguan
lainnya.
Endoskopi juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang
sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat)
yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan
endoskopi.
Berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua yakni endoskopi diagnostik dan endoskopi
terapeutik. Endoskopi diagnostik berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan
lokasi lesi yang terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik berperan untuk menghentikan
pendarahan yang terjadi. Endoskopi pada saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar,
yakni endoskopi saluran cerna atas (esofagoduodenoskopi ) dan saluran cerna bawah
(kolonoskopi).
Endoskopi dikontraindikasikan pada keadaan klinis yang tidak stabil seperti syok
hipovolemi, infark miokard, atau anemia berat.Indikasi penggunaan endoskopi sangat
bervariasi sesuai dengan usia dan gejala yang timbul. Sebelum endoskop dimasukkan melalui
mulut atau organ lainnya, penderita biasanya dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa
jam. Sebab, makanan di dalam lambung bisa menghalangi pandangan dokter dan bisa
dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan. Selain itu pasien juga tidak akan merasakan
rasa sakit saat pemeriksaan karena pasien dibius dan akan sadar setelah pemeriksaan selesai.
2. Minum barium dengan foto rontgen
Dilakukan untuk membedakan diagnosa penyebab atau isi lesi.
3. Analisa gaster
10
Untuk mengetahui tingkat sekresi HCl, sekresi HCl meningkat pada klien dengan gastritis
kronik. Dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori gaster,
contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam noktural penyebab ulkus
duodenum. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan
asiditas menunjukkan sindrom Zollinger-Ellison.
4. Angiografi
Vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan aatau tidak dapat
dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.
5. Amilase serum
Meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis. Normalnya 25-125 U/I.
6. Kadar serum Vitamin B12
Nilai normalnya 200-1000 Pg/ml. Kadar vitamin B12 yang rendah merupakan tanda dari
gastritis.
7. Kadar hemagiobi, hematokrit, trombosit, leukosit, albumin, LED.
8. Hispatologi jika karena infeksi.
11
E. DIAGNOSA BANDING
Gastroenteritis
Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi akibat infeksi virus
pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah, juga
ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu
atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus.
Heartburn
Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya terjadi setelah
makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran
yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan
rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna kembali
ke mulut.
Stomach ulsers
Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal itu
kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer
atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling
umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung
sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama,
terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan
begitu juga sebaliknya.
Nonulcer dyspepsia
Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu. Penyebab pasti
keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan,
makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini.
Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.
F. KOMPLIKASI
1. Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai di
bawah epitel.
2. Karsinoma lambung merupakan neoplasma gastrointestinal yang sering terjadi dan
menyebabkan kematian
12
3. Anemia pernisiosa adalah kerusakan produksi sel darah merah karena kurangnya faktor
intrinsik esensial untuk mengobati absorpsi vitamin B12 (akibat defisiensi menyebabkan
abnormalitas lambung, usus, dan neurologis.
4. Syok Hemoragik adalah yok yang terjadi akibat volume darah terlalu sedikit akibat
kehilangan darah terlalu banyak
5. Stomach Ulcers adalah luka terbuka yang terjadi pada lambung
6. Pendarahan saluran cerna bagian atas pada gastritis diakibatkan karena kerusakan mukosa
lambung
G. PENATALAKSANAAN
NGT : definisi, siapa yg poasang NGT
Konsep nutrisi : cara hitung cara meberikan
Kateter adalah
Anjurkan pada klien yang mengalami mual dan muntah untuk bedrest, status NPO (Nothing
Peroral/Nothing to eat or drink by mouth), pemberian antiemetik (obat untuk mengatasi mual
dan muntah) dan pemasangan infuse intravena (jenis cairan tergantung kebutuhan klien) untuk
mempertahankan cairan tubuh klien. Klien biasanya sembuh dalam beberapa hari. Bila muntah
berlanjut perlu dipertimbangkan pemasangan NGT (Naso Gastric Tube). Antasida diberikan
untuk mengatasi perasaan penuh dan tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung
dengan meningkatkan pH lambung sekitar 6. Selain itu, pemberian antagonis H2 (seperti
ranitidine, simetidin) dan inhibitor pompa proton (seperti omeprazole atau lansoprazole) mampu
menurunkan seksresi asam lambung. Dan antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh
helicobacter pylori. Kombinasi dua atau tiga antibiotik dapat diberikan untuk mengeradikasi
helicobacter pylori (seperti clarithromycin dan amoksisilin).
Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu dilakukan
transfuse darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan dilakukan lavage (bilas)
lambung. Bila tidak dapat dikoreksi maka pembedahan dapat menjadi alternatif. Pembedahan
yang dapat dilakukan pada klien dengan gastritis adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau
pyloroplasti. Dan injeksi intravena cobalamin dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa.
Kategori obat pada gastritis adalah:
* Antasid : menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri
* Acid blocker : membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
13
* Proton pump inhibitor : menghentikan produksi asam lambung dan menghambat H.pylori.
* Cytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus.
H. FAKTOR RESIKO
Aspirin atau asam asetil salisilat adalah obat golongan NSAID. Obat ini biasa
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri karena memiliki efek sebagai antiinflamasi dan
analgetik.Perlu diperhatikan bahwa aspirin merupakan obat yang bekerja dengan
menghambat kerjaenzim siklooksigenase secara tidak selektif, sehingga selain
menghambat pembekuan darah,aspirin juga menghambat kerja prostaglandin sebagai
salah satu faktor pelindung dinding salurancerna .Dampak penggunaan aspirin adalah
erosi mukosa lambung, mengurangi mucus, sekresi HCO3 dan mengurangi perbaikan
dan replica sel.
Sedang mengonsumsi obatobatan steroid, beberapa antibiotik seperti sulfa, eritromisin &
metronidazol, histamin, kafein dan Alkaloid rauwolfi.
Waktu makan yang tidak teratur, sering terlambat makan, atau makan berlebihan.
Sering mengalami refluks usu-lambung (aliran balik makanan dari usus ke lambung)
14
15
16
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data biografi
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
Agama
Diagnosa Medis
: Nn. Alice
: 27 tahun
: Perempuan
: Karyawan Swasta
::: Gastritis
Anamnesis
Keluhan Utama :
- Klien mengeluh nyeri seperti terbakar pada area epigastrium yang dirasakan lebih nyeri
setelah makan.
(1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi
nyeri. Nyeri dirasakan bertambah ketika setelah makan.
(2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk. Nyeri dirasakan seperti
terbakar.
(3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi. Nyeri dirasakan pada
area epigastrium.
(4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
(5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari. Bertambah buruk saat dirasakan setelah makan.
Riwayat Kesehatan
saluran cerna?
Dapat ditanyakan, apakah klien sebelumnya memiliki riwayat masalah pada
sistem saraf?
Riwayat kesehatan keluarga
- Dapat ditanyakan, apakah ada anggota keluarga yang mengalami kanker saluran
cerna atau polip?
Riwayat diet
Dapat ditanyakan, bagaimana masukan makanan klien setiap hari? Apakah klien
melakukan diet? Kemungkinan masukan makanan klien tidak teratur karena setiap
klien.
Pola nutrisi dan metabolisme.
Karena intake nutrisi yang kurang klien akan merasakan tubuhnya lemah. Seiring
dengan kurangnya intake nutrisi, metabolism klien semakin meningkat sehingga
garment.
Pola penanggulangan stres
Pola penanggulangan stress pada klien mungkin kurang efektif, karena disaat klien
setiap hari diburu-buru tugas akan mempengaruhi pola makan yang tidak teratur,
pekerjaan dan tanggungan yang lumayan berat sebagai QC yang memperparah rasa
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- Bibir, diinspeksi untuk kelembaban, warna, tekstur, simetrisitas, dan ada tidaknya
ulserasi atau fisura. Normalnya bibir harus lembab, merah muda, lembut, simetris,
-
USG Endoskopi
Test yang menggunakan teknik menggabungkan pemeriksaan USG dengan endoskopi
dan dilakukan untuk mengevaluasi lesi di lambung. Kemungkinan hasil: ditemukan
lesi akibat erosi dari aspirin.
Pemeriksaan pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.
Uji napas urea dilakukan berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. pylori
dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida. CO2 cepat diabsorbsi melalui
dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara pernapasan. Kemungkinan hasil:
20
jika pernapasan banyak mengandung CO2 lebih dari biasanya berarti kemungkinan
Nn. Alice terinfeksi bakteri H. pylori.
Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes
yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu
waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat
Analisis Lambung
Analisis yang digunakan untuk mengetahui sekresi asam lambung. Dilakukan dengan
cara tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung kemudian dilakukan aspirasi
isi lambung puasa untuk dianalisis.
Pengukuran pH lambung
Mengukur keasaman lambung di mana pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan
apakah terjadi refluks asam atau tidak di lambung.
Pemeriksaan barium
Salah satu media yang paling umum digunakan. Agen in berupa bubuk kurang berasa,
kurang berbau, nongranular, dan tidak diserap sama sekali (karena itu, tidak dapat
diabsorpsi) dicerna dalam bentuk suspensi kental atau encer untuk tujuan pemeriksaan
saluran pencernaan.
Pengkajian psiko-sosial-spiritual-cultural
21
Psikologis
Klien akan merasa cemas yang diakibatkan dari rasa nyeri pada epigastrium setelah
makan. Kaji keadaan emosi klien:
- Bagaimana persepsi diri klien dengan keadaanya saat ini ?
- Bagaimana dukungan atau support dari keluarga ?
- Bagaimana mekanisme koping klien?
Spiritual
- Bagaimana hubungan klien dengan Tuhan-Nya?
- Apakah klien masih melakukan rutinitas ibadah dan membaca kitab suci?
Sosial-cultural
- Bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan lingkungannya?
Pada kasus ini klien mungkin akan kehilangan perannya dalam keluarga dan
dalam masyarakat, terutama dalam menjalankan pekerjaannya karena harus
menjalani proses penyembuhan terlebih dulu,
Analisa Data
Data yang Menyimpang
Etiologi
Masalah Keperawatan
DO : -
Diterima nosiseptor
Serabut delta C
Medulla spinalis
Thalamus
Korteks serebri
Persepsi nyeri
Nyeri
22
Nyeri akut
produksi HCl
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
vasoaktif
DO : permeabilitas kapiler dan
vasokonstriksi
Edema
Spasme lambung
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
DS : Klien mengeluh
produksi HCl
volume cairan
Iritasi lambung
Infeksi mukosa epitel
DO : -
produksi HCl
Merangsang medulla vomiting
Rangsang anti peristaltic
Obat-obat lambung dan usus
berkontraksi
Makanan terdorong keluar
Mual,muntah
Resti kurang volume cairan
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung ditandai dengan klien
mengeluh nyeri terbakar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake nutrisi
yang tidak adekuat ditandai dengan mual muntah.
3. Resiko tinggi kurang volume cairan.
Rencana Asuhan Keperawatan Pada Nn.Allice dengan Gastritis
No
.
1.
Diagnosa
Keperawata
Tujuan
Intervensi
Tupan :
Mandiri
Rasional
n
Nyeri akut
berhubungan
dengan
peradangan
Puasakan pasien
berlanjut.
Mengurangi
inflamasi pada
mukosa
Setelah
dilakukan
lambung
perawatan selama 6
ditandai
x 24 jam, nyeri
dengan klien
klien menghilang.
mukosa
lambung.
mengeluh
termaguk lokasi,
nyeri
lamanya, intensitas
terbakar.
Tupen:
dengan gejala
nyeri
berkurang
pasien
sebelumnya
Kriteria
dimana
Hasil :
ada
dibandingkan
x 24 jam, nyeri
dengan
selalu
harus
dilakukan
perawatan selama 1
klien
tidak
(skala 0-10).
Setelah
Nyeri
dapat
membantu
Klien mampu
mendiagnosa
mendemonstras
etiologi
ikan kembali
perdarahan
teknik distraksi
dan terjadinya
atau relaksasi.
komplikasi.
Membantu
yang meningkatkan
dalam
atau menurunkan
membuat
nyeri.
diagnosa
terapi.
Berikan makanan
sedikit tapi sering
Makanan
mmpunyai
pasien.
efek
penetralisir
25
dan
asam,
juga
menghancurka
n
kandungan
gaster. Makan
sedikit
mencegah
distensi
Identifikasi dan
haluaran
gastrin.
dan
menimbulkan
ketidaknyamanan.
Makanan
khusus
yang
meneybabkan
distres
bermacammacam antara
individu.
Penelitian
menunjukkan
merica
berbahaya dan
kopi (termasuk
dekafein)
dapat
menimbulkan
dispepsia.
Kolaborasi
26
indikasi, mis.,:
a. Analgesik, mis.,
morfin sulfat.
a. Mungkin
pilihan
narkotik untuk
menghilangkan
nyeri
akut/hebat dan
b. Aseraminofen
(tylenol);
menurunkan
aktivitas
peristaltik.
c. Antasida;
b. Meningkatkan
kenyamanan
dan istirahat.
c. Menurunkan
keasaman
gster
dengan
absrpsi
atau
dengan
menetralisir
kimia.
Evaluasi
d. Antikolinergik,
tipe
antasida dalam
mis.,
gambaran
belladona,atropin.
kesehatan
total,
mis.,
pembatasan
natrium.
27
d. Diberikan
pada
waktu
tidur
untuk
menurunkan
motilitas
gaster,
menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan
gaster,
dan
menghilangkan
nyeri
noktural
sehubungan
dengan
ulkus
gaster.
2
Ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
Tupan:
Mempertahan Timbang
kebutuhan
berhubungan
dengan intake
makanan tak
adekuat;
rangsangan
muntah sendiri,
ditandai dengan:
Mandiri:
Klien
Memberikan
kan BB tetap
berat badan
informasi
seimbang.
tiap hari.
tentang
Setelah
kebutuhan
dilakukan
diet/keefektif
perawatan
an terapi
selama 3x24
Komplikasi
kebutuhan
paralitik
nutrisi
ileus,
terpenuhi.
DS:
Tupen:
Pemasukan
28
Awasi
obsruksi,
toleransi
pengosonga
terhadap
lambung
masukan
lambat, dan
mengeluh
nutrisi yang
merasa mual
adekuat.
dan kadang-
cairan dan
dilakukan
muntah.
perawatan
dapat terjadi.
makanan,
Setelah
kadang
DO: -
dilatasi gaster
catat distensi
abdomen,
laporkan
selama
acuan dalam
peningkatan
1x24jam
pemenuhan
nyeri/kram,
nutrisi
kebutuhan
mual/muntah.
terpenuhi
Sebagai
nutrisi
dengan
pasien.
kriteria:
-
Klien
Porsi
mencapai
makan
habis
-
Buat program
peningkatan
kebutuhan
Keadaan
berat badan
nutrisi harian
umum
setiap hari
& standar BB
klien
karena
minimum.
mengala
adanya
mi
keinginan
kemajua
dari klien.
Izinkan klien
memilih
Perpisahan
makanan
dari keluarga
(makanan
selama
rendah kalori
beberapa
tidak
waktu akan
diperbolehka
sangat
n).
membantu.
Beralih pada
aktivitas yang
29
menyenangka
n.
Buat struktur
waktu makan
dengan
batasan
waktu
(misalnya 40
Memberikan
rasa nyaman
menit).
pada mulut
dan dapat
mengurangi
Hilangkan
rasa mual.
distraksi
(misalnya
Membantu
pembicaraan,
dalam
menonton
mempertahan
televisi)
kan tonus
selama waktu
makan.
badan juga
untuk
Berikan
mengontrol
perawatan
tingkat
mulut
pembakaran
sebelum &
kalori.
sesudah
makan.
Dapat
mempengaru
hi nafsu
makan /
pencernaan
dan
30
membatasi
masukan
Monitor
nutrisi.
aktivitas fisik
dan catat
Lingkungan
tingkat
yang
aktivitas
menyenangka
tersebut.
n dapat
menurunkan
stress dan
lebih
kondusif
untuk makan.
Memenuhi
kebutuhan
cairan/nutrisi
sampai
masukan oral
dimulai.
Hindari
Indikator
makanan
kebutuhan
yang
cairan/nutrisi
menimbulkan
da
gas.
keefektifan
terapi dan
terjadinya
komplikasi.
a. Mengontr
ol sindrom
31
dumping,
meningkat
Sediakan
makanan
dengan
ventilasi yang
baik,
lingkungan
yang
menyenangka
n, dengan
situasi yang
tidak terburuburu.
Kolaborasi:
kan
pencernaa
n dan
absorpsi
nutrien.
b. Pengangka
tan
lambung
mencegah
absorpsi
B12
(sehubung
Berikan
an dengan
cairan IV,
kehilangan
hiperalimenta
faktor
si dan lemak
intrinsik)
sesuai
dan dapat
indikasi.
menimbul-
Awasi
kan
pemeriksaan
anemia
laboratorium,
pernisiosa.
mis., Hb/Ht
Selain itu
dan elektrolit.
pengosong
an cepat
Berikan obat
sesuai
32
lambung
menurunk
an
indikasi:
a. Antikoline
rgik,
absorpsi
kalsium.
c. Memperba
contoh
i-
atropin,
ki/
propanteli
mencegah
n bromida
anemia
(ProBanthi
defisiensi
ne).
besi.
d. Protein
tambahan
dapat
membantu
perbaikan
dan
b. Tambahan
penyembu
vitamin
h-
yang dapat
an
larut
jaringan.
dalam
e. Meningkat
lemak,
termasuk
kan proses
B12,
pencernaa
kalsium.
n.
f. Meningkat
kan
absorpsi
lemak dan
vitamin
larut
33
dalam
lemak
untuk
mencegah
c. Sediaan
besi.
masalah
malabsorp
si.
d. Tambahan
protein.
e. Enzim
pankreas.
f. Trigliserid
a rantai
sedang
(TRS).
3
dengan diare
Kebutuhan cairan
Mandiri:
Awasi masukan dan
Memberikan
dan elektrolit
haluaran,
informasi
terpenuhi
dan
sepenuhnya.
perkirakan
keseimbangan
Mempertahankan
cairan, fungsi
34
karakter,
jumlah
feses;
tentang
volume cairan
terlihat,
mis.,
ginjal dan
adekuat dibuktikan
berkeringat.
Ukur
kontrol
oleh membran
berat
urine;
penyakit usus
mukosa lembab,
observasi oliguria.
juga
Observasi
merupakan
janis
tanda-
dan pengisian
tanda
bandingkan
vital stabil,
keseimbangan
sebelumnya.
pedoman untuk
vital,
penggantian
dengan
masukan dan
cairan.
haluaran dengan
(termasuk
Hipotensi
Observasi
postural),
kulit
takikardia,
demam dapat
mukosa,
menunjukkan
turgor
rspons terhadap
pengisian
dan/atau efek
kapiler lambat.
kehilangan
cairan.
Menunjukkan
kehilangan
cairan
hari.
berlebihan/dehi
drasi.
Pertahankan
pembatasan per oral,
tirah baring; hindari
kerja.
Indikator cairan
dan status
35
Observasi perdarahan
nutrisi.
Kolon
diistirahatkan
samar.
untuk
penyembuhan
dan untuk
menurunkan
Kolaborasi:
Awasi
kehilangan
hasil
cairan usus.
hasil
laboratorium, contoh
elektrolit (khususnya
kalium, magnesium)
dan
GDA
(keseimbangan asambasa).
Diet tak
adekuat dan
penurunan
absorpsi dapat
menimbulkan
defisiensi
vitamin K dan
merusak
koagulasi,
a. Antidiare.
potensial risiko
perdarahan.
b. Antiemetik, mis.,
Menentukan
trimetobenzamida
kebutuhan
(Tigan); hidroksin
penggantian
(Vistaril);
dan keefektifan
proklorperazin
terapi.
(Compazine).
a. Menurunkan
c. Antipiretik, mis.,
kehilangan
asetaminofen
cairan dari
(Tyenol).
usus.
b. Digunakan
d. Elektrolit,
mis.,
tambahan kalium
36
untuk
mengontrol
(LCI-IV:
K-lyte,
Slow-K).
mual/munta
h pada
eksaserbasi
akut.
c. Mengontrol
demam,
menurunkan
e. Vitamin
(Mephyton).
kehilangan
tak terlihat.
d. Elektrolit
hilang dalam
jumlah
besar,
khusus pada
usus yang
gundul, area
ulkus, dan
diare dapat
juga
menimbulka
n asidosis
metabolik
karena
kehilangan
bikarbonat
(HCO3).
e. Merangsang
pembentukan
protrombin
hepatik,
37
menstabilisa
si koagulasi
dan
menurunkan
risiko
perdarahan.
38
Daftar Pustaka
Brunner and Suddarth. 2001.Keperawata Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Doenges, E.Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta : EGC
Hirlan dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (edisi 3). Jakarta : EGC
Kumar.dkk. 2004. Buku Ajar Patofisiologi Edisi 7. Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Robbins.2007.Buku Ajar Patologi.Jakarta : EGC
Suratuh, Lusianah. 2010. Askep Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans
Info Media
Susan Martin Tucker, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien Proses Keperawatan,
Diagnosis, dan Evaluasi. Jakarta : EGC
Wijayanti, Maria. 2001. Safe Motherhood. Jakarta : EGC
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/20/klasifikasi-nyeri/
http://irmanthea.blogspot.com/2007/10/konsep-nyeri.html
http://www.harianjoglosemar.com/berita/endoskopi-cara-cepat-ketahui-pendarahansaluran-cerna-22550.html
39