Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
sehingga
bersifat
larut
air.
Proses
konjugasi
ini
melibatkan
enzim
glukoroniltransferase.
Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran
empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi
urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi
bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den
Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.
Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat
albumin dan harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat
bereaksi, oleh karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung.
(labkesehatan.blogspot.com)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara pemeriksaan Bilirubin Serum dan Bilirubin Urin.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara pemeriksaan Bilirubin Serum dan Bilirubin Urin.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pra analitik :
Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
Stabilitas sanpel : 1 hari pada suhu 15-25oC; 4 hari pada suhu 2-8oC; 3 bulan pada suhu
-20oC
2. Analitik :
A. Bilirubin Total
Metode : Azobilirubin menurut Jendrassik-Groff
Prinsip : Bilirubin total dan serum atau plasma ditentukan dengan metode Jendrassik-Groff
yaitu mengikat dengan diazotizied sukfanilic acid setelah penambahan kafein, natrium
benzoate dan natrium asetat. Azobilirubin yang berwarna biru akan terbentuk dalam larutan
alkali fehling II. Senyawa biru ini dapat juga ditentukan secara selektif dengan adanya hasil
sampling yang berwarna kuning.
Alat :
Fotometer 4010
Klinipet
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Timer
Tip kuning dan biru
Tisu
Sentrifuge
Reagen :
Syarat sampel :
Asam sulfanilat
Natrium nitrat
Akselerator
Larutan Fehling II
Sampel :
Serum
Plasma heparin
EDTA
Cara kerja :
Reagen
Blanko sampel (l)
Sampel (l)
Natrium nitrit
50
Asam sulfanilat
200
200
Akselerator
1000
1000
o
Campur, inkubasi pada suhu ruang antara 20-30 C selama 10 menit, simpan di tempat gelap.
Larutan Fehling II
1000
1000
Campur, inkubasi pada suhu ruang 20-30oC selama 5-30 menit, simpan di tempat gelap. Baca
hasil pada fotometer 4010 dengan panjang gelombang 578 nm.
Pasca Analitik :
Nilai Normal : Bayi baru lahir : < 5 mg/dl
Bayi 5 hari : < 12 mg/dl
Bayi 1 bulan : < 1,5 mg/dl
Dewasa : < 1,1 mg/dl
Fotometer
Tabung reaksi kecil
Mikropipet 10 l dan 1000 l
Bahan :
Specimen serum
Pereaksi , terdiri dari :
R1 : Reagen bilirubin total :
Asam sulfanilat
30 mmol/L
DMSO
7 mmol/L
HCl
130 mmol/L
R2 : Reagen Bilirubin direk :
Asam sulfanilat
30 mmol/L
HCl
130 mmol/L
R3 : Nitrit :
Natrium Nitrit
0,78 mmol/L
Cara kerja :
Pipet dalam tabung
Reagen R1 (BT)
Aquadest
Reagen R3 (nitrit)
Campur sampai homogen
Blanko
1 mL
50 l
-
Serum
1 mL
50 l
Sampel
100 l
100 l
Campur sampai homogen, inkubasi tepat 5 menit untuk bilirubin total serum pada
panjang gelombang 546 nm.
Fotometer 4010 nm
Klinipet
Rak tabung reaksi
Timer
Tip biru dan kuning
Tisu
Sentrifuge
Asam sulfanilat
Natrium nitrit
NaCl 0,9%
Sampel :
Serum
Plasma heparin
EDTA
Reagen :
Syarat sampel :
Cara kerja :
Reagen
Balnko sampel (ul)
Sampel (ul)
Natrium nitrit
50
Asam sulfanilat
200
200
NaCl 0,9%
2000
2000
Sampel
200
200
o
Campur, inkubasi pada suhu ruang antara 20-30 C selama 5 menit, simpan di tempat gelap. Baca
hasil pada fotometer 4010 dengan panjang gelombang 546 nm.
Pasca Analitik :
Nilai normal : Dewasa 0,1-0,25 mg/dl
Fotometer
Tabung reaksi kecil
Mikropipet 10 l dan 1000 l
Tip kuning dan biru
Stopwatch
Bahan :
Specimen serum
Pereaksi , terdiri dari :
R1 : Reagen bilirubin total :
Asam sulfanilat 30 mmol/L
DMSO 7 mmol/L
HCl 130 mmol/L
R2 : Reagen Bilirubin direk :
Asam sulfanilat 30 mmol/L
HCl 130 mmol/L
R3 : Nitrit :
Natrium Nitrit 0,78 mmol/L
Cara kerja :
Pipet dalam tabung
Reagen R1 (BD)
Aquadest
Reagen R3 (nitrit)
Campur sampai homogen
Blanko
1 mL
50 l
-
Serum
1 mL
50 l
Sampel
100 L
100 L
Campur sampai homogen, inkubasi tepat 5 menit untuk bilirubin direk pada panjang
gelombang 546 nm.
Peningkatan kadar Bilirubin Direk dapat disebabkan karena:
Ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma,hepatitis , sirosis hati, mononucleosis infeksiosa,
metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson.
Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin,
oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis (asam para-aminosalisilat, isoniazid),
alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium),
barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,
metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.
Penurunan kadar Bilirubin Direk dapat disebabkan karena:
Anemia defisiensi besi
Pengaruh obat : barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.
Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen
empedunya akan menurun.
D. Bilirubin Urin
Metode Horison
Tujuan: untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
Prinsip: Bilirubin dalam urine akan dipekatkan diatas kertas saring dengan jalan
mempresipitatkan fosfat yang ada dengan menggunakan BaCl2 10%, bilirubin yang terkumpul
akan dioksidasi menjadi biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin yang berwarna
hijau.
Cara Kerja:
1.ukur 5 ml sampel urine dengan menggunakan gelas ukur, masukkan dalam tabung rekasi
2. tambahkan 5 ml BaCl2 10%, campur
Interprestasi Hasil:
(+) Terbentuk warna hijau
(-) Tidak terbentuk warna hijau
Nilai Normal:
(-) tidak terbentuk warna hijau
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mengetahui kadar Bilirubin pada pasien dilakukan Pemeriksaan Bilirubin Serum
yang terdiri dari : Pemeriksaan Bilirubin Total, Bilirubin Direk dan Bilirubin Indirek serta
dilakukan Pemeriksaan Kualitatif Bilirubin pada urin menggunakan metode Harrison dan
Hawkinson.
DAFTAR PUSTAKA
Tristyanto, Nugroho. Pola Hubungan Antara Kadar Bilirubin Serum Dengan Bilirubinuria.
2012; Vol.3 No.1: 1-10
www.academia/9483235/Pemeriksaan_bilirubin_dalam_darah. Diakses pada 28 September 2016
Kurniawan, Fajar Bakti, Kimia Klinik Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta. EGC. 2015.
Kuniati, Nining dkk. Buku Penuntun Praktikum Kimia Klinik III.
Kuniati, Nining dkk. Buku Penuntun Praktikum Kimia Klinik I.